• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis konsep kecerdasan perspektif howard

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis konsep kecerdasan perspektif howard"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Nilai-nilai pendidikan agama yang sudah mulai luntur, seperti menyapa guru dan orang tua, berciuman tangan dengan guru dan orang tua, bertutur kata sopan, dan lain-lain.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam memahami konsep kecerdasan anak dan relevansinya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Bagi orang tua, sebagai bahan masukan untuk memberikan semangat kepada anaknya dalam meningkatkan kemampuan belajar anaknya.

LANDASAN TEORI

Konsep Kecerdasan

Ada pula yang berpendapat bahwa konsep kecerdasan adalah kemampuan umum manusia untuk melakukan tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir rasional. Selain itu, kecerdasan juga dapat diartikan sebagai kemampuan pribadi dalam memahami, berinovasi, dan memberikan solusi dalam berbagai situasi. Pengukur kecerdasan Alfred Binet mengatakan bahwa kecerdasan adalah suatu kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: 11 (1) kemampuan mengendalikan pikiran atau tindakan, (2) kemampuan mengubah arah pikiran atau tindakan, dan (3 ) ) kemampuan mengkritik pikiran dan tindakan, mengkritik diri sendiri atau otokritik.

Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan beradaptasi dengan situasi baru secara tepat dan efektif. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan belajar, memperoleh pengetahuan umum dan kemampuan beradaptasi dengan situasi atau lingkungan baru secara umum. Kecerdasan ini memberi kita kesadaran akan perasaan kita sendiri dan juga perasaan orang lain, memberi kita empati, cinta, motivasi, dan kemampuan merespons kesedihan atau kegembiraan dengan tepat.

Konsep Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegences)

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan kekuatan dan emosi manusia sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh manusia. Definisi lain dari kecerdasan mencakup kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan saat ini, kemampuan mengevaluasi dan menilai, kemampuan. Gardner menekankan bahwa kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah, menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat.Ia mempunyai pandangan berpikir yang pluralistik.

Howard Gardner berpendapat bahwa penekanan teori kecerdasan majemuk adalah pada kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan suatu produk atau karya. Kecerdasan anak juga didasarkan pada aspek utama teori kecerdasan majemuk sebagai berikut. a) Setiap anak mempunyai kemampuan sembilan kecerdasan. Beberapa dari kecerdasan ini bisa sangat berkembang, sedang, dan kurang berkembang. Gardner menyatakan bahwa kecerdasan spasial adalah kemampuan membentuk gambaran mental perencanaan tata ruang atau representasi internal dunia ruang dalam benak (mind) seseorang.

Konsep Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Konsep Nilai Pendidikan Agama Islam Ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupannya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya. Sajjad dan Husain serta Syed Ali Asraf mendefinisikan pendidikan Islam sebagai pendidikan yang melatih perasaan peserta didik dengan cara tertentu sehingga sikap, tindakan, keputusan dan pendekatan terhadap segala macam ilmu sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sadar akan nilai-nilai etika. . Pertama, kegiatan pendidikan yang diselenggarakan atau diatur dengan keinginan dan maksud untuk mewujudkan ajaran dan nilai-nilai Islam.

Pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai mendasar yang terdapat pada sumber utamanya yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. Dari sudut pandang filosofis, nilai erat kaitannya dengan persoalan etika dan biasa juga disebut filsafat nilai, yang mengkaji nilai-nilai moral sebagai acuan tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut EM Zul Fajri Ratu Aprilia Senja, nilai adalah ciri yang penting bagi kemanusiaan31, sedangkan nilai menurut Bertens adalah sesuatu yang kita pedulikan, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang kita sukai dan cintai, singkatnya sesuatu yang baik32.

29 Said Agil Husain Almunawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Quran dalam Sistem Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat Press, 2005, hal.3..32Bertens seperti dikutip Paul Suparno: Reformasi Pendidikan, Yogyakarta: Lentera. Dari beberapa pengertian nilai di atas dapat dipahami bahwa nilai adalah sesuatu yang abstrak, ideal dan berkaitan dengan persoalan keyakinan terhadap apa yang diinginkan serta memberikan pola pola pikiran, perasaan dan perilaku. 35Nurul Indana, Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Analisis Kitab Misteri Banjir Nabi Nuh Karya Yosep Rafiqi), (Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Agama Islam, Vol. 2, No. 2, Maret 2020), h.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Muhajarah yang berjudul “Kecerdasan Ganda Menurut Howard Gardner dan Implikasinya Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat Madrasah Aliyah”. 36 Kurnia Muhajarah, Kecerdasan Majemuk Menurut Howard Gardner dan Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat Madrasah Aliyah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008). 37 Annisa Sholihah, “Penerapan Konsep Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Program Khusus Muhammadiyah Kartasura Surakarta Tahun Ajaran: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta, 2014).

Syamsun Ni'am, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas III MIN Beji Pasuruan, (Malang: Pendidikan Agama Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009).

Jenis Penelitian

Sumber Data

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (yang dihasilkan oleh pihak lain) atau digunakan oleh peneliti lain yang bukan pengurus, namun dapat digunakan dalam suatu penelitian tertentu. Strategi Pembelajaran Multiple Intelligence Jakarta: Kencana. e) Sutan Surya, 2007, Meningkatkan Kecerdasan Multiple Anak Sejak Dini, Yogyakarta: Pustakawan Andi. f) Sutrisno, 2005, Revolusi Pendidikan di Indonesia, Yogyakarta: Ar-ruzz. g) Thomas Armstrong, 2002, 7 Macam Kecerdasan: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Berdasarkan Teori Multiple Intelligences, terjemahan T. Hermaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, .. i) Wasty Soemanto, 1998, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

ANALISIS KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCES

Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner dalam buku

Sehingga tidak cukup penghargaan terhadap kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki manusia bahkan untuk mempertimbangkan kemampuan-kemampuan tersebut sebagai kecerdasan, sehingga orang-orang yang mempunyai kemampuan luar biasa dalam bidang lain, misalnya navigator, atlit, dan ahli komputer, tidak dianggap sebagai orang cerdas karena buruknya kemampuan berbahasa dan matematika. -keterampilan logis. Menurut Gardner, mereka semua adalah orang yang mampu menggunakan kekuatan mentalnya di dunia nyata. Di bidang pengujian kecerdasan, perdebatan juga terjadi antara pengikut Charles Spearmen yang percaya pada faktor intelektual yang sama dan mereka yang mengikuti L.

Hal ini dapat dimaklumi karena siapa pun yang mampu berbicara dan berbicara pada dasarnya dapat dikatakan memiliki kecerdasan multi level tersebut. Namun orang yang memiliki kecerdasan linguistik sebenarnya tidak hanya mampu berbicara dan berbicara serta mampu menyajikan kata-kata yang dirancang dengan cara yang berbeda dan berbeda dari biasanya. Berkaitan dengan hal tersebut, Paul Suparno menjelaskan bahwa orang yang memiliki kecerdasan linguistik rendah tetap dapat belajar dan menggunakan bahasa, namun hasilnya kurang lancar, berbeda dengan orang yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi.

Berdasarkan penelitiannya terhadap penderita kerusakan otak, Gardner menemukan bahwa penderita kerusakan otak di area Broca masih dapat memahami kata dan kalimat dengan cukup baik, namun kesulitan merangkai kata menjadi kalimat. Menurut Paul Suparno, orang yang memiliki kecerdasan logis-matematis sangat mudah melakukan klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran dan cara kerjanya. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, orang yang memiliki kecerdasan ini akan berusaha mengkategorikannya agar mudah untuk melihat mana yang besar dan mana yang tidak, mana yang berkaitan satu sama lain dan mana yang merupakan persoalan lepas.

Lebih lanjut, menurut Paul Suparno, orang yang kuat dalam kecerdasan logis-matematis dapat melakukan tugas berpikir tentang sistem abstrak seperti matematika dan filsafat secara nyata. Orang dengan kecerdasan logis-matematis yang kuat sangat mampu berpikir tentang sistem abstrak seperti matematika dan filsafat. Namun kesadaran akan kemampuannya pada akhirnya menjadikan Woolf sebagai sosok yang percaya diri, tidak takut menghadapi tantangan, bahkan mampu mengembangkan kemampuannya secara maksimal.

Orang yang memiliki kecerdasan tinggi pada bidang ini adalah orang yang mengetahui kelebihan dan kekurangannya serta mampu menjadi dirinya yang sebenarnya. Menurut Howard Gardner seperti dikutip Thomas Armstrong, kecerdasan naturalistik ini tidak hanya berkembang pada orang-orang yang dekat dengan flora dan fauna. Orang yang memiliki kecerdasan naturalistik yang tinggi, menurut Paul Suparno, mampu hidup di luar rumah, dapat berteman dan berhubungan baik dengan alam, mudah mengenali dan mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan.

Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner dan Relevansinya

Orang tersebut biasanya mempunyai kemampuan mengenali sifat dan tingkah laku hewan, mencintai lingkungan dan tidak suka merusak lingkungan. Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk merupakan proses komunikasi dua arah antara pendidik dan siswa guna mencapai tujuan pembelajaran dengan mengenalkan kecerdasan majemuk siswa sebagai dasar pemilihan strategi pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Gardner yang menyatakan bahwa penerapan kecerdasan majemuk di dalam kelas dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran sehingga mampu merangsang seluruh kecerdasan siswa untuk berkembang secara bersamaan sehingga siswa menemukan sendiri kecerdasan yang bertahan lama. keluar dalam diri mereka sendiri. Pembelajaran ini berbeda dengan konsep pembelajaran lainnya karena menekankan pada aspek variasi penggunaan strategi penyampaian materi dengan tujuan merangsang perkembangan kecenderungan kecerdasan majemuk siswa.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa teori kecerdasan majemuk bukan hanya sekedar konsep kecerdasan yang ada pada setiap individu, namun juga merupakan strategi pengajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa unggul dalam jenis kecerdasan tertentu dan sebagai pendidik itu banyak. perlu adanya perencanaan terlebih dahulu, untuk mengembangkan pembelajaran agar pembelajaran berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Teori kecerdasan majemuk merupakan teori yang digagas oleh Howard Gardner untuk mengungkap kecerdasan majemuk (multiple) yang dimiliki oleh setiap individu. Kecerdasan, menurut Gardner, adalah kemampuan memecahkan atau menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk-produk modis yang mempunyai konsekuensi dalam suasana budaya atau sosial tertentu.

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan dan mengolah kata secara efektif, baik lisan maupun tulisan. Kecerdasan Matematis-Logis adalah kemampuan menangani angka, perhitungan, klasifikasi dan pola berpikir logis dan ilmiah. Kecerdasan musikal (irama) adalah kemampuan mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk dan suara musik.

Kecerdasan interpersonal (interpersonal) adalah kemampuan memahami dan peka terhadap perasaan, niat, motivasi, karakter, dan temperamen orang lain. Kecerdasan intrapersonal (diri/self) merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan diri dan kemampuan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan diri. Kecerdasan naturalistik (alam/lingkungan) adalah kemampuan untuk memahami lingkungan alam dengan baik untuk membuat perbedaan konsekuensial lainnya di alam; kemampuan memahami dan menikmati alam; dan menggunakan keterampilan ini secara produktif.

Hal ini harus dilakukan agar seluruh kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa mampu berkembang secara maksimal dan memberikan manfaat bagi siswa tersebut di masa depan.

KEISMPULAN DAN SARAN

Saran

Penerapan konsep kecerdasan majemuk dalam pengajaran pendidikan agama Islam di program Khusus Madresah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kartasura tahun ajaran. Kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner dan Implikasinya dalam pengajaran pendidikan agama Islam tingkat Madrasah Aliyah.

Referensi

Dokumen terkait

Biểu đồ thể hiện sự sinh trưởng của Spirulina trong môi trường bổ sung 25%, 50%, 75%, 100% khối lượng Nitơ từ muối natri nitrit A và natri nitrat B Hình 3 cho thấy khác với thí