• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)ANALISIS KREDIT PEGAWAI DAN KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)ANALISIS KREDIT PEGAWAI DAN KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KREDIT PEGAWAI DAN KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT. BANK SULSELBAR

Moch Zikir Junapa1, Sutardjo Tui2, Taufik Thahir3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1zikirjunapa@gmail.com, 2sutardjotui@gmail.com, 3taufiktahir@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine and analyze the effect of employee credit and people's business credit (KUR) on profitability at PT. The population of Bank Sulselbar in this study is, the number of employee loans and people's business loans is channeled, through the company at PT. South Sulawesi Bank. This study fully uses secondary data. Secondary data in the form of financial reports that have been processed at PT. South Sulawesi Bank. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. The conclusion in this study is, employee credit that has been distributed by PT. Bank Sulselbar has been running well but has not had a significant effect on increasing profitability. People's Business Credit (KUR) PT. Bank Sulselbar has distributed KUR in accordance with the procedure so that it has a significant effect on increasing profitability.

Keywords: Employee loans, People's Business Credit (KUR) and Company Profitability.

PENDAHULUAN

Pada tahun 2020 telah terjadi pandemi Covid 19 yang menimbulkan perekonomian menjadi lesu, akibat dari daya beli masyarakat menurun sehingga fungsi perbankan mengalami hambatan. pembangunan dewasa ini, dunia perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara yaitu sebagai sumber permodalan dan perantara keuangan, mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver).

Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam sektor perekonomian yaitu dengan pemberdayaan lembaga keuangan baik lembaga keuangan Bank maupun Non Bank.

Bank sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa menjadi perantara dalam mempertemukan pihak yang membutuhkan yang dalam pengembangan usahanya dengan jalan memberikan kredit.

Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk memperoleh laba dari kegiatan operasinya.Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets (ROA) yang merupakan rasio utama yang digunakan dalam menganalisis profitabilitas bank. Kemampuan pengelolaan bank dalam mengelola seluruh

asset bank untuk menciptakan pendapatan dalam bentuk laba dihitung dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan total aktiva (Buchory, 2014).

Collateral merupakan bentuk penguat di dalam memberikan suatu jaminan atas pinjaman kepada debitur sesuai dengan tingkat kepemilikan agunan yang dimiliki oleh debitur di dalam melakukan pinjaman, baik agunan tersebut sebagai jaminan pemberian modal maupun agunan sebagai pengembalian modal atas kerugian yang dialami oleh debitur.

Selain yang telah disebutkan di atas, juga perlu dipertimbangkan mengenai condition yang memberikan berbagai ketidakpastian atas berbagai kegiatan perkreditan bank. Kondisi yang dimaksud yaitu kondisi sewaktu-waktu suatu daerah mengalami kondisi yang tidak kondusif menyebabkan terjadinya penjarahan nilai aset- aset kredit, nuansa politik yang tidak stabil, terjadinya krisis ekonomi yang sewaktu-waktu dan tingkat kepercayaan masyarakat yang mempengaruhi mekanisme global ekonomi perbankan.

Kelima faktor tersebut merupakan faktor yang belum disosialisasikan dengan baik oleh pihak pemberi kredit (kreditur) kepada pihak debitur yang sewaktu-waktu

(2)

dapat menjadi penyebab terjadinya kredit macet.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif, maka kualitas kredit dapat digolongkan menjadi lancar (pass), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtfull) dan macet (loss). Peningkatan kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang dialami perbankan nasional mengakibatkan bank kehilangan kemampuannya dalam menghasilkan laba yang optimum dari kegiatan pokoknya tersebut. Dengan meningkatnya kredit bermasalah, maka dampak positif yang ditimbulkan oleh penyaluran kredit tidak dapat terjadi. Hal ini dikarenakan pendapatan operasional dari pemberian kredit sangat kecil karena bunga yang seharusnya diterima oleh bank dari penyaluran kredit tidak diterima secara penuh.

Persoalan non performing loan (NPL), saat ini masih mewarnai perbankan nasional dan telah menjadi isu nasional yang tidak saja melibatkan Otoritas Moneter, namun juga telah menyita perhatian yang luar biasa pada aparat eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta seluruh lapisan masyarakat. Kesemuanya ini menunjukkan bahwa masalah kredit macet merupakan masalah serius sehingga perlu segera diambil jalan keluar secepatnya.

Mengingat jumlah non performing loan (NPL) yang cukup besar bagi perbankan merupakan beban berat yang mempunyai dampak langsung pada aspek rentabilitas, solvabilitas, dan permodalan bank. Selain itu kualitas aktiva produktif yang kurang baik, memaksa bank untuk membentuk cadangan penghapusan aktiva produktif yang lebih besar. Akibat lebih lanjut akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.

Berbagai dampak yang merugikan tersebut, pada akhirnya menjadi faktor penghambat bagi bank dalam rangka pengembangan usahanya.

Dalam skala nasional, penurunan pemberian kredit perbankan akan membawa dampak merugikan pada iklim dan kesempatan investasi, yang pada akhirnya akan membawa pengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Penanganan kredit kredit bermasalah atau NonPerforming Loan (NPL) secara umum ditempuh melalui cara penyelamatan dan penyelesaian kredit. Strategi penyelamatan

kredit dilakukan antara lain dengan memperbaiki kinerja usaha debitur dan kualitas kreditnya yang didasarkan atas hasil analisa bank dimana debitur tersebut masih mempunyai prospek terkait aktivitas usaha debitur dan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada bank sehingga dapat menjaga kepentingan bank dan melindungi bank dari potensi risiko yang lebih besar.

Berdasarkan uraian prospektif mengenai peran perbankan dalam memberikan perkreditan, data-data mengenai kredit pegawai dan kredit usaha rakyat yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kredit pegawai dan kredit usaha rakyat, maka penulis memilih judul yaitu: “Pengaruh pengaruh kredit pegawai terhadap profitabilitas perusahaan pada PT.Bank Sulselbar

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: 1) Apakah faktor kredit pegawai berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT. Bank Sulselbar. 2) Apakah faktor kredit usaha rakyat berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT.Bank Sulselbar.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka berikut dapat diuraikan yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kredit pegawai usaha terhadap profitabilas pada PT.

Bank Sulselbar. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kredit usaha rakyat terhadap profitabilas pada PT. Bank Sulselbar.

TINJAUAN LITERATUR

Bank berasal dari kata Italia “Bancu”

yang artinya bangku. Bangku nifah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah.

Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi Bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no.10 Tahun 1998 yang berbunyi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

(3)

giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan lain-lain.

Menurut A. Aburahman (2003), bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang pengawasan terhadap mata uang, bertindak sabagai tempat penyimpanan benda- benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan, dan lain-lain.

Menurut Kasmir (2002), bank berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kredit Kredit Usaha Rakyat atau Dalam Perhatian Khusus merupakan kredit yang masih digolongkan lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan. Ditinjau dari segi kemampuan membayar, yang tergolong dalam kredit Kredit Usaha Rakyat atau Dalam Perhatian Khsusus apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari. Seperti dijelaskan di awal KUR adalah program pemerintah yang digagas untuk memberdayakan industri mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Indonesia.

Pemberdayaan berupa pemberian kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau Investasi yang diberikan kepada perorangan, badan usaha, kelompok usaha produktif yang belum memiliki agunan tambahan atau agunan yang dimiliki belum mencukupi.

Agunan adalah jaminan yang umumnya kamu butuhkan dalam melakukan akad peminjaman kepada bank. Karena pada umumnya usaha yang dilakukan masih berskala kecil maka sulit bagi usaha UMKM untuk mendapatkan pinjaman kredit untuk pemodalan. Maka, pada 5 November 2007 diluncurkan lah program KUR ini yang dapat mempermudah sektor UMKM untuk mendapatkan modal dengan fasilitas penjamin kredit dari Pemerintah.

S. Munawir (2004) mengemukakan bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan menurut As. Mahmoedin (2002) menyatakan bahwa profitabilitas ialah kemampuan suatu bank untuk mendapatkan keuntungan.

Menurut Kasmir (2016) mengatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Suad Husnan & Enny Pudjiastuti (2015), rasio profitabilitas adalah mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualannya, dari aset-aset yang dimilikinya, atau dari ekuitas yang dimilikinya.

Menurut Irham Fahmi (2014), rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabiltas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Dalam dunia perbankan pendapatan dapat diperoleh dari kredit yang disalurkan.

Setiap kredit yang disalurkan kepada nasabah, maka nasabah harus mengembalikan kredit tersebut sesuai dengan kesepakatan antara pihak nasabah dengan bank. Semakin besar kredit yang disalurkan maka pendapatan yang akan diperoleh akan semakin besar pula yang tentunya harus disertai dengan pengawasan yang berkesinambungan terhadap kredit tersebut jangan sampai terjadi kredit bermasalah, karena dengan kredit bermasalah akan menimbulkan penurunan pendapatan, dikarenakan nasabah tidak bisa mengembalikan kredit yang dipinjamnya.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam penyaluran kredit tersebut bank akan selalu menghadapi risiko tidak tertagihnya atau tidak terbayarnya pengembalian kredit

(4)

yang telah disalurkan tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya. Kredit yang tidak terbayar kembali tersebut akan menimbulkan kerugian bagi bank, dan menimbulkan problem kredit pegawai dan kredit usaha rakyat.

Apabila suatu bank dirongrong oleh Kredit Usaha Rakyat dan NPL dalam jumlah besar pasti akan mengalami berbagai macam kesulitan operasional khususnya dari sisi pencapaian profitabilitas Bank itu sendiri.

Kesehatan bank yang bersangkutan di mata Bank Sentral (di Indonesia Bank Indonesia) akan dinilai rendah. Selain itu, dampak dari Kredit Usaha Rakyat dan NPL yang besar dapat berpengarauh pada Bank itu sendiri, cepat atau lambat, bank tersebut juga akan kehilangan kepercayaan dari para nasabahnya.

Uraian tersebut menunjukan bahwa kredit bermasalah berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang diukur dengan tingkat pengembalian asset / Return On Asset (ROA) . Menurut Surat Edaran BI No. 3/30 DPNP tanggal 14 September 2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset (total aktiva). Semakin besar ROA akan menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.

Berdasarkan rumusan masalah dan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: 1) Pengaruh Kredit pegawai terhadap profitabilitas pada PT. Bank Sulselbar. 2) Pengaruh Kredit Usaha Rakyat terhadap profitabilitas pada PT. Bank Sulselbar.

Gambar 1. Model Penelitian

Sumber: Junapa (2021).

METODE PENELITIAN

Jenis Data, Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif, yaitu data-data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung dan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa laporan keuangan perusahaan pada PT. Bank Sulselbar

Sumber Data dalam penelitian ini adalah Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data

bersumber dari laporan keuangan perusahaan pada PT. Bank Sulselbar.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Jumlah kredit pegawai dan kredit usaha rakyat disalurkan, melalui perusahaan pada PT. Bank Sulselbar

Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan menggunakan software SmartPLS versi 2.0.m3 yang dijalankan dengan media komputer. Menurut Jogiyanto &

Abdillah (2009) PLS (Partial Least Square) menurut Ghozali (2006) dalam Kalnadi (2013) menjelaskan bahwa PLS adalah metode analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil. Metode analsis data tersebut yaitu menggunakan metode analisis regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum dari masing-masing variabel, (Ghozali, 2011).

Variabel yang digunakan meliputi variabel independen yaitu Kredit pegawai dan Kredit usaha rakyat dan satu variabel dependen yaitu return on asset diujilah pengujian statistik deskriptif, maka diperoleh hasil sesuai tabel berikut ini:

Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std.

Deviati on Profitabilitas

(Y)

5 2.60 3.09 2.9480 .20969 Kredit Pegawai

(X1)

5 9.57 14.81 11.511 6

2.0751 9 Kredit KUR

(X2)

5 2.18 2.76 2.4146 .22916 Valid N

(listwise)

5

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa N atau jumlah data pada setiap variabel yaitu 5 tahun data yang berasal dari sampel PT. Bank SulSelbar mulai tahun 2015 sampai dengan 2019.

Masing–masing variabel akan dijabarkan

(5)

sesuai dengan data pada tabel 1 diatas sebagai berikut : 1) Profitabilitas dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap terhadap total asset. Pada tabel 1 diatas variabel Profitabilitas memiliki nilai mean sebesar 2.948% dengan standar deviasi (std devition) sebesar 2.0751. yang artinya nilai mean lebih besar dari pada standar deviasi, sehingga Profitabilitas dapat disimpulkan bahwa pada perusahan pada PT.

PT. Bank SulSelbar (persero) Tbk. sangat baik Nilai minimal sebesar 2.60% dan nilai maksimum sebesar 3.09%. 2) Kredit pegawai adalah sumber pendapatan utama bagi bank, kinerja bank yang baik ditandai dengan lancarnya penyaluran kredit perbankan kepada masyarakat. Pada tabel 1 diatas variabel kredit pegawai memiliki nilai mean sebesar Rp 11.5116 dengan standar deviasi (std devition) sebesar 2.07519 yang artinya nilai mean lebih besar dari pada standar deviasi, sehingga kredit pegawai dapat disimpulkan bahwa pada perusahan pada PT.

Bank SulSelbar (persero) sangat baik. Nilai minimal sebesar Rp 9.57 dan nilai maksimum sebesar Rp 14.8. 3) Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah pinjaman yang diberikan oleh pihak bank kepada masyarakat yang membutuhkan untuk mengembangkan usahanya. Kredit usaha rakyat ini di peruntukkan bagi usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif khususnya ke sektor prioritas yakni pertanian, perkebunan dan perikanan.

Pada tabel 1 diatas variable KUR memiliki nilai mean sebesar 2.4146 dengan standar deviasi (std devition) sebesar 0.2291 yang artinya nilai mean lebih besar dari pada standar deviasi, sehingga KUR dapat disimpulkan bahwa pada perusahan pada PT.

Bank SulSelbar (persero) Tbk. sangat baik Nilai minimal sebesar 2.18% dan nilai maksimum sebesar 2.76%.

Uji asumsi klasik adalah persyaratan pengujian statistik yang harus dipenuhi terlebih dahulu dalam analisis regresi linier.

Model dalam penelitian ini harus bebas dari asumsi klasik, yaitu normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut.

Uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah dalam distribusi variabel, baik variabel terikat maupun variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal. (Ghozali, 2006: 160).

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi yang signifikan antar variabel bebas maka terjadi problem multikolinearitas.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Keterangan Toleran

ce VIF 1 (Constant)

KPR Subsidi (X1)

.108 9.284 Tidak ada Multikolinearitas NPL (X2) .108 9.284 Tidak ada

Multikolinearitas

Sumber: data primer diolah (2021).

Dari hasil uji tersebut, ditemukan bahwa nilai Varian Inflation Factor (VIF) dari 2 variabel yaitu Kredit pegawai dan KURlebih kecil dari 10 dan nilai Tolérance tidak kurang dari 1. maka dapat dikatakan bahwa model regresi terbebas dari problem multikolinearitas.

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. metode pengujian yang digunakan Scatterplots seperti dibawah ini:

(6)

Uji Heteroskedastisitas Scatterplots.

Berdasarkan output Scatterplots diketahui bahwa: 1) Titik–titk data penyebar di atas dan di bahwa atau di sekitar angka 0; 2) Titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja; 3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian penyempit dan kembali melebar Kembali. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, hingga model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi.

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara variabel independent KPR Subsidi dan NPL dengan variabel dependen return on asset. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara KPR Subsidi dan NPL terhadap return on asset apakah positif atau negatif, dan untuk memprediksi nilai dari variabel independenkredit investasi dan kredit modal kerja apakah mengalami kenaikan atau penurunan untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil analisis regresi berganda dengan nilai Standardized Coefficientpada table berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 5.919 .523 Kredit

pegawai (X1)

.044 .024 .633

Kredit KUR (X2)

1.430 .317 1.563

a. Dependent Variable: kinerja keuangan Y = 5.919 + 0.044 X1+ 1.430 X2

Sumber: data primer diolah (2021).

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi: 1) Konstanta sebesar 5.919; artinya jika kredit pegawai dan KUR nilainya konstan, maka return on asset (Y) nilainya yaitu sebesar 5.919. 2) Koefisien regresi variabel kredit pegawai sebesar 044 artinya jika kredit

pegawai mengalami kenaikan 1%, maka return on asset (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 4%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kredit pegawai dengan return on asset. 3) Koefisien regresi variabel kredit KUR sebesar 1.430.; artinya jika kredit KUR mengalami kenaikan 1%, maka return on asset (Y) akan mengalami kenaikan sebesar1.430%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara KUR dengan return on asset.

Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui derajat pengaruh dalam bentuk persentase dari variabel bebas atau independen yaitu likuiditas, dan kredit flexsi terhadap variabel terikat atau dependen yaitu kinerja perusahaan. Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) yang telah diolah dengan program SPSS versi 25 sebagai berikut: Hasil perhitungan SPSS versi 25 uji R2 diatas menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,974, hal ini dapat diartikan bahwa return on asset perusahaan adalah sebesar 97,4%

ditentukan oleh variabel independen dalam penelitian ini atau dipengaruhi oleh kredit pegawai dan kredit KUR Sedangkan sisanya sebesar 2.6% (100%-97.4%) dipengaruhi oleh variabel lain.

Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Mo del R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson 1 .987a .974 .948 .04764 2.398 a. Predictors: (Constant), Kredit KUR (X2), Kredit Pegawai (X1)

b. Dependent Variable: Profitabilitas (Y)

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan hasil uji Anova atau F test terlihat bahwa nilai F sebesar 37.748, dengan nilai signifikansi sebesar 0.026. Karena probabilitas atau nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,050, maka dapat dikatakan bahwa kredit pegawai dan kredit KUR secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

(7)

Tabel 5. Hasil Uji Secara Simultan

ANOVAa

Model

Sum of Squares df

Mean Squar

e F Sig.

1 Regre ssion

.171 2 .086 37.748 .026 Resid

ual

.005 2 .002 Total .176 4 a. Dependent Variable: ROA (Y)

b. Predictors: (Constant), Kredit KPR (X1), NPL (X2)

Sumber: data primer diolah (2021).

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kredit pegawai dan kredit KUR berpengaruh secara signifikan terhadap return on assetdapat dilihat pada table berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Secara Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardiz ed Coefficients

Standar dized Coeffic

ients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 5.919 .523 11.310 .008 Kredit

pegawai (X1)

.044 .024 .633 1.828 .209

Kredit KUR (X2)

1.430 .317 1.563 4.515 .046 a. Dependent Variable: Kinerja perusahaan (Y)

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa: 1) Uji hipotesis pertama variabel kredit pegawai terhadap return on asset diperoleh nilai t hitung =1.828 < t tabel = 2.570, dengan nilai signifikansi sebesar 0,209, nilai signifikan lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa kredit pegawai memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return on asset, berarti hipotesis 1diterima. 2) Uji hipotesis kedua variabel kredit KUR terhadap return on asset diperoleh nilai t hitung = 4.515 > t tabel

= 2.570, dengan nilai signifikansi sebesar 0,046, nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa Kredit KUR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset, berarti hipotesis 2 diterima.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan kredit

Pegawai berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas, artinya penyaluran kredit memiliki pengaruh terhadap peningkatan maupun penurunan tingkat profitabilitas pada PT. Bank Sulselbar. Secara parsial kredit pegawai yang disalurkan memiliki pengaruh positif dan idak signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Sulelbar tahun 2015-2019, hal ini berarti peningkatan penyaluran kredit pegawai berdampak pada peningkatan profitabilitas belum maksimal.

Kasmir (2005), yang menyatakan peranan perbankan sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah kredit, bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan laba. PT Bank Sulselbar mencatatkan kenaikan laba sebesar 7,9 persen pada kuartal I/2020 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (YoY) Rp154,113 miliar. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Senin (27/4/2020), penyaluran kredit juga mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen pada kuartal I/2020 dibandingkan periode sebelumnya (QtQ) menjadi 17,834 triliun.

Sementara itu, PT Bank Sulselbar juga menyalurkan pembiayaan selama kuartal I/2020 sebesar Rp941,153 miliar atau naik 10,64 persen dibandingkan periode sebelumnya (QtQ). Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit, pada kuartal I/2020, Bank Sulselbar juga meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) hingga 122,49 persen (QtQ) menjadi 171,699 miliar. Apabila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, CKPN terhadap aset produktif pada kuartal I/2020 0,68 persen dan kuartal I/2019 0,28 persen. Nilai tabungan di Bank Sulselbar mengalami penurunan sebesar 30,39 persen pada kuartal I/2020 dibandingkan periode sebelumnya (QtQ) menjadi Rp3,109 triliun. Meskipun demikian, jumlah giro dan simpanan berjangka masing-masing mengalami kenaikan 85,71 persen (QtQ) dan 9,87 persen (QTQ). Bank Sulselbar tercatat menghimpun giro pada kuartal I/2020 sebesar Rp6,655 triliun dan simpanan berjangka pada kuartal I/2020 Rp7,470 triliun.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan kredit KUR berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas, artinya penyaluran kredit memiliki pengaruh terhadap peningkatan

(8)

maupun penurunan tingkat profitabilitas pada PT. Bank Sulselbar.

Secara parsial kredit KUR yang disalurkan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Sulelbar tahun 2015-2019, hal ini berarti peningkatan penyaluran kredit pegawai berdampak pada peningkatan profitabilitas.

Alokasi dana yang diperoleh dari pinjaman kredit untuk tujuan produktif, yaitu untuk memenuhi kebutuhan modal serta pengembangan usaha yang dimiliki, meliputi penggunaan dana untuk menambah jumlah produksi dan perluasan kapasitas usaha, sehingga dana tersebut dimanfaatkan sesuai dengan yang seharusnya serta tidak digunakan untuk keperluan konsumtif lainnya. Karena pada dasarnya program KUR ini diadakan oleh pemerintah yaitu dengan tujuan untuk membantu permasalahan yang dialami pelaku usaha mikro kecil dalam memenuhi kebutuhan tambahan modal serta membantu pelaku usaha mikro kecil dalam mengembangkan usaha mereka.

Kredit KUR merupakan program bantuan yang dibentuk pemerintah berupa pinjaman dana usaha dengan bunga maupun angsuran per bulan yang ringan. Dalam program ini, terdapat dua jenis pinjaman untuk keperluan usaha yaitu KUR Mikro yang diperuntukkan bagi pelaku usaha mikro kecil dengan total plafon pinjaman maksimal sebesar 25 juta, kemudian KUR Ritel/Kecil yang sama seperti KUR Mikro yaitu diperuntukkan bagi pelaku usaha mikro kecil, yang membedakan yaitu total plafon yang disalurkan yaitu 25 juta sampai 500 juta. Pada saat pengajuan, nasabah KUR dapat mengajukan dana sesuai kebutuhan mereka, kemudian bank akan menganalisa apakah nasabah tersebut dapat menerima pinjaman sesuai dengan yang diajukan, kemudian nantinya akan ada kesepakatan antara nasabah dan pihak bank terkait jumlah dana yang dipinjamkan. Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketepatan jumlah kredit telah berjalan efektif (E). Dapat dikatakan bahwa jumlah kredit yang diterima telah sesuai dengan yang diajukan dan sesuai kesepakatan diawal bersama pihak bank, serta jumlah kredit tersebut cukup digunakan sebagai tambahan modal usaha serta pengembangan usaha mereka. Sehingga dengan jumlah dana yang diterima, pelaku usaha dapat menjalankan usaha mereka dengan baik dan

meningkatkan profit atau keuntungan yang diperoleh. Dalam penelitian ini dapat diamati bahwa ketepatan beban kredit tebukti berpengaruh positif terhadap peningkatan profit usaha mikro kecil tersebut.

PT. Bank Sulselbar menyalurkan KUR dengan target yang ingin dicapai melalui program pemberdayaan masyarakat dengan program KUR ini yakni semua kegiatan bisnis semua skala bisa mengakses permodalan.

Dengan begitu semua arus perputaran barang dan jasa semakin lancardan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka penulis memberikan kesimpilan: 1) Kredit pegawai yang telah disalurkan PT. Bank Sulselbar sudah berjalan dengan baik namun belum signifikan pengaruhnya terhadap meningkatkan profitabilitas. 2) Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Sulselbar telah menyalurkan KUR sesuai dengan prosedur sehingga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan profitabilitas.

Berdasarkan kesimpulan yang ada, serta penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1) Kredit Pegawai PT. Bank Sulselbar telah berjalan dengan baik namun belum signifikan pengaruhnya terhadap peningkatan profibilitas, oleh karena itu sebaiknya lebih ditingkatkan agar kedepannya dapat berjalan dengan lebih optimal sehingga dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan profibilitas. 2) Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara keseluruhan telah terlaksana secara efektif, oleh karena itu sebaiknya tetap dipertahankan serta lebih ditingkatkan agar kedepannya dapat berjalan dengan lebih optimal, sehingga program ini dapat terus bermanfaat bagi usaha mikro kecil dalam memenuhi kebutuhan modal serta pengembangan usaha, serta mampu meningkatkan profit atau keuntungan yang mereka peroleh dari hasil usaha yang dijalankan. 3) Bagi peneliti yang akan datang agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan beberapa variabel agar dapat dijadikan rujukan bagi peneliti yang akan datang.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Mengelola Kredit Secara Sehat, Modul Sertifikasi Bidang Kredit Tingkat I Untuk Kredit Officer. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian:

Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Downes, Jhon, & Goodman, Jordan., Elliot.

(1996). Kamus Istilah Keuangan dan Investasi. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Hadiwidjaja, H. & R. A. Rivai Wirasamita.

(1991). Analisis Kredit (Dilengkapi Telaah Kasus). Bandung: Pionir Jaya.

Hale, H. R.. (1989). Implementasi Kebijakan Perbankan dan Keuangan. Surabaya:

Prenada.

Hasibuan, Malayu, S. P. (2002). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hempel, G. H, Coleman A. B, & Simonson D.

G. (1990). Bank Management: Text and Cases,. New York: John Wiley & Sons Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. (1999). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Muljono, T. Pudjo. (2003). Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersiil.

Yogyakarta: BPFE.

PBI No.7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Tgl.20-01- 2015.

Pengembangan Perbankan, Kredit Macet.

Edisi Mei – Juni 1994 No. 147, Jakarta.

Praptomo, Mulyo & Anwari, Achmad. (1980).

Kredit Modal Kerja Permanen Untuk Kemajuan Usaha Anda. Jakarta: Balai Aksara.

Sartono, Agus. (1994). Manajemen Keuangan.

Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE

Sinungan, Muchdarsyah. (1995). Dasar-Dasar dan Teknik Managemen Kredit. Edisi pertama. Cetakan Kedelapan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Stoner, James A. F. (1986), Manajemen, Edisi Keua, Terjemahan: Antarikso, dkk, Jakarta:

Erlangga.

Sugiono. (1996). Statistika untuk Penelitian.

Bandung: CV. Alfabeta.

Supramono. Gatot. (1996). Perbankan dan Masalah Kredit :Suatu Tinjauan Yuridis.

Edisi Revisi. Cetakan Kedua. Jakarta:

Djambatan.

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

31/147/KEP/DIR tentang Kualitas Aktiva Produktif. 1998. Jakarta: Direksi Bank Indonesia

Sutojo, Siswanto. (1997). Menangani Kredit Macet: Konsep, Teknik, dan Kasus. Jakarta:

Gramedia.

Suyatno, Thomas. (1999). Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Syamsuddin, Lukman. (1995). Manajemen Keuangan. Edisi Baru. Jakarta: PT. Raja Gratindo Persada.

Tjoekam, Moh. (1999). Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial. Jakarta: PT. Gramedia Pustka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Return On Assets ROA Terhadap Nilai Perusahaan Dari hasil uji signifikan parsial uji t pada tabel diatas, variabel Return On Assets ROA memiliki nilai thitung ≥ ttabel yaitu

Hasil Uji T Sumber : Diolah Oleh Penulis 2022 Berdasarkan hasil nilai uji t dapat disimpulkan bahwa-: 1 Nilai-t-hitung-variabel Gaya Kepemimpan adalah -1,639 dan t tabel-bernilai