• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HARGA SAHAM UNDERPRICING PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 – 2020)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HARGA SAHAM UNDERPRICING PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 – 2020)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICE SAHAM PADA SAAT PENAWARAN PUBLIK AWAL (IPO) PADA PT. Studi empiris perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Harga Saham Pada Saat Penawaran Umum Perdana (IPO) ) di Bursa Efek Indonesia (Studi empiris pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan harga diskon adalah harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dari harga saham di pasar sekunder (Safitri, 2013).

Ada beberapa faktor kondisi fundamental dan makro ekonomi perusahaan yang mempengaruhi harga saham underprice saat perusahaan melakukan IPO. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kondisi fundamental dan ekonomi makro perusahaan yang menyebabkan harga saham menjadi underprice saat perusahaan melakukan penawaran perdana. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya Amalya (2018) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham mengalami underpricing pada saat perusahaan go public.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Harga Saham Saat Penawaran Umum Perdana (IPO) Di Bursa Efek Indonesia”. Apakah return on assets (ROA) berpengaruh terhadap diskon harga saham saat perusahaan melakukan IPO.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor dan investor untuk memahami faktor-faktor penyebab underpricing saat saham perdana dijual ke publik.

KAJIAN PUSTAKA

  • Landasan Teori
    • Teori Signaling dan Asimetris Informasi
    • Teori Agency
    • Return on asset (ROA)
    • Debt to Equity Ratio (DER)
    • Jenis Industri
    • Tingkat Inflasi
  • Penelitian Terdahulu
  • Kerangka Pemikiran
  • Rumusan Hipotesis
    • Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham Underpricing
    • Pengaruh DER Terhadap Harga Saham Underpricing
    • Pengaruh Jenis Industri Terhadap Harga Saham Underpricing
    • Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham Underpricing

Penelitian ini mampu menambah referensi dan wawasan mengenai faktor fundamental dan ekonomi makro perusahaan terhadap tingkat underpricing bagi penulis. Penelitian ini menguji pengaruh faktor internal seperti ROA, DER, umur perusahaan dan faktor eksternal seperti Jenis Industri, Tingkat Inflasi, Reputasi Underwriter dan Nilai Tukar terhadap tingkat underpricing. Rachmadhanto (2014) melakukan penelitian dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda dan menguji pengaruh variabel DER, ROE, TATO, CR, Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Suku Bunga BI terhadap tingkat underpricing.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DER berpengaruh signifikan terhadap derajat underpricing dan memiliki arah negatif. Sedangkan faktor lain seperti tingkat inflasi, ROE dan lainnya tidak mempengaruhi tingkat underpricing. Pahlevi (2014) melakukan penelitian dengan menggunakan model regresi linier berganda dan menguji pengaruh variabel ROA, NPM, CR, Jenis Industri, Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan terhadap tingkat underpricing.

Dalam penelitiannya dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, Djashan (2018) menguji pengaruh faktor variabel DER, ROE, PER, Reputasi Auditor, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Reputasi Underwriter terhadap tingkat Underpricing. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa DER, ROE, PER, umur perusahaan dan total aset tidak berpengaruh secara parsial terhadap tingkat underpricing pada saat perusahaan melakukan IPO. Oleh karena itu disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka tingkat underpricing akan semakin rendah (Wahyusari, 2013).

Penelitian Imawati & Adnyana (2019), (Pahlevi, 2014) dan Thoriq et al., (2018) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap derajat underpricing. Penelitian Linazah & Setyowati (2015) dan Aini (2014) menunjukkan bahwa variabel DER berpengaruh positif terhadap derajat underpricing. Dengan kata lain, semakin tinggi debt ratio suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat underpricingnya.

24 Penelitian yang dilakukan oleh Lestari et al., (2015) dan Islam et al., (2010) menyatakan bahwa jenis industri seperti perbankan, manufaktur, jasa (jasa) dan industri dasar berdampak negatif terhadap tingkat undercutting.

METODE PENELITIAN

  • POPULASI DAN SAMPEL
  • METODE PENGUMPULAN DATA
  • VARIABEL PENELITIAN
    • Variabel Dependen
    • Variabel Independen
  • TEKNIK ANALISA DATA
    • Analisis Deskriptif
    • Uji Asumsi Klasik
    • Pengujian Hipotesis

Artinya variabel jenis industri berpengaruh negatif tidak signifikan dan H3 yang menyatakan jenis industri berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing dapat ditolak. Artinya variabel Tingkat inflasi berpengaruh negatif signifikan dan H4 yang menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing yang diterima. Pada penelitian ini ditemukan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka semakin rendah tingkat undercuttingnya.

Dengan kata lain, penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis industri khususnya industri jasa tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing perusahaan saat melakukan IPO. Hal ini dapat terjadi karena data pengukuran jenis industri dalam penelitian ini tidak mewakili variasi semua jenis industri bagi perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa investor tidak membedakan jenis industri ketika berinvestasi pada perusahaan yang melakukan IPO.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoriq et al., (2018) dan Pahlevi, (2014) yang menyatakan bahwa variabel jenis industri secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai tingkat inflasi maka semakin rendah nilai tingkat underpricing. 2018), Saifudin & Rahmawati (2016) dan Yandes (2013) yang menyatakan bahwa variabel tingkat inflasi secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing.

Debt-equity ratio (DER) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa debt-equity ratio berpengaruh positif terhadap tingkat underpricing ditolak. Hal ini mungkin karena data metrik jenis industri dalam penelitian ini tidak mewakili variasi lintas jenis industri untuk perusahaan yang IPO di BEI. Survei ini juga membedakan hanya perusahaan yang melakukan IPO di industri jasa dan non jasa.

Inflation rate (IT) Pada penelitian ini diterima hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat undervaluation.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Objek Penelitian
  • Analisis Deskriptif
  • Pengujian Asumsi Klasik
    • Uji Normalitas
    • Uji Multikolinearitas
    • Uji Autokorelasi
    • Uji Heteroskedastisitas
  • Pengujian Hipotesis
    • Analisis Regresi Linear Berganda
    • Uji T
    • Koefisien Determinasi (Adjusted 𝑅2)

Tujuan dalam penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan yang dapat diakses di BEI dan website perusahaan periode 2018-2020. Tingkat deviasi Std lebih rendah dari nilai rata-rata 0,2968 atau 29,68%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat penyebaran data variabel Debt-to-Equity ratio bervariasi cukup rendah. Sedangkan perusahaan yang melakukan IPO dengan tingkat inflasi terendah adalah PT Rockfields Properti Indonesia Tbk, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk dan PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk yang berlangsung pada September 2020 sebesar 1,42%.

Angka standar deviasi tersebut lebih rendah dari nilai rata-rata sebesar 0,0060 atau 0,6%, yang berarti tingkat distribusi data variabel tingkat inflasi cukup rendah. Seperti yang dapat dilihat dari tabel 4.2 diketahui bahwa sebanyak 40 sampel memiliki nilai rata-rata 18%, jadi ini adalah variabel jenis industri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang tersisa berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05 atau 5%.

Jika variabel independen memiliki nilai tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (<0,05) maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika nilai signifikansi > 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari tabel di atas terlihat bahwa semua nilai variabel bebas pada penelitian ini memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau sig > 0,05 dan grafik Scatterplot titik-titik tersebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada Sumbu Y, Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig.<0,05) berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

H1: Return on assets berpengaruh negatif terhadap undervaluation Dilihat dari tabel pengujian, nilai signifikansi ROA sebesar 0,298 dan nilai t sebesar -1,057 (arah negatif). Dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan H1 diterima yang menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Artinya DER berpengaruh positif tidak signifikan dan H2 yang menyatakan DER berpengaruh dan berhubungan positif dengan tingkat underpricing ditolak.

Kita dapat menemukan bahwa underpricing dipengaruhi oleh ROA, DER, jenis industri dan tingkat inflasi hanya 30,7% dan sisanya 69,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dieksplorasi.

Pembahasan

  • Pengaruh ROA terhadap tingkat underpricing
  • Pengaruh DER terhadap tingkat underpricing
  • Pengaruh Jenis Industri (JI) terhadap tingkat underpricing
  • Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap underpricing perusahaan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham, dan hal ini dapat mengurangi tingkat undervaluation harga saham pada saat penawaran perdana. Jika nilai DER tinggi menandakan bahwa sebagian besar pembiayaan dalam perusahaan berasal dari kreditur (debt/leverage). Jika terjadi inflasi yang tinggi maka akan mengakibatkan turunnya harga saham di pasar dan jika inflasi rendah juga akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat sehingga berdampak pada harga saham yang bergerak lambat.

Nilai inflasi menurun, sehingga banyak investor yang akan menanamkan modalnya karena nilai uang yang dimiliki investor memiliki daya beli yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat inflasi merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi di suatu perusahaan. 58 Industri dan tingkat inflasi hanya 30,7% dan sisanya 69,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diperhatikan dalam penelitian ini.

Keterbatasan Penelitian

Saran

59 Ratio, Earnings per share, Return on equity, Book value per share, Price profit vs. Ratio and faktor-faktor lainnya.

Implikasi Hasil Penelitian

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi diskonto saham dalam penawaran umum perdana di Daftar Efek Syariah. Analisis pengaruh informasi non keuangan, informasi keuangan dan kepemilikan terhadap underpricing pada perusahaan non keuangan yang melakukan initial public offering (IPO) di BEI. Pengaruh current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio dan working capital turnover terhadap return saham dengan return on assets sebagai variabel moderasi pada perusahaan LQ45.

Pengaruh faktor ekonomi mikro dan makro terhadap tingkat underpricing pada saat penawaran umum perdana (IPO). Investigasi empiris underpricing penawaran umum perdana di bursa saham chittagong investigasi empiris underpricing penawaran umum perdana di. Pengaruh debt-to-equity ratio, return on assets, growth assets, operating ratio dan total asset turnover terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham pada saat IPO di bursa efek Indonesia. Informasi akuntansi dan non akuntansi mengenai fenomena under price yang terjadi pada saat IPO perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underprice Saham Saat IPO Selama Periode Survei BEI Bagi Perusahaan Yang Melakukan IPO Selama Periode Bursa Efek Indonesia.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Perusahaan Yang IPO Di Bursa Efek Indonesia. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada IPO Di Bursa Efek Indonesia. Analisis pengaruh informasi keuangan, non keuangan dan ekonomi makro terhadap underpricing pada perusahaan saat IPO.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) di bursa efek Indonesia periode 2010-2012. Pengaruh informasi akuntansi dan non akuntansi terhadap underpricing saat IPO di bursa efek indonesia. Fenomena underpricing saham dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Studi terhadap perusahaan tercatat yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010).

Referensi

Dokumen terkait

1) Peneliti ini hanya meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan jenis

Ketika perusahaan melakukan pinjaman dalam bentuk besar maka pengawasan dan persyaratan yang dilakukan juga akan lebih besar sehingga menutup celah manajemen untuk melakukan kecurangan