Skripsi ini adalah bagian dari ibadah saya kepada Allah SWT, karena kami hanya beribadah kepada-Nya dan memohon kepada-Nya saja. Ayah dan Ibunda tercinta yang tak henti-hentinya mendoakanku tanpa kuminta, yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Pokok Stoikiometri Dengan Metode Modified Surety of Response Index (CRI) (Studi Kasus Miskonsepsi di Kelas
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar dan baik tanpa bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Murtono, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. Tn. Karmanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memberikan izin untuk penelitian skripsi ini.
Bapak Shidiq Premono, M.Si. Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu sabar, jujur dan ikhlas serta memberikan motivasi, masukan, saran, waktu, arahan dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Bapak Khamidinal, S.Si., M.Si selaku validator yang membantu penulis dalam menyusun instrumen penelitian dan memastikan keabsahannya. Pak dr. Sugeng Hadi Pranyoto selaku guru mata pelajaran kimia di kelas
Seluruh siswa di kelas Adik-adik saya merupakan siswa kelas X MIPA 1 dan 2 yang aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran pada penelitian penulis. Seluruh guru Pendidikan Kimia yang telah menyumbangkan ilmu dan pengalamannya selama masa studi, semoga menjadi tujuan yang baik.
Terima kasih atas segala doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, motivasi dan segala kenyamanan yang tak henti-hentinya untukmu. Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, rezeki yang cukup dan rasa syukur kepada Allah. Adikku Malika Mahira, terima kasih atas semangat dan dukungan yang selalu menemani penulis setiap hari.
Paman Jacky dan Bulek Eni yang tak henti-hentinya menyemangati dan menyemangati penulis ketika penulis sedang terpuruk. Indah, Afni, Wardah, Hanum, Angga, Pandu, Rodham yang menjadi salah satu pensil warna kehidupan selama perkuliahan. Fikri Wildan Nasution yang tidak pernah bosan mendengarkan seluruh kisah hidup penulis kapan pun dan selalu memberikan masukan terbaik untuk menyejukkan hati penulis.
Mbah Prio, Ny. Puji dan Ny. Sum (pembawa acara KKN) yang selalu mendoakan meski jarang berkomunikasi secara langsung.
YOGYAKARTA) Oleh
Latar Belakang
Konsep kimia terbentuk dalam diri siswa secara bertahap melalui pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan alam (Faridah, 2004). Konsep dasar kimia mendasari dan membangun konsep yang lebih kompleks, sehingga mempelajarinya memerlukan kesinambungan dan pengetahuan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain (Winarti, 2011). Jika siswa salah memahami konsep dasar kimia, besar kemungkinan konsep yang lebih kompleks akan sulit dipahami atau tidak dapat dipahami dengan benar.
Kesalahpahaman siswa ketika mempelajari kimia dapat terjadi karena konsep-konsep kimia bersifat kompleks, abstrak, dan saling berhubungan. Lima hal yang dapat menimbulkan kesalahpahaman adalah siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode pengajaran. Penyebab terjadinya miskonsepsi siswa terdiri dari berbagai hal yaitu prasangka, pemikiran humanistik, pemikiran asosiatif siswa, penalaran yang tidak lengkap, intuisi yang salah, perkembangan kognitif siswa, minat siswa dan kemampuan siswa (Suparno, 2005).
Pemahaman suatu konsep yang berbeda dengan konsep yang sudah ada dan diterima di lapangan disebut miskonsepsi.
لا
ر َ ضن
سا َ نل
يا
- Identifikasi Masalah
- Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Kesimpulan
- Saran
Sebagian siswa menganggap mata pelajaran matematika dan IPA khususnya kimia merupakan mata pelajaran yang paling sulit dan menjadi beban bagi mereka, sehingga tidak heran jika sebagian dari mereka tidak mencapai ketuntasan minimal pada mata pelajaran kimia. Selain merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit, masih sering terjadi miskonsepsi dalam pembelajaran kimia khususnya mengenai materi stoikiometri. Pada persamaan reaksi setimbang dan konsep mol, siswa memperhatikan persamaan reaksi setimbang, yaitu reaksi yang jumlah koefisien pada reaktan sama dengan jumlah koefisien pada produk (Sidauruk, 2005; Winarni, dkk., 2013; Astuti, 2016).
Konsep pereaksi pembatas, siswa menganggap pereaksi pembatas sebagai zat yang mempunyai koefisien terkecil, zat yang berperan sebagai pereaksi pembatas mempunyai jumlah mol terkecil (Huddle dan Pillay, 1996). Selain itu, miskonsepsi mengenai stoikiometri berhasil diungkap oleh Ozmen dan Ayas (2003), siswa berasumsi bahwa pada reaksi pembakaran pada sistem tertutup massa total zat berkurang karena terbentuk gas yang massanya lebih ringan dibandingkan benda padat, sedangkan pada sistem tertutup massa zat berkurang karena terbentuk gas yang massanya lebih ringan dibandingkan benda padat. Reaksi pengendapan, massa total zat bertambah karena terbentuk endapan berupa benda padat yang massanya lebih berat daripada zat cair. Hal serupa juga terjadi di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik mata pelajaran kimia menunjukkan bahwa hampir semua siswa mengalami miskonsepsi tentang kimia.
Salah satu materi yang dianggap sulit dipahami dan sering disalahpahami oleh siswa adalah stoikiometri. Pada materi stoikiometri, siswa sering mengalami kesalahpahaman tentang konsep mol, hukum dasar kimia, dan persamaan reaksi. Selain itu, hasil observasi yang dilakukan peneliti ketika menanyakan siswa secara acak menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal yang berkaitan dengan konsep stoikiometri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah identifikasi miskonsepsi siswa pada materi pokok stoikiometri dengan menggunakan metode Modified Certainty of Response Index (CRI) di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Bagaimana hasil identifikasi miskonsepsi pada materi stoikiometri dengan metode Modified Certainty of Response Index (CRI). Untuk mengetahui hal-hal yang dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa 3. Mengetahui materi yang berpotensi terjadinya miskonsepsi.
Pendidik diharapkan dapat menambah wawasan dan membantu dalam proses pembelajaran, sehingga pendidik lebih berhati-hati dalam menyampaikan materi yang mungkin menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Siswa diharapkan memiliki pemahaman konsep yang baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang memahami konsep sebanyak 46,87%, siswa yang memahami konsep kurang percaya diri sebanyak 0,65%, dan siswa yang masuk dalam kategori kurang memahami konsep sebanyak 27,08%.
Pendidik menyampaikan materi kimia dengan gaya santai, yang justru mengakibatkan siswa cenderung bersikap acuh tak acuh dan membuat pelajaran kimia menjadi lebih mudah. Metode CRI yang dimodifikasi memerlukan wawancara yang lebih mendalam (in depth interview) untuk memastikan bahwa seorang siswa benar-benar masuk dalam kategori paham konsep, paham konsep, tidak yakin, miskonsepsi, atau bahkan masuk dalam kategori tidak yakin. tidak mengerti. Konsep 2. Penelitian serupa sebaiknya dilakukan pada materi lain, mengingat penelitian analisis miskonsepsi pada materi kimia masih sangat jarang dilakukan oleh para pendidik.