• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI CO-WORKING SPACE STUDI KASUS: MEETUP CO-WORKING SPACE PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of ANALISIS PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI CO-WORKING SPACE STUDI KASUS: MEETUP CO-WORKING SPACE PEKANBARU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, Vol 1(3) 2021 : 370-375, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

ANALYSIS OF OPPORTUNITIES AND CHALLENGES OF CO-WORKING SPACE INDUSTRY CASE STUDY: PEKANBARU CO-WORKING SPACE MEETUP

ANALISIS PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI CO-WORKING SPACE STUDI KASUS: MEETUP CO-WORKING SPACE PEKANBARU

Windy Rezki Kurnia

1

Nadya Eka Putri

2

Mutia Nabilla Syafira

3

Rama Gita Suci

4

Fakultas Ekonomi dan Bisnis., Universitas Muhammadiyah Riau., Pekanbaru, Indonesia windy.rezki@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted by the Coworking Space business in Pekanbaru City, especially at the Pekanbaru Coworking Meet Up. The aims of this research are (1) to identify the business pattern of Coworking Space in Pekanbaru city; (2) identify business opportunities and challenges using SWOT analysis. In this study, information was obtained through the method of observation, interviews and literature studies on data related to the research topic. Cooperation with the government is also felt to be necessary, especially considering that the city of Pekanbaru is currently intensively encouraging industries in various fields with knowledge of digital technology, creating opportunities for the coworking space industry in the city of Pekanbaru. The suggestion for this research is that it is hoped that the participation of the coworking space industry players such as the Meet Up Co-working space to be more active in providing understanding to the wider community including the millennial market segment.

Keywords : Analysis Opportunities and Challenges

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan bisnis Coworking Space di Kota Pekanbaru khususnya pada Meet Up Coworking Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengidentifikasi pola bisnis Coworking Space di kota Pekanbaru ; (2) mengidentifikasi peluang dan tantangan bisnis tersebut dengan menggunakan analisa SWOT. Dalam penelitian ini, informasi diperoleh melalui metode observasi, wawancara serta studi literatur mengenai data yang berhubungan dengan topik penelitian. Kerjasama dengan pemerintah juga dirasakan perlu apalagi mengingat bahwa kota Pekanbaru pada saat ini sedang gencar mendorong industri diberbagai bidang dengan pengetahuan akan teknologi digital, membuat peluang akan industri coworking space di kota Pekanabru. Saran bagi penelitian ini adalah diharapkan peran serta pelaku industri coworking space seperti Meet Up Co-working space untuk lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat luas termasuk kepada segmen pasar milenial.

Kata Kunci : Analisis Peluang dan Tantangan

1. Pendahuluan

Co-Working Space adalah sebuah kantor yang menggunakan sistem rental office yang diadaptasi dari perkembangan cara bekerja yang fleksibel. Sebuah Co-Working space yang ideal adalah memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya salah satunya adalah playspace sebagai fasilitas untuk menghilangkan penat para pekerja. Banyak media yang diterapkan dalam fasilitas play space, baik manual maupun digital salah satunya adalah boardgame. Dalam proses perancangan board game ini dibutuhkan beberapa aspek yang akan diterapkan salah satunya adalah aspek rupa yang digunakan untuk mewujudkan dan hasil akhir produk tersebut. keterlibatan individu atau perusahaan yang memiliki latar belakang industri

(2)

371

yang berbeda. Tumbuhnya industri Co-Working Space di Indonesia secara umum dapat dikatakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan khususnya di kota Pekanbaru, hal ini sejalan dengan semakin banyaknya start-up yang berdiri serta selaras dengan perkembangan industri kreatif di kota Pekanbaru. Namun, pada kenyataanya masih banyak yang belum paham akan Istilah Co-Working Space. Masih banyak masyarakat yang sulit membedakan antara Co-Working Space dengan ruang publik seperti restoran atau bahkan coffee shop yang saat ini sedang menjamur khususnya di Kota Pekanbaru.

Hal menjadi menarik untuk melihat peluang dan tantangan Industri khususnya di Kota Pekanbaru. Disamping itu, belum tereduksinya masyarakat khususnya di kota Pekanbaru mengenai konsep Co-Working space membuat peminat yang masih relatif kecil dalam angka partisipasi pada layanan Co-Working space di Kota Pekanbaru, padahal di satu sisi, terdapat banyak industri kreatif yang berkembang di kota Pekanbaru namun belum menemukan sarana untuk kolaborasi, seperti konsep yang ditawarkan oleh Co-Working space. Menariknya meskipun perkembangan Co-Working space yang terus meningkat, namun dari pengamatan penulis, didapatkan bahwa belum optimalnya partisipasi masyarakat pada Co-Working space di kota Pekanbaru, bahkan cenderung masyarakat menyamakan cafe, coffee shop sebagai salah satu Co-Working space. Padahal konsep yang ditawarkan oleh bisnis Co-Working space pada dasarnya sangat menarik dan dapat menciptakan kolaborasi yang baik antar sesama pelaku industri. Penelitian ini dilakukan pada Co-Working Space di kota Pekanbaru, khususnya (Meet Up Co-Working) hal ini karena Meet Up Co-Working Space merupakan ruang kerja bersama yang paling sering dikunjungi di kota Pekanbaru. Penelitian ini juga melihat bagaimana karakteristik dari pengguna fasilitas di Meet Up Co-Working Space tersebut, sehingga diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menggambarkan peluang dan tantangan industri Co- Working Space di kota Pekanbaru, serta strategi apa yang dapat digunakan oleh Meet Up Co- Working Space untuk pengembangan usaha dimasa depan.

2. Tinjauan Pustaka

Co-Working space didefinisikan sebagai tempat kerja beragam kelompok freelancer, pekerja jarak jauh, dan profesional independen lain yang bekerja sama dalam pengaturan komunal (Gretchen M. Spreitzer, 2017).

Co-Working Space atau ruang kerja bersama adalah tempat kerja yang digunakan oleh profesional dari berbagai bidang. Terdapat bermacam pekerja / pengusaha dengan latar belakang pekerjaan / industri yang mempunyai tujuan untuk mendapat jaringan yang lebih luas serta dapat berkolaborasi dengan bidang industri sejenis atau berbeda (Foertsch, C, 2011).

Analisis peluang dan tantangan yang dilakukan penulis menggunakan matriks SWOT.

Pengertian SWOT adalah kerangka kerja yang menunjukkan pentingnya faktor eksternal dan kekuatan internal dengan alasan memahami sumber keunggulan kompetitif. (Ghazinoory et al., 2011).

Pendekatan ini digunakan dalam melihat karakteristik industri Co-Working space khususnya di Kota Pekanbaru. Penggunaan analisis SWOT mencakup beberapa aspek seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang memiliki implikasi melihat peluang dan ancaman dari baik sumber internal maupun eksternal. Analisis SWOT umumnya dapat membantu mewakili situasi organisasi yang strategis dan untuk mengenali informasi apa yang dibutuhkan dan keputusan apa yang kemungkinan akan dibuat pada tingkat pribadi maupun organisasi (Balamuralikrishna and Dugger, 2005).

Identifikasi dari berbagai aspek merupakan faktor secara sistematis yang dapat dilakukan dalam analisis SWOT (Rangkuti, 2004). Analisis ini mencoba menggunakan informasi mengenai kekuatan (Strength), Peluang (Opportunity), namun secara bersamaan melihat kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Dengan analisis tersebut, dapat diperoleh keputusan dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran sehingga dapat membawa suatu industri menjadi lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Secara sederhana,

(3)

372

analisis SWOT dapat didefinisikan sebagai media untuk melakukan analisis situasi yang sesuai antara peluang dan peluang baik yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal (Hunger and Wheelen, 2011).

Dalam pelaksanaan pengembilan strategi serta keputusan, dengan menggunakan analisis SWOT dapat didapatkan beberapa kemungkinan alternatif strategi antara lain:

a. Strategi (Strength – Opportunity) , strategi ini melihat bagaimana memanfaatkan kekuatan yang dimiliki serta dengan memanfaatkan peluang yang tersedia dengan semaksimal mungkin.

b. Strategi (Strength – Threats) , strategi yang menggunakan kekuatan serta pencegahan yang dilakukan untuk mengantisipasi tantangan serta kendala yang ada di depan.

c. Strategi (Weakness – Opportunity), dengan memanfaatkan peluang serta meminimalkan kelemahan yang dimiliki.

d. Strategi (Weakness – Threats), strategi ini meminimalkan kelemahan serta berguna pula untuk menghindari ancaman, sehingga dapat dikatakan strategi ini adalah strategi defensif.

3. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis melakukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dimana penulis melakukan pengamatan secara langsung untuk dapat mendeskripsikannya secara terperinci dan juga mengumpulkan data berbentuk numerik. Lokasi penelitian berada di Jl.

Todak No.18, Tengkerang Barat, Kec. Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari objek studi dan data sekunder yang merupakan sumber data penelitian yang dapat diperoleh secara tidak langsung. Teknik pengumpulan data primer melalui wawancara kepada pekerja dan Founder meetup Co-Working yaitu Shiella. Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder data diperoleh penulis dari dokumentasi / arsip dari Meet Up Co-Working untuk dapat menjadi data pendukung dalam penelitian ini.

4. Hasil dan Pembahasan

Mengusung misi kolaborasi antar pengguna Co-Working space di Pekanbaru khususnya, dengan membangun jaringan yang baik dengan praktisi rekan kerja di berbagai industri serta pemerintah di wilayah kota Pekanbaru. Co-Working space berperan dalam memberikan support untuk memberikan pengetahuan serta membuka jejaring dengan semua pihak dalam industri. Dengan pertumbuhan UMKM dan industri kreatif di Indonesia serta arus digitalisasi membuat peluang industri Co-Working space di Indonesia khususnya di Kota Pekanbaru masih sangat besar. Co-Working Space Pekanbaru Co-Working berpusat pada penciptaan ruang yang mendukung kolaborasi, keterbukaan, berbagi pengetahuan, inovasi, dan pengalaman pengguna. Kebutuhan akan Co-Working space sendiri telah didorong oleh pertumbuhan industri kreatif dan teknologi serta sifat pekerjaan yang pada saat ini telah banyak mengalami perubahan. Pola bekerja di kantoran (dengan jam kerja dan tempat tertentu) diinvestasikan merupakan penjumlahan utang jangka pendek, utang jangka panjang, menjadi bukan hal yang popular bagi sebagian masyarakat khususnya yang bergerak dibidang industri kreatif. Jarak bukanlah menjadi suatu penghambat bagi pertumbuhan Co-Working space di kota Pekanbaru. Secara khusus para pelaku startup yang banyak berhubungan dengan dunia berbasis digital dan kreatif menjadi salah satu pendorong konsep ruang kerja yang baru serta mengubah konsep budaya kerja yang selama ini ada di benak masyarakat. Konsep Co- Working space ini menjadi salah satu hal yang menarik khususnya di kota Pekanbaru dikarenakan pertumbuhan industri kreatif serta digitalisasi dalam banyak hal di bidang bisnis.

Co-Working space adalah sebuah tempat yang dirancang dengan memiliki fungsi utama sebuah kantor yang dapat digunakan secara bersama oleh pekerja yang berasal dari lintas bidang pekerjaan bahkan dalam lintas perusahaan. Secara umum, Co-Working Space memiliki fasilitas yang sama seperti kursi, meja, wifi (internet) serupa dengan kantor konvensional,

(4)

373

namun perbedaannya adalah adanya kolaborasi antar pengguna Co-Working space yang diharapkan dapat membangun kerjasama antar pengguna Co-Working space tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Founder Meet Up Co-Working yaitu Sheilla Priscilla, terdapat beberapa tantangan dalam industri Co-Working space antara lain yaitu konsep / model bisnis yang dijalankan oleh Meet Up Co-Working Space belum dipahami dengan baik oleh masyarakat khususnya di kota Pekanbaru. Meskipun pertumbuhannya yang pesat di Indonesia, namun perlu waktu dan penyesuaian untuk dapat dijalankan di Kota Pekanbaru. Misi dari Meet Up Co-Working Space sendiri adalah untuk menciptakan ruang kerja bersama bagi freelancer (Pekerja lepas), mahasiswa serta komunitas kreatif untuk dapat bekerjasama, bertemu, berbagi pengalaman serta menyelesaikan suatu proyek. Beberapa fasilitas yang ditawarkan oleh Meet Up Co-Working Space antara lain : Co-Working Space Area, Dedicated Desk Area, Meeting Room, Private Office Area, Event Space dan Virtual Office.

Analisis Matrik SWOT Penggunaan analisis SWOT dalam penelitian ini hendak memberikan gambaran mengenai Kekuatan, Kelemahan, Peluang serta ancaman dari industri Co-Working space di khususnya di kota Pekanbaru. Dari hasil wawancara pengguna Meet Up Co-Working Space, founder Meet Up Co-Working Space serta beberapa praktisi di bidang industri Co- Working space di kota Pekanbaru.

A. Faktor Kekuatan

1. Lokasi Meet Up Co-Working Space terletak di pusat kota Pekanbaru yaitu tepatnya di jalan Todak No.18 Pekanbaru. Lokasi ini cukup strategis dikarenakan dilokasi tersebut merupakan pusat keramaian kota Pekanbaru serta terdapat Universitas, perkantoran, dan 3 Mall besar yang ada di Pekanbaru. Hal ini membuat lokasi menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki.

2. Merupakan Top Of Mind Co-Working Space di Kota Pekanbaru Hasil wawancara dari pengguna Meet Up Co-Working Space Pekanbaru diperoleh informasi bahwa sebagian besar pengunjung Meet Up Co-Working space menyatakan bahwa Meet Up Co- Working Space merupakan Top Of Mind ketika berbicara Co-Working space di kota Pekanbaru. Banyak kolaborasi dengan dunia pelaku industri kreatif, praktisi hingga dunia pendidikan tinggi. Meet Up Co-Working Space tidak sebagai wadah untuk kolaborasi bagi praktisi di dunia industri namun memberikan ruang pembelajaran juga bagi dunia akademik.

3. Fasilitas Berdasarkan hasil wawancara dengan pengguna Meet Up Co-Working Space, ruangan yang memadai serta konsep ruang bersama yang nyaman dan tenang merupakan salah satu faktor yang membuat banyak pengguna memilih Meet Up Co- Working Space. Disamping itu fasilitas pendukung seperti Kecepatan Internet (Wifi) yang stabil membuat pengguna dapat mengeksplorasi informasi dengan baik.

4. Meet Up sebagai wadah untuk startup pemula di Pekanbaru, dan Meet Up sering melakukan event yang bergerak di bidang startup, seperti : Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Startup Weekend Indonesia, Bekraf for Pre-Startup

B. Faktor Kelemahan

1. Masyarakat Kota Pekanbaru belum paham akan konsep dasar Co-Working space Masyarakat kota Pekanbaru khususnya masih sangat awam dengan konsep Co- Working sehingga sebagian besar masyarakat masih menggunakan sarana publik (cafe, coffee shop) sebagai tempat untuk melakukan pekerjaannya. Konsep kolaborasi yang diusung oleh Co-Working space juga belum dipahami, dari pengamatan peneliti bahkan beberapa pengguna masih belum memahami konsep kolaborasi pada Co- Working space.

2. Sumber Pendanaan terbatas Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan bahwa sumber pendanaan (funding) hanya berpusat pada pengguna Meet Up Co-Working Space, sehingga untuk biaya operasional perlu mendapatkan suntikan dana dari investor sehingga Meet Up Co-Working Space dapat memiliki keleluasan. Walaupun ke depan,

(5)

374

terdapat rencana dari manajemen untuk mengembangkan bentuk bisnis waralaba Meet Up sehingga diharapkan dapat melebarkan bisnis Co-Working space di kota Pekanbaru khususnya.

3. Tingkat Pengunjung yang tidak stabil Jumlah pengunjung dari Meet Up Co-Working space yang tidak konsisten dapat membuat hal tersebut menjadi salah satu kelemahan dari industri Co-Working space. Karena sumber pendapatan paling besar industri Co- Working space adalah dari jumlah pengunjung yang datang serta menggunakan fasilitas Co-Working space seperti ruang kerja bersama hingga fasilitas lainnya.

4. Sumber Daya Manusia pada Meet Up Co-Working Space Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor kelemahan bagi industri Co-Working space. Sumber daya manusia dalam mengelola industri ini dituntut tidak hanya menjalankan operasional saja namun juga paham akan nilai-nilai yang hendak dicapai. Diperlukan sumber daya manusia yang dapat menjalankan konsep kolaborasi baik dengan komunitas, praktisi dalam berbagai bidang industri, akademik hingga kolaborasi dengan Co-Working space lain. Merekrut karyawan dengan keterampilan tersebut tidak hanya sulit tetapi juga bagaimana mempertahankan karyawan tersebut.

C. Faktor Peluang

1. Meningkatnya jumlah start-up di kota Pekanbaru

2. Pengguna Meet Up Co-Working Space dapat memberikan pemasaran word of mouth kepada rekan kerja, teman atau keluarga

3. Adanya peran Pemerintah kota Pekanbaru yang mulai menjalankan program digitalisasi kepada masyarakat Jawa Barat

4. Perubahan karakter generasi yang akan memasuki dunia kerja D. Faktor Ancaman

1. Perkembangan pesat Co-Working space di kota Pekanbaru

2. Pemahaman yang salah tentang konsep antara cafe dengan Co-Working space

3. Faktor harga yang bersaing yang ditawarkan oleh pesaing Co-Working space di kota Pekanbaru. Belum ada regulasi tentang industri Co-Working space yang jelas baik dari pemerintah atau asosiasi Co-Working space Indonesia.

Dengan perkembangan dunia digital dan berkembangnya industri kreatif di kota Pekanbaru, membuat perubahan dari banyak faktor. Salah satunya adalah mulai bermunculan Co-Working space. Istila ini masih sangat awam bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, terlebih di kota Pekanbaru. Padahal di kota-kota besar seperti Jakarta industri Co-Working space menjamur demi memberikan ruang kerja bersama bagi para pelaku startup yang belum memiliki ruang kerja. Meet Up Co-Working space merupakan pelopor bisnis Co-Working di kota Pekanbaru. Terdapat suatu pemahaman dari para founder bahwa kekuatan bisnis pada era ini dan masa depan adalah kekuatan kolaborasi dan netWorking yang akan bertahan dan berkembang dimasa yang akan datang. Konsep ini merupakan yang dianut oleh industri Co- Working space. Berdasarkan pengamatan serta hasil wawancara baik dengan founder dan pengguna Meet Up Co-Working Space menyatakan bahwa konsep akan kolaborasi di Co- Working space masih belum dipahami dengan baik oleh masyarakat.

Masyarakat khususnya di Kota Pekanbaru masih belum paham akan fungsi utama Co- Working space. Banyak yang masih menganggap bahwa ruang kerja bersama bisa dilakukan di ruang-ruang publik seperti cafe, tempat makan, dll. Padahal konsep kolaborasi yang dimiliki oleh Co-Working space dapat memberikan kesempatan untuk menambah jaringan kerja hingga membantu para pelaku usaha start up untuk berkembang. Perlunya pemahaman akan konsep Co-Working ini, seharusnya disadari oleh manajemen Meet Up Co-Working space dengan cara merancang suatu kegiatan kolaboratif dengan dunia pendidikan agar pemahaman akan konsep Co-Working dapat tersampaikan dengan baik kepada target pasar. Disadari oleh founder Meet Up Co-Working space bahwa terjadi pergeseran segmen pasar dari industri Co-

(6)

375

Working di kota Pekanbaru. Pada awal berdirinya Meet Up menyasar para pekerja lepas (freelancer) hingga pelaku di bidang start up digital. Namun yang terjadi saat ini adalah, segmen pasar yang bergeser menjadi pelajar SMA hingga mahasiswa yang memang tertarik untuk terjun ke dunia bisnis.

5. Penutup

Kerjasama dengan pemerintah terutama dalam hal mengedukasi masyarakat bahwa fungsi Co-Working Space tidak hanya sebagai wadah untuk kolaborasi antara komunitas, namun lebih luas merupakan sarana pertemuan untuk kolaborasi dan pengembangan bisnis di Kota Pekanbaru, disamping itu dirasakan perlu apalagi mengingat bahwa kota Pekanbaru pada saat ini sedang gencar mendorong industri di berbagai bidang dengan pengetahuan akan teknologi digital, membuat peluang akan industri Co-Working space di kota Pekanbaru akan semakin berkembang. Pola kerja generasi saat ini yang membutuhkan fleksibilitas, kolaborasi serta karakteristik yang dinamis membuat Co-Working merupakan salah satu sarana untuk mendukung perkembangan dunia wirausaha di kota Pekanbaru. Penggabungan akan konsep tempat makan (Cafe) dan Co-Working space juga menjadi salah satu kekuatan Meet Up Co- Working space di kota Pekanbaru. Segmen pasar yang berubah membuat penggabungan ini menjadi sangat penting demi menarik masyarakat khususnya generasi millenials di kota Pekanbaru.

Sebagai penutup, dari hasil wawancara, industri Co-Working space di kota Pekanbaru memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang, namun dilain sisi juga memiliki tantangan ke depan yaitu bagaimana pemahaman akan konsep kolaborasi yang tidak dimiliki oleh tempat publik lainnya. Saran bagi penelitian ini adalah diharapkan peran serta pelaku industri Co- Working space seperti Meet Up Co-Working space untuk lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat luas termasuk kepada segmen pasar millennials hingga melakukan promosi yang efektif dan efisien sehingga tumbuhnya industri ini dapat menjadi jawaban bagi para pelaku industri start up business dalam mencari wadah ruang kerja yang kolaboratif. Saran lain bagi penelitian selanjutnya adalah agar peneliti lain dapat menambah objek penelitian lainnya yang berada di dalam dan luar kota Pekanbaru.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih kepada Allah SWT. dan semua pihak yang terkontribusi dalam penelitian ini, terutama untuk manajemen Meet Up Co-Working Space dan dosen kami ibu Linda Hetri Suriyanti, SE., M.,Ak., Ak., CA yang telah membimbing kami sehingga jurnal ini dapat dibuat.

Daftar Pustaka

Aurelie Leclercq-Vandelannoitte, Henri Isaac, (2016). The new office: how coworking changes the work concept. Journal of Business Strategy, Vol. 37 Issue: 6, pp.3- 9. Retrevied from https://www.emeraldinsight.com/doi/fu ll/10.1108/JBS-10-2015-0105.

Balamuralikrishna, R. and Dugger, J. (1995). SWOT analysis: a management tool for initiating new programs in vocational schools. Journal of Vocational and Technical Education, 12(1), 1- 7.

Fitriadi, B. (2013). Strategi Bersaing: Suatu Kajian Perumusan Strategi Pemasaran Guna Meraih Keunggulan Kompetitif. Jurnal Administrasi Bisnis. 5(1).

Rangkuti, F. (2001).Analisis swot Teknik membedah kasus bisnis, reorientasi konsep perencanaan strategis dalam menghadapi abad 21.

Referensi

Dokumen terkait