• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemetaan Perumahan Developer terhadap RTRW Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh

N/A
N/A
Nabila chantika

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pemetaan Perumahan Developer terhadap RTRW Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pemetaan Perumahan Developer terhadap RTRW Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh

Disusun Oleh :

Zakia Diva Hazainu (1804104010023) Afka Najlaa Ahira (1804104010034) Febrianti Anggia (1804104010035) Nabila Chantika Putri (1804104010041) Rizaldi Arie Maulana (1804104010076)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, , sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Real Estate dengan judul “Analisis Pemetaan Perumahan Developer Terhadap RTRW Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banda Aceh, 05 Desember 2020

Kelompok 5

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan. Rumah berfungsi sebagai tempat berlindung dalam menciptakan ruang hidupnya sendiri dan merupakan pusat realisasi kehidupan pengguna. Bisnis property real estate di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan komplek perumahan baru yang dikembangkan oleh developer.

Bertambahnya penduduk merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pertambahan pembangunan perumahan. khususnya di Aceh, terdapat beberapa pembangunan perumahan yang sangat pesat, seperti yang terjadi di kecamatan Meuraxa. Saat ini terdapat beberapa komplek perumahan yang sedang dibangun maupun yang sudah siap dihuni, salah satunya kompek perumahan yang Berlokasi di Punge.

Dalam pembangunan real estate, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Hal tersebut meliputi kestrategisan lokasi, kerawanan terhadap bencana, serta ketersediaan infrasuktur dan fasilitas.

Empat tahun terakhir, permintaan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Provinsi Aceh mengalami peningkatan. Kebutuhan masyarakat yang tinggi khususnya di kota-kota mendorong pertumbuhan penjualan rumah subsidi hingga 15% per tahunnya.

Konsentrasi pembangunan rumah MBR di Aceh selain di sekitar Banda Aceh, juga ada di Aceh Besar, dan daerah-daerah satelit di sekitar ibukota kabupaten/kota seperti Jantho, Lhokseumawe, Idi, Langsa, Sabang dan lain-lain.

(4)

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah perumahan kecamatan Meuraxa sudah sesuai RTRW yang berlaku atau tidak.

2. Apakah perumahan pada kecamatan Meuraxa berada dalam area aman bencana.

3. Fasilitas penunjang yang berada di area perumahan Meuraxa.

4. Untuk mengetahui standar harga jual rumah Kecamatan Meuraxa.

1.3 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1. Untuk pihak developer bisa mempertimbangkan harga jual standar prrumah daerah kecamatan Meuraxa.

2. Untuk mempertimbangkan pembangunan perumahan jarak aman bencana.

3. Mempertimbangkan jarak sarana dan prasarana kota bagi komplek perummahan.

(5)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Definisi Perumahan dan Permukiman

Definisi perumahan menurut Wijaya (2009) adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Definisi permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan dan tempat kegiatan yang 184 mendukung perikehidupan dan penghidupan.

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah

Menurut UU no 26 tahun 2007 Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya (DPR RI, 2007)

Rencana tata ruang wilayah merupakan konsepsi mengenai kondisi ideal dari tatanan ruang yang ingin dicapai di masa depan, sedangkan penggunaan lahan disamping merupakan kriteria teknis dan pedoman peruntukan lahan yang terintegrasi dalam proses perencanaan tata ruang wilayah, juga merupakan rangkaian proses untuk mewujudkan kondisi ruang yang ideal.

Walau pada kenyataanya, penggunaan lahan (land use) sering kali kurang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Salah satu penyebabnya ialah timbulnya konflik kepentingan

(6)

antar pelaku pembangunan yang terdiri dari pemerintah, pengusaha atau pengembang, ilmuwan (perguruan tinggi), lembaga swadaya masyarakat, dan segenap lapisan masyarakat

Fungsi rencana tata ruang pada daerah rawan bencana sejatinya adalah sebagai instrumen pengurangan risiko bencana, karena perencanaan tata ruang dilakukan pada saat bencana tidak/belum terjadi. Rencana tata ruang juga berfungsi sebagai kebijakan pembangunan. Menurut Brody, 2004 dalam Sagala dan Bisri, 2011, keputusan dalam bentuk kebijakan pembangunan dapat diarahkan untuk mengurangi komponen pembentuk risiko, baik menghindari lokasi bahaya, mengeliminasi kerentanan, dan memperkuat kapasitas.

Tujuan perencanaan ruang pada daerah rawan bencana adalah untuk mengendalikan pengembangan dan pembangunan di daerah-daerah yang rawan terhadap bahaya bencana.

Dampak positif dari pembatasan pembangunan pada daerah yang rawan terhadap bencana akan meminimasi potensi paparan (exposure) dan mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian jiwa serta kerusakan harta benda di daerah-daerah rawan bencana.

2.1.1 Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

1. Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota ; yang ditetapkan oleh pemerintaham daerah kota yang merupakan perwujudan visi dan misi pembangunan keruangan jangka panjang kota dalam mendukung perwujudan tujuan penataan ruang nasional yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan, berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional

2. Renacana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kota 3. Rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan lindung kota dan kawasan budi

daya kota.

4. Rencaan penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau.

5. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non-hijau

6. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan

(7)

untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan ssosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

7. Penetapan kawasan strategis kota ; yang merupakan kawasan yang diprioritaskan penataan ruangnya menurut kriteria yang ditetapkan

8. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utama jangka menengah 5 tahunan

9. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi

2.1.2 Qanun RTRW Kota Banda Aceh

Pasal 96

(1) RTRW Kota dilengkapi dengan Buku Rencana Perubahan dan Album Peta Perubahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Qanun ini.

(2) Penjabaran lebih lanjut dari RTRWK ini, diatur dengan RDTRK yang didalamnya memuat Rencana rinci kawasan strategis kota dan rencana-rencana lain yang lebih teknis.

(3) Dalam hal diperlukan rencana lebih rinci dapat diatur dalam RTBL

(4) Terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya perubahan fungsi ruang dan pemanfaatan lain dari yang direncanakan dalam RTRW Kota, maka instansi teknis pelaksana berkewajiban mengkoordinasikannya dengan instansi terkait atau Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Kota, dan selanjutnya mengkonsultasikan dengan DPRK.

(5) Perubahan fungsi ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4), menjadi dasar dalam peninjauan kembali RTRWK

Referensi

Dokumen terkait