ANALYSIS OF SEBLAK BANDUNG INCOME SLOWDOWN BEFORE AND AFTER USING DIGITAL PAYMENT IN KARAWANG DISTRICT ANALISIS PENDAPATAN UMKM SEBLAK BANDUNG SLOWDOWN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN DIGITAL PAYMENT DI
KABUPATEN KARAWANG
Sri Mulyani1, Aji Tuhagana2, Dwi Epty Hidayaty3
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Buana Perjuangan Karawang
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
ABSTRACT
This study aims to determine MSME income before and after using digital payments. This research was conducted using a qualitative descriptive approach with a triangulation analysis method. The data used in this study is primary data obtained directly from the owner of the Bandung Slowdown seblak business through observation, interviews and documentation. while for secondary data obtained from books, journals, literacy studies, websites and other media. Based on the results of the study, it was shown that the slowdown of MSME income before using digital payments often faced challenges in terms of transaction efficiency and customer accessibility, this became an obstacle in increasing MSME income. The income of MSMEs in Seblak Bandung has slowdown after using digital payments to experience an increase. Because many consumers are already using digital payments, digital payments also speed up the payment process and reduce queuing time. This transaction speed creates opportunities for increased transaction volume and purchase frequency, which directly contributes to higher revenue. By using digital payment instruments, the Seblak Bandung Slowdown MSMEs have succeeded in overcoming the problems of transaction efficiency and customer accessibility. A faster and more accurate payment process reduces queue barriers and provides a more comfortable shopping experience for consumers. This drives increased transaction frequency, creates customer loyalty, and generates recommendations. so that these MSMEs are able to optimize their business growth in a competitive market.
Keywords: Income, Digital Payment, MSMES
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan pembayaran digital. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode analisis triangulasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari pemilik usaha seblak Bandung Slowdown melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, studi literasi, website dan media lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan UMKM seblak sebelum menggunakan pembayaran digital sering menghadapi tantangan dari segi efisiensi transaksi dan aksesibilitas pelanggan, hal ini menjadi kendala dalam meningkatkan pendapatan UMKM. Pendapatan UMKM di Seblak Bandung yang mengalami perlambatan setelah menggunakan pembayaran digital mengalami peningkatan. Karena sudah banyak konsumen yang menggunakan pembayaran digital, pembayaran digital juga mempercepat proses pembayaran dan mengurangi waktu antrian. Kecepatan transaksi ini menciptakan peluang untuk meningkatkan volume transaksi dan frekuensi pembelian, yang secara langsung berkontribusi pada pendapatan yang lebih tinggi. Dengan menggunakan alat pembayaran digital, UMKM Seblak Bandung Slowdown berhasil mengatasi masalah efisiensi transaksi dan aksesibilitas pelanggan. Proses pembayaran yang lebih cepat dan akurat mengurangi hambatan antrean dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman bagi konsumen. Hal ini mendorong peningkatan frekuensi transaksi, menciptakan loyalitas pelanggan, dan menghasilkan rekomendasi, sehingga UMKM tersebut mampu mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya di pasar yang kompetitif.
Kata Kunci: Pendapatan, Pembayaran Digital, UMKM
PENDAHULUAN
Kehidupan masyarakat sehari- hari kini telah dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan informasi yang sangat maju, serta mempengaruhi gaya hidup masyarakat menjadi lebih cepat dan efektif. Saat ini, sektor keuangan memiliki dampak yang besar terhadap kemajuan teknologi, dengan menggabungkan berbagai teknologi ke dalam proses operasionalnya (Nurvenia
& Abdullah, 2021). Teknologi dalam bidang bisnis sangat mepengaruhi untuk meningkatkan jangkauan bisnis yang lebih luas sehingga membuat masyarakat sering melakukan transaksi elektronik menggunakan smartphone.
Penggunaan smartphone menjadi hal yang lumrah dikehidupan masyarakat sehari-hari baik itu sebagai tempat berbagi informasi, melakukan bisnis maupun media transaksi secara elektronik ( Akhmadi & Martini , 2020) Salah satu aspek yang ditawarkan oleh teknologi keuangan (fintech) adalah sistem pembayaran digital.
Sistem ini mempermudah transfer dana dari pengirim ke penerima. Dalam konteks pembayaran digital, uang diwakili dalam bentuk informasi digital yang disimpan, diproses, dan diteruskan. Informasi ini kemudian dipindahkan melalui alat pembayaran elektronik seperti kartu pembayaran dan uang elektronik. Konsep pembayaran digital melibatkan penggunaan perangkat lunak khusus yang memfasilitasi transaksi ini (Tarantang, et al., 2019).
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 20/6/PBI/2018 terkait uang elektronik bahwa kini banyak yang menjadikan uang elektronik sebagai salah satu cara bertransaksi masyarakat Indonesia dengan tetap menggunakan mata uang rupiah, mengutamakan keamanan, meminimalisir risiko, dan juga melakukan persaingan bisnis
dengan sehat. Bisa di lihat dari gambar 1 Jumlah uang elektronik yang beredar.
Gambar 1. Jumlah Uang Elektronik yang Beredar
Sumber: Katadata, 2023
Berdasarkan data pada gambar 1 dari Bank Indonesia (BI), uang elektronik yang beredar pada tahun 2017 hingga 2022 mengalami kenaikan cukup signifikan yaitu mencapai 800jt ditahun 2022. berbeda dengan peningkatan tahun sebelumnya yaitu ditahun 2017 hanya mencapai 100jt unit. Total nilai transaksi uang elektronik yang tercatat dari Januari hingga November 2022 mencapai Rp 1,03 kuadriliun. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup besar, yaitu sebesar 46,44%, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Kusnandar, 2023) .
Hal tersebut terjadi karena sistem pembayaran elektronik (non-tunai) memiliki banyak manfaat baik bagi penjual maupun pembeli (Widyayanti, 2019) . Adanya tuntutan perubahan teknologi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat para pelaku usaha harus sadar karakteristik masyarakat saat ini yaitu menginginkan kemudahan, pelayanan yang baik, kualitas produk, harga yang bersaing, dll (Sari, 2020).
Selain itu, masyarakat ingin sesuatu yang fleksibel. Fleksibel yang dimaksud adalah beragamnya pilihan dalam bertransaksi yang memudahkan pembeli seperti adanya Go-Pay, OVO, Dana, dan masih banyak lagi, hal ini bisa dilihat pada tren penggunaan
digital payment pada tahun 2022 di Indonesia.
Gambar 1. Trend Penggunaan Platfrom Digital Payment 2022
Sumber : (Jakpat, 2023)
Berdasarkan gambar 2 diatas Selain digunakan untuk transaksi online, dompet digital saat ini juga mudah digunakan untuk membayar transaksi offline seperti makan di restoran, membayar biaya parkir, dan berbelanja di supermarket. Dalam beberapa tahun terakhir, JAKPAT secara konsisten memantau tren pembayaran online, oleh karena itu, JAKPAT kembali mengadakan survei pembayaran digital selama awal tahun 2022. Hasil survei kepada 2,560 responden bahwa dalam melakukan pembayaran online responden lebih banyak menggunakan e-wallet sebanyak 94% responden mengaku menggunakan aplikasi E-wallet untuk bertransaksi. Sementara 48%
respondenya menggunakan mobile banking di awal tahun 2022. Akan tetapi tidak semua orang bisa menerapkan sistem cashless terutama orang-orang yang sudah tua yang gagap teknologi, mereka butuh menyesuaikan diri dengan sistem ini.
Dikarenakan penggunaan digital payment yang terus meningka Hal ini menarik perhatian para pelaku UMKM untuk melakukan inovasi dalam hal bertransaksi. Tingginya penggunaan digital payment di masyarakat membuat para pelaku usaha sadar bahwa/ mereka harus menerapkan pada bisnis usaha.
Dengan mempertimbangkan peranan yang sangat penting dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menjaga stabilitas perekonomian
Indonesia, menjadi suatu kewajiban bagi para pelaku usaha terutama yang beroperasi di sektor UMKM, untuk segera menghadapi ketidakpastian ekonomi yang ada. Para ahli bisnis memiliki berbagai strategi yang dapat diterapkan, dan salah satunya adalah mengadopsi pendekatan inovatif dalam sistem pembayaran dengan memanfaatkan metode pembayaran berbasis digital (Wardani & Darmawan, 2020).
Salah satu pelaku UMKM pengguna digital payment yang berada di jawa barat tepatnya di kabupaten karawang yaitu UMKM Seblak Bandung Slowdown yang beralamat di Jl.H. Ronggo waluyo, Desa Sukaharja, KecamatanTeluk jambe timur, Kabupaten Karawang Provinsi Jawa barat. UMKM ini berdiri pada tahun 2017 didirikan oleh Ibu Linda Lawati.
UMKM Seblak Bandung Slowdown telah menerapkan pembayaran digital (Digital payment) pada tahun 2022.
Berikut merupakan hasil pra survei terkait pada pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sebelum dan sesudah menggunakan digital payment terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown
Sumber : Owner UMKM Seblak Bandung Slowdown 2023
Berdasarkan tabel 1 bisa dilihat bahwa Dari data pendapatan pertahun UMKM Seblak Bandung Slowdown
pada tahun 2021 dan 2022, terlihat bahwa penggunaan digital payment telah memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan pendapatan.
Pada awal penggunaan digital payment di bulan Januari hingga April, persentase peningkatan pendapatan berkisar antara 47% hingga 56%.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa penggunaan digital payment telah memberikan dorongan positif dalam hal pendapatan sejak awal penggunaan.
Selanjutnya, pada bulan-bulan berikutnya, pendapatan terus mengalami peningkatan dengan presentase pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 58% hingga 73%.
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh (Widyayanti, 2019) menyatakan bahwa digital payment berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Sehingga digital payment mampu meningkatkan penjualan dan pendapatan usaha. Pada penelitian (Nurvenia & Abdullah, 2021) juga menyatakan Pembayaran digital menawarkan berbagai keuntungan, termasuk peningkatan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi, serta potensi untuk mengurangi biaya operasional sehingga menunjukkan bahwa variabel digital payment berpengaruh sigifikan terhadap pendapatan, sedangkan menurut (Sukayana & Sinarwati, 2022) Pemanfaatan sistem pembayaran digital oleh konsumen terbukti memberikan dampak yang cukup besar dan negatif terhadap pendapatan sektor UMKM di Bali.
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas fokus utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sebelum dan sesudah menggunakan digital payment. Oleh karena itu penelitian ini ditetapkan dengan judul “Analisis Pendapatan
UMKM Seblak Bandung Slowdown Sebelum dan Sesudah Menggunakan Digital Payment di Kota Karawang”.
Pendapatan
Menurut (Sochib, 2018, p. 47) pendapatan merupakan hasil perolehan aset yang berasal dari penyediaan barang atau jasa oleh perusahaan komersial dalam periode waktu tertentu.
Pendapatan yang diperoleh melalui aktivitas bisnis utama perusahaan berkontribusi terhadap total nilai aset perusahaan, sehingga meningkatkan modal perusahaan. Dalam konteks akuntansi, perlu diingat bahwa setiap penambahan modal yang dihasilkan melalui penyediaan barang atau jasa kepada pihak luar di catat dengan jelas dalam akun pendapatan.
Digital Payment
Menurut (Dr Ana Sriekaningsih, 2020, pp. 2-3) digital payment merupakan bentuk uang virtual yang diterbitkan oleh bank sentral atau otoritas pemerintah. Ini juga dapat mengacu pada representasi digital dari mata uang konvensional yang diakui dan diterima oleh badan hukum atau individu sebagai medium pertukaran.
Pembayaran digital ini dapat dikirimkan, disimpan, atau diperdagangkan secara online.
UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 dalam kutipaan (Krisna & Nuratama, 2021) adalah
“Sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang selalu berawal dari masalah yang dibawa oleh peneliti tetapi masih bersifat remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis (Anggito &
Setiawan, 2018). Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah penelitian berada di lapangan. Jenis yang digunakan oleh peneliti yaitu kualitatif deskriptif. Jenis penelitian kualitatif deskriptif merupakan teknik dalam menggambarkan maupun menginterpretasikan arti data-data yang telah dikumpulkan dengan memperhatikan dan merekam sebanyak mungkin aspek yang diteliti pada saat itu, sehingga diperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dan observasi. Wawancara adalah interaksi dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono. 2015, p. 231). Wawancara dilakukan kepada Dinas Koperasi dan UMKM, Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown dan Konsumen UMKM Seblak Bandung Slowdown.
Pada penelitian ini untuk menguji kredibilitas peneliti menggunakan triangulasi. Triagulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Wijaya, 2018, pp. 120-121).
Secara khusus dalam penelitian ini menggunakan triagulasi sumber berupa membandingkan data yang di peroleh melalui wawancara dengan informasi satu dengan yang lain. Pada penelitian ini menggunakan tiga informan, Informan pertama adalah dari Dinas
Koperasi dan UMKM Karawang, informan kedua adalah pemilik UMKM Seblak Bandung Sowdown tersebut, dan informan ketiga adalah konsumen UMKM Seblak Bandung Slowdown yang berinteraksi dengan UMKM tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil Penelitian
Pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown
Berdasarkan penelitian lapangan diperoleh data pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sebagai berikut :
Gambar 2. Pendapatan Tahun 2021- 2022 UMKM Seblak Bandung
Slowdown
Sumber : Data hasil wawancara penelitian dengan owner UMKM
Seblak Bandung Slowdown Dari Grafik 2 tentang perubahan pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sebelum dan sesudah menggunakan digital payment.
Sebelum menggunakan metode pembayaran digital pendapatan UMKM , pendapatan UMKM cenderung berada pada tingkat yang stabil dengan pendapatan setiap bulannya dari 19jt-30 jt setiap bulan meningkat namun tidak secara pesat dan sulit untuk mengalami peningkatan. keterbatasan dalam proses pembayaran, antrian yang panjang, dan keterbatasan dalam melayani pelanggan secara cepat menjadi hambatan dalam mencapai pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi. Namun, setelah menggunakan digital payment, terlihat
mengalami perubahan drastis. Dimana setiap bulannya memiliki peningkatan yang pesat setiap bulannya 42jt-98jt Grafik menunjukkan bahwa pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown mengalami peningkatan sepanjang tahun 2022. Hal ini terjadi karena penggunaan metode pembayaran digital telah mengatasi kendala-kendala sebelumnya. Proses pembayaran yang lebih cepat dan akurat menghilangkan hambatan yang pernah ada dalam proses transaksi, mengurangi waktu antrian, dan memungkinkan UMKM untuk memberikan pelayanan yang lebih efisien kepada pelanggan.
Uji Validitas
1. Penggunaan digital payment Efektif dalam bertransaksi pada UMKM a. Informan 1 Dinas Koperasi dan
UMKM :
Dinas koperasi dan UMKM mengatakan digital payment efektif dalam bertransaksi, karena memberikan kemudahan dan Kecepatan saat transaksi, sehingga transaksi dilakukan dengan cepat dan mudah tanpa perlu menghadapi batasan jarak dan waktu.
Ini dapat mengurangi waktu proses pembayaran dan mempercepat aliran kas di UMKM.
b. Informan 2 pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown :
Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown Mengatakan bahwa penggunaan digital payment efektif dalam bertransaksi pada UMKM Seblak Bandung Slowdown, Metode pembayaran digital telah memberikan berbagai manfaat bagi UMKM seperti berbelanja yang lebih cepat, aman, dan nyaman bagi pelanggan. Proses pembayaran menjadi lebih efisien, mengurangi waktu antrean, dan meminimalkan kesalahan dalam pencatatan keuangan.
c. Informan 3 Konsumen UMKM Seblak Bandung Slowdown :
Konsumen Mengatakan setuju karena UMKM Seblak Bandung Slowdown ini sudah memiliki banyak pelanggan yang menyebabkan banyaknya antrian konsumen, sehingga Penerapan digital payment sangat efektif dalam transaksi pada UMKM Seblak Bandung Slowdown. Karena digital payment dapat mempercepat proses berbelanja bagi pelanggan dengan keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi. Keseluruhan, semua pandangan ini menunjukkan penggunaan metode pembayaran digital memiliki efektivitas yang sangat baik dalam bertransaksi di UMKM Seblak Bandung Slowdown. Kecepatan, kemudahan, serta penghapusan batasan jarak dan waktu yang ditawarkan oleh digital payment membawa manfaat yang beragam bagi UMKM ini juga membantu mengurangi waktu antrean.
Transaksi yang cepat dan mudah memberikan pengalaman berbelanja yang lebih efisien, aman, dan nyaman bagi pelanggan.
2. Penggunaan digital payment efektif dalam meningkatkan pendapatan pada UMKM Seblak Bandung Slowdown:
a. Informan 1 Dinas Koperasi dan UMKM :
Dinas Koperasi dan UMKM setuju akan Penggunakan digital payment atau pembayaran digital dapat berkontribusi pada peningkatan pendapatan UMKM. Hal ini karena penggunaan ditgital payment memiliki potensi untuk mempercepat proses transaksi, yang pada gilirannya dapat mendorong peningkatan volume penjualan dan akhirnya meningkatkan pendapatan perusahaan.
b. Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown :
Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown mengatakan Penggunaan digital payment meningkatkan
pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown. karena Penggunaan digital payment membantu. pelanggan dapat bertransaksi dengan cepat dan tanpa merepotkan proses fisik pembayaran.
Tidak perlu lagi membawa uang tunai, ini menghilangkan hambatan dalam berbelanja yang berkaitan dengan keterbatasan waktu dan tempat.
Kemudahan ini mendorong pelanggan untuk lebih sering berbelanja, karena mereka merasa lebih nyaman dan mudah dalam melaksanakan pembelian.
c. Informan 3 Konsumen
Konsumen mengatakan setuju bahwa pada proses pembayaran digital payment memiliki Potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan karena dapat mempersingkat waktu pembayaran dan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut karena sangat praktis dan tidak perlu antri lama untuk melakukan pembayaran selain itu digital payment berperan penting dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja dan membantu meningkatkan pendapatan UMKM.
Secara keseluruhan, semua pandangan ini menunjukkan bahwa penggunaan digital payment dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown dengan memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan pengalaman pembelian yang lebih baik kepada konsumen.
3. Pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sebelum adanya metode digital payment :
a. Informan 1 Dinas Koperasi dan UMKM :
Dinas Koperasi dan UMKM mengatakan UMKM akan kesulitan untuk meningkatkan pendapatany, karena Sebelum menggunakan digital payment, UMKM akan menghadapi tantangan dalam hal efisiensi transaksi
dan aksesibilitas pelanggan. Metode pembayaran tradisional seperti tunai cenderung menghambat proses pembayaran, menciptakan antrian panjang, dan memperlambat laju transaksi. Dampak ini berujung pada potensi pendapatan yang tidak teroptimalkan.
b. Informan 2 Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown :
Pemilik UMKM mengungkapkan Sebelum UMKM Seblak Bandung Slowdown menggunakan digital payment, UMKM menghadapi berbagai kendala dalam mengelola proses pembayaran dan mencatat transaksi.
Antrian panjang dan waktu yang diperlukan untuk penghitungan manual mengakibatkan beberapa pelanggan berpotensi mengurungkan niat untuk bertransaksi. Hal ini mempengaruhi volume penjualan kami dan potensi pendapatan yang bisa kami capai.
UMKM juga merasa terbatas dalam menjangkau konsumen yang lebih memilih pembayaran digital, karena kami hanya mengandalkan metode tradisional. Keterbatasan ini pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan pendapatan kami.
c. Informan 3 Konsumen :
Dari perspektif konsumen, Sebelum UMKM Seblak Bandung Slowdown menggunakan digital payment, pengalaman konsumen bertransaksi kurang optimal. Proses pembayaran yang lambat dan adanya antrian seringkali membuat transaksi menjadi lebih lama dan kurang nyaman.
konsumen merasa terbatas dalam pilihan pembayaran, terutama bagi mereka yang lebih suka bertransaksi secara digital. Hal ini juga berdampak pada keinginan kami untuk sering berbelanja di UMKM seblak bandung slowdown.
Secara keseluruhan, semua pandangan ini menunjukkan Sebelum
menerapkan digital payment, UMKM Seblak Bandung Slowdown menghadapi tantangan serius terkait efisiensi transaksi dan pengalaman pelanggan. Metode pembayaran seperti tunai, menyebabkan hambatan dalam proses pembayaran dengan adanya antrian panjang dan waktu yang diperlukan untuk penghitungan manual.
UMKM juga mengalami keterbatasan dalam menjangkau konsumen yang lebih suka pembayaran digital, mengakibatkan hilangnya peluang bisnis yang. Ini berimbas pada pertumbuhan pendapatan yang terhambat. Pengalaman konsumen juga terpengaruh, dengan proses pembayaran yang lambat dan kurangnya pilihan pembayaran.
4. Pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sesudah adanya metode pembayaraan digital payment
a. Informan 1 Dinas Koperasi dan UMKM :
Dinas Koperasi dan UMKM mengatakan, pendapatan UMKM yang sudah menggunakan digital payment akan mengalami peningkatan karena Penggunaan alat pembayaran digital memiliki dampak positif. Dengan menggunakan teknologi digital
payment, UMKM dapat
mengoptimalkan efisiensi operasional melalui otomatisasi proses pembayaran, mengurangi waktu antrian, serta meminimalkan risiko kesalahan karyawan dalam pencatatan transaksi.
b. Informan 2 Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown :
Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown mengatakan setelah menerapkan metode pembayaran digital pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown mengalami kenaikan pendapatan. Melalui wawancara mendalam dengan pemilik dan beberapa pelanggan, bahwa penggunaan digital payment telah memberikan manfaat.
Seperti efisiensi yang lebih tinggi dalam berbelanja. Ini mendorong mereka untuk lebih sering melakukan pembelian dan bahkan mengajak teman dan keluarga untuk mencoba makanan di UMKM Seblak Bandung Slowdown.
c. Informan 3 Konsumen :
Sebagai konsumen UMKM Seblak Bandung Slowdown, konsumen merasa sangat terbantu dengan menggunakan digital payment oleh bisnis ini. Konsumen dapat dengan mudah melakukan pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai atau menunggu lama dalam antrean.
Pengalaman berbelanja saya menjadi lebih nyaman dan efisien. konsumen juga merasa lebih aman karena transaksi konsumen terekam secara digital, dan konsumen dapat dengan mudah mendapatkan bukti pembayaran.
Secara keseluruhan, semua pandangan ini menunjukkan penggunaan metode pembayaran digital telah menghasilkan dampak positif yang sangat baik terhadap pendapatan.
Melalui pelaksanaan digital payment yang efektif, proses transaksi telah dipercepat, menciptakan rasa kenyamanan yang tak terhingga bagi konsumen saat berbelanja. melalui penerapan pembayaran digital, konsumen merasakan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, yang secara langsung mendorong mereka untuk lebih sering berbelanja.
5. Dampak yang dirasakan setelah menggunakan pembayaran digital pada pertumbuhan bisnis UMKM seblak bandung slowdown :
a. Informan 1 Dinas Koperasi dan UMKM :
Menurut Dinas Koperasi dan UMKM, penerapan pembayaran digital di UMKM Seblak Bandung Slowdown telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan bisnis. efisiensi dalam proses pembayaran telah
mengurangi beban administratif UMKM, memungkinkan pemilik usaha untuk lebih fokus pada pengembangan produk dan pelayanan. Dinas ini juga mengamati peningkatan dalam pencatatan keuangan yang lebih akurat dan transfaran.
b. Informan 2 Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown :
Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown mengatakan penggunaan alat pembayaran digital memiliki dampak positif yang nyata pada pertumbuhan bisnis. Proses pembayaran yang lebih cepat dan akurat membantu mengurangi waktu yang sebelumnya dihabiskan dalam administrasi manual, sehingga dapat lebih fokus pada pengelolaan operasional dan pelayanan pelanggan yang lebih baik. Dengan efisiensi ini, saya dapat melayani lebih banyak pelanggan dalam waktu yang sama, meningkatkan volume transaksi dan pendapatan..
c. Informan 3 Konsumen :
Konsumen UMKM Seblak Bandung Slowdown juga setuju bahwa penggunaan pembayaran digital telah membawa perubahan positif dalam cara mereka berinteraksi dengan UMKM Seblak Bandung Slowdown. Konsumen melaporkan bahwa proses pembayaran yang mudah dan cepat meningkatkan kenyamanan mereka saat berbelanja.
Mereka tidak perlu khawatir tentang membawa uang tunai atau menunggu terlalu lama di kasir. Beberapa konsumen juga merasa lebih aman dalam bertransaksi dengan digital payment. Ini mendorong mereka untuk lebih sering berkunjung dan berbelanja di UMKM tersebut, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan bisnis UMKM Seblak Bandung Slowdown.
Secara keseluruhan, semua pandangan ini menunjukkan penggunaan alat pembayaran digital telah membawa dampak positif
terhadap pertumbuhan bisnis ini.
Pemilik UMKM menyoroti efek positif dari proses pembayaran yang lebih cepat dan akurat, mengurangi beban administrasi manual dan memungkinkan fokus lebih besar pada pengelolaan operasional dan pelayanan pelanggan yang lebih baik. Efisiensi ini menyebabkan kemampuan melayani lebih banyak pelanggan, mendorong peningkatan volume transaksi dan pendapatan.
Hasil Pembahasan
Pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sebelum menggunakan digital payment
Berdasarkan hasil wawancara dari tiga informan yang berbeda terkait gambaran pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sebelum menggunakan digital payment.
Informan pertama adalah dari Dinas Koperasi dan UMKM, informan kedua adalah pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown, dan informan ketiga adalah konsumen yang berinteraksi dengan UMKM Seblak Bandung Slowdown.
Perspektif Dinas Koperasi dan UMKM, Sebelum menggunakan digital payment UMKM yang hanya mengandalakan metode pembayaran tunai Metode pembayaran ini telah dianggap kurang efisiensi untuk bertransaksi. Proses perhitungan manual uang tunai dan verifikasi transaksi secara manual memakan waktu lebih lama, yang mengakibatkan transaksi menjadi lebih lambat dan kurang efisien. Ketika konsumen harus menunggu lama dalam antrian, mereka mungkin memiliki waktu untuk memikirkan ulang keputusan pembelian mereka. Hal ini dapat memberikan peluang bagi keraguan atau pertimbangan ulang, yang mengakibatkan mereka memutuskan
untuk tidak jadi membeli. Selain itu, ketidakmampuan untuk mengikuti tren pembayaran modern dapat mengurangi daya tarik UMKM terhadap konsumen yang lebih suka bertransaksi secara digital. Ini menciptakan potensi terhambatnya pertumbuhan pendapatan karena keterbatasan dalam efisiensi dan aksesibilitas transaksi. Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown setuju dampak nyata dari tantangan tersebut.
Keterbatasan dalam mengelola proses pembayaran dan mencatat transaksi menghambat volume penjualan dan pertumbuhan pendapatan. Pengalaman antrian panjang dan proses pembayaran yang lambat berdampak pada kepuasan pelanggan dan daya tarik bisnis.
Keterbatasan dalam menjangkau konsumen yang lebih suka pembayaran digital juga memberikan potensi hilangnya pangsa pasar. Konsumen UMKM Seblak Bandung Slowdown merasakan Sebelum UMKM Seblak Bandung Slowdown menggunakan digital payment, konsumen sering menghadapi pengalaman yang kurang optimal ketika bertransaksi di UMKM ini. Proses pembayaran yang lambat dan adanya antrian yang sering kali panjang tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan, tetapi juga memakan waktu. Sebagian konsumen juga mengatakan, konsumen merasa tidak nyaman dengan adanya keterbatasan ini yang menghambat efisiensi dan kenyamanan dalam berbelanja.
Pembayaran tunai membatasi akses konsumen dalam bertransaksi.
Dalam era di mana opsi pembayaran digital semakin populer, keterbatasan metode pembayaran tradisional seperti tunai dapat membuat konsumen lebih memilih alternatif lain yang lebih cepat dan nyaman. kaum milenial dan generasi mendatang cenderung lebih suka menggunakan pembayaran digital yang lebih praktis dan efisien.
Perubahan ini secara langsung berdampak pada UMKM yang hanya menyediakan opsi pembayaran tradisional, mengakibatkan mereka kehilangan pelanggan. Keterbatasan ini dapat menghalangi konsumen untuk bertransaksi dengan UMKM, sehingga potensi pendapatan menjadi terbatas.
Pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown Sesudah Menggunakan Digital Payment
Berdasarkan hasil wawancara dari tiga informan yang berbeda terkait gambaran pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown sesudah menggunakan digital payment.
Informan pertama adalah dari Dinas Koperasi dan UMKM, informan kedua adalah pemilik UMKM Seblak Bandung slowdown tersebut, dan informan ketiga adalah konsumen yang berinteraksi dengan UMKM Seblak Bandung Slowdown
Prespektif Dinas Koperasi dan UMKM, Penggunaan metode pembayaran digital telah memberikan peluang baru bagi UMKM tersebut dalam meningkatkan efisiensi transaksi dan meningkatkan aksesibilitas pelanggan. Proses pembayaran yang lebih cepat dan akurat berkontribusi pada pengurangan waktu antrian dan waktu yang dihabiskan dalam proses pembayaran, yang pada akhirnya meningkatkan perubahan pelanggan.
Kecepatan transaksi ini telah membuka pintu untuk melayani lebih banyak pelanggan dalam periode waktu yang sama, yang secara langsung berdampak positif pada peningkatan pendapatan.
pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown mengatakan penggunaan alat pembayaran digital menjadi pendorong bagi pertumbuhan bisnis UMKM Seblak Bandung Sowdown, Peningkatan efisiensi transaksi dan pengurangan antrian memungkinkan
UMKM melayani lebih banyak pelanggan dalam waktu yang lebih singkat. Ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan volume transaksi dan pendapatan keseluruhan.
Kinerja operasional yang lebih baik dan efisiensi yang dicapai melalui pembayaran digital juga telah membantu UMKM dalam mengatasi kendala yang sebelumnya membatasi pertumbuhan pendapatan. Konsumen juga setuju, adopsi alat pembayaran digital memiliki dampak baik pada pengalaman berbelanja mereka di UMKM Seblak Bandung Slowdown.
Kemudahan dan kecepatan dalam pembayaran digital telah membawa kenyamanan bagi konsumen, yang mendorong mereka untuk lebih sering bertransaksi. Penurunan waktu tunggu dan proses transaksi yang lebih lancar mengakibatkan peningkatan frekuensi dan jumlah transaksi. Hal ini berpotensi memberikan dampak positif pada pendapatan UMKM.
Proses pembayaran digital yang aman dan akurat mengurangi risiko potensial kesalahan penghitungan dan transaksi yang tidak akurat. Hal ini meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap UMKM, membantu membangun hubungan yang lebih kuat antara UMKM dan pelanggan.
Kepercayaan yang tinggi berpotensi meningkatkan pelanggan dan memberikan dukungan jangka panjang terhadap pendapatan. penggunaan pembayaran digital juga menciptakan citra yang lebih profesional dan modern bagi UMKM. Penggunaan teknologi yang up-to-date memberikan kesan bahwa UMKM berada di garis depan dalam mengikuti perkembangan bisnis.
Dampak Penggunakan Digital Payment Pada Pertumbuhan Bisnis UMKM Seblak Bandung Slowdown
Berdasarkan hasil wawancara dari tiga informan yang berbeda terkait gambaran Dampak penggunaan digital payment pada pertumbuhan bisnis UMKM Seblak Bandung Slowdown.
Informan pertama adalah dari Dinas Koperasi dan UMKM, informan kedua adalah pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown, dan informan ketiga adalah konsumen yang berinteraksi dengan UMKM Seblak Bandung Slowdown.
Perspektif Dinas Koperasi dan UMKM, Dengan menggunakan alat pembayaran digital, UMKM mengatasi berbagai kendala dalam efisiensi transaksi dan aksesibilitas pelanggan yang sebelumnya membatasi potensi pendapatan. Proses pembayaran yang lebih cepat dan akurat membantu mengurangi waktu yang sebelumnya dihabiskan dalam administrasi manual.
Efisiensi ini berkontribusi pada pengoptimalan operasional, sehingga UMKM dapat lebih fokus memberikan pelayanan yang baik. Selain itu, Dinas Koperasi dan UMKM melihat bahwa penggunaan digital payment membantu UMKM memperoleh citra yang lebih modern dan profesional. Ini menciptakan daya tarik yang lebih besar bagi konsumen yang cenderung memilih bisnis dengan solusi pembayaran yang lebih canggih.
Dengan meningkatnya efisiensi transaksi dan pelayanan yang lebih baik, UMKM dapat meningkatkan daya saingnya di pasar yang semakin kompetitif. Secara keseluruhan, Dinas Koperasi dan UMKM percaya bahwa digital payment telah membuka jalan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan bagi UMKM Seblak Bandung Slowdown. Pemilik UMKM Seblak Bandung Slowdown melihat penggunaan digital payment sebagai solusi yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Pemilik UMKM
juga mengakui bahwa digital payment mengurangi beban administrasi manual yang sebelumnya menghambat efisiensi. Ini memberikan peluang untuk lebih fokus pada inovasi produk, pemasaran, dan pelayanan pelanggan yang lebih baik. Akurasi pencatatan transaksi yang otomatis juga membantu dalam perencanaan keuangan dan strategi bisnis yang lebih baik. Secara keseluruhan, pemilik UMKM melihat digital payment sebagai alat yang mendorong pertumbuhan bisnis dengan mengoptimalkan pelayanan dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Konsumen juga merasakan bahwa kemudahan dan kecepatan dalam proses pembayaran telah meningkatkan tingkat kenyamanan mereka saat berbelanja. Tidak lagi perlu khawatir tentang membawa uang tunai atau menghabiskan waktu berlama-lama di kasir, sehingga pengalaman berbelanja menjadi lebih efisien. Selain itu, keamanan transaksi juga menjadi faktor penting, di mana beberapa konsumen merasa lebih aman ketika bertransaksi menggunakan metode pembayaran digital.
Proses pembayaran yang cepat dan mudah menghilangkan hambatan antrian panjang dan memungkinkan transaksi diselesaikan dengan lebih cepat. Hal ini menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih menyenangkan dan nyaman bagi konsumen. Pelanggan yang merasa nyaman dalam bertransaksi cenderung akan berbelanja lebih sering. Kenyamanan dalam proses pembelian atau pembayaran membuat pelanggan merasa bahwa mereka dapat menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha untuk mendapatkan produk atau layanan yang mereka butuhkan. Ini secara otomatis mengarah pada peningkatan frekuensi transaksi, yang berdampak positif pada pendapatan bisnis. Ketika pelanggan merasa
nyaman dan puas dengan pengalaman mereka, mereka cenderung menjadi lebih loyal terhadap bisnis tersebut.
Pelanggan yang merasa dihargai dan dilayani dengan baik cenderung tetap setia dan kembali untuk bertransaksi di masa depan. Loyalitas pelanggan yang tinggi berarti pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan bagi bisnis.
PENUTUP
Hasil dari analisis penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan, maka dapat di tarik kesimpulan :
1. UMKM Seblak Bandung Slowdown sebelum menggunakan digital payment sering kali menghadapi tantangan dalam hal efisiensi transaksi dan aksesibilitas pelanggan. Antrian panjang dan proses pembayaran yang lambat menciptakan hambatan dalam peningkatan pendapatan
2. Pendapatan UMKM Seblak Bandung Slowdown setelah menggunakan digital payment mengalami Peningkat. Karena sudah banyak konsumen yang menggunakan digital payment, digital payment juga mempercepat proses pembayaran dan mengurangi waktu antrian.
Kecepatan transaksi ini menciptakan peluang untuk peningkatan volume transaksi dan frekuensi pembelian, yang berkontribusi langsung pada pendapatan yang lebih tinggi.
3. Dengan penggunaan alat pembayaran digital, UMKM Seblak Bandung Slowdown berhasil mengatasi kendala efisiensi transaksi dan aksesibilitas pelanggan. Proses pembayaran yang lebih cepat dan akurat mengurangi hambatan antrian, serta memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman bagi konsumen. Ini mendorong peningkatan frekuensi transaksi, menciptakan loyalitas pelanggan,
dan menimbulkang rekomendasi.
sehingga UMKM ini mampu mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya dalam pasar yang kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
Putra , i. M., 2017. Indra. Yogyakarta:
s.n.
Akhmadi , m. D. D. & martini , e., 2020.
Pengaruh e-service quality terhadap kepuasandan loyalitas pelanggan aplikasi ovo dan loyalitas pelanggan aplikasi ovo.
Jurnal mitra manajemen
Amalia, f., zanah, s. N., hidayaty, . D. . E.
& hari sandi, s. P. H., 2023.
Peranan manajemen dalam meningkatkan kinerja umkm kedai teh vira. Jurnal pijarstudi manajemen dan bisnis.
Anon., 2020. Shopee. [online]
available at:
https://help.shopee.co.id/portal/ar ticle/73240-[aktivasi-shopeepay]- apa-itu-shopeepay-dan-
bagaimana-cara-aktivasinya%3f Anon., 2023. Layanan keuangan dalam
genggaman. [online]
available at: www.gopay.co.id Arianti, b. F., 2020. Pengaruh pendapatan
dan perilaku keuangan terhadap literasi keuangan melalui keputusan berinvestasi sebagai variabel intervening. Jurnal akuntansi, p. 5.
Auliya, n. H. Et al., 2020. Metode penelitian kualitatif & kuantitatif.
Yogyakarta: cv. Pustaka ilmu group yogyakarta.
Budiastuti, a. D. &. M. D., 2020. Analisis faktor-faktor pengaruh minat penggunaan menggunakan technology acceptance model (tam). Diponegoro: journal of acounting.
Dr. H. Zuchri abdussamad, s. M., 2021.
Metode penelitian kualitatif.
S.l.:cv. Syakir media press.
Endraswara, a., 2013. Woodshouse.
Journal of chemical information and modeling.
Endraswara, a., 2016. Analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi berbasis sistem komputerisasi dengan menggunakan metode rapid application development (rad) pada usaha woodshouse. S.l.:s.n.
Feradhita nkr, 2019. Kelebihan dan kekurangan sistem e-payment di e-commerce. [online]
available at:
https://www.logique.co.id/blog/2 019/08/02/e-payment/
Halidazia, 2020. Pengaturan pengembangan umkm di indonesia. S.l.:fakultas hukum universitas muara bungo.
Hartono, 2019. Dasar dasar akuntansi (2nd ed.). Yogyakarta: cv andi offset.
Hasti, 2018. Sistem penjualan sandal berbasis web. Jati. Jurnal teknologi .
Hery, 2018. Analisis laporan keuangan.
Jakarta: penerbit pt grasindo.
Hery, 2018. Pengantar manajemen..
Jakarta: grasindo.
Hery, s. M. C. R. C., 2018. Pengantar manajemen. Jakarta : grasindo.
Hidayanto, m. T., 2022. Cnbc indonesia.
[online]
available at:
https://www.cnbcindonesia.com/
opini/20221108092338-14- 385932/saatnya-umkm-bangkit- bersama-digital-payment- marketplace
Houston, d. D., 2019. Adopsi penerimaan digital payment pada kalangan milenial. Jurnal medium.
Irnawati, j., 2021. Dasar-dasar manajemen keuangan. Bandung:
media sains indonesia.
Jakpat, 2023. Indonesia digital payment trends 1st semester of 2022 – jakpat survey report. [online]
available at:
https://blog.jakpat.net/indonesia- digital-payment-trends-1st- semester-of-2022-jakpat-survey- report/
Kusnandar, v. B., 2023. Jumlah uang elektronik yang beredar (2010 - nov 2022). [online]
available at:
https://databoks.katadata.co.id/da tapublish/2023/02/17/uang- elektronik-yang-beredar-tembus- 772-juta-unit-pada-november- 2022#:~:text=berdasarkan%20dat a%20bank%20indonesia%20(bi,j uta%20jiwa%20pada%20juni%2 02022.
Martani, d., 2016. Akuntansi keuangan menegah berbasis psak buku 1..
Jakarta: salemba empat.
Maulana, a., 2018. Analisis pendapatan dan beban operasional dalam meningkatkan laba operasional pada pt. Kharisma pemasaran bersama nusantara. S.l.:s.n.
Maulana & asri, 2018. Analisis pendapatan dan beban operasional dalam meningkatkan laba operasional pada pt. Kharisma pemasaran bersama nusantara (pt kpb). Jurnal akuntansi, p. 5.
Musthafa, 2017. Manajemen keuangan.
Yogyakarta: s.n.
Nasrulloh2, s. F. & supendi, c., 2021.
Pengembangan platformwarung onlineberbasis prestashop sebagai sarana promosi produk umkm kabupaten kuningan.
Jurnal.upmk.ac.id, p. 4.
Nawawi, h., 2020. Penggunaan e-wallet di kalangan mahasiswa. In jurnal emik, vol 3, issue 2. .
Novitasari, s.e. , e., 2021. Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: unicorn.
Novitasari, s. ,. E., 2021. Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: unicorn.
Nurdiansyah & rahman, 2019. Pengantar manajemen. Yogyakarta: s.n.
Nurvenia & abdullah, m. F., 2021.
Pengaruh financial technology terhadap pendapatan usaha kecil dan menengah di desa landungsari kecamatan dau kecil dan menengah di desa landungsari kecamatan dau. Kecil dan menengah di desa landungsari kecamatan dau .
Putri, w. E., 2022. Peran sistem digital payment sebagai strategi peningkatan pendapatan pada usaha. Prosiding national seminar on accountin.
Rahma, t. I. F., 2018. Persepsi masyarakat kota medan terhadap penggunaan.
Jurnal ekonomi islam.
Riyanto, b., 2013. Dasar-dasar pembelajaran perusahaan. Dalam:
dasar-dasar pembelajaran perusahaan. Yogyajarta: bpee yogyakarta, p. 4.
Rizkiyah, k., nurmayant, l., macdhy, r. D.
N. & yusuf, a., 2021. Pengaruh digital payment terhadap perilaku konsumen pengguna platform digital payment ovo. Jurnal ilmiah manajemen.
Rusdi, 2018. Penelitian desain dan pengembangan kependidikan.
Depok: rajawali.
Sagayarani, 2017. Digital payments in india. Journal of business and management (iosrjbm) .
Saputra , a. R., 2022. Pengaruh implementasi ekonomi digital dan orientasi kewirausahaan terhadap pendapatan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (umkm) perspektif ekonomi islam.
Sarinah, 2017. Pengantar manajemen.
Yogyakarta : cv. Budi utama..
Sari, s. P., 2020. Strategi meningkatkan penjualan di era digital. Scientific journal of reflection.
Sarwono, sarlito w & meinarno, 2015.
Psikologi sosial. Jakarta: salemba.
Sidiq, u. & choiri, m. M., 2019. Metode penelitian kualitatif. Jl. Pramuka 139 ponorogo: cv. Nata karya.
Sochib, 2018. Pengantar akuntansi 1 (pertama). Yogyakarta:
deepublish.
Sudana, 2019. Manajemen keuangan teori dan praktik. Surabaya:
airlangga university press.
Sugiono, 2014. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,kualitatif. Bandung:
alfabeta.
Sujarweni, 2018. Manajemen keuangan financial manajemen.
S.l.:penerbit pustaka baru press.
Sukayana, k. & sinarwati, n. K., 2022.
Analisis pengaruh financial behaviour dan actual use digital payment system terhadap pendapatan usaha sektor umkm di bali.
Tambunan, t., 2013. Usaha mikro kecil dan menengah di indonesia.
Jakarta: ghalia indonesia.
Tarantang, j., awwaliyah, a., astuti, m. &
munawaroh, m., 2019.
Perkembangan sistem pembayaran digital. Iain palangka raya .
Utari, d., purwanti, a. & prawironegoro, d., 2014. Manajemen keuangan.
Jakarta: mitra wacana media.
Wardani, a. P. . Y. K. & darmawan, n. A.
S., 2020. Peran financial technology pada umkm:
peningkatan literasi. Jurnal ilmiah akuntansi dan humanika.
Widyayanti, e. R., 2019. Analisis pengaruh kecenderungan pergeseran sistem pembayaran
dari tunai ke non-tunai/online paymentterhadap peningkatan pendapatan usaha (studi pada umkm di yogyakarta). Seminar nasional dan call for paper paradigma pengembangan ekonomi kreatif di era 4.0.
Wijaya, c., 2016. Dasar-dasar manajemen. Medan: s.n.
Wijaya, t., 2018. Manajemen kualitas jasa. Dalam: jakarta: pt.indeks, pp. 120-121.
Yin, r. K., 2018. Case study research and applications.
Singapore: sage publications.