• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT AN-NAHL AYAT 90 PADA KEHIDUPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT AN-NAHL AYAT 90 PADA KEHIDUPAN "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT AN-NAHL AYAT 90 PADA KEHIDUPAN

SEHARI-HARI

SKRIPSI

OLEH:

DEWI ATIQA NPM. 21601011181

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020

(2)

ABSTRAK

Atiqa, Dewi. 2020.Analisis Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 90 pada Kehidupan Sehari-hari. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang. Pembimbing I: Dr. H. Abdul Jalil, M.Ag. Pembimbing 2: Dr. Fita Mustafida, M.Pd.

Kata Kunci : Analisis, Nilai-nilai, Implementasi, Pendidikan Akhlak

Al-Qur’an adalah firman yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika dibaca, diibaratkan sebagai ibadah. Al-Qur’an sebagai fokus utama dalam ajaran-ajaran atau aturan-aturan dalam Islam yang merupakan sebagai pedoman maupun fondasi hidup umat muslim di dunia. Al-Qur’an bukan hanya mengkaji tentang hablum minallah (manusia dengan Tuhan), namun juga mengkaji tentang hablum minannas (manusia dengan sesama manusia), dan hablum minal alam (hubungan manusia dengan alam semesta).

Pentingnya Al-Qur’an dalam pendidikan akhlak bisa diamati dari fakta tentang hal-hal yang dikemukakan oleh Nata (2005: 84) yaitu: a) Di dalam Al- Qur’an menyatakan macam-macam perbuatan buruk dan perbuatan baik, b) Tujuan dari Al-Qur’an salah satunya adalah membimbing muslim agar menjauhi akhlak buruk dan menjalankan akhlak yang baik. Al-Qur’an memberikan langkah-langkah melaksanakannya melalui kisah-kisah para nabi dan rasul serta para sahabat yang ada di dalam Al-Qur’an, c) Al-Qur’an juga menuturkan dan memberi anjuran berbentuk pahala bagi muslim yang berakhlak mulia (mahmudah) dan azab bagi muslim yang berakhlak tercela (madzmumah).

Fokus penelitian yang diangkat dalam penelitian yakni tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 dan implementasi pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 pada kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini bertujuan guna mendeskripsikan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an surat An-Nahl Ayat 90 dan implementasi pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an surat An-Nahl Ayat 90 pada kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif berjenis studi kepustakaan (library research). Prosedur pengumpulan data dilakukan memakai metode tafsir tahlili. Metode ini ialah metode yang mufassir-nya melakukan tafsir menafsir dan menjelaskan isi pokok ayat-ayat Al-Qur’an yang ditinjau dari aspek-aspek yang memperhatikan rangkaian-rangkaian ayat-ayat yang ada di dalam mushaf.

Dari penelitian ini, nilai-nilai pendidikan akhlak dalam perspektif Al- Qur’an surat An-Nahl ayat 90 yaitu memerintahkan manusia memiliki sikap adil, selalu berbuat kebajikan, membatu kerabat, melarang berbuat keji, kemungkaran

(3)

dan permusuhan agar tercipta perdamaian dan kerukunan antar sesama manusia di muka bumi ini dan mendapatkan ridho dari Allah SWT untuk mendapatkan surganya.

Implementasi pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an Surat An- Nahl Ayat 90 pada kehidupan sehari-hari yakni berawal dari sebuah pendidikan.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, maka hal yang harus ditempuh bahkan merupakan sebuah kewajiban adalah menuntut ilmu atau mendapatkan pendidikan. Seseorang yang dapat menerapkan akhlak-akhlak yang ada dalam surat An-Nahl ayat 90 merupakan mereka yang memperoleh pendidikan mengenai akhlak-akhlak tersebut, sehingga mereka mengetahui mana akhlak yang harus diterapkan dan ditinggalkan dalam kehidupannya sehingga dapat berinteraksi dengan baik terhadap sesama makhluk ciptaan Allah SWT.

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang membina manusia beserta segala amalan-amalannya, mulai dari akidah sampai ibadah. Dari amalan- amalan tersebut digunakan sebagai alat untuk membentuk kepribadian manusia yang beriman. Tujuan umat manusia di alam semesta ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT guna membentuk karakter muslim yang beriman agar tingkah laku muslim tersebut mencerminkan perilaku yang islami (Ahmadi, 2004: 29).

Segala aturan atau ajaran dalam Islam yang berakar dari wahyu Ilahi tidak dapat diubah hingga akhir zaman. Dengan anjuran-anjuran yang diwahyukan Allah SWT pada nabi yang disampaikan kepada umat muslim, telah dijabarkan di dalam Al-Qur’an maupun as-Sunnah bertujuan agar masalah-masalah yang dihadapi makhluk-Nya terselesaikan dengan baik.

Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika dibaca dianggap sebagai ibadah. Al-Qur’an sebagai fokus utama dalam ajaran-ajaran atau aturan-aturan dalam Islam yang merupakan sebagai pedoman maupun fondasi hidup umat muslim di dunia. Al- Qur’an bukan hanya mengkaji tentang hablum minallah (manusia dengan Tuhan), namun juga menjelaskan tentang hablum minnannas (manusia dengan

(5)

sesama manusia), dan hablum minal alam (hubungan manusia dengan alam semesta).

Al-Qur’an senantiasa memberi petunjuk, bimbingan, isyarat, arahan dan didikan bagi setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya termasuk bidang pendidikan dalam mengusahakan terwujudnya kehidupan manusia yang sesuai dengan eksistensi dirinya dalam kehidupan. Al- Qur’an memiliki gagasan mendasar yang amat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang harus dijadikan landasan dasar utama dalam pengembangan pendidikan Islam (Abdullah, 2001: 68). Dalam mengembangkan akhlak pada seseorang, tentunya tidak terlepas dari proses pendidikan. Baik pendidikan dalam keluarga maupun sekolah. Akhlak mulia seseorang adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.

Pentingnya Al-Qur’an dalam pendidikan akhlak bisa diamati dari fakta tentang hal-hal yang dikemukakan oleh Nata (2005: 84) yaitu: a) Di dalam Al- Qur’an menyatakan macam-macam perbuatan buruk dan perbuatan baik, b) Tujuan dari Al-Qur’an salah satunya adalah membimbing muslim agar menjauhi akhlak buruk dan menjalankan akhlak yang baik. Al-Qur’an memberikan langkah-langkah melaksanakannya melalui kisah-kisah para nabi dan rasul serta para sahabat yang ada di dalam Al-Qur’an, c) Al-Qur’an juga menuturkan dan memberi anjuran berbentuk pahala bagi muslim yang berakhlak mulia (mahmudah) dan azab bagi muslim yang berakhlak tercela (madzmumah).

(6)

Bentuk dari pendidikan akhlak pada keseharian dapat dipahami sebagai akhlak mulia (mahmudah) dan akhlak tercela (madzmumah). Islam mengajarkan melalui implementasi yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW bahwa akhlak mulia adalah penunjang bagi umat manusia untuk membina sebuah kerukunan dalam bermasyarakat (Izzah dan Hanip, 2018: 64).

Tanpa adanya akhlak, seorang muslim tidak menyandang derajat sebagai manusia mulia. Sebab dengan adanya akhlak merupakan cara Allah SWT membedakan manusia dengan makhluk lainnya agar manusia memiliki akal pikiran untuk membedakan mana yang bersifat haq dan mana yang bersifat batil.

Disisi lain, pendidikan akhlak berperan untuk menjadikan generasi muslim yang mempunyai ketakwaan kepada Allah SWT, hidup dengan menjalankan akidahnya, menyiarkan agama, dan bergaul antar sesama. Dengan langkah-langkah yang sesuai anjuran untuk mengimplementasikan ajaran- ajaran maupun aturan-aturan agama dan meninggalkan larangannya pada segala bagian kemasyarakatan, sosial, keluarga dan individu (Hafidz dan Kastolani, 2009: 106).

Untuk menjadi muslim yang memiliki akhlak mulia yang mendapat pahala dan pengampunan dari Allah SWT, kita tidak diharuskan memiliki sifat seperti malaikat. Terlebih pada ayat-ayat Allah SWT yang mengemukakan tentang ketakwaan dalam urusan materi dan dunia yaitu salah satunya dengan berbuat baik terhadap sesama, saling memaafkan, dan menahan hawa nafsu.

(7)

Menurut Ahmadi (2004: 5) sekiranya ada hal yang dilakukan karena kekhilafan ketika melakukan hal-hal di luar perintah Allah SWT, maka hal tersebut oleh Allah SWT masih diberi ampunan kepada kita dengan mengingat-Nya dan bertaubat dengan sungguh-sungguh yang didasari dari hati yang tulus.

Dapat dilihat dari beberapa kalangan, baik itu kalangan bawah, kalangan menengah, dan kalangan atas yang akhir-akhir ini acuh tak acuh terhadap pendidikan akhlak. Sering dijumpai pula seorang muslim yang taat dalam ibadahnya, namun kurang mendalami makna apa yang dilakukan dalam kesehariannya sehingga berdampak buruk pada akhlaknya. Pada akhirnya umat Islam sering melakukan kekhilafan yang tidak mencerminkan muslim yang memiliki akhlak mulia.

Di era globalisasi ini terutama pada bidang IPTEK, perlu adanya pembinaan atau pembimbingan akhlak untuk menjadikan generasi-generasi penerus bangsa yang memiliki akhlak mulia melalui teknologi yang ada pada era ini. Hal demikian dapat membentuk akhlak yang mulia dengan adanya generasi penerus dalam memilih dan memilah pada perbuatan mulia sehingga dapat diterapkan dalam hidup dan pada perbuatan buruk yang sepatutnya ditinggalkan.

Manusia telah banyak yang kehilangan pegangan hidup, hawa nafsu dan ambisi duniawi telah berpengaruh besar terhadap sikap hidup manusia, arahan akhlak Islam sangat perlu disebarluaskan untuk membentuk masyarakat yang maju dalam bidang apapun.

(8)

Pada kenyataannya, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus dikembangkan.

Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi- pribadi Muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, hormat kepada kedua orang tua, sayang kepada sesama makhluk Tuhan dan seterusnya. Keadaan sebaliknya menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak dibina akhlaknya atau dibiarkan tanpa bimbingan, arahan dan pendidikan ternyata menjadi anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan seterusnya (Nata, 2002: 155).

Seiring dengan perkembangan zaman, terutama kemajuan dalam bidang IPTEK, maka pembinaan akhlak sangat perlu dilakukan terutama bagi anak- anak karena peristiwa baik dan buruk dengan mudah dapat dilihat melalui teknologi seperti sekarang ini. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa akhlak perlu dibina sejak dini pada anak-anak agar mereka dapat memilah-milah mana perbuatan baik yang dapat dijadikan pelajaran dan mana perbuatan buruk yang harus ditinggalkan.

Manusia memiliki potensi untuk menjadi bermoral, yaitu hidup dengan tatanan nilai dan norma. Potensi ini dapat dikembangkan melalui bantuan orang tua atau orang dewasa dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan kata lain, perlu adanya pendidikan moral. Ketika lahir manusia dalam keadaan fitrah, suci, bagaikan kertas putih yang belum ternoda oleh tinta. Pada akhirnya dia terkontaminasi dan terbentuk oleh lingkungan dan keluarga, terutama orang-

(9)

orang terdekat. Setiap orang sebaiknya berperan serta dalam proses pendidikan moral dan memperbaiki moral masyarakat. Karena itu, bahwa pendidikan akhlak dapat membentuk watak seseorang. Ia bisa berkembang secara sistematis dan harmonis sesuai dengan perkembangan hidupnya (Damanhuri, 2014: 47).

Agar manusia memiliki moral yang baik maka pembinaan akhlak diajarkan dengan melatih jiwa dengan tingkah laku yang mulia. Akhlak berkaitan dengan baik dan buruk. Sesuatu yang baik harus diamalkan dan sesuatu yang buruk harus ditinggalkan atau dihindari. Sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran pasti akan mendatangkan kebaikan pada diri seseorang. Sesuatu yang baik juga akan memberikan kesenangan dan kepuasan sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika seseorang mengharapkan memiliki sifat yang jujur, adil amanah atau akhlak mulia lainnya, maka usaha yang harus dilakukan adalah melatih jiwa untuk membiasakan perilaku tersebut dalam kehidupan.

Akhlak dapat dibentuk melalui pembinaan dan pendidikan. Dengan pendidikan, seseorang akan mengetahui akhlak-akhlak yang perlu diterapkan dalam kehidupannya. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan manusia yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mereka terhadap suatu hal.

Menurut Kadir (2013: 81), pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan

(10)

berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya.

Pembinaan akhlak yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an dan menurut syariat Islam, yang pertama adalah pembinaan pada diri sendiri, kedua pembinaan pada lingkungan keluarga dan yang terakhir pembinaan di lingkungan masyarakat. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat

Pembahasannya terdapat dalam ayat Al-Qur’an, di antaranya yaitu dalam surat An-Nahl : 90 :

“Sesungguhnya Allah SWT menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kerabat, dan Allah SWT melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Berdasarkan konteks penelitian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang nilai-nilai dan implementasi pendidikan akhlak yang ada dalam surat An-Nahl ayat 90. Oleh sebab itu, peneliti akan memaparkannya dengan judul “Analisis Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 90 pada Kehidupan Sehari-hari”.

(11)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian ini adalah

“Bagaimana analisis pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an Surat An- Nahl Ayat 90 pada kehidupan sehari-hari?”. Fokus penelitian tersebut kemudian diuraikan menjadi dua sub fokus yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 90?

2. Bagaimana implementasi pendidikan akhlak dalam perspektif Al- Qur’an Surat An-Nahl Ayat 90 pada kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penelitian

Dari penjabaran di atas penulis berharap beberapa tujuan di antaranya sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an surat An-Nahl Ayat 90.

2. Untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an surat An-Nahl Ayat 90 pada kehidupan sehari- hari.

D. Kegunaan Penelitian

Demikian penjelasan di atas, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

(12)

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan agar memiliki manfaat teoretis, dapat berfungsi sebagai sumbangan gagasan di dunia pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90.

b. Penelitian ini semoga dapat memberikan sumbangsih positif untuk individu agar mempunyai akhlak mulia.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Pembaca

Memberikan wawasan tentang pentingnya pendidikan akhlak yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis tentang nilai-nilai pendidikan akhlak sehingga dapat dijadikan landasan dalam menentukan sikap dan perilaku.

E. Definisi Operasional

Berdasarkan fokus penelitian dan tujuan penelitian, maka uraian definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis

Analisis adalah penjabaran suatu informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi.

(13)

Sedangkan analisis menurut penulis adalah aktivitas berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan masing-masing komponen, dan fungsi setiap komponen dalam satu keseluruhan yang terpadu.

2. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak didefinisikan oleh Raharjo (1999: 63) yaitu pendidikan dasar dalam membentuk akhlak yang dapat dijadikan perangai dan tabiat oleh manusia sejak kecil agar menjadikan manusia memiliki kebiasaan yang baik.

Sedangkan pendidikan akhlak diartikan oleh penulis yaitu pendidikan yang membahas tentang dasar-dasar akhlak dan tabiat serta dijadikan kebiasaan sejak dini dalam kehidupan.

(14)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Penulis menganalisis bahwa kesimpulan dari pembahasan pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur’an An-Nahl ayat 90 antara lain:

1. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada dalam Al Qur‟an surat An-Nahl ayat 90

a. Keadilan

Adil ialah memberi hak kepada yang mempunyai hak, karena tiap- tiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak untuk merasakan kebaikan yang didapat oleh masyarakat. Bila orang mengambil haknya dengan tidak melebihi dan memberi hak-hak orang dengan tidak mengurangi hak orang lain maka itu adalah adil.

b. Berbuat kebajikan

Ihsan berarti berbuat sesuatu secara baik, tidak asal berbuat. Ihsan berarti juga mengerjakan sesuatu secara profesional atau berkualitas. Amal yang ihsan menyangkut semua amalan, baik amalan hati, lisan maupun fisik.

Orang yang bertutur kata sopan, baik dan tidak menyakiti orang lain maka itu dinamakan ihsan dalam lisan. Sedangkan orang yang melakukan perbuatan yang terpuji dan mendatangkan manfaat bagi orang lain maka itu dinamakan ihsan dalam bertindak atau perbuatan.

(15)

c. Memberi Bantuan kepada Kaum Kerabat

Memberi bantuan merupakan kewajiban bagi setiap muslim terhadap kerabat mereka yang kekurangan. Bantuan tersebut bisa berupa materi dan non materi. Bantuan yang berupa materi merupakan bantuan dalam bentuk harta yang berwujud uang, sedangkan yang non materi bisa berupa jasa.

d. Tidak Berbuat Keji dan Mungkar

Berbuat keji (fakhsya’) yaitu perbuatan-perbuatan yang didasarkan pada pemuasan hawa nafsu seperti zina, minum minuman yang memabukkan dan mencuri. Sedangkan kata munkar yaitu perbuatan buruk yang berlawanan dengan pikiran yang waras seperti membunuh dan merampok hak orang lain. Sementara baghy (permusuhan) yaitu perbuatan semena-mena terhadap orang lain.

2. Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Surat An-Nahl Ayat 90 pada Kehidupan Sehari-hari

Di era modern ini, akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seseorang dan diaplikasikan dalam kehidupannya sekarang tidak diperhatikan lagi, karena kebanyakan masyarakat memiliki karakter budaya kota yang cenderung serba cepat, tergesa-gesa, materialistis dan penuh dengan persaingan yang tidak sehat. Dalam surat An-Nahl ayat 90 terdapat beberapa akhlak yang perlu bahkan harus diaplikasikan dalam kehidupan serta akhlak yang harus ditinggalkan dan dapat dijadikan sebagai pelajaran, yakni:

(16)

a. Akhlak Terpuji

Sikap adil, ihsan, memberi bantuan kepada kerabat dan menepati janji merupakan perintah Allah yang harus diterapkan dalam kehidupan.

Penerapannya dapat dimulai dari diri sendiri baru diterapkan kepada orang lain dengan cara membiasakan sikap-sikap tersebut dalam aktivitas sehari-hari, selalu berhati-hati dalam mengucapkan janji dan dapat dilakukan dengan memberikan contoh sikap tersebut di hadapan orang lain.

Ketika seseorang sudah terbiasa dengan sikap terpuji di atas, sudah pasti sikap tersebut akan menjadi bagian dari hidupnya atau menjadi kepribadian dalam dirinya.

Jika seseorang sudah mampu menjadikan sikap-sikap tersebut sebagai kepribadian dalam dirinya maka kehidupannya akan terasa tenang, tenteram dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

b. Akhlak Tercela

Dalam surat An-Nahl ayat 90 terdapat beberapa larangan bagi manusia yaitu larangan berbuat keji, mungkar, permusuhan dan larangan membatalkan sumpah. Perbuatan-perbuatan tersebut merupakan larangan yang harus dihindari oleh manusia karena dapat menimbulkan keburukan bagi dirinya dan juga orang lain. Cara menghindari perilaku keji, mungkar dan permusuhan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan menyadari bahwa perilaku buruk yang dilakukan akan berdampak pada pelakunya itu sendiri baik di dunia maupun di akhirat, menyadari bahwa perbuatan buruk yang dilakukan akan

(17)

menimbulkan hati tidak tenang, menyadari bahwa setiap perbuatan baik dan buruk kita di dunia akan dicatat dan dipertanggungjawabkan di akhirat, serta ketika ingin mengucapkan sesuatu kita harus menyadari apakah perkataan yang kita ucapkan baik dan benar atau tidak, apalagi kalau itu menyangkut sumpah atas nama Allah SWT.

B. Saran

Dalam hasil penelitian dan kesimpulan penulis pada penelitian ini, penulis akan memberikan saran di antaranya ialah:

1. Bagi pendidik diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam mengajarkan akhlak pada peserta didik sehingga mampu diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

2. Bagi Lembaga Pendidikan diharapkan agar mampu memberikan pendidikan yang berkualitas termasuk memberikan pendidikan akhlak kepada anak didiknya agar memiliki kepribadian yang baik dan sesuai dengan harapan masyarakat karena lembaga sekolah disebut sebagai lembaga pencetak generasi bangsa. Kemajuan suatu negara tergantung pada akhlak bangsa tersebut.

3. Penelitian ini sudah dilakukan semaksimal mungkin oleh penulis, namun penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dalam penelitian ini.

Salah satunya adalah penulis hanya meneliti terkait pendidikan akhlak tentang sikap adil dalam surat An-Nah ayat 90. Sehingga disarankan kepada penulis selanjutnya yang akan meneliti masalah ini, alangkah

(18)

lebih baiknya untuk menganalisis keseluruhan nilai-nilai yang ada pada surat An-Nahl ayat 90. Penulis selanjutnya disarankan juga untuk dapat menganalisis tentang sikap adil yang ada pada ayat-ayat Al-Qur’an lainnya.

(19)

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, A. R. (2001). Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam: Rekonstruksi Pemikiran dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: UII Press.

Abdullah, M. Y. (2007). Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an (Cet. I). Jakarta:

Amzah.

Afifudin. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Ahmadi, W. (2004). Risalah Akhlak: Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era Intermedia.

Al Maraghi, Ahmad Musthafa. (1987). Terjemah Tafsir Al-Maraghi Juz XIV.

Semarang: PT. Karya Toha putra.

Al-Abrasyi, M. A, (1970). Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Ali, M. D. (2008). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Alim, M. (2011). Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim (Cet.2). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Amin, A. (1995). Etika Ilmu Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang.

Amrullah, A. A. (2004) Tafsir Al-Azhar Juz XIII-XIV. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Ar-Rifa’i, M. N. (2008). Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Jilid 2). Jakarta: Gema Insani Press.

Asmaniyah, N., Sulistiani, I. R, & Anggraheni. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi.

Vicartina: Jurnal Pendidikan Islam, VI (4), 133-137.

http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/3094

Asy-Syanqithi, S. (2007). Tafsir Adhwa’ul Bayan, Terj. dari Adhwa’ Al-bayan fi Idhah Al-Qur’an bi Al-Qur’an oleh Bari, dkk, Jilid III. Jakarta: Pustaka Azam.

Az-Zuhaili, W. (2014). Ensiklopedia AZkhlak Muslim: Berakhlak terhadap Sesama dan Alam Semesta. Bandung: Mizan Pustaka.

(20)

Buchori, D. S. (2005). Pedoman Memahami Kandungan Al-Quran. Bogor: Granada Sarana Pustaka.

Dasuki, Hafizh, dkk. (1995). Al-Qur’an dan Tafsirnya. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.

Departemen Agama Republik Indonesia. (1967). Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Jakarta: Jamunu.

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Tafsirannya. Jakarta: Departemen Agama RI.

Drajat, Z. (1996). Ilmu pendidikan islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, S. (1995). Statistik II. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hartono, J. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Prektek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Izzah, L., & Hanip, M. (2018). Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak Keseharian Santri Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah, XI (1), 63-76.

http://ejournal.almaata.ac.id

Kadir, A. (2013). Dasar-dasar pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Mahali, A. M. (1989). Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al-Qur’an (Al-Maidah – Al-Isra’), Jilid 2. Jakarta: Rajawali.

Mantra, B. I. (2008). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maula, Z. M., Hanif, M., & Hasan, N. (2019). Konsep Pendidikan Akhlak dalam Syi’ir Mitra Sejati Karya KH. Bisri Mustofa dan Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam. Vicratina: Jurnal Pendidikan Islamm IV (5), 145- 153. http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/3096

Miskawaih, I. (1985). Tahdzib al-Akhlak. Libanon: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah.

Muhadjir, N. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasi, Mujadah, A., Sa’dullah, A., & Dina, L. N. A, B. (2019). Nilai-nilai Pendidikan

Akhlak dalam Kitab Qomi’ Al-Thugyan.Vicratina: Pendidikan Islam, 4(3), 93-103. http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/3301 Mustafida, F., Cikusin, Y. (2019). Pembelajaran Nilai Multikultural dalam Budaya

Madrasah di MIN 1 Kota Malang, III (1). 21-36 http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/MULTI/article/view/2550

(21)

Mustofa, (2014). Akhlak Tasawuf, Cet.6. Bandung: Pustaka Setia.

Nata, A. (2002). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nata, A. (2005). Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: UIN Press.

Nata, A. (2013). Kapita Selekta Pendidikan Islam (Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nata, A. (2014). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Cet. 13). Jakarta: Rajawali Press.

Prasetiya, B. (2018). Dialektika Pendidikan Akhlak dalam Pandangan Ibn

Miskawaih dan Al-Ghazali X (2). 249-267.

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad/article/view/2381/2438

Raharjo (1999). Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Kontemporer. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rohmawati, P. N. (2017). Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Ayyuha Al- Walad Karya Imam Al-Ghazali. Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Skripsi diterbitkan.

Salamullah, M. A. (2008). Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Setiawan, G. (2004). Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka.

Shahab, A. (1998). Memilih Bersama Rasulullah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol. 6. Jakarta: Lentera ati.

Shihab, M. Q. (2007). Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan Pustaka.

Shihab, M. Q. (2010). Al-Qur’an dan Maknanya. Tanggerang: Lentera Hati.

Soekanto, S., & Mamudji S. (2006). Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumbulah, U; Kholil, A; & Nasrullah. (2014). Studi Al-Qur’an dan Hadis. Malang:

UIN-Maliki Press.

(22)

Suryadarma, Y., & Haq, A. H. (2018). Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-

Ghazali, X (2). 361-381. https:

//ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/article/view/460

Susanti, R. W. (2015). Nilai-nilai Pendidikan Akhlak tentang Sikap Adil dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Surat An-Nahl ayat 90 dan Al-Maidah ayat 8). Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Skripsi diterbitkan.

Syadah, A., & Rofi’i. A. (1997). Ulumul Qur’an Jilid I. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Syafe’i, R. (2006). Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung: Pustaka Setia.

Syauqani, S. (2017). Internalisasi Nilai-nilai Al-Qur’an untuk Membentuk Pemimpin yang Qur’ani, XVI (1), 41-45. http://journal.uinmataram.ac.id Tafsir, A. (2007). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. 7. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tatapangarsa, H. (1980). Akhlaq Yang Mulia. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Zahruddin, A. R., & Sinaga, H. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Zuchdi & Darmiyati. (2009). Pendidikan Karakter (Grand Design dan Nilai-nilai Target). Yogyakarta: UNY Press.

Referensi

Dokumen terkait