• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BERDASARKAN PSAK NO.14 PADA PT. MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk

Fransiskus Aris1, Arsyad Paweroi2, Tamsil3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected] ABSTRACT

This research aimed to find out the accounting implementation and treatment from the records, research, and measurement sides of PT. Millenium Pharmacon International Tbk whether it based on PSAK No.14. The data used in the research was secondary data, data that collected from the financial data such as financial operating expenses report, a comprehensive profit and loss report, Raw material and component report in 2018. The data analysis used descriptive qualitative, by comparing the theory on PSAK No.14 with the accounting treatment and implementation of PT. Millenium Pharmacon International Tbk in 2018. This research revealed some deviations such as the error in deciding the acquisition value of the inventory and presenting the estimated inventory in the financial statements. It can be concluded that merchandise inventory at PT. Millenium Pharmacon International Tbk not implemented as stated in Standard Financial Account.

Keywords: Inventory account, Cost of goods sold, Purchasing, and Merchandise inventory.

PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang cukup ketat, baik dalam bidang industri maupun jasa, persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, munculnya para pesaing-pesaing baru yang berpotensi dalam mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan berkualitas.

Pada dasarnya setiap perusahaan, khususnya perusahaan industri selalu membutuhkan persediaan. Karena tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu perlakuan yang tepat dan benar terhadap persediaan mutlak diperlukan. Dalam PSAK No.14 dijelaskan mengenai perlakuan akuntansi untuk persediaan, ruang lingkup yang dapat di golongkan sebagaipersediaan, pengukuran persediaan, biaya-biaya yang mempengaruhi persediaan, dan juga mengenai pengungkapan persediaan. Istilah Persediaan atau (inventory) umumnya ditujukan pada barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Deskripsi dan pengukuran persediaan biasanya membutuhkan kecermatan karena investasi dalam persediaan merupakan

aktiva lancar paling besar dari perusahaan dagang dan manufaktur.

Persediaan merupakan hal utama yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk dapat beroperasi. Setiap perusahaan tentunya memerlukan persediaan yang berbeda, sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan. Untuk perusahaan jasa persediaan yang diperlukan tergantung pada jasa yang dijualnya. Perusahaan dagang hanya mempunyai satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang dagang. Sedangkan perusahaan manufaktur mempunyai empat jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses, bahan penolong, dan persediaan barang jadi.Dalam penelitian ini peneliti memilih perusahaan farmasi untuk dijadikan objek penelitian karena perusahaan farmasi merupakan industri yang besar dan terus berkembang. Maka, dalam latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Berdasarkan PSAK No. 14 Pada PT. Millenium Parmachon InternationalTbk di Kota Makassar”

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah yaitu Apakah perlakuan penerapan akuntansi persediaan pada PT.

Millenium Parmachon International Tbk sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14?

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian perlakuan penerapan akuntansi

(2)

persediaan (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14) yang diterapkan oleh PT.

Millenium Pharmacon International Tbk..

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Sunardi (2015) akuntansi merupakan bahasa bisnis yang embrionya muncul di Italia pada abad ke-14 dan ke-15 (Kam, 1996). Dari Italia, akuntansi menyebar keseluruh dunia. Didalam penyebarannya akuntansi berinteraksi dengan lingkungan sehingga timbul diversitas akuntansi. Semakin mengglobalnya bisnis dan investasi, semakin besar perhatian terhadap akuntansi yang mempunyai dimensi internasional yang lazim disebut akuntansi internasional.

Menurut Wardiyah. M.L. (2016) akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak, dan pembuatan keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.

Menurut Waluyo (2008) akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri atas kegiatan identifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi yang bermanfaat dan penilaian dan pengambilan keputusan Manajemen.Menurut Bastian (2007) Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah pada pencapaian hasil dalam tingkat tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan LSM tersebut.

Menurut Bahri (2016) akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atas suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi, dan berdasarkan yan diakui umum.

Menurut Satriawan (2013) akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi suatu entitas (misalnya suatu perusahaan, organisasi) kepada pengguna yang berkepentingan. Informasi ekonomi dikomunikasikan kepada pengguna yang berkepentingan melalui laporan keuangan (financial statements). Pengguna laporan keuangan meliputi investor dan calon investor, pekerja, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaga- lembaganya, dan masyarakat.

Menurut Prihadi (2019) Akuntansi merupakan proses identifikasikan, pencatatan, dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas.Menurut Suwardjono (2014),

pengertian akuntansi dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu akuntansi sebagai pengetahuan, dan akuntansi sebagai proses, fungsi atau praktik.

Sebagai pengetahuan, akuntansi dapat didefinisiknan sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Pengantar Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan berhubungan dengan unit ekonomi secara keseluruhan dalam bentuk laporan keuangan yang dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyusun laporan keuangan untuk pihak- pihak ini adalah aturan yang telah disetujui bersama (Soemarso, 2014).

Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan berupa laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement).Laporan keuangan bertujuanumum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar laporan pengguna laporan.Laporan keuangan untuk tujuan umum disusunberdasarkan data dan informasi yang telah terjadi sehingga lebih berorientasi pada data historis. Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum

Profesi akuntansi telah mengembangkan seperangkat standar yang berlaku umum dan di terima Universal.Standar ini dinamakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting principles).

Standar ini di perlukan sebagai patokan (pedoman) dalam penyusunan laporan keuangan yang baku.

Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelolah dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikthisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun finansial perusahaan secara baku (yang secara standar diterima umum) dan transparan. Laporan keuangan yang telah disusun manajemen berdasarkan standar/prinsip akuntansi yang berlaku umum ini merupakan salah satu bentuk dari pertanggungjawaban manajemen kepada investor selaku pemilik dana (Hery. 2012).

Untuk dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan, manajemen dituntut

(3)

untuk mencatat dan melaporkan data keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.Prinsip dan konsep akuntansi dikembangkan dari riset, praktik akuntansi yang berlaku umum, dan regulasi.Badan otorisasi yang memiliki tanggung jawab utama dalam mengembangkan standar akuntansi di Indonesia adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).DSAK menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).Saat ini, DSAK mengadopsi standar akuntansi keuangan internasional yang dikembangkan oleh International Accounting Standard Boards (IASB) yang bertujuan untuk mengembangkan daya banding laporan keuangan perusahaan Indonesia di tingkat internasional.

IASB adalah penyusun International Financial Reporting Standards (IFRS) atau Internasional Accounting Standards (IAS).Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki wewenang menetapkan standar pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(Priharta. et al. 2018). Terdapat dua konsep akuntansi, antara lain adalah: a) Konsep Entitas Bisnis (Business Entity Concept), b)Konsep Biaya (Cost Concept).

Persamaan Dasar Akuntansi

Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dinamakan aktiva/ harta/ kekayaan (assets). Aktiva ini selanjutnya akan digunakan (dimanfaatkan atau dikonsumsikan) oleh perusahaan demi lancarnya kegiatan operasional sehari-hari. Contoh dari aktiva meliputi: uang kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa di bayar di muka, tanah bangunan, peralatan/perabot toko dan kantor, kendaraan operasional, dan aktiva lainnya.

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal apabila terdapat masalah akuntansi yang belum di nyatakan dalam standar akuntansi akuntansi.Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi yang diunggulkan adalah relatif terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat di selesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan.

Menurut Menggana (2017) Persediaan adalah segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya

terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap proses taransformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang jadi.

Masalah utama yang sering dihadapi dalam akuntansi adalah pencatatan dan penilaian persediaan.

Menurut Windah et al. (2018) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam aktivitas normal perusahaan. Kieso (2016) menyatakan persediaan adalah asset yang dimiliki perusahaan dan tersedia untuk dijual dalam kepentingan bisnis atau merupakan barang yang akan digunakan untuk memproduksi barang yang tersedia untuk dijual. Dengan demikian persediaan merupakasn suatu komponen aset yang sangat penting bagi perusahaan karena persediaan merupakan sumber utama dalam merealisasi laba perusahaan. Menurut Barchelino (2016) merupakan komponen yang penting dalam suatu perusahaan yang diproduksi untuk menghasilkan barang dan kemudian dijual untuk kelangsungan hidup perusahaan, Sehingga dapat dikatakan bahwa hampir pada setiap perusahaan, merupakan harta milik perusahaan yang cukup besar atau bahkan terbesar jika dibandingkan dengan harta lancar lainya. Permasalahan utama dalam akuntansi persediaan adalah pencatatan dan penilaian persediaan.

Menurut Martani (2012) persediaan merupakan sala satu aset yang sangat penting bagi suatu entitas baik bagi perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya.

Menurut Pratama (2010) Persediaan adalah salah satu aktiva penting yang dimiliki oleh perusahaan. Karena persediaan merupakan suatu aktiva maka harus dilakukan pengendalian intern yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi.Sistem pengendalian intern persediaan barang bertujuan untuk mengendalikan dan mengelola persediaan barang.

Jenis-jenis Persediaan terdiri dari Perusahaan Dagang. Adapun jenis-jenis persediaan pada perusahaan dagang adalah sebgai berikut: 1)Persediaan Barang Dagangan, 2)Persediaan Lain-lain, 3) Perusahaan Industri Adapun jenis-jenis persediaan pada perusahaan industri adalah sebagai berikut: 1)Bahan baku, 2) Barang dalam proses, 3) Barang jadi.

Istilah akuntansi untuk persediaan barang dagang adalah merchandiseinventory, yaitu barang-barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan laba (selisih harga

(4)

jual dengan harga pokok). Persediaan juga bisa dikatakan barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau diproses kembali.

Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Kieso (2014) metode pencatatan persediaan ada 2, yaitu metode periodik dan metode perpetual.Dalam metode periodik, jumlah persediaan ditentukan secara berkala dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Dalam metode ini, setiap kali ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun pembelian. Sedangkan pada saat penjualan hanya dibukukan penjualan sejumlah harga penjualan, dan tidak dihitung harga pokok penjualan untuk setiap transaksi.Pada akhir periode usaha untuk menyusun laporan keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan.

Kelebihan penggunaan metode periodik adalah mudah untuk diterapkan. Sedangkan kelemahannya adalah perusahaan tidak mengetahui dengan pasti kuantitas dan total biaya perolehan persediaan sampai dilakukannya perhitungan fisik. Dalam akuntansi dikenal ada dua macam metode dalam pencatatan persediaan yang dikenal dengan metode perpetual dan metode periodik. Reeve dalam Wullur (2016) menjelaskannya sebagai berikut: a) Metode Perpetual, b) Metode Periodik

Metode Penilaian Persediaan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 dijelaskan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan persediaan, di antaranya pencatatan persediaan, metode yang digunakan dalam penilaian persediaan dan lain sebagainya.

Menurut IAI (2015) dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 14 tentang persediaan menyebutkan bahwa metode pencatatan persediaan antara lain metode perpetual dan metode periodik.

Mengutip Wullur Dkk (2016) metode penilaian persediaan dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Identifikasi Khusus

Metode penilaian persediaan ini mengalokasikan total biaya persediaan yang tersisa dan yang dijual. Metode ini terdiri dari empat metode paling umum yaitu: metode ini memiliki keunggulan dalam menentukan secara tepat biaya persediaan per unit yang terjual, dan menentukan secara tepat nilai persediaan akhir yang tersisa dalam gudang.Hal ini disebabkan karena unit persediaan yang akan dijual dapat

diidentifikasi terpisah secara tepat. Akan tetapi, metode ini menjadi tidak praktis ketika diterapkan dalam organisasi bisnis yang bergerak di bidang usaha perdagangan besar dan eceran.

b) Metode Biaya Rata-rata

Metode ini mengasumsikan bahwa harga beli sebuah persediaan yang dibeli terakhir akan menjadi beban pokok penjualam terlebih dahulu, pada saat terjadinya transaksi penjualan. Nilai persediaan yang akan dilaporkan adalah berdasarkan harga beli persediaan pada awal persediaan. c) Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (MPKP)

a. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (MTKP)

Metode ini berasumsi bahwa barang yang dibeli paling terakhir merupakan barang yang pertama kali dijual, unit paling tua tetap berada dalam persediaan akhir. Ketika metode LIFO ini digunakan selama peiode inflasi atau kenaikan harga-harga, hasilnya adalah berkebalikan dengan metode-metode yang lain.Metode LIFO akan menghasilkan jumlah yang lebih tinggi untuk harga pokok penjualan (HPP), jumlah yang lebih rendah untuk laba kotor dan jumlah yang lebih rendah untuk persediaan akhir.Alasan pengaruh ini adalah biaya perolehan unit yang paling akhir akan kurang lebih sama dengan biaya penggantinya.

Dalam periode inflasi, biaya unit yang lebih baru akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya unit yang lebih awal.

Penetapan Persediaan dan Pelaporan dalam Laporan Keuangan

Menurut Waluyo dalam Barchelino (2016) Harga Pokok Penjualan terdiri atas seluruh pengeluaran, baik langsung atau tidak langsung, untuk memperoleh persediaan tersebut, dalam hal tertentu sebagai contoh dalam perusahaan industri, persediaan dapat dikategorikan sebagai persediaan bahan baku atau persediaan barang jadi. Selanjutnya dalam laporan keuangan, persediaan disajikan di neraca atau di laporan laba rugi. Laporan keuangan yang harus dibuat perusahaan harus memberikan informasi yang cukup untuk pihak-pihak didalam dan diluar perusahaan. Sehingga baik manajemen dan pihak luar yang berkepentingan dalam mengambil keputusan yang informatif.

Perusahaan harus melaporkan informasi mengenai kegiatan usahanya secara relevan, dipercaya, dan dapat diperbandingkan. Pada laporan neraca persediaan disajikan sebagai harta lancar pada laporan laba rugi, metode penilaian persediaan berpengaruh dalam penentuan nilai

(5)

persediaan awal, persediaan akhir harga pokok penjualan dan penentuan laba kotor. Pengaruh pada laba rugi kadang-kadang sulit dievaluasi karna adanya perbedaan selisih yang dapat dipengarui oleh suatu kesalahan. Suatu penetapan persediaan awal yang terlalu tinggi (overstatement) akan mengakibatkan overstatement barang yang bersedia dijual dan harga pokok penjualan.selanjutnya penetapan harga pokok penjualan terlalu rendah (understatement) akan menyebabkan laba bersih yang terlalu rendah.

Menurut Martani (2012) salah satu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh suatu entitas adalah terkait dengan pengakuan kepemilikan atas persediaan. Secara teknis, seharusnya suatu entitas mencatat pembelian atau penjualan atas persediaan ketika telah mendapatkan atau melepaskan hak kepemilikan atas barang tersebut. Namun, seringkali penentuan atas perpindahan hak kepemilikan tersebut relatif sulit untuk dilakukan. Klasifikasi dari barang dalam persediaan mencakupi: a) Barang yang ada pada suatu entitas dan merupakan miliknya. b) Barang yang ada pada suatu entitas tapi bukan miliknya. c) Barang milik suatu entitas tapi tidak ada di entitas tersebut.

Klasifikasi kedua dan ketiga seringkali suatu entitas mengalamai kesulitan dalam menentukan perpindahan hak kepemilikan atas barang. Kesulitan penentuan tersebut terjadi pada barang dalam transit dan barang konsinyasi.

Guna mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan diakui.Pernyataan ini menyediakan dalam menentukan biaya, pengakuan biaya, nilai realisasi neto dan rumus biaya.

Definisi Biaya

Menurut Wiratma (2015) Biaya mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan secara sempit. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/baru direncanakan.Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva.

Biaya persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk

proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifkasi khusus terhadap biayanya masing- masing. Biaya persediaan, kecuali yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau ratarata tertimbang. Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.

Nilai Realisasi Neto

Praktik penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto konsisten dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi perkiraan jumlah yang dapat dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaanya.Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap unit dalam persediaan, namun ada yang dalam kelompok unit yang serupa atau berkaitan.

Metode biaya standar atau metode enceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilitas kapasitas, metode enceran seringkali digunakan dalam industri enceran untuk mengukur persediaan yang variasinya demikian banyak dan cepat berubah, serta memiliki marjin yang sehingga tidak praktis menggunakan metode penetapan biaya lainya.

Penurunan ke Nilai Realisasi Bersih

Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali (recoverable) bila barang rusak, seluruh atau sebagian barang telah usang atau bila harga penjualan menurun. Biaya persediaan juga tidak akan diperoleh kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya penjualan meningkat. Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih konsisten dengan pandangan bahwa aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi melalui penjualan atau penggunaan.

Pengakuan sebagai beban

Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan.Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.Setiap pemulihan kembali diakui sebagai

(6)

pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke pos aset lainnya.

Pengungkapan

Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi para pemakai laporan keuangan.

Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagang, perlengkapan produksi, bahan baku, pekerjaan dalam penyelesaian dan barang jadi. Persediaan dalam perusahaan jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian.

Laporan keuangan harus mengungkapkan salah satu informasi berikut ini: a) biaya persediaan yang diakul sebagai beban selama periode tertentu, atau, b) biaya operasi, yang dapat diaplikasikan pada pendapatan, diakui sebagai beban selama periode laporan keuangan, diklasifikasikan sesuai dengan hakekatnya.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah proses atau langkah langkah yang di gunakan sebagai pedoman dalam mengukur suatu penelitian, sehingga peneliti dapat melakukan penelitian secara sistemmatis agar mencapai hasil yang di inginkan. Dalam Penilitian ini, Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif;

dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami metode pencatatan serta penilaian persediaan barang yang diterapkan oleh PT. Millenium Parmachon International Tbk.

Lokasi dalam Penelitian ini yaitu pada PT. Millennium Pharmachon International Tbk di Jl. Andi Mappaodang No 50, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu kurang lebih 2 bulan.

Jenis Data yang di gunakan adalah: 1) Data Kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka (numerik) yang dapat diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara atau bahan tertulis. 2) Data Kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data Kualitatif yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan, dalam hal

ini yang berhubungan dengan pencatatan persediaan yang dihasilkan oleh PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Adapun Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. 1) Data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti secara lansung dari sumber aslinya. 2) Data skunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara lansung yang berupa buku atau bukti yang telah ada atau catatan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) Survey, yaitu dengan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian mengenai Penerapan PSAK 14 pada Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Dagang dan mengamati semua fenomena yang terjadi serta mendeskripsikannya. 2) Tinjauan kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, dan mempelajari literatur dan buku-buku serta referensi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji untuk mendapatkan kejelasan konsep dalam upaya penyusunan landasan teori yang berguna bagi perusahaan. 3) Wawancara, yaitu penulis melakukan serangkaian Tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang yaitu bagian akuntansi untuk mengetahui lebih jelas mengenai persediaan dan informasi yang berkaitan dengan perusahaan.

Fokus penelitian yaitu: a) Pencatatan persediaan barang pada PT. Millenium Parmachon International Tbk. b) Penilaian persediaan pada PT. Millenium Parmachon International Tbk. c) Pelaporan persediaan yang disajikan dalam laporan keuangan pada PT.

Millenium Parmachon International Tbk.

Analisis data yang dilakukan adalah analisa deskriptif kualitatif yaitu menganalisa dan membandingkan data-data yang diperoleh dari PT. Millenium Parmachon International Tbk. Dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan sehingga dapat memberikan informasi dan dapat ditarik kesimpulan yang lebih luas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persediaan barang dagangan pada PT.

Millenium Pharmacon International Tbk adalah meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan usaha normal

(7)

perusahaan dan mencakupi barang jadi yang telah diproduksi, Obat ini terdiri dari:

Tabel.1

Daftar Jenis Obat Pada PT. Millennium Pharmacon Internasional, Tbk.

Kode Nama Obat Kemasan Jum lah IB0003 Gandapura

100ml

Fls/200ml 36

IB0005 MKP Cap Daun 60ml

Fls/100ml 36

IB0007 Salicyl Talk Fls/100ml 36 IB0011 Gandapura

60ml

Fls/100ml 36

IB0015 Rivanol 0,1% 200ml

Fls/500ml 24

IB0020 Alkohol 70% 500ml

Fls/100ml 124

IB0026 Gandapura 30ml

Fls/60ml 24

IB0027 Salicyl Talk Menthol

Fls/100ml 45

IB0029 OBH IKA 100ml

Btl/60ml 24

IB0030 OBH IKA 200ml

Btl//100 ml 24

IB0033 Alkohol 70% Fresh 100ml

Fls/120ml 24

IB0034 Alkohol 70% Cool 100ml

Btl/120ml 124

IB0035 Rivanol 0,1% 100ml

Fls/50ml 24

IB0036 Alkohol Fresh 500ml

Fls/60ml 32

IL0004 Ikadryl Syrup 100 ml

Fls/100ml 84

IL0005 Ikadryl Syrup 60 ml

Fls/100ml 24

IL0010 Promethazin Box/100Ta 67

Syrup b

IL0029 Bromika 60 ml

PCS 144

IL0037 OBHdryl 100 ml

PCS/50 gr 144

IL0038 Kamulvit B12 Syrup

PCS/50 gr 144

IL0047 Ikasariawan 120ml

PCS/50 gr 144

IL0060 Probio C Spray

BOX 36

IL0061 Ikadryl Flu 60 ml

1 TAB 24

IL0062 Ikadryl Flu 100 ml

Unit 24

IL0073 Phenerica 1 TAB 24 IT0013 Flugesic Botol 160 030600 Upin Ipin

TP (Apple)

Botol 160

030700 Upin Ipin TP (Grape)

Botol 160

030980 Citrex Gummy

Box 84

030981 Aftamed Teething gel 15ml

Botol, 15ml 214

030982 Aftamed Gel 15 ml

Botol, 15 ml

67

030983 Aftamed Shield 8ml

Botol, 8ml 144

030985 Citrex Gummy Fish Oil ( BOX )

Box/5 Sach 144

0M001 0

OMEGA H3 Soft Gel

BOX/30 CAP

84

0M002 0

PERFECTI L

BOX/30 TAB

243

0M003 0

WELLMA N

BOX/30 TAB

167 Sumber; PT. Millenium Pharmacon International Tbk

(8)

Jurnal Tgl Ketera

ngan

Ref Debet Kredit

Persedi aan barang dagang an

Rp.

1.093.923.9 08.933

Kas Rp.

1.093.92 3.908.93 3

Sedangkan untuk mencatat pembelian persediaan barang dagang secara kredit jurnalnya adalah:

T gl

Keteranga n

Ref Debet Kredit

Persediaa n barang dagangan

Rp.

1.093.923 .908.933 Utang

dagang

Rp.

1.093.92 3.908.93 3 Penjualan Barang Dagangan

Data penjualan barang dagang pada PT.

Millenium Pharmacon International Tbk. Adalah sebagai berikut : total penjualan Rp.

2.376.182.739.151 dan total harga pokok penjualan Rp. 2.166.026.999.864, maka jurnalnya adalah:

Jurnal Tgl Keterang

an R ef

Debet Kredit

Harga Pokok penjuala n

Rp.

2.166.026.99 9.864

Persedia an

Rp.

2.166.02 6.999.86

4 Jika terjadi penjualan secara kredit, maka perusahaan akan mencatat jurnal sebagai berikut

Tgl Keteran gan

R ef

Debet Kredit

Piutang usaha

Rp.

2.376.182.73 9.151 Penjual

an

Rp.

2.376.18 2.739.15 1 . Metode Penilaian Persediaan Barang

Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan barang dagang PT. Millenium Pharamacon International Tbk menggunakan metode FIFO (First In, First Out) yang berarti barang yang pertama masuk kedalam gudang penyimpanan atau gudang persediaan, barang tersebut yang pertama keluar dari gudang.

Sebagaimana yang ditulis dan dijelaskan pada PSAK No.14 bahwa metode FIFO mengasumsikan bahwa barang persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau akan digunakan terlebih dahulu.Dikarenakan asumsi ini, barang yang tertinggal didalam gudang penyimpanan dan gudang persediaan adalah barang yang dibeli atau diproduksi dikemudian hari.

Karena persediaan yang terjual terdiri dari harga perolehan dari persediaan-persediaan yang pertama masuk, maka harga perolehan persediaan barang dagangan yang tersisa terdiri dari harga perolehan dari persediaan-persediaan yang terakhir masuk.Untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca.

. Pengungkapan

Pengungkapan terhadap aktivitas perusahaan mengenai persediaan barang dagangan diungkapkan melalui laporan keuangan perusahaan (neraca) dan laporan laba rugi perusahaan. Untuk pengungkapan pada laporan keuangan PT. Millenium Pharmacon International Tbk posisi persediaan diungkapkan pada bagian asset lancar dan laba rugi yang dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

(9)

Tabel.2

Laporan Keuangan (Neraca) PT. Millenium Pharmacon International. Tbk Per 31 Desember 2018Aset Lancar

Aset Lancar Jumlah

Kas dan bank Rp. 37.685.486.427 Piutang usaha Rp. 486.633.871.438 Piutang lain-lain Rp. 13.929.993.062

Persediaan Rp. 457.506.502.541 Pajak dibayar dimuka Rp. 87.058.194.160 Biaya dibayar dimuka Rp. 8.198.174.661

Uang muka Rp. 2.911.686.644 Jumlah aset lancar Rp.1.093.923.908.933

Aset tidak lancar

Biaya dibayar dimuka Rp. 8.901.745.905 Taksiran tagihan restitusi pajk

penghasilan

Rp. 8.009.746.939 Aset pajak tangguhan Rp. 7.484.709.165 Penyertaan saham Rp. 54.000.000.000

Aset tetap Rp. 19.895.955.091

Aset tak terwujud -

Aset tidak lancar lainnya Rp. 675.154.420 Jumlah aset tidak lancar Rp. 98.967.311.520

Jumlah aset Rp.1.192.891.220.453

Tabel .3

Kerangka Laporan Laba-Rugi PT. Millenium Pharmacon International. Tbk

Per 31 Desember 2018

Penjualan Neto Rp. 2.376.182.739.151 Beban Pokok

Penjualan Rp.(2.166.026.999.864) Laba Bruto Rp. 210.155.739.287 Beban penjualan Rp. (42.305.260.589) Beban umum dan

administrasi Rp. (102.159.744.732) Pendapatan operasi

lain Rp. 245.575.938

Beban operasi lain Rp. (2.830.832.908) Laba usaha Rp. 63.105.476.996 Pendapatan

keuangan Rp. 148.652.162 Biaya keuangan Rp. (34.663.208.953) Laba sebelum

pajak penghasilan Rp. 28.590.920.205

Kini Rp. (10.125.404.714)

Tangguhan Rp. 978.746.578 Beban pajak

penghasilan-Neto Rp. (9.146.658.136) Laba tahun

berjalan Rp. 19.444.262.069

PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Metode pencatatan yang diterapkan pada perusahaan PT. Millenium Pharmacon International. Tbk dalam mencatat persediaan barang dagangannya adalah dengan

menggunakan Metode Perpetual

Terkomputerisasi dan sedangkan untuk metode penilaian persediaan barang dagangannya adalah dengan menggunakan Metode FIFO (First in First out) / MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) dimana metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa persediaan barang dagangan yang pertama dibeli adalah persediaan yang pertama harus dijual sehingga telah sesuai dengan PSAK No.14 (Revisi 2015).

Pengukuran persediaan pada PT.

Millenium Pharmacon International.Tbk mencatat biaya Umum dan Administrasi pembelian persediaan sehingga sesuai dengan PSAK No.14 yang mensyaratkan untuk mencatat biaya pembelian, biaya konversi dan biaya umum serta biaya lain-lain.

Pengungkapan persediaan dalam PT.

Millenium Pharmacon International.Tbk disajikan dalam laporan keuangan yakni neraca dan laporan laba-rugi sehingga telah sesuai dengan PSAK No.14 (Revisi 2015).

Saran yang dapat diberikan adalah:

Perusahaan diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya biaya terkait persediaan barang dagangan seperti kerusakan, barang cacat, kadaluarsa dan lain-lain serta mengukurnya secara wajar dan mencatatnya dalam biaya lain-lain.

Sebaiknya perusahaan mempertahankan perhitungan laba dengan menggunakan metode FIFO karena lebih bagus dibanding dengan metode LIFO dan Weighted Average karena dengan memperoleh laba yang besar hal tersebut dapat menarik investor agar tertarik untuk berinvestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri. S. (2016). Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS.

Penerbit CV. Andi Offset.

Bastian. I. (2007). Akuntansi Untuk LSM dan Partai Politik. Penerbit Erlangga.

Barchelino, R. (2016). Analisis Penerapan Psak No. 14 Terhadap Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan Barang Dagangan Pada Pt. Surya Wenang Indah Manado.

(10)

Jurnal Emba Vol. Vol.4 No.1 Maret 2016.Melalui website http://ejournal.

Unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view /3349/2899. Diakses tanggal 30 Mei 2019. Hal. 837-846

Menggana. G. (2017). Analisis Akuntansi Persediaan Berdasarkan PSAK NO 14 pada PT. Sinar Pure Foods International Bitung. Vol 2, No 2 (2017).

Hery. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah 1.

Cetakan pertama (2009) dan cetakan kedua (2012). PT. Bumi Aksara.

Jakarta.

Hery. (2013). Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang. Cetakan kedua. Penerbit Alfabet,cv.

Martani. D. et al. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1.

Jakarta. Salemba Empat.

Marius. H. J. (2019). Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Persediaan pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo.

Jurnal Emba. Vol.7 No.1 Januari 2019.

Hal. 1061-1070

Priharta. A. et al. (2019) Pengantar Akuntansi berbasis PSAK terbaru. Cetakan pertama. Penerbit In Media.

Sujarweni,V. (2015) Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Pustaka Baru press

Satriawan. (2013). Pengertian akuntansi.

Cetakan pertama. Yogyakarta. Penerbit Graha ilmu

Sunardi. (2015). Akuntansi internasional.

Cetakan pertama. Ydogyakarta.

Penerbit PT. Buku Seru.

Wardiyah, M. L. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah. Cetakan pertama. CV.

Pustaka Setia.

Wullur et al. (2016). Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Berdasarkan Psak No.14 Pada Pt. Gatraco Indah Manado.

Jurnal Emba Vol. Vol.4 No.1 Maret

2016, melalui website

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/em ba/article/view/3349/2899. Diakses tanggal 30 2019. Hal.1697-1705.

Waluyo. (2008). Akuntansi Pajak. Penerbit Salemba Empat. Wijaya Grand Center D7

Referensi

Dokumen terkait

Moreover, the teachers in the country as well still adhere to traditional teaching method such as providing grammar-based and teacher-centered classroom education;

PPh Pasal 23 atas Sewa Harta Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh