KELOMPOK 5 (HABLUMMIN
NAS)
MUH.MIFTHAHUL
KAMIL(60100122063)
MUH AKRAM(60100122064) RIYYUN SAHLUL
KHULUQI(6010012206)
RIFQA AWALIYAH(60100122017) MUH FAHRY RAMADHAN(
ANALISIS PENERAPAN NILAI-NILAI HABLUMINANNAS PADA FASILITAS KAMPUNG KAUMAN(YOGYAKARTA)
Lokasi:59W6+MWM, Gg. KH. Zamhari, Ngupasan, Kec.
Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122
Kampung wisata Kauman merupakan kampung wisata yang terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Kampung yang terletak di pusat kota Yogyakarta ini menyimpan
banyak sejarah yang luar biasa. Dalam perkembangannya, Kampung Kauman juga sarat akan sumbangannya dalam sejarah perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya organisasi sosial religius Muhammadiyah dan
‘Aisyiyah.Kampung Kauman pada jaman kerajaan merupakan tempat bagi 9 ketib atau penghulu yang ditugaskan Kraton untuk membawahi urusan agama. Sejak ratusan tahun lampau, kampung ini memiliki
peran besar dalam gerakan keagamaan Islam.
Kegiatan kemasyarakatan yang terdapat di Kampung Kauman ini berupa kegiatan
kegiatan seperti maulid nabi,kegiatan 17
agustus hingga kegiatan sosialisasi.selain itu juga kegiatan masyarakat disini biasanya
melakukan Pengajian umum, setiap hari Kamis ba’dah shalat Maghrib dan juga
Taddarus safari al-Qur’an, setiap hari Kamis
ba’da shalat Isya’ (bergiliran) di masjid gedhe di kampung kauman
1.UKHUWAH
DAN INTEGRASI
SOSIAL
2.PEMBANGU NAN RUANG
TERBUKA
Di kampung kauman ini juga terdapat ruang terbuka umum yang yang dapat
diakses/dimasuki oleh orang orang yang ingin
berkunjung ke kampung kauman ini yaitu berupa monumen yang dikelilingi taman kecil. di
monumen itu terdapat tulisan "Syuhada bin Fisabillillah", tahun 1945 - 1948, dan daftar nama yang memuat 25 orang. Monumen itu didirikan untuk memperingati jasa warga
Kauman yang meninggal ketika ikut berperang memperjuangkan kemerdekaan. Kata 'Syuhada' menunjukkan bahwa warga Kauman yang
tinggal kini menganggap para pejuang tersebut mati syahid.
3.PENDIDIKAN MASYARAKAT
Jauh sebelum Muhammadiyah didirikan, kampung Kauman
(perkampungan di Yogyakarta, tempat Muhammadiyah didirikan) kondisi pendidikan masyarakat berjalan dengan sistem pesantren.
Secara teknis, pondoklah yang mempertemukan murid dan kyai dalam sistem pendidikan. Sedangkan mengaji, merupakan metode belajar ala pesantren, dimana santri membaca kitab, menghafal al-Qur'an atau
lafal do'a secara bergiliran dihadapan kyai. Materi yang diberikan
khusus mengenai agama islam. Gambaran pesantren yang terisolatif, kerapkali dipicu oleh sistem kelembagaan yang terlalu bergantung
selera kyai. Disamping kurikulum yang bersifat sempit, terdiri atas mata pelajaran yang meliputi segi-segi kepercayaan, syaiat, akhlak, tasawuf, dan masalah ibadat lainnya, dan tidak diajarkan mata
pelajaran umum (sekuler)
Bangunan paling dikenal yang ada di dalam
Kampung Kauman ini adalah Masjidnya yaitu masjid gedhe kauman. Masjid yang menjadi masjid pusat di wilayah Kesultanan itu didirikan sejak 16 tahun setelah berdirinya Kraton Yogyakarta. Arsitektur
masjid yang sepenuhnya bercorak Jawa dirancang oleh Tumenggung Wiryakusuma. Bangunan masjid terdiri atas inti, serambi, dan halaman yang
keseluruhannya seluas 13.000 meter2. Bangunan serambi dibedakan dari bangunan inti. Tiang-tiang penyangga masjid misalnya, pada bangunan inti berbentuk bulat polos sebanyak 36 sedangkan
pada bagian serambi tiangnya memiliki umpak batu bermotif awan sebanyak 24 buah.
4.NILAI PENGINGATAN
IBADAH DAN PERJUANGAN
5,NILAI PENGINGATAN AKAN WAQAF DAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Penduduk setempat dari kampung kauman ini cukup sejahtera karena di dalam kampung ini terdapat fasilitas fasilitas
menunjang didalamnya seperti fasilitas ibadah berupa masjid yang biasa digunakan untuk sholat berjamamaah dan kegiatan pengajian,ada juga fasilitas pendidikan kemudian ada fasilitas pelayanan masyarakat berupa balai rw hingga ruang terbuka berupa monumen dalam kampung ini.Prinsip tentang
keterbukaan kepada masyarakat. termasuk kewajiban untuk
menghindari hal-hal yang dapat mengganggu dan mengancam keselamatan umum ada di kampung ini. Lingkungan kampung
kauman ini termasuk kondusif dan tidak terjadi tindak kejahatan yang menganggu kepentingan bersama
6.NILAI PENGINGATAN TERHADAP TOLERANSI
KULTURAL
sebagian masyarakat kauman,khususnya generasi tua,melakukan pernikahan antar keluarga.menurut beberapa sumber,hal ini untuk menjaga garis
nasab/keturunan,karena mereka merasa bukan anggota masyarakat biasa,tetapi merupakan
komunitas abdi dalem kraton yang memiliki kelebihan dalam bidang agama.pernikahan endogami ini mulai berkurang semenjak gerakan muhammadiyah mulai berkembang pada tahun 50-an.
KESIMPULAN
Desa Kauman di Yogyakarta merupakan desa yang banyak memiliki nilai-nilai Hablumina, yakni. hubungan interpersonal. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di desa ini. Masyarakat Kauman aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, menjaga ruang terbuka untuk merayakan sejarah perjuangan, dan menjaga nilai-nilai agama dan pendidikan sebagai bagian integral dari budayanya. Masyarakat desa ini juga berkomitmen terhadap kesejahteraan sosial dan nilai-nilai toleransi budaya.
Desa Kauman adalah contoh nyata bagaimana masyarakat lokal dapat melestarikan dan menerapkan nilai-nilai Hablumina dalam kehidupan sehari-hari, yang pada gilirannya memperkuat tatanan sosial, melestarikan sejarah dan menumbuhkan identitas budaya yang kuat.