• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan 238

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan 238"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR INSPEKTORAT KABUPATEN

BANTAENG

Andy Adrian1, Ibrahim H Ahmad2, Rosida Maedina3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1Andyadrian906@gmail.com. 2Ibrahimahmad3112@gmail.com.3Rosidaypup@gmail.com.

ABSTRACT

This resaerch aims at finding out the application of the government accounting system to the performance accountability in Inspectorate of Bantaeng Regency. The variables in this research are: the Application of Government Accounting Systems (X) as a independent variable, and Performance Accountability (Y) as a dependent variable. The data analysis technique used is a simple regression of the functional or independent relationship of one independent variable and one dependent variable. The results of this research showed that the Government Accounting System significantly influences the performance accountability of the Inspectorate of Bantaeng Regency. This can be seen based on the results of tests that show the price of the coefficient of correlation was 0.666 and the coefficient of determination was 0.443. The t test was 5.126 and the significance value is smaller than the significant level (0,000 <0.050).

Keywords: Government Accounting System and Accountability Performance.

PENDAHULUAN

Sektor publik berperan utama dalam merancang dan melaksanakan kebijakan pertumbuhan indonesia pada periode pemerintahan orde lama sekitaran tahun 1950- an. Akuntansi sektor publik untuk munculnya kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Dengan adanya akuntansi manajemen ekonomi makro di sektor publik, ini membantu untuk mendikumentasikan rencana pembangunan dan melaksanakan pembangunan negara.

Akuntansi sektor publik adalah sistem yang digunakan sebagai mekanisme akuntabilitas kepada pemerintah oleh lembaga- lembaga publik, di mana sistem akuntansi untuk badan pemerintah diperlukan untuk mematuhi Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 32, Undang-Undng Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 51 (3) dan Peraturan Pemerintah Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah No. 71 tahun 2010. Pemerintah kemudian mengeluarkan peraturan tentang sistem akuntabilitas sebagaimana diatur dalam peraturan presiden No. 29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, menjelaskan

sistem akuntansi pemerintah, seperangkat prosedur sistematis, penyelenggara, peralatan dan elemen-elemen lain untuk menjalakan fungsi akuntansi dalam organisasi pemerintah mulai dari analisis transaksi hingga pelaporan keuangan.

Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah salah satu metode aplikasi untuk penerapan fungsi akuntansi yang kompleks dalam konteks pemerintah. Tata pemerintah yang baik tidak dapat dibedakan dari prinsip-prinsip yang ada didalamnya, dimulai dari prinsip- prinsip ini dengan menilai kinerja pemerintah.

Baik dan buruk pemerintah dapat diukur jika telah sesuai dengan semua aspek prinsip good governance.

Good governance memiliki beberapa prinsip untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik, salah satunya adalah akuntabilitas.

Akuntabilitas adalah sebuah kewajiban melaporkan dan bertanggungjawab atas keberhasilan atau pun kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya melalui media pertanggungjawaban yang dikerjakan secara berkala (Mardiasmo, 2009).

Akuntabilitas seharusnya dapat mengubah keadaan pemerintah, dari kondisi

(2)

pemerintahan yang demokratis dengan layanan publik yang baik dan korup. Politik yang secara substansial bertanggungjawab memiliki dukungan publik. Dalam apa yang disimpan, dirancang dan diimplementasikan dalam sistem yang berorientasi publik, ada kepercayaan masyarakat. Akuntabilitas pihak penyelenggara mewakili tanggung jawab pemerintah untuk melayani masyarakat.

Akuntabilitas publik adalah dasar dari sistem demokrasi. Akuntabilitas diperlukan karena aparatur pemerintah harus bertanggung jawab publik dan organisasi dimana ia bekerja untuk tindakan dan kinerjanya. Dalam upaya mendukung pengembangan akuntabilitas kinerja lembga pemerintah dan penataan proses tata kelola yang baik (good governance), pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan, termaksud peraturan presiden Republik indonesia No 29 tahun 2014 yang berkaitan dengan sistem akuntabilitas kinerja lembaga pemerintah. Keputusan Kepala LAN No. 589/IX/6/Y/99 tentang Instruksi Penyusunan Pelaporan AKIP kemudian diadopsi dan diubah dengan Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003.

Dalam kedua dokumen tersebut dinyatakan bahwa setiap instansi pemerintah harus menyerahkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan kinerja harus fokus pada rencana kerja dan kegiatan berdasarkan rencana strategis yang mencerminkan visi, sasaran, dan strategi lembaga.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian terkait tentang akuntabilitas kinerja di lingkungan publik atau pemerintahan. Penulis mencoba mengambil sampel disalah satu instansi Pemerintah Kabupaten Daerah di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan informasi dari artikel kompasiana yang rilis pada 19 Februari 2019, menyatakan bahwa Kabupaten Bantaeng baru-baru ini menorehkan prestasi di bidang pemerintahan. Kabupaten Bantaeng telah memenangkan predikat B dalam Akuntabilitas Kinerja dalam pemerintahannya, hal ini tentu saja berkaitan dengan system penerapan akuntansi pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan dari informasi tersebut, penulis ingin menguji kesesuaian mengenai predikat yang diraih oleh Kabupaten Bantaeng dengan kondisi pemerintahan saat ini di Kabupaten tersebut.

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penerapan sistem akuntansi pemerintahan terhadap akuntabilitas kinerja pada instansi pemerintahan (Inspektorat Kabupaten Bantaeng).

TINJAUAN LITERATUR

Sistem adalah serangkaian elemen bergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya adalah sekelompok elemen hubungan yang erat satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem akuntansi adalah organisasi bentuk, catatan dan laporan yang dikordinasikan untuk menyediakan informasi keuangan kepada manajemen yang diperlukan untuk menfasilitasi manajemen perusahaan (Mulyadi, 2001).

Akuntansi adalah suatu sistem, suatu sistem adalah unit yang terdiri dari subsistem atau unit yang lebih kecil yang saling terkait dan memiliki tujuan tertentu. Output di proses oleh suatu sistem input sistem akuntansi adalah dokumen atau bentuk bukti transaksi dan laporan keuangan adalah output (Zulharman, 2015). Sedangkan menurut Anthony dalam Zulharman (2015) mengatakan bahwa sistem ini merupakan cara yang berulang dan spesifik dalam melakukan sekelompok kegiatan. Sistem ini memiliki karakateristik serangkaian langkah berirama, terkordinasi dan berulang yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah kumpulan elemen berupa aktivitas, mencatat, mengklasifikasikan, dan melaporkan transaksi atau kejadian pembiayaan, aset kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah pusat yang pada akhirnya akan menghasilkan informasi keuangan yang tepat waktu, dapat diandalkan yang dibutuhkan oleh badan-badan pemerintah eksternal seperti DPR, serta berbagai tingkat manajemen pemerintah pusat (Sujarweni, 2015).

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 01 dalam buku Akuntansi keuangan Daerah Berbasis Akrual (Ratmono & Sholihin, 2015), tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi

(3)

keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Pelaporan keuangan pemerintah daerah menyediakan informasi yang berguna bagi pengguna ketika menilai akuntabilitas dan pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik (Elsye et al, 2016).

Menurut Zakariah (2019), akuntansi adalah suatu keterampilan pencatatan, mengelompokkan dan mengikhtisarkan suatu transaksi atau kejadian yang berkaitan dengan keuangan dalam bentuk uang. Menurut Soetjipto (2016), akuntansi merupakan proses tiga kegiatan ialah mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi sebuah perusahaan bisnisd an non bisnis bagi pihak yang berkepentingan dalam penggunaan informasi. Sebagai system informasi, akuntansi mengumpulkan dan mengungkapkan data ekonomi tentang suatu perusahaan atau organisasi lain kepada sejumlahpihak yang keputusannya dan tindakannya berkontribusi pada kegiatan organisasi (Hermawan et al, 2016).

Menurut Hasanah & Fauzi (2017), Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan kumpulan dari subsistem- subsistem yang didalam subsistem tersebut terdapat tahap-tahap, prosedur, perangkat dan peraturan yang harus diikuti dalam rangka mengumpulkan dan mencatat data keuangan, kemudian mengelola data tersebut menjadi berbgai laporan keuangan untuk pihak luar maupun internal pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah daerah adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang digunakan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. SAPD memiliki beberapa karakteristik yaitu:

SAPD menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan basis akrual untuk neraca. Dengan basis kas, pedapatan diakui dan dicatat pada saat kas diterima oleh rekening kas daerah serta belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas daerah, sedangkan aset, kewajiban kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau pada saat kondisi dan lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah.

Sistem pembukuan berpasangan didasarkan atas dasar persamaan dasar

akuntansi, yaitu aset= utang + ekuitas dana.

Setiap transaksi dibukukan dengan mendebit suatu perkiraan dan mengkredit perkiraan yang lain.

Menurut Ibrahim (2017), laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap bisaanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dari laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Disamping itu, juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan organisasi pada suatu periode tertentu (Kasmir, 2018).

Laporan keuangan merupakan catatan keuangan dari suatu periode akuntansi yang di gunakan untuk kinerja usaha tertentu (Wardiah, 2017). Sedangkan menurut Diana &

Setiawati (2017), laporan keuangan adalah informasi keuangan utama entitas yang membantu pengguna menilai kinerja dan posisi keuangan.

Menurut Soleh dan Rochmansjah (2010), kata governance dalam hal ini, urusan pemerintah daerah adalah apa yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagaimana pemerintahan dapat diberi makna sebagai cara mengelola urusan pemerintahan

Menerapkan good governance di sektor publik, diharapkan dapat memberi panduan yang jelas di organisasi sektor public tentang perilaku kinerja dan etika profesi. Upaya ini dimaksudkan untuk membuat gaya berjalan yang dihasilkan lebih nyata dan dapat diandalkan untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan lebih baik. (Perwirasari, 2016).

Good governance juga dapat diartikan sebagai sarana untuk mengelola urusan publik.

Economic governance mengacu pada proses pengambilan keputusan ekonomi yang memiliki implikasi untuk masalah pemerataan, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup. Administrative governance rujuk kesistem kebijakan pelaksana (Mardiasmo, 2009). Bukan hanya masalah memperbaiki kondisi dan komitmen komunitas

(4)

bisnis dan komunitas berbagai kelompot dan kepentingan sosial yang berbeda dalm mengembangkan, mewujudkan, dan menerapkan tatakelola yang baik. Proritas pembangunan dan pencipta bertanggungjawab atas pengembangan sumber daya aparatur good governance dengan kebijakan yang mengarah pada prinsip yang diterapkan good governance.

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban individu atau pihak berwenang yang bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya publik dan mereka yang berkepentingan untuk dapat menggapi hal-hal yang berkaitan dengan tanggung jawab mereka sebagai pemantauan, khususnya dalam mencapai hasil layanan umum (Riantiarno Azlina, 2011).

Akuntabilitas adalah bentuk kewajiban bagi penyenggara kegiatan publik untuk dapat menjelaskan dan menjawab semua masalah yang terkait dengan langkah-langkah yang diambil oleh semua keputusan dan proses, serta akuntabilitas untuk hasil dan kinerja.

Keberhasilan pemerintah dan perwakilannya adalah standar barang dan jasa publik yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Lukito, 2014). Rencana kinerja ini adalah tolak ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja administrasi pemerintah selama periode waktu tertentu. Langkah selanjutnya setelah rencana kerja adalah mengukur kinerja kegiatan, mengumpulkan dan mencatat data kinerja (Hasibuana: 2018).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian dalam penelitian inia dalah penelitian kuantitatif dengan proses teknik pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasidanpengumpulanangketataukuesi oner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan uji t dengan bantuan aplikasi SPSS versi 25 for windows. Kemudian melakukan interpretasi data dari hasil olahan data. Kemudian melakukan penarikan kesimpulan atas hasil interpretasi.

Untuk keperluan penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian saya di Kantor Inspektorat Kab. Bantaeng. Sedangkan waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian selama dua bulan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1) Data kualitatif, yaitu data

yang dalam bentuk uraian atau penjelasan.

Dalam data penelitian ini, data kualitatif yang digunakan dandiisi oleh responden dalam kuesioner; 2) Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka. Peneliti menggunakan data kuantitatif dalam penelitian ini dalam bentuk jumlah hasil survey diukur dengant anggapan responden skala likert, dimana sikap responden diwakili oleh poin 1 sampai poin 5.

Sumber data penelitian ini: 1) Data primer, yaitu data yang dihimpun langsung oleh peneliti. Data primer dalam penelitian bersumber dari pegawai Inspektorat Kabupaten Bantaeng melalui kuesioner, atau telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi Adapun; 2) Data sekunder berupa daftar absensi untuk mengukur tingkat kinerja pegawai Inspektorat Kabupaten Bantaeng,

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi adalah pengamatan langsung terhadap tujuan penelitian untuk meneliti secara seksama kegiatan yang dilakukan; 2) Dokumentasi merepukan aktivitas atau proses systematis dalam melakukan pengumpulan, pencarian, penyelidikan, pemakaian, dan penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna; 3) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal, satu variabel independen dans atu variable dependen.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah; 2) Akuntabilitas kinerja adalah manifestasi dari kewajiban lembaga pemerintah untuk menjelaskan keberhasilan atau kegagalan program yang diselamatkan oleh pemangku kepentingan dengan tujuan untuk misi organisasi yang terukur dengan target kinerja atau target yang ditetapkan oleh laporan kinerja lembaga pemerintah berkala disiapkan.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskriptif Karakteristik Responden adalah informasi tambahan yang diperlukan dalam penelitian ini. Informasi tambahan tersebut mencakup jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama masa jabatan.

Jenis kelamin digunakan untuk menunjukkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah pegawai pria dan wanita.

Tabel 1. Frekuensi dan Persentase Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Laki-Laki 16 45,7

Perempuan 19 54,3

Total 35 100,0

Sumber: Data diolah (2019)

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir dari responden yang telah dikumpulkan. Perbedaan tingkat pendidikan terakhir setiap responden memiliki pola pikir yang berbeda. Pola pikir yang berbeda tentunya dapat mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan.

Tabel 2. Frekuensi dan Persentase Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir

Frequency Percent

SMA/Sederajat 1 2,9

Diploma 1 2,9

S1 24 68,6

S2 9 25,7

Total 35 100,0

Sumber: Data Diolah (2019).

Lama menjabat menunjukkan karakteristik responden ditinjau dari lama masa bekerja responden.

Tabel 3. Frekuensi dan Persentase Lama Menjabat

Lama Menjabat Frequency Percent

1-10 th 18 51,4

11-20 th 14 40,0

21-30 th 3 8,6

Total 35 100,0

Sumber: Data Diolah (2019)

Data hasil penelitian terdiri dari dua variable, yaitu variabel bebas (x), akuntansi pemerintahan dan variable terikat (y), akuntabilitas kinerja. Bagian ini akan

menyajikan deskripsi masing-masing variable berdasarkan data yang diperoleh dilapangan untuk menggambarkan dan menguji pengaruruh variable independen dan dependen dalam penelitian ini.

Tabel 4. Frekuensi Variabel Sistem Akuntansi Pemerintahan

NO Pertanyaan STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1 Penyusunan dan

penyajian laporan keuangan menerapkan peraturan pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang pedoman penyusutan laporan keuangan.

1 23 11

2 Penyusunan dan penyajian laporan keuangan menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antara priode maupun antar entitas

1 1 24 9

3 Penyusunan dan penyajian laporan keuangan di tempat Bapak/Ibu bekerja menyajikan komponen laporan keuangan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali arus kas yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan

1 1 19 14

4 Instansi tempat Bapak/Ibu bekerja menyusun laporan realisasi anggaran yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pengguaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan

3 1 20 11

5 Penyusunan dan penyajian laporan keuangan di tempat Bapak/Ibu bekerja menerapkan dasar-dasar penyajian laporan realisasi anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sesuai dengan yang diterapkan oleh pemerintah dalam peraturan pemerintah No. 71 Tahun 2010

1 1 16 11

Sumber: Data Diolah (2019)

(6)

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dominan memilih ‘setuju’ untuk setiap indikator yang digunakan untuk menentukan variable dari sistem akuntansi pemerintahan.

Tabel 5. Frekuensi Tabel Akuntabilitas Kinerja

NO Pertanyaan STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1 Adanya keterkaitan yang

erat antara pencapaian kinerja dengan program dan kebijakan.

1 2 17 15

2 Kejelasan sasaran anggaran suatu program harus dimengerti oleh semua aparat dan pemimpin.

2 1 10 22

3 Indikator kinerja perlu ditetapkan untuk setiap kegiatan atau program.

2 23 10

4 Melakukan analisis keuangan setiap kegiatan atau program selesai dilaksanakan.

1 2 17 15

5 Membuat laporan kepada atasan setiap kegiatan atau program yang telah dilaksanakan

20 15

6 Melakukan pengecekan terhadap jalannya program.

1 1 25 8

7 Pelaksanaan kegiatan telah dikontrol dengan ukuran atau indikator kinerja yang jelas untuk menilai tingkat keberhasilan suatu kegiatan atau program.

1 1 21 12

8 Kegiatan / program yang disusun telah

mengakomodir setiap perubahan dan tuntutan yang ada di masyarakat.

1 23 11

9 LAKIP digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program/kegiatan selanjutnya dan

diterbitkan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

2 19 14

Sumber: Data Diolah (2019)

Tabel 5 menunjukkan bahwa responden dominan memilih ‘setuju’ untuk setiap indikator yang digunakan dalam penentuan variabel akuntabilitas kinerja.

Tabel 6. Variable Penelitian

Variables Entered/Removedaa Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1 X1bb Enter

a. Dependent Variable: Y1 b. All requested variables entered.

Sumber: Data Diolah (2019)

Tabel 6 menunjukkan variabel-variabel yang akan diproses, dimana yang menjadi variabel independen dan variabel dependen.

Variabel yang dimasukkan adalah sistem akuntansi pemerintahan sedangkan variabel yang dikeluarkan tidak ada (Variabel Removed tidak ada).

Tabel 7. Annova

Model Sum of Squares

Df Mean Square

f Sig

1

Regression 1,580 1 1,580 26,277 ,000b Residual 1,984 33 ,060

Total 3,564 34

Sumber: Data Diolah (2019)

Tabel 8. Koefisien

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 1,978 ,452 4,381 ,000 X1 ,547 ,107 ,666 5,126 ,000

Sumber data: Data Diolah (2019)

Tabel 8 merangkum model persamaan regresi yang di peroleh dalam kolom Unstandardized Coefficients B dengan koefisien standar dan koefisien variabel.

Berdasarkan tabel ini diperoleh model persamaan regresi: Y = 1,978+ (0,547) X.

Tabel 9. Model summary

Model Summaryb Mod

el

R R Squa

re

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 ,666a ,443 ,426 ,24520 2,128 Sumber data: Data Diolah (2019)

Tabel 9 menunjukkan nilai R, simbol dari koefisien korelasi. Nilai korelasi adalah 0,666. Hal ini dapat dilihat sebagai kategori kuat sebagai hubungan antara dua variabel penelitian nilai R Square atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus nilai regresi dibentuk oleh interaksi variabel independen dan variabel dependen diperoleh 44,3%, yang mengasumsikan bahwa variabel bebas X berkorelasi 44,3% dengan

(7)

variable Y dan 55,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

Hasil pengujian regresi sederhana yang dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 25. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi pemerintahan (x) terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja (Y).

Melalui analisis regresi sederhana, diperoleh nilai koefisien X, yaitu 0,547 atau 54,7% (X) maka nilai konsisten akuntabilitas kinerja adalah 54,7% yang artinya jika tidak ada sistem akuntansi pemerintahan. Bilangan kostannya 1,978 yang mengandung arti setiap penambahan 1% sistem akuntansi pemerintahan, maka akuntabilitas kinerja akan meningkat sebesar 1,978. Hasil pengujian menunjukkan harga koefisien korelasi r(xIy) sebesar 0,666 dan nilai koefisien determinasi

〖r^2〗_((x I y)) sebesar 0,443. t hitung sebesar 5,126 dan nilai signifikan lebih kecil dari level of significant (0,000 < 0,050) menunjukkan pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintahan (X) Akuntabilitas Kinerja (Y) adalah signifikan.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Sistem Akuntansi Pemerintahan (X) dan Akuntabilitas Kinerja (Y) pada Kantor Inspektorat Kabupaten Bantaeng dan dapat disimpulkan pula hipotesis diterima.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap akuntabilitas kinerja pada Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Bantaeng.

DAFTAR PUSTAKA

Diana. A, Setiawati. L. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Terbaru. Yogyakarta:

CV. Andi Offset.

Hasana., N. & Fauzi., A. (2017). Akuntansi Pemerintahan

Hasibuan. J. R. (2018). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Pemahaman Akuntansi, dan Ketaatan pada Peraturan Perundangan Terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 5 September

2019 melalui website

https://repository.unib.ac.id

Hermawan, S., Hariyanto, W., & Biduri, S.

(2016). Pengantar Akuntansi 1 Dilengkapi Pembahasan IFRS. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Lukito. P. K. (2014). Menbumikan Transparasi dan Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik Tantangan Berdemokrasi Ke Depan. Jakarta: PT. Grasindo Anggota Ikapi

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik.

Yogyakarta: CV. Andi Offset

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi 3.

Jakarta Selatan: Salemba Empat

Perwirasari. F. B. P. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Universitas Negeri Semarang. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 melalui website https://lib.unnes.ac.id

Ratmono. D, Sholihin. M. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Riantiarno. R., & Azlina. N (2011). Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Riau:

Universitas Riau. Diakses pada tanggal 07 Agustus 2019 melalui website https://ejournal.unri.ac.id

Soleh. C., & Rochmansjah. H. (2010).

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Bandung: CV. Gaza Publishing.

Sujarweni. V. W. (2015). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press Wardiyah. M. L. (2017). Analisis Laporan

Keuangan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Wardiyah. M. L. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Zakariah, G. (2019). Analisis Perlakuan Akuntansi untuk kredit Bermasalah (nonperforming loan) sesuai PSAK No. 31 Pada PT. Bank Mandiri (Perseroan), Tbk di unit regional credit recovery (Universitas Hasanuddin). Diakses pada tanggal 30 November 2019 melalui website https://repository.unhas.ac.id

Zulharman, K. (2015). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Pemaahamaan Akuntansi, Dan Ketaatan

(8)

Pada Peraturan Perundangan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Di Akses Pada Tanggal 31 Januari 2019 Melalui Website

https://media.neliti.com/media/publications /33963-ID-pengaruh-penerapan-sistem- akuntansi-pemerintah-daerah-pemahaman- akuntansi-dan-ke.pdf

Ibrahim, H, Ahmad. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Pada Kantor PDAM Kabupaten Sinjai. Di Akses Pada Tanggal 04 February 2020 Melalui Website https://e- jurnal.stienobel-

indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/vie w/190/195

Referensi

Dokumen terkait

Results of Analysis of Technology Aspect Indicators in Books A, B, and C Based on Figure 3, the content of technological aspects in book A is dominated by information

may have better job tips than paisanos for new migrants separate employer, employee, and labor agency networks, with interactions among them labor smugglers are part of the