ANALISIS PENERIMAAN APLIKASI SHOPEE MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI
MEDIA BELANJA ONLINE REMAJA
Minotti Dede Setyadi Siregar1, Rangga Sanjaya2, Fitriyani3 Program Studi Sistem Informasi, Universitas BSI Bandung
1,2,3 Jl. Sekolah Internasional No. 1-6, Antapani, Bandung, (022) 7100124
1 Universitas BSI
e-mail: [email protected]
2 Universitas BSI e-mail: [email protected]
3 Universitas BSI e-mail: [email protected]
Abstrak
Dalam industri telekomunikasi nasional ada tiga trend yang berkembang disektor teknologi yaitu, smartphone, tumbuhnya angka jejaring sosial, serta tumbuhnya infrastruktur internet.
Terdapat dua miliar pengguna smartphone aktif di seluruh dunia, kategori paling tinggi digunakan oleh mereka yang berusia 18-25 tahun. Sebanyak 60% penggunanya mengakses internet dari telepon selular. Bisnis pun mulai memasuki pasar di dunia maya yang disebut e- commerce. Shopee merupakan salah satu e-commerce yang sedang berkembang. Maka dari itu itu perlu diketahui bagaimana penerimaan suatu teknologi aplikasi oleh masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerimaan aplikasi shopee dengan menggunakan metode technology acceptance model (TAM) sebagai media belanja online remaja. Penelitian ini menggunakan 4 (empat) konstruk dari model TAM yaitu: persepsi kemudahan (perceived ease of use), persepsi kemanfaatan (perceived usefulness), minat perilaku (behavioral intention to use) dan sikap penggunaan (attitude toward using). Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa perceived ease of use berpengaruh signifikan positif terhadap attitude toward using dengan tingkat hubungan 0,3172 = 0,100 atau 10%, perceived usefulness berpengaruh signifikan positif terhadap attitude toward using dengan tingkat hubungan 0,2662 = 0,071 atau 7,1%, behavioral intention to use berpengaruh signifikan positif terhadap attitude toward using dengan tingkat hubungan 0,2642 = 0,070 atau 7,0%, serta perceived ease of use, perceived usefulness dan behavioral intention to use berpengaruh signifkan positif terhadap attitude toward using dengan tingkat hubungan R2square = 0,477 atau 47.7%.
Keywords: Analisis Penerimaan Aplikasi Shopee, Technology Acceptance Model, Remaja
1. Pendahuluan
Meningkatnya penggunaan teknologi mobile yang merupakan salah satu pendukung mobilitas dalam kehidupan sehari-hari manusia sekarang ini sangatlah pesat. Pada tahun 2012 dalam industri telekomunikasi nasional ada tiga trend yang berkembang disektor teknologi yaitu, smartphone, tumbuhnya angka jejaring sosial, serta tumbuhnya infrastruktur internet (APJII, 2015).
Menurut APJII (2015:4) bila dilihat dari kategori usia, mobile phone paling tinggi
digunakan oleh mereka yang berusia 18-25 tahun. Tingkat penggunaan pada kategori remaja yang paling besar, sebanyak 60%
penggunanya mengakses internet dari telepon selular. Kemajuan dalam bidang teknologi saat ini menyebabkan bergesernya pola komunikasi dengan konsumen (Sidharta & Sidh, 2014).
E-commerce (perdagangan melalui internet) mengizinkan pedagang untuk menjual produk-produk dan jasa secara online (Elisabet & Ratnasari, 2014). Melalui internet, pedagang dapat menawarkan
produknya tanpa perlu bertatap muka dengan konsumen. Hal ini menjadikan persaingan antar perusahaan sejenis semakin meningkat, sehingga konsumen dihadapkan pada berbagai macam bentuk pilihan produk.
Shopee merupakan salah satu e- commerce yang sedang berkembang saat ini. Shopee telah diluncurkan secara terbatas pada awal 2015 di kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Taiwan.
Pesaing kebanyakan mengembangkan jual beli melalui desktop terlebih dahulu baru ke mobile. Sebaliknya Shopee memilih fokus di ponsel terlebih dahulu baru ke desktop.
Menurut Feng (2015) “Tren kedepan e- commerce akan lebih ke platform mobile dibanding situs.”
Maka dari itu untuk mengetahui diterimanya suatu aplikasi oleh masyarakat khususnya dikalangan remaja dilakukanlah penelitian dengan metode Technology Acceptance Model (TAM). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan sebuah teknologi.
Berkaitan dengan permasalahan yang ada maka perlu untuk mengetahui perilaku pengguna dalam berbelanja online dengan menggunakan teori TAM yang merupakan teori yang menjelaskan pengaruh sikap individu atas penggunaan sistem e-commerce (Sidharta & Sidh, 2014).
Penelitian ini menggunakan empat konstruk variabel dari model TAM yaitu persepsi kemudahaan (perceived ease of use), persepsi kemanfaatan (perceived usefulness), sikap penggunaan (attitude toward using), dan minat perilaku pengguna (behavioral intention to use) untuk menguji tentang penerimaan aplikasi Shopee sebagai media belanja online pada masyarakat khususnya kalangan remaja.
Technology Acceptance Model (TAM) Menurut (Hanggono et al., 2015) Technology Acceptance Model (TAM) yaitu teori sistem informasi yang membuat model tentang proses pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model penerimaan teknologi atau Technolgy Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989 berdasarkan model TRA (Dalimunthe dan Wibisono, 2013).
Model TAM diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu
teori tindakan yang beralasan yang dikembangkan oleh Fishben dan Ajzen tahun 1975, dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut.
TAM (Technology Acceptance Model) menjelaskan dan memprediksi penerimaan pengguna terhadap suatu sistem teknologi informasi berdasarkan pengaruh dua faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan pengguna (perceived ease of use). Kedua konstruk tersebut memiliki pengaruh terhadap minat perilaku (behavioral intention), sementara konstruk persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) mempengaruhi kemudahan pengguna persepsian (perceived ease of use) (Putra et al., 2015).
Menurut Davis dalam (Hanggono et al., 2015) Konsep TAM menawarkan sebuah teori sebagai landasan untuk mempelajari dan memahami perilaku pemakai dalam menerima dan menggunakan sistem informasi.
1. Penerimaan Kemudahan Pengguna (Perceived Ease Of Use)
Menurut Davis 1989 dalam (Hanggono et al., 2015) mendefinisikan kemudahan penggunaan (perceived ease of use) adalah suatu tingkatan dimana seseorang mempercayai bahwa penggunaan sistem tertentu dapat mengurangi usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Beberapa indikator kemudahan penggunaan TI seperti komputer sangat mudah dipelajari, komputer mengerjakan dengan mudah sesuai yang diinginkan oleh pengguna, keterampilan pengguna akan bertambah dengan menggunakan komputer, komputer sangat mudah untuk dioperasikan.
2. Penerimaan Kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Menurut (Hanggono et al., 2015) “persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengguna suatu sistem tertentu akan meningkatkan prestasi kerja orang tersebut”. Menurut Thompson 1991 dalam (Hanggono et al., 2015) menyebutkan bahwa seorang individu akan menggunakan TIK jika orang tersebut mengtahui manfaat atau kegunaan berbengaruh positif atas penggunaannya.
3. Sikap Terhadap Pengguna (Atiitude Toward Using)
Sikap pada penggunaan sesuatu menurut Aakers dan Myers 1997 dalam (Hanggono et al., 2015) adalah sikap menyukai atau tidak menyukai terhadap penggunaan dalam suatu produk. Sikap terhadap pengguna adalah sikap menyukai atau tidak menyukai terhadap suatu produk ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku niat seseorang dalam menggunakan suatu produk atau tidak menggunakannya. Sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude toward using technology), didefinisikan sebagai evaluasi dari pemakai tentang keterkaitannya dalam menggunakan teknologi.
4. Minat Perilaku Pengguna (Behavioral Intention to Use)
Menurut Davis dalam (Hanggono et al., 2015) behavioral intention to use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan teknologi pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatian pengguna terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral yang mendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, dan keinginan untuk memotivasi pengguna lainnya.
5. Penggunaan Senyatanya (Actual Use) Menurut Davis dalam (Hanggono et al., 2015) “penggunaan senyatanya (actual system usage) merupakan kondisi nyata penggunaan sistem”. Seseorang akan merasa puas menggunakan sistem jika sistem tersebut mudah digunakan dan dapat meningkatkan produktifitasnya, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
Penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology use), diukur dengan jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan teknologi dan frekuensi penggunaan teknologi tersebut.
6.
Variabel Penelitian
Menurut Seputra (2013:4) variabel penelitian adalah segela sesuatu yang berbentuk apa saja, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang ditarik kesimpulannya. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel dependen yaitu variabel yang sifatnya tidak berdiri sendiri (bebas), dalam arti variabel ini dipengruhi oleh beberapa variabel lain. Variabel ini disimbolkan dengan Y. pada penelitian ini yang menjadi
variabel dependen adalah sikap pengguna (attitude toward using)(Y).
2. Variabel Bebas (Independen)
Variabel independen yaitu variabel yang sifatnya berdiri sendiri, dalam arti variabel ini yang mempengaruhi variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah persepsi kemudahan penggunaan sistem (perceived ease of use) (X1), persepsi kemanfaatan penggunaan sistem (perceived usefulness)(X2), dan minat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention to use)(X3).
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel dilakukan untuk mendefinisikan variabel dengan tegas, yaitu menentukan jenis dan indikator serta menentuan skala pengukuran masing- masing variabel pada penelitian ini.
Operasional variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen yang memiliki indikator sebagai berikut:
Tabel 1 Operasional Variabel
Variabel Dimensi dan Indikator Variabel Bebas (Variabel Independen)/ (X1) Variabel Perceived Ease Of
Use adalah suatu tingkatan dimana seseorang mempercayai bahwa penggunaan sistem tertentu dapat mengurangi usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu.
Hanggono et al., (2015)
 Mempelajari Shopee dengan mudah
 Menggunakan aplikasi shopee mudah
 Interaksi dapat dengan jelas dan terpahami
 Mudah beradaptasi
 Keseluruhan aplikasi shopee mudah digunakan Variabel Bebas (Variabel Independen)/ (X2) Variabel Perceived
Usefulness adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengguna suatu sistem tertentu akan meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Hanggono et al., (2015)
 Peningkatan Performa kinerja
 Peningkatan efektivitas kinerja
 Menyederhanakan proses kinerja
Variabel Bebas (Variabel Independen)/ (X3) Variabel Behavioral Intention
To Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Hanggono et al., (2015)
 Mempunyai fitur yang membantu
 Selalu mencoba menggunakan
 Berlanjut dimasa akan dating Variabel Terikat (Variabel Dependen)/ (Y) Variabel Attitude Toward
Using adalah sikap menyukai atau tidak menyukai terhadap penggunaan dalam suatu produk.
Hanggono et al., (2015)
 Kenyamanan berinteraksi
 Senang menggunakan
 Menikmati penggunaan
 Tidak membosankan
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden.
Dalam penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab-akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti. Tahapan yang sangat penting dalam penelitian ilmiah adalah menyusun alat ukur (instrument) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Menurut Seputra (2013:4) variabel penelitian adalah segela sesuatu yang berbentuk apa saja, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang ditarik kesimpulannya.
Metode yang digunakan dalam riset ini adalah Path Analysis dengan menggunakan instrumen kuesioner yang berisikan pernyataan tertutup. Menurut Green 1991 dalam (Koentjoro dan Subagio, 2013) untuk mengetahui sampel untuk penelitian, dapat menggunakan rumus 50+8n, dimana (n) adalah jumlah variabel yang digunakan di dalam penelitian sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah 50+8(4)=82, dibulatkan menjadi 100 responden.
Sampel
Menurut Sugiyono dalam (Bilondatu, 2013) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan mengambil objek di wilayah kota Bandung.
Menurut (Huda, 2013) secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian yaitu masa remaja awal (12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun), remaja akhir (19-24 tahun). Dalam penelitian ini penulis meneliti dari remaja pertengahan sampai remaja akhir antara usia 15-24 tahun karena menurut laporan APJII (2015:4) pengguna mobile phone paling tinggi ada pada kategori remaja yaitu mereka yang berusia 18-25 tahun.
Metode Analisis Data
Analisis data menurut Misbahudin dan Hasan (2013:32) adalah memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap
seseuatu kejadian lainnya, serta memperkirakan kejadian lainnya. Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif, analisis statistic, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis.
Analisis deskriptif adalah bentuk analisis data untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan melalui pengujian hipotesis deskriptif (Misbahudin dan Hasan, 2013:258). Data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap masyarakat khususnya kalangan remaja di wilayah Kota Bandung, diolah secara statistika deskriptif untuk mengetahui tanggapan responden terhadap penerimaan aplikasi shopee berbasis online.
Analisis statistik (verifikatif) merupakan analisis yang digunakan untuk membahas data kuantitatif. Pengujian statistik yang digunakan adalah dengan uji asumsi klasik untuk menguji kelayakan model regensi yang digunakan maka harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikorlineritas, uji hesteroskedastisitas dan analisis jalur (path analysis). Pengujian statistik yang digunakan adalah dengan uji asumsi klasik.
Analisis regresi linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 277:2013). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen X1, X2…Xn secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi berganda, atau dengan kata lain analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Guspul dan Ahmad, 2014). Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Hanggono et al., 2015).
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian merupakan hasil dari perumusan masalah, perumusan hipotesis dan pengumpulan data
berdasarkan hasil literatur, metode-metode dan analisis data yang dilakukan peneliti hingga mencapai sebuah kesimpulan dan pengambilan keputusan yang dapat dibuktikan kebenarannya.
3.1. Profil Responden Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 100 orang responden yang merupakan masyarakat khususnya remaja yang berada di wilayah Kota Bandung, didapatkan gambaran umum mengenai profil responden yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin dan umur.
A. Jenis Kelamin
Responden pengguna aplikasi shopee dalam penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki yaitu sebesar 62%
sedangkan responden perempuan sebesar 38%. Dapat diketahui bahwa minat penggunaan aplikasi shopee diminati oleh responden laki-laki.
B. Umur
Diketahui bahwa batasan umur yang dijadikan fokus penelitian ini adalah remaja rentang usia 15-24 tahun. Dilihat bahwa dari total 100 orang responden, kelompok responden yang berusia 15-19 tahun sebesar 49% dan responden yang berusia 20-24 tahun sebesar 51%.
3.2. Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi yang baik harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi klasik dalam modelnya. Jika masih terdapat asumsi klasik maka model regresi tersebut masih memiliki bias. Jika suatu model masih terdapat adanya masalah asumsi klasik, maka akan dilakukan langkah revisi model ataupun penyembuhan untuk menghilangkan masalah tersebut.
Pada uji asumsi ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan, untuk uji normalitas variabel perceived ease of use, perceived usefulness, behavioral intention to use dan attitude toward using berdistribusi normal. Sedangkan pada uji autokorelasi, nilai statistik Durbin- Watson (D-W) sebesar 1,969, maka tidak terjadi autokorelasi, jika nilai Durbin-Watson diatas -2<DW<2.
Kemudian pada uji multikolinieritas ditemukan nilai tolerance 0,535 > α = 0,05 dan nilai VIF 1,870 lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel bebas. Selanjutnya dilakukan pengujian heteroskedastisitas.
Gambar 1 Grafik Heteroskedastisitas Pola gambar Scatterplot diatas menjelaskan bahwa titik-titik data menyebar diatas dan dibawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
A. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen X1, X2 dan X3 secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y, atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 2,922 1,156 2,527 ,013
perceived
ease of use ,247 ,079 ,317 3,141 ,002
perceived
usefulness ,228 ,075 ,266 3,024 ,003
Behavior intention to use
,328 ,112 ,264 2,921 ,004
a. Dependent Variable: attitude toward using
Dari Tabel IV. 36 diatas dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = 2,922 + 0,247 X1 + 0,228 X2 + 0,328 X3
Dimana:
Y = Rasio Variabel Dependent Attitude Toward Using
a = Nilai Konstanta
b1,b2,b3 = Koefesien Regresi
X1 = Variabel Perceived Ease Of Use X2 = Variabel Perceived Usefulness X3 = Variabel Behavioral Intention To Use
Koefisien yang terjadi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) sebesar 2,922 dan bertanda positif, artinya tidak ada perubahan satuan pada semua efisiensi perceived ease of use, perceived usefulness, dan behavioral intention to use, maka perubahan pada attitude toward using sebesar 2,922.
2. Koefisien regresi (b1) untuk efisiensi perceived ease of use sebesar 0,247 dan bertanda positif. Artinya jika perceived ease of use mengalami perubahan dengan arah yang sama sebesar 0,247, maka setiap satuan dimana variabel lain pada perceived ease of use dianggap tetap.
3. Koefisien regresi (b2) untuk efisiensi perceived usefulness sebesar 0,228 dan bertanda positif. Artinya jika perceived usefulness mengalami perubahan dengan arah yang sama sebesar 0,228, maka setiap satuan dimana variabel lain pada perceived usefulness dianggap tetap.
4. Koefisien regresi (b3) untuk efisiensi behavioral intention to use sebesar 0,328 dan bertanda positif. Artinya jika behavioral intention to use mengalami perubahan dengan arah yang sama sebesar 0,328, maka setiap satuan dimana variabel lain pada behavioral intention to use dianggap tetap.
B. Uji Hipotesis
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan positif persepsi kemudahan (perceived ease of use) terhadap sikap penggunaan (attitude toward using) aplikasi shopee.
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan positif persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) terhadap sikap penggunaan (attitude toward using) aplikasi shopee.
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan positif minat perilaku untuk menggunakan
(behavioral intention to use) terhadap sikap penggunaan (attitude toward using) aplikasi shopee.
H4: Terdapat pengaruh yang signifikan positif persepsi kemudahan (perceived ease of use), kemanfaatan (perceived usefulness) dan minat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention to use) terhadap sikap penggunaan (attitude toward using) aplikasi shopee.
1. Uji T
Uji t bertujuan utnuk mengetahui ada tidaknya pengaruh parsial (sendiri) yang diberikan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). uji t dilakukan dengan mengetahui t tabel menggunakan rumus t tabel = t (α / 2 ; n-k-1).
Keterangan:
α = Taraf signifikan 0,05 n = Banyaknya Sampel k = Banyaknya variabel bebas
Hasil nya adalah t(0.05/2 ; 100-3-1) = t (0.025 ; 96). Dapat diketahui nilai t tabel adalah 1.98498.
Tabel 3 Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 2,922 1,156 2,527 ,013
perceived
ease of use ,247 ,079 ,317 3,141 ,002
perceived
usefulness ,228 ,075 ,266 3,024 ,003
behavior intention to use
,328 ,112 ,264 2,921 ,004
a. Dependent Variable: attitude toward using
a. Pengujian Hipotesis Pengaruh Perceived Ease of Use Terhadap Attitude Toward Using
Diketahui nilai signifikan untuk pengaruh perceived ease of use terhadap attitude toward using adalah sebesar 0.002 < 0.05 dan terlihat nilai t hitung sebesar 3.141 dan nilai t tabel adalah 1,98498. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 dan nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan terdapat
pengaruh signifikan antara perceived Ease of Use terhadap attitude toward using.
b. Pengujian Hipotesis Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap Attitude Toward Using
Diketahui nilai signifikan untuk pengaruh perceived usefulness terhadap attitude toward using adalah sebesar 0.003 < 0.05 dan terlihat nilai t hitung sebesar 3.024 dan nilai t tabel adalah 1,98498. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 dan nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh signifikan antara perceived usefulness terhadap attitude toward using.
c. Pengujian Hipotesis Pengaruh Behavioral Intention To Use Terhadap Attitude Toward Using
Diketahui nilai signifikan untuk pengaruh behavioral intention to use terhadap attitude toward using adalah sebesar 0.004 < 0.05 dan terlihat nilai t hitung sebesar 2.921 dan nilai t tabel adalah 1,98498. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 dan nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh signifikan antara behavioral intention to use terhadap attitude toward using.
2. Uji F
Uji f bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan (bersama-sama) yang diberikan variabel X terhadap variabel Y. pengujian uji f dilakukan dengan mengetahui f tabel menggunakan rumus f tabel = f(k ; n-k).
Keterangan:
n = Banyaknya Sampel k = Banyaknya variabel bebas
Hasil perhitungannya adalah f(3 ; 97) dan dapat diketahui nilai f tabel adalah 2.70.
Tabel 4 Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
1Regression 381,833 3 127,278 29,153 ,000b Residual 419,127 96 4,366
Total 800,960 99
a. Dependent Variable: attitude toward using
b. Predictors: (Constant), behavioral intention to use, perceived usefulness, perceived ease of use
Pengujian fhitung berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.00 < 0.05 dan nilai fhitung sebesar 29.153 >
F tabel 2.70, maka dapat disimpulkan H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel perceived ease of use (X1), perceived usefulness (X2) dan behavioral intention to use (X3) terhadap attituted toward using (Y) secara simultan (bersama- sama).
3. Analisis Jalur (Path Analysis)
Path Analysis dilakukan untuk mengetahui hubungan struktural antara variabel eksogen (bebas) terhadap variabel endogen (terikat), dan untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung dan pengaruh total dari variabel eksogen (bebas) terhadap variabel endogen (terikat).
Gambar 2 Diagram Jalur Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2 dan X3
Diketahui nilai Rsquare didapat dari hasil uji Rsquare yaitu sebesar 0.477 atau dalam persentase sebesar 0.477 x 100% = 47.7%. Nilai ε merupakan nilai pengaruh dari luar atau variabel lain yang didapat dari Uji Rsquare yaitu sebesar 0.523 atau dalam persentasi sebesar 0.523 x 100% = 52.3%.
Nilai
ρ
YX1 ,
ρ
YX2 ,
ρ
YX3 merupakan nilai pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu
ρ
YX1
= 0,317,
ρ
YX2 = 0,266,
ρ
YX3 = 0,264.
Nilai rx1x2, rx2x3, rx1x3 merupakan nilai koefisien korelasi masing-masing variabel bebasyaitu
sebesar sebesar rx1x2 = 0,543, rx2x3 = 0.343,,
rx1x3 = 0,574.
4. Kesimpulan
Hasil pengujian atas model yang diajukan menunjukkan hasil yang baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada remaja di wilayah Kota Bandung, mengenai penerimaan aplikasi shopee, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Perceived Ease Of Use berpengaruh signfikan positif terhadap variabel Attitude Toward Using, dikarenakan nilainya yang baik dan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat hubungan 0,3172 = 0,100 atau 10%.
2. Variabel Perceived Usefulness berpengaruh signfikan positif terhadap variabel Attitude Toward Using dikarenakan nilainya yang baik dan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat hubungan 0,2662 = 0,071 atau 7,1%.
3. Variabel Behavioral Intention To Use berpengaruh signfikan positif terhadap variabel Attitude Toward Using dikarenakan nilainya yang baik dan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat hubungan 0,2642 = 0,070 atau 7,0%.
4. Variabel Perceived Ease Of Use, Perceived Usefulness dan Behavioral Intention To Use berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Attitude Toward Using dikarenakan nilainya sama baik dan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat hubungan R2square = 0,477 atau 47.7%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang peneliti ajukan sebagai berikut: berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan mengenai penerimaan aplikasi shopee dapat lebih menambah jumlah sampel yang digunakan, guna lebih mendapat hasil pengguna aplikasi shopee yang lebih menyeluruh, karena penelitian ini hanya menggunakan 100 responden.
2. Penelitian ini terdapat beberapa
kekurangan sehingga diharapkan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan aplikasi shopee dapat memasukkan variabel lain pada metode TAM (Technology Acceptance Model) seperti variabel actual use atau menggunakan metode berbeda seperti UTAUT, DeLone dan McLean guna memperoleh perbandingan hasil.
Referensi
APJII. (2015). Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
Bilondatu, Machrani. Rinandha. (2013).
Motivasi, Persepsi, Dan Kepercayaan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sepeda Motor Yamaha Di Minahasa. EMBA, Vol. 1.
Dalimunthe, Nurmaini., & Wibisono, Himawan. (2013). Analisis Penerimaan Sistem E-Learning SMK Labor Pekanbaru Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11.
Dra. Huda, M.Pd.I. (2013). Pertumbuhan Fisik Dan Perkembangan Intelek Usia Remaja, Vol. 2.
Elisabet Y.A, M.T.I, & Ratnasari. (2014).
Perancangan Aplikasi E-commerce Pada Toko Jam Tangan Alexander Cristie.
Guspul, Ahmad., & Ahmad, Awaludin.
(2014). Kualitas Pelayanan, Kepuasan Dan Kepercayaan Nasabah Paad Koperasi Jasa Keuangan Syariah Wonosobo. Jurnal PPKM III.
Hanggono, Aditya Arie, Handayani., Siti Ragil,, & Susilo, Heru. (2015). Analisis Atas Praktek TAM (Technology Acceptance Model) Dalam Mendukung Bisnis Online Dengan Memanfaatkan Jejaring Sosial Instagram. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26.
Koentjoro, Eunice Madah., & Dr. Hartono Subagio, S.E., M.M. (2013). Pengaruh Service Quality Terhadap Customer Satisfaction Di Coffee Bean GalaxyMall Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1.
Misbahudin, & Hasan, Iqbal. (2013). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Putra, Dimas Ernomo., Astuti, Endang Siti.,
& Riyadi. (2015). Pengaruh
Kemudahan Terhadap Kemanfaatan, Minat Dan Penggunaan E-Commerce (Studi Kasus Pada Pengguna Situs Olx.co.id). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 21.
Reza, Jeko Iqbal. 2015. Shopee, Aplikasi Belanja Online C2C Meluncur Di
Indonesia. Diambil dari:
http://tekno.liputan6.com/read/2379136 /shopee-aplikasi-belanja-online-c2c- meluncur-di-indonesia/. (8 Juni 2017).
Seputra, Yulius Eka Agung. (2013). Belajar Dan Analisis Tuntas Statistika Berbasis Komputer.
Sidharta, Iwan., & Sidh, Rahmawati. (2014).
Pengukuran Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan Terhadap Sikap Serta Dampaknya Atas Pengunaan Ulang Online Shopphing Pada E- commerce. Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 8.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.