• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Penerimaan Pajak Restoran Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lumajang (Study Kasus Badan Pajak Dan Retribusi Daerah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Potensi Penerimaan Pajak Restoran Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lumajang (Study Kasus Badan Pajak Dan Retribusi Daerah) "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Potensi Penerimaan Pajak Restoran Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lumajang (Study Kasus Badan Pajak Dan Retribusi Daerah)

Mohamad Santoso1,Moh. Hudi Setyobakti 2, M. Munir3 STIE Widya Gama Lumajang1

mohasantoso27@gmail.com1 hudisetyobakti@gmail.com2

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis potensi penerimaan Pajak Restoran, efektivitas Pajak Restoran dan kontribusi Pajak Restoran di Kabupaten Lumajang selama tahun 2016 hingga tahun 2018. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengetahui potensi penerimaan, efektivitas dan kontribusi, maka dibutuhkan suatu data penelitian berupa dokumen tentang Pajak Restoran. Model analisis yang digunakan yaitu analisis perhitungan potensi penerimaan yang didasarkan pada jumlah wajib pajak restoran, perhitungan efektivitas Pajak Restoran yang didasarkan pada realisasi penerimaan dan potensi penerimaan Pajak Restoran dan perhitungan kontribusi Pajak Restoran yang didasarkan pada realisasi Pajak Restoran dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil perhitungan potensi penerimaan Pajak Restoran menunjukkan bahwa potensi Pajak Restoran di Kabupaten Lumajang memiliki potensi penerimaan Pajak Restoran cukup besar.

Efektivitas Pajak Restoran menunjukkan bahwa pada tahun 2018 tingkat efektivitas pajak restoran termasuk dalam kategori efektif.Hal ini dikarenkan realisasi pajak restoran yang diterima oleh Pemerintah Daerah hampir mendekati hasil analisis perhitungan potensi penerimaan pajak restorannya. Kontrisbusi Pajak Restoran di Kabupaten Lumajang secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat kurang.

Kata kunci : Pajak Restoran, Potensi penerimaan, efektivitas pajak, kontribusi.

Abstract

The purpose of this study was to analyze the potential of Restaurant Tax receipts, Restaurant Tax effectiveness and Restaurant Tax contributions in Lumajang Regency during 2016 until 2018. In this study the quantitative descriptive method was used to determine the potential for acceptance, effectiveness and contribution, so a research data was needed in the form of document about Restaurant Tax. The analytical model used is the analysis of the calculation of potential revenue based on the number of restaurant tax payers, calculation of Restaurant Tax effectiveness based on the realization of revenue and potential restaurant tax receipts and calculation of Restaurant Tax contributions based on the realization of Restaurant Taxes and realization of Regional Original Income (PAD) . The results of the calculation of the potential of Restaurant Tax revenues indicate that the potential of Restaurant Taxes in Lumajang Regency has a considerable potential for Restaurant Tax revenue. Restaurant Tax Effectiveness shows that in 2018 the level of restaurant tax effectiveness is included in the effective category. This is because the realization of restaurant tax received by the Regional Government is almost close to the results of the analysis of the calculation of the restaurant tax revenue potential. Restaurant Tax Contribution in Lumajang Regency as a whole is included in the very poor category.

Keywords: Restaurant Tax, Potential acceptance, tax effectiveness, contribution

(2)

PENDAHULUAN

Sistem Pemerintahan di Indonesia terdapat pelimpahan0wewenang dariPemerintahPusatkePemerintah Daerah yang disebut dengan Otonomi Daerah. Dalam pelimpahan wewenang0dan tanggung jawab inilah daerah diberikan hak untuk mengatur

daerahnya masing-masing yang disebut

desentralisasi.Padadasarnyapelimpahan0wewenangdari Pemerintah0Pusat ke Pemerintah Daerah ini bertujuan agar tercapainya pemerintahan yang baik, adil dan memperhatikan keanekaragaman ekonomi, sosial dan budaya.

Pemerintah Daerah selaku pelaksana otonomi daerah yang berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1990 yang mengatur tentang Pembagian Kekuasaan (Power Sharing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahberwenang penuh mengatur pemerintahan atau rumah tangganya sendiri tanpa ada campur tangan dari Pemerintah Pusat, hal ini berarti daerah dituntut untuk dapat memenuhi dan melaksanakan0pembangunan disegala bidang dengan mengoptimalka penerimaan dari segala sumber daya yang tesedia, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Jika dibandingkan0dengan sektor0bisnis, sumber pendapatan0pemerintah daerahrelatifterprediksidan0lebih stabil,sebab pendapatan tersebut diatur oleh peraturan0perundang-undangandaerah0yang bersifat0mengikat dan0dapat dipaksakan.

Sedangkan pada sektor bisnis sangat0dipengaruhi oleh pasar0yang penuh ketidakpastian dan turbulensi, sehingga pendapatan pada sektor bisnis bersifat0fluktuatif ( Mahmudi, 2010:16).

Sumber-sumber penerimaan0daerah yang potensial0harus digali0secara maksimal di dalam koridorperaturanperundang-undangan yang0berlaku, termasuk0diantaranya adalahpajakdaerahdan0retribusi daerah yang0sudahsejak lama0menjadi salah satu0unsur PendapatanAsli Daerah (PAD) yang utama.

Berdasarkan UU Nomor028 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerahyang dimaksud0pajak daerah, yang selanjutnya0disebut0pajakadalah konstribusi0wajib kepada0daerah yang terutang0oleh pribadi atau0badan yang bersifat0memaksa0berdasarkan undang – undang, dengan tidak mengharapkan imbalan secara langsung dandigunakan0untuk keperluan daerah bagi sebesar – besarnya kemakmuran0rakyat.

Pajak Daerahtersebut terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak0Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan0Bermotor, Pajak Air Permukaan,0Pajak Rokok, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB – P2) dan Pajak Bea Perlohehan0Hak Atas0Tanah dan Bangunan. Sedangkan retribusi daerah adalah0pungutan daerah sebagai pembayaran0atas jasa atau pemberian izin tertentu yang0khusus disediakan dan/atau diberikan oleh0Pemerintah Daerah untuk0kepentingan pribadi atau badan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun02011 tentang pajak0restoran yang dimaksud pajak0restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran sedangkan wajib pajak restoran adalah orang atau badan yang mengusahakan restoran.Sehingga dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pengenaan pajak restoran didasarkan pada kepemilikkan atau pengelolaan restoran.

Seiring dengan perkembangan ekonami saat ini mendorong masyarakat untuk memanfaatkan peluang dalam dunia usaha dengan mendirikanberbagai macam tempat usaha

(3)

diantaranya restoran atau rumah makan, begitu pula di Kabupaten Lumajang banyak berdiri restoran yang menyediakan pelayanan makan dan minum dengan berbagai macam menu dan fasilitas yang menarik para pelanggan untuk datang membeli. Begitu banyak restoran yang berdiri di Kabupaten Lumajang maka banyak pula potensi penerimaan pajak yang seharusnya diperolehdari sektor pajak restorannya.Pergerakan naik turunnya penerimaan pajak restoran inibisa dipengaruhi dari jumlah potensi yang tergali. Potensi adalah kemampuan dari diri seseorang atau hal lain yang dapat digali dan atau bahkan dikembangkan (Prakosa, 2005:42).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mencoba menyusun skripsi yang berkaitan potensi penerimaan pajak restoran di Kabupaten Lumajang dengan judul “Analisis Potensi Penerimaan Pajak Restoran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lumajang (Study Kasus Badan Pajak dan Retribusi Daerah)”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang berusaha mengungkapkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data yang aktual, yaitu dengan menyajikan data, menganalisis serta menginterprestasikan data. Sedangkan bentuk penelitian yang digunakan adalah bentuk kuantitatif, Metode Penelitian kuantitatif data yang diperoleh dan dianalisis dalam bentuk angka, mulai dari pengumpulan data, menganalisis data, sampai dengan penyajian hasil analisis.Penelitian ini hanya berfokus pada analisis potensi penerimaan pajak restoran, efektivitas pajak restoran serta kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan cara menjumlah dan mengalihkan data – data tentang pajak restoran, untuk efektivitas dengan cara membandingkan antara potensi pajak restoran dengan Realisasi pajak restoran, sedangkan untuk mengukur kontribusi pajak restoran terhadap PAD dilakukan dengan cara membandingkan realisasi pajak restoran dengan realisasi PAD.

Objek penelitian dilakukan pada kantor Badan Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Lumajang di Kabupaten Lumajang. Objek penelitian yang diamati mengenai data – data penerimaan pajak restoran tahun 2016 – 2018 yang ada di kantor BPRD Kabupaten Lumajang di Kabupaten Lumajang dan subjek penelitian ini adalah restoran di Kabupaten Lumajang Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari internal dan jenis datanya berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil dokumen yang berupa data tentang pajak restoran, laporan realisasi Pajak Daerah dan laporan realisasi Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Lumajang.

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang mejadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 96). Berdasarkan pengertian tersebut variable dapat diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi objek penelitian. Untuk mengetahui lebih dalam tentang variabel penelitian perlu untuk mengidentifikasi variabel, mendefinisakan variable secara konsepsual dan oprasional variabel.

Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel dalam Penelitian ini yaitu Potensi Pajak Restoran, Pajak Restoran dan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Lumajang.

Definisi Konsepsual Variabel Potensi Pajak Restoran

(4)

Potensi adalah kemampuan dari diri seseorang atau hal lain yang dapat digali dan atau bahkan dikembangkan (Prakosa, 2005:42). Potensi pajak restoran yang dimaksud adalah segala kemampuan yang dimiliki pajak restoran untuk menjadi sumber penerimaan bagi suatu daerah, sehingga pajak restoran dapat pula dikatakan sebagai target penerimaan pajak restoran yang telah ditetapkan oleh Badan Pajak dan retribusi Daerah Kabupaten Lumajang berdasarkan hasil perhitungan yang akan dicapai dalam suatu periode.

Pajak Restoran

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran.Pajak Restoran adalah Pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Definisi Operasional Variabel Potensi Pajak Restoran

Perhitungan potensi pajak restoran dapat diperoleh dengan menggunkan rumus sebagai berikut :

 Potensi pajak restoran = Y1 x Tarif pajak restoran Y1 = A x B x C x D

Keterangan :

Dimana Y1 adalah jumlah pembayaran yang diterima oleh restoran, A adalah jumlah jumlah wajib pajak, B adalah rata – rata pengunjung, C adalah harga rata – rata dan D adalah jumlah jumlah hari selama setahun (Harun, 2003:6).

Pajak Restoran

Pajak Restoran. Pajak Restoran adalah Pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

 Efektivitas Penerimaan Pajak Restoran : Realisasi Pajak Restoran

= x 100%

Potensi Pajak Restoran

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Pendapatan Asli Daerah dipungut berdasarkan Peraturan Daerah yang sesuai dengan Undang – undang yang berlaku di Indonesia.

 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran terhadapPendapatan Asli Daerah (PAD):

Realisasi Pajak Resrotan

= x 100%

Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Metode data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan :metode dokumentasi dimana peneliti mengumpulkan data dan informasi dari sumber tertulis buku dan data – data yang berkaitan dengan penelitian. Data – data yang yang berkaitan dengan penelitian dimaksud

(5)

adalah berupadata tentang pajak restoran, laporan realisasi Pajak Daerah dan laporan realisasi Pendapatan Asli Daerah. Data tentang restoran berupa data tentang jumlah wajib pajak restoran, target pajak restoran, realisasi pajak restoran dan jumlah rata – rata harga dan jumlah pengunjung restoran di Kabupaten Lumajang.

Teknik analisis data Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit - unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2014:244). Dalam penelitian ini terdapat tiga data yang diperoleh dari pengumpulan data yang ingin peneliti diskripsikan sehingga mudah dipahami oleh peneliti sendiri maupun orang lain. Data tersebut meliputi :

Analisis Data Potensi Penerimaan Pajak Restoran

Data yang diperoleh dari Badan Pajak Dan Retribusi Daerah berkaitan dengan jumlah wajib pajak restoran di Kabupaten Lumajang dan juga data hasil yang diperoleh dari restoran yang menjadi subjek penelitian untuk mengetahui jumlah pengunjung dan tarif rata – rata makan dan minum yang disediakan oleh restoran maka untuk mengetahui jumlah potensi yang ada di Kabupaten Lumajang.

Analisis Data Efektivitas Pajak Restoran

Data yang diperoleh dari Badan Pajak Dan Retribusi Daerah yang berkaitan dengan laporan realisasi dan target pajak restoran selama tiga tahun dimulai dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Data dianalisis untuk mendiskripsikan hasil data yang digunakan dalam penelitian dengan membandingkan data realisasi pajak restoran dengan data potensi pajak restoran selama periode tertentu (satu tahun periode).

Analisis Data Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD

Data yang diperoleh dari Badan Pajak Dan Retribusi Daerah yang berkaitan dengan laporan realisasi pajak restoran dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam masa periode tahun 2016 – 2018. Data dianalisis untuk mendiskripsikan hasil data yang digunakan dalam penelitian dengan membandingkan realisasi pajak restoran dengan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dalam periode tertentu. Kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pajak daerah memberikan sumbangan dalam penerimaan PAD. Semakin besar hasilnya berarti semakin besar pula peranan pajak daerah terhadap PAD, begitu pula sebaliknya jika hasil perbandingannya terlalu kecil berarti peranan pajak daerah terhadap PAD juga kecil.

(Mahmudi, 2010:145).

HASIL DAN PEMBAHASAN GambaranUmum Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah Badan Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Lumajang berdiri berdasarkan Peraturan Bupati Lumajang No. 85 tahun 2016 yang menjelaskan tentang kedudukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata Kerja Badan Pajak dan Retribusi Daerah. Badan Pajak dan Retribusi Daerah merupakan unsur penunjang urusan Pemerintah Daerah dibidang keuangan yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam upayahnya Badan Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Lumajang memperoleh pendapatan melalui pendapatan pajak daerah, pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah dan pendapatan lain – lain PAD yang sah.

(6)

Analisis Potensi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Lumajang

Potensi adalah kemampuan dari diri seseorang atau hal lain yang dapat digali dan atau bahkan dikembangkan (Prakosa, 2005:42). Analisis0perhitungan0potensi mutlak diperlukan dalamanalisis0menetapkan0target0rasional. Dengan0potensi yang0ada, setelah dibandingkanpenerimaanuntuk0masayangakandatang, makaakan0didapatkan besarnya potensi yang terpendam, sehingga akan dapat diperkirakan rencana dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menggali potensi0yang0terpendam0untuk menentukan berapa besarnya rencana penerimaan yang0akan0datang. Perhitungan potensi pajak restoran dapat diperoleh dengan menggunkan rumus sebagai berikut :

Tabel 1 Daftar Wajib Pajak Restoran Kabupaten Lumajang Nama Restoran

RM. Pecel AE RM. Bamboo

RM. Depot Kemayoran RM BJ.Coffe

RM. Vision Vista RM. Blessing

Rawon Bu Katun RM. Cherry Red

RM. Galaxy Resto RM. Delight

RM. Rocket Chicken Warung Bromo

RM. Wakul Bu Tjipto 3 RM. Ramona

RM. Bu Khaji Lalapan Bang Iwan

RM. Gajah Mada RM. Bu Tjipto 1

RM. Pondok Iga RM. C'bezt

RM. Pondok Rasa RM. Bu Tjipto 2

RM. Mbak Enly Klojen Mimik Milk Café

Lounge&Food Container RM. Setia Kawan

RM. Terapung Bu Umi Ayam Geprek Mbok Judes

RM. Ceker Pedas Veteran Warung SAE

Warung Apung Pondok Asri Bakso Margaret

Bakso Super Bakso Agus

DapurQ Lalapan Basir

RM. Istana Kuliner C BEZT Pasirian

RM. Papringan Soto Cak Sugeng

Rumah Bubur Mie Nyonyor

Rolland Pizza Kebbez Café

Bakso Pak Sabar Warung Prasmanan Mbak Lies

Pondok Bunga Ayam Goreng Pelita

Bakso Solo Sumber : Bidang Pendataan dan Penilaian BPRD,(data diolah 2018)

Tabel 2 Hasil Pendataan Potensi Restoran Kabupaten Lumajang

Jumalah Restoran Lama Pendataan Harga Rata – rata Rata–Rata Pengunjung Perhari

49 Restoran 3– 16 hari 25,072.48 107 orang

Sumber : Bidang Pendataan dan Penilaian BPRD (data diolah), 2018

Berdasarkan tabel 2 hasil pendataan potensi restoran di Kabupaten Lumajang yang dilakukan oleh Badan Pajak Dan Retribusi Daerah melalui Bidang pendataan dan penilaian pada tahun 2018 dapat diketahui bahwa terdapat 49 restoran sebagai potensi pajak restoran di Kabupaten Lumajang yang selama 3 sampai dengan 16 hari dilakukan pendataan dan penilaian lapangan dimana dari pendataan tersebut didapatkan bahwa harga rata – rata dari 49 restoran tersebut sekitar Rp.25,072.48 dan jumlah rata – rata pengunjung tiap harinya sekitar 107 orang.

(7)

Dengan menggunakan rumus penghitungan seperti yang tersebut diatas, maka potensi pajak restoran di Kabupaten Luamajang adalah sebagai berikut:

Potensi pajak restoran = Y1 x Tarif pajak restoran Y1 = A x B x C x D Potensi Pajak Restoran Kabupaten Lumajang :

= 49 x 107 x Rp.25,072.48 x 356 x 10%

= Rp.47,981,079,613.6 x 10%

= Rp.4,798,107,961.36

Jadi potensi penerimaan pajak restoran pada tahun 2018 yang harusnya diterima oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang adalah sebesar Rp.4,798,107,961.36 selama satu tahun.

Analisis Efektivitas Realisasi Pajak Restoran Terhadap Potensi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Lumajang.

Untuk mengukur efektivitas realisasi pajak restoran rumusnya adalah perbandingan antara realisasi pajak restoran dengan potensi penerimaan pajak restoran. Sehingga untuk mengetahui tingkat efektivitas pajak restoran dapat dilakukan rumus sebagai berikut:

Tabel 3 Realisasi Pajak Restoran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang

Tahun Realisasi Pajak Restoran (Rp.)

Realisasi PAD (Rp.)

2016 2,200,676,368.00 242,111,541,251.56

2017 2,631,642,334.00 245,420,076,648.72

2018 4,680,983,446.00 270,139,870,884.23

Sumber : Badan Pajak dan Retribusi Daerah, 2018

Tabel 4 Efektivitas Realisasi Pajak Restoran Terhadap Potensi Penerimaan Tahun 2016 – 2018

Tahun Realisasi Pajak Restoran (Rp.)

Potensi Penerimaan (Rp.)

Presentase (%)

Tingakat Efektivitas

2016 2,200,676,368.00 - - -

2017 2,631,642,334.00 - - -

2018 4,680,983,446.00 4,798,107,961.36 97,56 Efektif Sumber : Badan Pajak dan Retribusi Daerah Kabuapten Lumajang (olah data 2019)

Berdasarkan tabel 4 dapat dinyatakan bahwa realisasi Pajak Restoran di Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwa pemungutan dan pengelolaan Pajak Restoran di Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Terlihat penerimaan realiasasi pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2018 dari hasil perhitungan efektivitas realisasi pajak restoran terhadap potensi penerimaan pajak restoran di Kabupaten Lumajang adalah sebesar 97,56 % sehingga tingkat efektivitas realisasi pajak restoran terhadap potensi penerimaan pajak restoran tahun 2018 termasuk dalam kategori efektif.

Terlihat pada tahun 2018 realisasi pajak restoran hampir mendekati potensi penerimaan pajak restorannya. Untuk kedepannya Pemerintah Daerah harus berupaya meningkatkan penerimaan Pajak Restoran agar efektivitas pajak ini dapat lebih efektif lagi bahkan sangat efektif agar penerimaannya senantiasa dapat ditingkatkan dari tahun ke tahun.

Analisis Kontribusi PenerimaaPajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang.

Analisis kontribusi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pajak Restoran memberikan sumbangan atau kontribusi dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk

(8)

mengetahui tingkat kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dilakukan dengan cara membandingkan realisasi total Pajak Restoran dalam periode tertentu dengan realisasi total Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam periode tertentu pula. Semakin besar hasinya berarti semakin besar pula peranan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagitu pula sebaliknya jika hasil perbandingannya terlalu kecil berarti peranan Pajak Restoran dalam memberikan sumbangan atau kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga kecil. Untuk mengetahui tingkat kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Kontribusi Realisasi Pajak Restoran Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2016 -2018

Tahun Realisasi Pajak Restoran (Rp.)

Realisasi (PAD) (Rp.)

Persentase (%)

Tingkat Kontribusi 2016 2,200,676,368.00 242,111,541,251.56 0,9 Sangat Kurang 2017 2,631,642,334.00 245,420,076,648.72 1,07 Sangat Kurang 2018 4,680,983,446.00 270,139,870,884.23 1,73 Sangat Kurang Tabel 6 Kontribusi Realisasi Pajak Restoran Terhadap Realisasi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Tahun 2016 -2018 Tahun Realisasi Pajak Restoran

(Rp.)

Realisasi (PAD) (Rp.)

Persentase (%)

Tingkat Kontribusi 2016 2,200,676,368.00 242,111,541,251.56 0,9 Sangat Kurang 2017 2,631,642,334.00 245,420,076,648.72 1,07 Sangat Kurang 2018 4,680,983,446.00 270,139,870,884.23 1,73 Sangat Kurang Sumber : Bidang Pendataan dan Penilaian BPRD (data diolah ), 2018

Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa tingkat persentase kontribusi realisasi pajak restoran terhadap realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun 2016 – 2018 yaitu pada tahun 2016 sebesar 0,9%, pada tahun 2017 sebesar 1,07% dan pada tahun 2018 sebesar 1,73%. Hasil tersebut didapatkan berdasarkan perhitungan berbandingan realisasi pajak restoran dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari hasil analisis tersebut tingkat kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dilihat dari indikator kontribusi termasuk dalam Kategori sangat kurang.Pada tahun 2016 – 2017 tingkat presentase kontribusi pajak restoran mengalami peningkatan sebesar 0,17% dan sedangkan pada tahun 2017 – 2018 tingkat persentase kontribusi pajak restoran mengalami peningkatan lagi sebesar 0,66%. Untuk mengetahui peningkatan tingkat persentase kontribusi tersebut diperoleh dari hasil perbandingan persentase tiap tahunnya. Dengan demikian dapat diketahui perkembangan realisasi dan seberapa pajak restoran memberikan sumbangan atau kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang.

KESIMPULAN

Penelitian ini menganalisis potensi penerimaan pajak restoran, tingkat efektivitas dan kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang.

Berdasarkan pada analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Potensi penerimaan pajak Restoran di Kabupaten Lumajang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari perhitungan potensinya. Dapat diartikan bahwa pendapatan daerah pada sektor Pajak Restoran dapat meningkatkan PAD melalui sektor Pajak Daerah. Efektivitas pajak restoran terhadap potensi pajak restoran di Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwa dalam perhitungan efektivitasnya, pada tahun 2018 tingkat efektivitas

(9)

pajak restorannya termasuk dalam kategori efektif. Hal ini dikarenkan pada tahun 2018 realisasi pajak restoran yang diterima oleh Pemerintah Daerah hampir mendekati hasil analisis perhitungan potensi penerimaan pajak restorannya. Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwa pada tahun 2016 – 2018 tingkat persentase kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan daerah (PAD) mengalami peningktan tiap tahunnya, walaupun peningkatan tersebut masih belum dapat merubah tingkat kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang dari kategori sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan tingkat persentase kontribusi tiap tahunnya yang tidak melebihi dari persentase indikator kontribusi kategori sangat kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Brotodiharjo, R.Santoso. (2005). Pengantar Ilmu Hukum Pajak, edisi tiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdagri Kemendagri No. 690.900.327 Tahun 1996 tentang “Indikator Kontribusi

Harun, H Hamrolie.2003. Menghitung Potensi Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta:

BFFE-Yogyakarta.

Ilyas, Wirawan B., Burton, Richart. 2010. Hukum Pajak. Salemba Empat. Jakarta Kesit,Bambang Prakosa.2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: UII Press.

Mahmudi,2010, Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Mamesah, D, J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta: Pustaka Utama

Mardiasmo, 2002, “Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah”. Penerbit Andi, Yogyakarta Mardiasmo. 2011. “Perpajakan Edisi Revisi”. Yogyakarta: Andi.

Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alpabeta, Bandung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D).

Cetakan Kelimabelas. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Undang - undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.”

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang “Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.”

Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Warsito. 2001. Hukum Pajak. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada. Hal 128

Indrianasari, N. T. (2018). Implementasi Perpajakan Dalam Penggunaan Dana Desa Tahun 2016. ASSETS: Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Pajak, 2(2), 21-28.

Referensi

Dokumen terkait

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, dimana penelitian ini berwujud angka-angka yang dihitung selanjutnya