• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pengaruh gender dan tingkat pendidikan terhadap

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pengaruh gender dan tingkat pendidikan terhadap"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERSEPSI ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN LOVE OF MONEY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS MAHASISWA AKUNTANSI

DI UNIVERSITAS ISLAM MALANG DAN POLITEKNIK NEGRI MALANG) SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh

Dinda Septian Nur’aini NPM.21701082043

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MALANG 2021

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap persepsi etik mahasiswa dengan kecintaan uang digunakan sebagai variabel intervening. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Responden adalah 100 mahasiswa Universitas Islam Malang dan Politeknik Negeri Malang dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel gender berpengaruh terhadap love of money. dan juga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa love of money mempengaruhi persepsi etis mahasiswa akuntansi

Kata kunci: jenis kelamin, tingkat pendidikan, persepsi etis, love of money

(3)

Abstrack

This study was conducted to determine the effect of gender and education level on the ethical perception of a student with love of money as an intervening variable. This type of research is quantitative research. The data used in this study are primary data. Respondents were 100 students at the Malang Islamic University and the Malang State Polytechnic using a questionnaire. The results of this study indicate that the gender variable has an effect on love of money. and also the results of this study indicate that love of money affects the ethical perception of accounting students

Keywords: gender, education level, ethical perception, love of money.

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Perhatian masyarakat kini pada isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi semakin meningkat apalagi setelah terjadinya berbagai skandal-skandal pada perusahaan besar yang membuat kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan menurun. Terbongkarnya kasus Enron Corp. (2001) dan kasus perusahaan besar lainnya yang terlibat di dalamnya memberikan kesadaran mengenai pentingnya peran dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan bermoral. Pertimbangan etis telah terbukti penting untuk mempelajari perilaku dalam profesi akuntansi karena penilaian profesional banyak dikondisikan pada kepercayaan dan nilai-nilai individu (Elias, 2008).

O’Leary dan Cotter (2000) mengatakan bahwa etika merupakan isu yang selalu berada di garis depan untuk dibahas dalam setiap diskusi yang berkaitan dengan profesionalisme dunia akuntansi dan auditing. Kasus-kasus skandal diatas menyebabkan profesi akuntan beberapa tahun terakhir telah mengalami krisis kepercayaan. Hal itu mempertegas perlunya kepekaan profesi akuntan terhadap etika (Setyadi, 2008).

Contoh kasus skandal akuntansi yang terjadi pada perusahaan besar yakni Enron dan Worldcom, dimana terjadi manipulasi angka-angka laporan

(5)

keuangan (window dressing) agar kinerja perusahaan tampak baik dengan melakukan kerjasama bersama kantor akuntan publik. Enron memanipulasi laporan keuangan selama beberapa tahun sehingga saham enron semakin tinggi. Enron bekerja sama dengan KAP Arthur Andersen memanipulasi laporan keuangan. Kecurangan ini mengakibatkan kerugian pada pemegang saham dan pihak yang berkepentingan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya sebuah pelanggaran etika profesi akuntan dan prinsip etika profesi, berupa pelanggaran tanggung jawab yang salah satunya adalah memelihara kepercayaan masyarakat terhadap jasa profesional akuntan.

Pelanggran prinsip kedua yaitu kepentingan publik, kurang dipegang teguhnya kepercayaan masyarakat dan tanggung jawab yang tidak semata- matamenitikberatkan pada kepentingan publik.

Robertson (2008) dalam Elias (2010) menyatakan bahwa kehancuran moral yang terjadi pada perusahaan seperti Enron dan WorldCom menghasilkan The Sarbanes-Oxley (SOX) Act tahun 2002. Peraturan ini ditujukan untuk mencegah manajer perusahaan bertanggung jawab atas tindakan mereka dan tindakan rekan-rekan mereka. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh akuntan dan berbagai profesi lain di bidang akuntansi tidak akan terjadi apabila setiap akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman, kemauan untuk menerapkan nilai nilai moral dan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Oleh karena itu, terjadinya berbagai kasus sebagaimana disebutkan di atas, seharusnya memberikan kesadaran untuk lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan profesi akuntan (Ludigdo dan Machfoedz,

(6)

1999). Saat ini, profesi akuntan mengandalkan kode etik untuk menyampaikan tanggung jawab mereka kepada masyarakat. Seorang akuntan harus memiliki objektifitas yang tinggi supaya dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh pihak lain maupun dirinya sendiri.

Sejak kebangkrutan perusahaan besar di Amerika Serikat, profesi akuntansi telah mengalami krisis kepercayaan dalam kemampuannya untuk mengatur anggotanya dan menyediakan laporan keuangan yang dapat diandalkan untuk publik. Auditor sering disalahkan atas runtuhnya perusahaan (Jackling et. al., 2007 dalam Elias, 2010), oleh sebab itu pemerintah menindaklanjuti masalah tersebut dengan The Sarbanes-Oxley (SOX) Act yang diterapkan untuk mencegah kegagalan penyajian laporan keuangan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa The Sarbanes-Oxley (SOX) Act memiliki dampak positif. Canary dan Jennings (2008) dalam Elias (2010) menguji persamaan dan perbedaan kelakuan kode etik perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya The Sarbanes-Oxley (SOX) Act. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa struktur kode etik telah berubah dari waktu ke waktu dengan kenaikan penekanan kepatuhan kode etik sesudah diterapkannya The Sarbanes-Oxley (SOX) Act. Namun, ada banyak kasus dimana kode etik dan The Sarbanes- Oxley (SOX) Act tidak memberikan jawaban yang jelas. Dalam situasi ambigu seperti itu, etika pribadi akuntan memberikan alasan berbeda untuk menentukan pendapat profesional (Gibbins dan Mason, 1998 dalam Elias, 2010).

Studi menunjukkan bahwa penalaran moral yang tinggi pada seorang akuntan mungkin lebih merasakan situasi tidak etis dibandingkan dengan akuntan

(7)

dengan etika pribadi yang lebih rendah. Sikap dan tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisi di masyarakat pemakai jasa profesional (Ludigdo, 1999). Saat ini, profesional akuntansi mengandalkan kode etik untuk menyampaikan tanggung jawab mereka kepada masyarakat. Karakter menunjukkan personalitas seorang profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya (Machfoedz dalam Winarna dan Retnowati, 2004). Penelitian Hunt dan Vitell (1986) menyebutkan bahwa kemampuan seorang profesional untuk dapat peka akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat di mana profesi itu berada, lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi.

Disamping lingkungan bisnis, hal yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku etis adalah lingkungan dunia pendidikan (Sudibyo dalam Murtanto dan Marini, 2003). Maka dari itu, bagi para calon akuntan (mahasiswa) perlu mendapat pemahaman yang cukup terhadap masalah-malasah etika bisnis dan etika profesi yang akan mereka hadapi. Mastracchio (2005) menekankan bahwa kepedulian terhadap etika harus diawali dari kurikulum akuntansi, jauh sebelum mahasiswa akuntansi masuk di dunia profesi akuntansi. Madison (2002) dalam Elias (2010) berpendapat bahwa mahasiswa akuntansi sekarang adalah para profesional di masa depan dan dengan pendidikan etika yang baik diharapkan dapat menguntungkan profesinya dalam jangka panjang. Karena begitu pentingnya etika dalam suatu profesi, membuat profesi akuntansi memfokuskan perhatian pada persepsi etis para mahasiswa akuntansi sebagai titik awal dalam meningkatkan persepsi terhadap profesi akuntansi. Bedford Committee

(8)

menyebutkan dalam pernyataannya bahwa salah satu tujuan dari pendidikan akuntansi adalah untuk mengenalkan mahasiswa kepada nilai-nilai dan standar- standar etik dalam profesi akuntan (Clikemen dan Henning, 2000). maka dari itu pendidikan mengenai etika harus dilakukan dengan benar kepada mahasiswa akuntansi sebelum mereka memasuki dunia kerja.

Profesi akuntansi rentan terhadap pelanggaran etika dan Dengan adanya krisis kepercayaan pada profesi akuntansi, oleh karena itu etika harus dimiliki oleh seorang akuntan. Perilaku etis seorang akuntan professional sangatlah penting dalam penentuan status dan kredibilitas profesi di bidang akuntansi (Chan dan Leung, 2006). Profesi akuntansi menekankan pentingnya para professional mengembangkan perilaku etis mulai dari awal karirnya, bahkan sebelum mereka menggeluti profesi tersebut (Elias, 2008). Accounting Education Change Commission (AECC) juga menyebutkan bahwa salah satu keahlian intelektual yang harus dimiliki oleh lulusan akuntansi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah etika dan mengaplikasikan value-based reasoning system pada pertanyaan-pertanyaan etis yang berkaitan dengan profesi akuntansi. Elias (2007) mengatakan bahwa masih sangat dibutuhkan penelitian mengenai sosialisasi mengenai etika pada mahasiswa akuntansi.

Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntansi menunjukkan bahwa akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi mereka (Fine et al. dalam Husein, 2004). Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peran yang sangat besar bagi seorang akuntan (Louwers et al. dalam Husein, 2004). Pengambilan keputusan oleh seorang individu yang

(9)

melibatkan masalah etis bergantung pada prinsip-prinsip standar etika yang dianut oleh individu tersebut

Persepsi etis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya berkaitan dengan uang. Hal ini hal ini terjadi hampir seluruh aktivitas terkait dengan uang akan berhubungan juga dengan akuntansi, yang menggambarkan betapa luasnya cakupan dunia akuntansi ini. Selain itu dengan uang merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Uang merupakan salah satu bentuk penghargaan (reward) bagi kontribusi karyawan. Penghargaan dalam bentuk uang yakni semua pendapatan yang diterima dalam bentuk uang, baik barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan dari perusahan (Hasibuan, 2007).

Akan tetapi walaupun uang tersebut digunakan universal, arti dan pentingnya uang tidak diterima secara universal (McClelland, 1967 dalam Elias, 2010).

Karena pentingnya uang dan interpretasi yang berbeda, Tang (1992) dalam Elias (2010) memperkenalkan konsep “the love of money” untuk literatur psikologis yang merupakan ukuran perasaaan subjektif seseorang tentang uang. Penelitian menunjukkan bahwa love of money terkait dengan beberapa perilaku organisasi yang diinginkan dan tidak diinginkan. Tang dan Chiu (2003) dalam Elias 2010 mengemukakan konsep love of money sangat terkait dengan konsep ketamakan.

Mereka menemukan bahwa karyawan di Hong Kong dengan love of money yang tinggi bekerja dengan kurang memuaskan dibandingkan rekan-rekan mereka.

Chen dan Tang (2006) dalam Elias (2010) menunjukkan bahwa hubungan tersebut dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis. Faktor demografi seperti jenis

(10)

kelamin dan tingkat pendidikan dianggap ikut mempengaruhi tingkat love of money individu. Tang et. al. (2000) dalam Elias (2010) mengatakan karyawan perempuan cenderung kurang peduli dengan uang daripada karyawan laki-laki.

Elias (2006) berpendapat mahasiswa akuntansi mengalami proses sosialisasi selama pendidikan sarjana mereka.

Persepsi yang dimiliki seseorang berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena setiap individu memiliki penafsiran yang berbeda satu sama lain dari sesuatu yang diterimanya (Sipayung, 2015). Borkowski dan Ugras (1998) menyatakan bahwa persepsi etis berhubungan dengan aspek demografi dan variabel psikologi (Elias, 2010). Hal ini dianggap dapat mempengaruhi tingkat love of money individu. Tang et. al. (2000) dalam Elias (2010) mengatakan karyawan perempuan cenderung kurang peduli dengan uang daripada karyawan laki-laki. Elias (2006) berpendapat mahasiswa akuntansi mengalami proses sosialisasi selama pendidikan sarjana mereka dan memungkinkan mahasiswa mengembangkan dasar love of money dalam sosialisasi.

Penelitian ini berisi analisis hubungan antara love of money terhadap gender dan persepsi etis mahasiswa akuntansi. Terinspirasi dari penelitian Elias (2010) yang menguji pengaruh antara love of money dan persepsi etis mahasiswa akuntansi di Amerika . Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh love of money terhadap persepsi etis mahasiswa di Amerika. Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui apakah juga terdapat pengaruh antara love of money terhadap gender dan persepsi etis mahasiswa akuntansi di Indonesia. Pentingnya dilakukan penelitian yang sama di Indonesia adalah

(11)

dikarenakan semakin banyak tindaka kecurangan keuangan yang melibatkan profesi akuntansi. Perlu adanya deteksi sejak dini mengenai faktor-faktor penyebab seseorang melakukan tindakan kecurangan tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas dan terdapat perbedaan hasil yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya, maka dari itu disini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Gender Dan Tingkat Pendidikan Mahasiswa Akuntansi Dengan Love Of Money Sebagai Variabel Intervenig (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Universitas Islam Malang Dan Mahasiswa Politeknik Negri Malang) ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, masalah yang akan diteliti selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah gender berpengaruh terhadap tingkat love of money pada mahasiswa akuntansi?

2. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat love of money pada mahasiswa akuntansi?

3. Apakah terdapat hubungan antara gender dengan persepsi etis mereka mengenai tindakan pelanggaran akuntansi

4. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi etis mahasiswa akuntansi tentang tindak pelanggaran akuntansi?

5. Apakah terdapat hubungan antara tingkat love of money mahasiswa akuntansi dengan persepsi etis tentang tindakan pelanggaran akuntansi

?

(12)

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh dari gender terhadap persepsi etis pada mahasiswa akuntansi.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari tingkat pendidikan terhadap persepsi etis pada mahasiswa akuntansi.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gender dengan persepsi etis mereka mengenai tindakan pelanggaran akuntansi

4. Untuk mengetahui apakah apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi etis tindakan pelanggaran akuntansi

5. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat love of money pada mahasiswa akuntansi dengan persepsi etis tindakan pelanggaran akuntansi.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

A. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat terus menambah wawasan dan pengalaman mengenai faktor yang berpengaruh tentang perilaku etis yang berkaitan dengan gender, tingkat pendidikan dan love of money.

Dan dapat menjadi sarana untuk terus mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama belajar dibangku perkuliahan.

(13)

B. Bagi Mahasiswa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengajaran untuk menanamkan perilaku yang baik agar para mahasiswa terutama untuk mahasiswa akuntansi agar dapat berperilaku yang etis, karena nanti mereka akan memasuki dunia kerja dan menjadi seorang akuntan mereka harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab terutama pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Islam Malang pada masa pandemic covid-19 ini.

2. Bagi Kementrian Pendidikan Dan Budaya (Kemendikbud)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kementrian pendidikan dan budaya mengenai pentingnya perkembangan ilmu pengetahuan akan perilaku yang baik dan diharapkan para pendidik di bidang akuntansi agar menerapkan dan mengembangkan pendidikan tentang etika dengan lebih memperhatikan moral ataupun pertimbangan etis mahsiswa agar membentuk karakter etis sebagai calon akuntan. Hal ini dikarenakan mereka nantinya akan memasuki dunia kerja dan diharapkan untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab sehingga terhindar dari perilaku menyimpang.

(14)
(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gender dan tingkat Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat Love Of Money pada mahasiswa akuntansi. Alat analisis pada penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least Square). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab 4 sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Gender berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat love of money seseorang.

2. Gender tidak berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi.

3. Tingkat Pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat love of money seseorang

4. Tingkat Pendidikan tidak berpengaruh terhadap persepsi etis seorang mahasiswa akuntansi

5. Terdapat pengaruh tambahkan positif antara love of money terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi

5.2 KETERBATASAN

Walaupun peneliti berusaha untuk meminimalisir kesalahan namun ada beberapa keterbatasan di dalam penelitian ini antara lain :

(16)

1. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan media yang digunakan dalam penyebaran melalui google form secara online. keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner ini yaitu peneliti tidak mampu memberikan informasi yang lebih mendalam yang bisa didapatkan dari setiap responden. Dan kemungkinan adanya ketidak seriusan dalam mengisi kuisioner karena kesibukan responden dalam proses pengisian jawaban pada kuisioner.

2. Penelitian ini hanya ditujukan kepada mahasiswa Angkatan 2017 program studi akuntansi. Sehingga tidak dapat mencangkup keseluruhan Angkatan mahasiswa akuntansi di Politeknik Negri Malang dan Universitas Islam Malang.

3. Peneliti hanya melakukan penelitian pada 2 perguruan tinggi di kota malang, sehingga hal ini belum mencangkup secara keseluruhan mahasiswa perguruan tinggi di kota malang.

5.3 SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan tambahan metode selain kuesioner agar dapat memperoleh hasil yang lebih objektif, misalnya dengan melalui kuesioner terbuka atau wawancara.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian sejenis agar dapat menyempurnakan penelitian ini dengan menambahkan beberapa variabel tambahan seperti status sosial, religiusitas, usia,

(17)

pengalaman organisasi maupun pekerjaan, status ekonomi , kecerdasan spiritual dan sebagainya dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar melakukan penelitian lebih dari 2 perguruan tinggi . Hal ini dikarenakan agar dapat memberikan hasil yang lebih beragam dan lebih baik lagi dari hasil penelitian sebelumnya.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2015. Analisis Regresi untuk Bisnis dan Ekonomi. Cetakan Pertama. BPFE- Yogyakarta

Borkowski, S., and Ugras, Y. 1998. Business Students and Ethics: A Meta-Analysis. Journal of Business Ethics, 17, pp: 1117-1127

Charismawati, C. (2011). “Analisis Hubungan antara Love of Money dengan Persepsi Etika Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro.

Chan, S. Y., and Leung, P. 2006. The Effects of Accounting Students’ Ethical Reasoning and Personal Factors on Their Ethical Sensitivity. Managerial Auditing Journal, 21 (4).

Chen, Y.J. and Tang, T.L.P. (2006). "Attitude Toward and Propensity to Engage in Unethical Behavior: Measurement Invariance Across Major Among University Students".

Journal of Business Ethics , Vol. 69, pp. 77-93.

Elias, R.Z. (2006). "The Impact of Professional Commitment and Anticipatory Socialization on Accounting Students' Ethical Orientation". Journal of Business Ethics , Vol.16 No.1, pp.79-85.

Elias, R. Z. (2007). “The Relationship between Auditing Students' Anticipatory Socialization and Their Professional Commitment”. Academy of Educational Leadership Journal . Elias, R. Z. (2008). “Auditing Students’ Professinal Commitment and Anticipatory Socialization and Their Relationship to Whistleblowing”. Managerial Auditing Journal, Vol. 23 No. 3 .

Elias, R. Z. (2010). "The Relationship Between Accounting Students' Love of Money and Their Ethical Perception". Managerial Auditing Journal , Vol. 25 No.3.

Fatimah, Nurul (2017) ” Analisis Pengaruh Gender Dan Status Ekonomi Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Syariah Dengan Love Of Money Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Di Iain Surakarat). Proposal Skripsi Iain Surakarta Gadjali, Ratna Kurniati dan M. Nur A. Birton, “Analisis Pengaruh Jenis Kelamin dan Masa

Kerja Terhadap Persepsi Etis Akuntan Manajemen Dengan Love of Money Sebagai Variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi 17, (Mataram, 2014).

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan menggunakan SPSS.Edisi 5.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS.Edisi 7.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali,Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program (IBM SPSS). Edisi 8.

(19)

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali,Imam. 2017. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program (IBM SPSS). Edisi 8.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Gibbins, M. and Mason, B. (1988). Professional Judgment in Financial Reporting, Canadian Institute of Chartered Accountants, Toronto.

Gibson, James L., John M Ivancevich. dan James H Donnelly Jr., 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, dan Proses. Jilid 1. Edisi 8. Jakarta : Binarupa Aksara.

Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga Hasbullah. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. ... Moleong. J. Lexy. 2008. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Montarcih, Lily.

Hofstede, Geert. 1983. The Cultural of Practices and Theories. Journal International Business, 14, pp: 75-89.

Hunt, S. D dan Vitell. (1986). “A General Theory of Marketing Ethics.” Journal of Macromarketing 6 (Spring) pp. 5–16.

Husein, Muhammad F. (2004). Keterkaitan Faktor-Faktor Organisasional, Individual, Konflik Peran, Perilaku Etis dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen. Makalah Simposium Dwi Tahunan J-AME-R. Yogyakarta.

Jogianto, W. A. (2014). Partial Least Square (PLS), structural equation modeling (SEM) . penelitian bisnis, 20.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka.

Ludigdo, U. d. (1999). ‘Persepsi Akuntan dan Mahasiswa terhadap Etika Bisnis’. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia , Vol. 2, No. 1, pp. 1-19.

Mastracchio, N. J. (2005). Teaching CPAs About Serving The Public Interest. The CPA Journal 76 , pp. 6.

Mcdonald, G. M. (2009). “An anthology of Codes of Ethics”. European Business Review, Vol.21 No.4 .

Milkovich, G., & Newman, J. (2002). Compensation, 7th ed., Irwin/McGraw-Hill, Boston, MA.

Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, Malang: UIN Malang Press, 2008.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

(20)

Murtanto dan Marini. (2003). Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta Mahasiswa dan Mahasiswi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI. Surabaya: 16-17 Oktober.

Muthmainah, Siti. (2006). “Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis, dan Orientasi Etis Dilihat dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi Rekruitment Staf Profesional pada Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Normadewi, Berliana. 2012. Analisis Pengaruh Jenis Kelamin Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Dengan Love Of Money Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro

O’leary, C., & Cotter., D. (2000). “The Ehics of Final Year Accountancy Students: an International Comparison”. Managerial Auditing Journal

Oktaviana, Firdausia. 2017. “Analisi Pengaruh Love Of Money, Gender, Religius Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi”. Universitas Islam Malang

Noviani Rindar Pradanti, d. (2014). Analisis Pengaruh Love of Money Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi . Diponegoro Jurnal Of Accounting, Vol. 3 No. 3 H.9.

Priyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zifatama Publishing. Hal 104..

Purnamaningsih, Ni Ketut Ayu & Dodik Ariyanto, “Pengaruh Gender, Usia, Tingkat Pendidikan Dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi”, E-Jurnal Akuntansi, ISSN: 2302-8556, (Vol.17 .2. November / 2016) Putri, I Gusti Ayu Made Asri Dwija. 2011. Dampak Good Corporate Governance dan Budaya

Organisasi pada Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Manajemen Laba serta Konsenkuensinya pada Nilai Perusahaan. (Studi pada Perusahaan Publik Indonesia).

Disertasi. Program Doktor Ilmu Akuntansi Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang..

Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Edisi 2. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Robbins. Stephen P., and A. Judge, T. 2008. Essentials of The Organizational Behavior. 9

Edition . New Jersey: Pearson Education.

Rubiyanto, Eko. 2010. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Etika Profesi Auditor. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Samroh (2019) analisis pengaruh regiulitas dan gender terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansidengan love of money sebagai variabel intervening.proposal skripsi

Santoso, Singgih. (2016). Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta : Elekmedia Computindo.

Sipayung, Erika Radina(2015), “Analisis Pengaruh Aspek Demografi, Status Sosial Ekonomi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Dengan Love

(21)

of Money Sebagai Variabel Intervening”, Skripsi (Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2015).

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo, dkk. (2013). Aplikasii SPSS untuk SMART Riset. Bandung: Alfabeta.

Supangat. (2007), Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Susieti, R. T. (2019). Analisis pengaruh jenis kelamin, pendapatan orang tua dan status berkelas terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of money sebagai variabel intervening.

Tang, T. (1992). “The Meaning of Money Revisited”,. Journal of Organizational Behavior, Vol. 13, pp. 197-202.

Tang, T. (1998). “The Meaning of Money Revisited: The Development of the Money Ethic Scale”. 34th Annual Meeting of the Southwestern Psychological Association . Tang, T., Kim, J., & Tang, D. (2000). “Does attitude towards money moderate the relationship

between intrinsic job satisfaction and voluntary turnover?”. Human Relations, Vol. 53 No. 2 , pp. 213-45.

Tang, T., & Chiu, R. (2003). “Income, money ethics, pay satisfaction, commitment, and unethical behavior: is the love of money the root of evil for Hong Kong employees?”.

Journal of Business Ethics, Vol. 46, pp. 13-30.

Tang, T., Chen, Y., & Sutarso, T. (2008). “Bad apples in bad (business) barrels: the love of money, Machiavellianism, risk tolerance, and unethical behavior”. Management Decision, Vol. 46 No. 2, pp. 243-63.

Tang, T., Tang, D., & Luna-Arocas, R. (2005). “Money profiles: the love of money, attitudes, and needs”. Personnel Review, Vol. 34 No. 5, pp. 603-24.

Walgito, Bimo.1997. Pengantar Psikologi Umum . Yogyakarta : Penerbit Andi Offset Winarna, Jaka dan Retnowati, Ninuk. 2004. Persepsi Akuntan Pendidik, Akuntan Publik, dan

Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Jurnal Perspektif FE UNS, 9 (2), Desember, pp: 129-139.

Referensi

Dokumen terkait

English language teaching research shows great interest in integrative and instrumental motivation; however, no research has been carried out on these two

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Literasi Digital, Literasi Keuangan, dan Norma Subjektif