Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Indonesia Banking School. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tampaknya krisis keuangan global yang dimulai di Amerika berdampak pada perekonomian dan harga saham di pasar modal di Indonesia. Pengaruh nilai tukar juga berkaitan dengan kehadiran investor asing yang menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.
Identifikasi Masalah
“Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga Deposito Terhadap Return Saham Perusahaan Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012”. Dengan melihat berbagai jenis penelitian di pasar modal, penulis ingin melihat sejauh mana variabel makroekonomi yang diwakili oleh suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempengaruhi return saham pada industri barang konsumsi di BEI periode 2009-2012.
Perumusan Masalah
Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian mengenai pasar modal dengan menggunakan banyak data di berbagai negara, namun belum ada hasil yang pasti mengenai hubungan tersebut, dan terkadang hasil penelitian yang ada bertentangan dengan teori. Dinamika pasar yang berbeda-beda pada tiap negara dan tiap periode membuat hasil penelitian yang dilakukan bertentangan dengan teori yang ada.
Pembatasan Masalah
Tujuan Penelitian
Apa pengaruh inflasi, nilai tukar (Rp/USD) dan suku bunga periode sebelumnya terhadap return saham paling dominan perusahaan barang konsumsi tahun 2009-2012? Untuk mengetahui dan menganalisis inflasi, nilai tukar (Rp/USD) dan suku bunga periode sebelumnya terhadap return saham perusahaan barang konsumsi tahun 2009-2012.
Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis dampak inflasi periode yang lalu terhadap profitabilitas saham perusahaan dengan produk konsumsi pada tahun 2009-2012. Kami berharap dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan bahan referensi tambahan untuk penelitian di bidang lain.
Sistematika Penulisan
Bab ini akan menyajikan temuan penelitian berdasarkan tahapan pengujian yang dijelaskan pada Bab III dan mengungkap hubungan antar variabel serta kesesuaian hasil terhadap hipotesis. Penulis juga akan menguraikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama penyusunan skripsi ini dan kekurangan-kekurangan penelitian.
Pasar Modal
- Fungsi Pasar Modal
- Instrumen Pasar Modal
Pasar modal menawarkan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Pada prinsipnya instrumen pasar modal adalah semua surat berharga (surat berharga) yang umumnya diperdagangkan melalui pasar modal.
Investasi
Perubahan harga saham yang terus menerus dari waktu ke waktu akan dimaknai oleh investor sebagai informasi yang dapat mempengaruhi investor dalam melakukan investasi. Bentuk kuat dimana informasi, baik publik maupun swasta, tentang suatu perusahaan mencerminkan keadaan harga sahamnya saat ini.
Tingkat pengembalian (return) saham
Informasi yang baik mengenai suatu perusahaan menyebabkan harga saham naik, dan sebaliknya jika terdapat informasi yang kurang baik mengenai perusahaan maka akan menurunkan harga saham perusahaan tersebut. Ketika saham diprediksi akan naik dan memberikan return yang menguntungkan bagi investor, maka permintaan terhadap saham akan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham.
Risiko (risk)
Investor akan mengambil keputusan untuk membeli suatu saham jika saham tersebut diperkirakan akan naik, sehingga investor akan memperoleh tingkat pengembalian yang melebihi standar pengembalian minimum yang mereka tetapkan. Sebaliknya jika suatu saham diperkirakan tidak memberikan tingkat return yang diharapkan investor, maka permintaan terhadap suatu saham akan menurun.
Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Penggabungan menjadi satu bursa terintegrasi ini menandai era baru dalam perkembangan pasar modal Indonesia yang diharapkan semakin berperan penting dalam keberlanjutan pembangunan perekonomian nasional di masa depan.
Indeks Harga Saham Gabungan .1 Definisi Indeks Harga Saham
Menurut asal usulnya, inflasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri (inflasi domestik) dan inflasi yang berasal dari luar negeri (inflasi impor), (Nopirin, 2004). Ekspektasi terhadap tingkat inflasi yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk mengkonversi aset finansialnya menjadi aset riil seperti tanah, rumah dan barang konsumsi lainnya. Selain itu, pada kondisi inflasi yang tinggi, harga barang atau bahan baku cenderung naik.
Teori Nilai Tukar
- Teori yang Berkaitan dengan Nilai Tukar a) Balance of payment Approach
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar, yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar (Nopirin, 2004). Dilihat dari pendekatan moneter, penawaran dan permintaan di pasar valuta asing dipengaruhi oleh faktor moneter seperti jumlah mata uang yang beredar, perbedaan suku bunga dan inflasi di kedua negara. Penurunan nilai mata uang lokal akan menurunkan pendapatan perusahaan yang berarti menurunkan harga saham.
Teori Suku Bunga
Analisis fundamental berfokus pada statistik laporan keuangan suatu perusahaan untuk menentukan harga saham yang sesuai. Ilmu ekonomi dipelajari untuk mengetahui kondisi makro/keseluruhan untuk melihat apakah lingkungan pasar saham saat ini kondusif/sesuai atau tidak. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan melalui rasio keuangan biasanya dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama untuk mengetahui apakah posisi perusahaan tersebut ‘normal’ atau ‘tidak normal’.
Teori-Teori Pasar Saham
- Model Faktor Berdasarkan Variabel Makroekonomi
- Teori Pasar Effisien
Konsep pasar efisien lebih menekankan pada aspek informasi, artinya pasar efisien adalah pasar dimana harga seluruh surat berharga yang diperdagangkan mencerminkan seluruh informasi yang tersedia (Jones, 2000). Oleh karena itu, aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adalah seberapa cepat informasi baru diserap pasar, yang tercermin dalam penyesuaian harga keseimbangan baru (Husnan, 2003). Menurut Eduardus Tandelilin, ia menjelaskan bentuk pasar efisien dalam tiga hipotesis pasar efisien (EMH) yaitu.
Hubungan Variabel Makroekonomi Terhadap Return Saham .1 Hubungan Inflasi Terhadap Return Saham
- Hubungan Nilai Tukar Uang Terhadap Return Saham
- Hubungan Suku Bunga Terhadap Return Saham
Suku bunga yang tinggi menarik investor untuk menginvestasikan dananya pada perbankan, dengan kata lain banyak investor yang akan menjual sahamnya sehingga harga saham turun. Apabila terjadi kenaikan suku bunga maka biaya investasi akan meningkat dan jumlah beban investasi akan berkurang sehingga pendapatan perusahaan akan menurun. Jika pemerintah menetapkan kenaikan suku bunga melebihi ekspektasi return, maka investor akan cenderung menjual saham dan berinvestasi pada deposito atau tabungan yang akan memberikan return lebih tinggi.
Penelitian Terdahulu
Dengan menggunakan regresi linier berganda, hasil yang diperoleh adalah suku bunga SBI, nilai tukar dan inflasi mempunyai hubungan negatif terhadap return saham real estate, sedangkan IHSG mempunyai hubungan positif terhadap return saham real estate.
Pengembangan Hipotesis
Ha3 : Tingkat suku bunga periode sebelumnya berpengaruh terhadap profitabilitas saham perusahaan makanan periode 2009-2012. Ho4: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan (simultan) variabel makro inflasi, suku bunga dan nilai tukar rupee/dolar Amerika periode sebelumnya terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman periode 2009-2012. Ha4: Terdapat pengaruh yang signifikan variabel makro inflasi, suku bunga dan nilai tukar rupee/dolar Amerika periode sebelumnya secara simultan (simultan) terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman periode 2009-2012.
Rerangka Pemikiran
Objek Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Harga saham dalam penelitian ini menggunakan harga penutupan harian yang dihitung setiap tahunnya untuk periode 2009-2012 dari Bursa Efek Indonesia dan Pusat Informasi Pasar Modal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi menurut pengelompokannya berdasarkan Bursa Efek Indonesia.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian adalah tingkat suku bunga simpanan bank umum yang diterbitkan oleh Bank Indonesia setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi pada setiap akhir tahun. Tingkat bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat bunga nominal, dimana tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang disesuaikan dengan tingkat inflasi). NI = RI + I NI = tingkat bunga nominal RI = tingkat bunga riil I = tingkat inflasi (tingkat bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat bunga nominal, dimana tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang dihitung setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi) .
Teknik Pengolahan Data
- Permodelan Data Panel
- Teknik Pengujian Hipotesis .1 Uji t
- Uji R squared ( R²)
- Uji adjusted R-squared
Jalankan regresi antara satu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Jika hasil R² tinggi maka ada kemungkinan terjadi multikolinearitas. Analisis regresi merupakan analisis yang mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga analisis yang dilakukan adalah analisis regresi linier berganda. Ho : Variabel independen x tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Ha : Variabel independen x berpengaruh negatif terhadap variabel dependen.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
Kemudian, sinyal positif peningkatan volume penjualan di dalam negeri berarti kinerja perusahaan barang konsumsi secara umum baik, sehingga dapat menarik minat calon investor untuk berinvestasi di industri barang konsumsi di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menangani produk konsumen secara umum berkinerja baik selama periode rentan tahun 2008 hingga 2012. Perusahaan barang konsumsi merupakan salah satu industri yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif
- Uji Normalitas
- Pengujian Asumsi Klasik
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Autokorelasi
- Penentuan Regresi Data Panel
- Pemilihan Model Common Effect atau Fixed Effect
- Analisis Regresi Berganda
- Pengujian Hipotesis 1. Uji t ( Parsial)
- Uji F (Simultan)
- Koefisien Determinasi
H0 Inflasi sebelum tahun pengamatan tidak berpengaruh terhadap return saham tahun pengamatan pada industri FMCG periode 2009-2012. Ha Inflasi sebelum tahun pengamatan mempengaruhi return saham pada tahun pengamatan pada industri barang konsumsi periode 2009-2012. H0 Nilai tukar rupee/dolar sebelum tahun pengamatan tidak berpengaruh terhadap return saham tahun pengamatan pada industri barang konsumsi periode 2009–2012.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Pengaruh Inflasi sebelum tahun pengamatan Terhadap Return Saham barang konsumsi
- Pengaruh nilai tukar sebelum tahun pengamatan terhadap return saham perusahan barang konsumsi
- Pengaruh suku bunga sebelum tahun pengamatan Terhadap Return Saham barang konsumsi
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan inflasi sebelum tahun pengamatan tidak akan mempengaruhi tinggi rendahnya return saham pada tahun pengamatan industri barang konsumsi. Dengan demikian, secara teoritis nilai tukar mata uang mempunyai hubungan negatif terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga sebelum tahun pengamatan tidak mempengaruhi tinggi rendahnya return saham pada tahun pengamatan pada industri barang konsumsi.
Implikasi Manajerial
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan inflasi sebelum tahun pengamatan tidak akan mempengaruhi tinggi rendahnya return saham sebelum tahun pengamatan pada perusahaan barang konsumsi. Adanya pengaruh positif yang signifikan variabel nilai tukar (Rp/USD) sebelum tahun pengamatan terhadap return saham pada tahun pengamatan pada industri barang konsumsi menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya mencermati sejauh mana fluktuasi nilai tukar rupiah. Nilai tukar terhadap dolar AS dapat mempengaruhi dan karenanya meningkatkan biaya operasional perusahaan. Dalam penelitian ini variabel tingkat suku bunga sebelum tahun pengamatan menjadi salah satu faktor yang mempunyai pengaruh positif, kemungkinan karena tipe investor di Indonesia adalah investor yang suka melakukan transaksi saham jangka pendek (pedagang/spekulan), sehingga Investor wirausaha cenderung melakukan profit take dengan harapan memperoleh capital gain yang cukup tinggi di pasar modal dibandingkan berinvestasi pada suku bunga deposito (Manullang, 2008). Dividen yang tinggi bagi pemegang sahamnya juga menjadi insentif bagi investor untuk berinvestasi di pasar saham dibandingkan di pasar uang bank, sementara suku bunga berfluktuasi.
Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap laba atas investasi pada perusahaan. Variabel tingkat suku bunga sebelum tahun pengamatan secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham perusahaan barang konsumsi di BEI periode 2009-2012. Dengan demikian, setiap satuan kenaikan tingkat bunga sebelum tahun observasi. akan menyebabkan peningkatan return saham pada tahun pengamatan industri barang konsumsi dengan unit dimana perusahaan barang konsumsi merupakan perusahaan yang tahan terhadap situasi perekonomian. Artinya variabel inflasi, nilai tukar dan suku bunga sebelum tahun pengamatan mempunyai pengaruh terhadap return saham pada tahun tersebut.
Saran
Pengaruh faktor makroekonomi (produksi industri, jumlah uang beredar, indeks harga konsumen dan nilai tukar) terhadap harga saham di pasar Siprus baru. Analisis pengaruh variabel makroekonomi dalam dan luar negeri terhadap indeks harga saham gabungan BEI periode 1999-2010. Pengaruh suku bunga, inflasi, nilai tukar dan IHSG terhadap return saham sektor real estate periode Januari 2000 sampai dengan November 2004.