MAKSIMUM: Media Akuntansi Universitas Muhammadiyah Semarang, Vol.9 (1) 2019, 20-28
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/MAX
Registered with the Indonesian Institute of Sciences with p-ISSN: 2087- 2836 and e-ISSN: 2580-9482
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Love of Money Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Mengenai Etika profesi Akuntan
Laila Magiskar
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Semarang
Info Article
_______________
History Article:
Submitted: 18 Januari 2019
Revised: 2 Februari 2019 Accepted: 26 Februari 2019
_______________
Keywords:
Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence and Love of Money,
Accounting Students Ethical Perceptions.
__________________
JEL classifications:
G00, G02
Abstract
____________________________________________________________
This research was conducted to determine: (1) the effect of emotional intelligence on the ethical perceptions of accounting students regarding the professional ethics of accountants; (2) The Effect of Spiritual Intelligence on the Ethical Perceptions of Accounting Students Regarding Accountants' Professional Ethics; (3) The Effect of Love of Money on the Ethical Perceptions of Accounting Students Regarding Accountants' Professional Ethics; (4) The simultaneous influence of Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence and Love of Miney on Accounting Students 'Ethical Perceptions of Accountants' Professional Ethics. The population in this study were accounting students at the University of Semarang, Sultan Agung Islamic University, Stikubank University, Soegijapranata Catholic University and Dian Nuswantoro University. The sample in this study were 95 respondents. The prerequisite test includes normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. The data analysis technique used to test the hypothesis is multiple linear regression analysis. The results showed that partially Emotional Intelligence had a positive and significant effect on the Ethical Perceptions of Accounting Students Regarding the Professional Ethics of Accountants as evidenced by the regression coefficient value showing the direction of the positive relationship of 0.085 and the sig value of 0.000 <0.050; Spiritual Intelligence has a positive and significant effect on the Ethical Perceptions of Accounting Students Regarding Accountants' Professional Ethics as evidenced by the regression coefficient which shows the direction of the positive relationship of 0.100 and the sig value of 0.000 <0.050; Love of Money has a negative and significant effect on the Ethical Perceptions of Accounting Students Regarding Accountants' Professional Ethics as evidenced by the regression coefficient value which shows the direction of the negative relationship of -0.030 and the sig value of 0.004 <0.050; Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence and Love of Money simultaneously influence the Ethical Perceptions of Accounting Students Regarding Accountant Professional Ethics as evidenced by the value of Fcount is greater than Ftable, namely 14.243> 2.70 and a significance value of 0.000 <0.050.
How to Cite: Magiskar, L. (2019). Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Love of Money Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika profesi Akuntan. MAKSIMUM, Vol.9(1), 20-28
correspondence Address: Jl. Kedungmundu No.18, Kedungmundu, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50273
Institutional address: Universitas Muhammadiyah Semarang E-mail: [email protected]
2086-0668 (P-ISSN) 2337-5434 (e-ISSN)
1.
PENDAHULUANEtika profesi akuntan telah menjadi isu penting dan menyedot perhatian baik dalam bidang akademik maupun profesi. Pelanggaran etika kini kian menjadi sorotan masyarakat, pelanggaran etika yang dilakukan oleh seorang profesi akuntan yang melibatkan akuntan dan akuntan publik di tingkat nasional maupun internasional kini semakin bertambah banyak. Agoes (2009) mengatakan bahwa profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis sehingga berada dalam tekanan konflik kepentingan serta terseret ke dalam praktik-praktik yang tidak etis.
Seorang akuntan harus mengerti dan sadar bahwa bersikap sesuai dengan kode etik akuntan yang menjelaskan prinsip-prinsip etis yang harus dimiliki seorang akuntan.
Kesadaran untuk bersikap etis tersebut didasari dari kemampuan individu untuk menentukan apa yang benar dan apa yang salah, dan kesadaran tersebut merupakan bagian dari kecerdasan emosional. Selain kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual juga berperan penting sebagai landasan yang diperlukan untuk menyeimbangkan kecerdasan emosional secara efektif (Agustini 2013). Akuntan diharapkan oleh masyarakat untuk dapat menjalankan tugasnya secara objektifitas dan menjaga integritas, sehingga pada akhirnya kecerdasan emosional dan spiritual sangat diperlukan seseorang untuk menjadi akuntan yang baik dan tidak mudah terbujuk oleh faktor internal maupun eksternal, yang dimaksud adalah lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum. Kepentingan pribadi lebih menjurus pada kecintaanya terhadap uang sehingga mengorbankan prinsip-prinsip etika yang telah disumpahnya ketika menjadi seorang akuntan demi menerima imbalan lebih dari kliennya untuk memanipulasi laporan keuangan. Tang dan Chiu (2003) dalam Normadewi (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa kecintaan seseorang terhadap uang mengakibatkan seseorang lupa diri sehingga mereka dapat melakukan apapun demi uang.
Uang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan tak jarang digunakan sebagai indikator dalam mengukur kesuksesan, McClelland dalam Pradanti (2014). Tang (1988, 1992) memperkenalkan konsep pengukuran Money Ethic Scala (MES) dan konsep
“Love Of Money” sebagai literatur yang menjelaskan tentang ukuran afinitas subjektif seseorang terhadap uang. Kecintaan seseorang terhadap uang menyebabkan seseorang melakukan berbagai cara demi mendapatkan uang. Adanya hasil yang tidak kosisten dari penelitian terdahulu maka peneliti ingin meneliti kembali. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa akuntasi yang telah menempuh mata kuliah etika profesi maupun auditing. Mahasiswa akuntansi yang nantinya akan jadi calon akuntan maupun akuntan publik, penting bagi mereka memahami segala tindakan dan kode etik akuntasi profesional agar nantinya terhindar dari segala bentuk tindakan kecurangan dan pelanggaran akuntansi.
Teori Atribusi
Teori atribusi merupakan proses seseorang dalam menyampaikan pendapat, persepsi, maksud terhadap karakteristik orang lain dengan melihat perilakunya (Rakhmat, 2001). Kecenderungan manusia memberikan atribusi disebabkan oleh sifat alamiah manusia yang terbiasa memberikan penjelasan terhadap segala sesuatu termasuk perilaku orang lain. Heider (1958) mengungkapkan terdapat dua jenis atribusi, yaitu atribusi kausalitas (sebab-akibat) dan atribusi kejujuran.
Perilaku seseorang akan berbeda-beda jika mereka lebih mengutamakan atribusi internalnya dibandingkan dengan atribusi eksternal, dalam proses mengeluarkan persepsi atau pendapat seseorang cenderung dipengaruhi oleh kecerdasan emosional maupun spiritual. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan berfikir dua kali, begitu juga seseorang dengan kecerdasan spiritual yang tinggi menjadikan orang tersebut berpegang teguh kepada prinsip takut akan dosa atau hal yang nantinya menyebabkan sesuatu yang tidak baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, dalam hal ini adalah bemberikan persepsi terhadap orang lain.
Teori Sikap dan Perilaku
Teori sikap dan perilaku yang dikembangkan oleh Triandis (1980) menyatakan bahwa perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap dimana seseorang akan melakukan sesuatu atas dasar keyakinan tentang adanya konsekuensi atas perilakunya.
Keterkaitan teori ini dengan penelitian yang akan peneliti ambil yaitu adanya keharusan sikap independen akuntan yang kini sering kali diabaikan sehingga menyebabkan terjadinya kecurangan kecurangan dalam dunia akuntan, dalam hal ini akuntan cenderung lebih mengutamakan kepentingan pribadinya tanpa memperhatikan reriko yang akan dihadapi. Seseorang dengan tingkat love of money yang tinggi cenderung mengukur segala sesuatu dengan uang sehingga dapat mengikis adanya komitmen organisasi dan mengabaikan etika profesi akuntan.
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Menurut Slameto (2010) persepsi merupakan proses masuknya pesan maupun informasi kedalam otak manusia lalu dihubungkan dengan lingkungannya melalui lima indera yaitu, penglihatan, pendengar, penciuman, perasa dan peraba. Dalam penelitian ini persepsi etis mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa akuntansi yang dimana mahasiswa tersebut menjadi seorang akuntan dengan melibatkan pengalaman dan pembelajaran terhadap etika dari seorang akuntan. Mahasiswa akuntansi adalah para profesional dimasa depan dan dengan pendidikan etika yang baik dapat menguntungkan profesinya dalam jangka panjang (Madison, 2002).
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengatahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi. Goleman (2005) menyatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih proses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal, kecerdasan ini disebut sebagai kecerdasan emosional.
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat sehingga bisa memiliki fleksibilitas ketika menghadapi persoalan di dalam masyarakat. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual biasanya akan mampu menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapinya dengan melihat permasalahan tersebut dari sisi positif sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan cenderung melihat suatu masalah dari maknanya.
Love of Money
Uang dapat digunakan sebagai ukuran untuk mempelajari perilaku manusia melalui sikap mereka terhadap uang (Tang dan Chiu, 2003). Sikap tersebut diwujudkan dalam bentuk rasa cinta terhadap uang atau love of money serta bagaimana seseorang menganggap pentingnya uang bagi kehidupan mereka. keberadaan uang juga tidak jarang dinilai buruk dan cenderung memberikan kontribusi yang negatif bagi pemiliknya.
2.
METODEVariabel dalam penelitian ini menggunakan dua macam veriabel, yaitu variabl independen dan dependen variabel independen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional (X1), kecerdasan spiritual (X2), dan love of money (X3), sedangkan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah persepsi etis mahasiswa mengenai etika profesi akuntan (Y). Penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Instrumen pengukuran dalam soal kuesionar yang akan dibagikan nanti mengadaptasi dari penelitian sebelumnya. Instrumen pengukurang
persepsi etis mahasiswa diadaptasi dari penelitian Teoh.,et al, (1999) yang terdiri dari 5 pernyataan. Kecerdasan emosional diadaptasi dari penelitian Sugiarti (2016) yang terdiri dari 24 pernyataan. Kecerdasan spiritual diadaptasi dari penelitian Sugiarti (2016) yang terdiri dari 16 pernyataan. Love of money diadaptasi dari penelitian Rahmawati (2017) yang terdiri dari 19 pernyataan. Analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap.
Pertama pengujian kualitas data, kedua melakukan pengujian asumsi klasik, tahap ketiga yaitu analisis regresi lineara berganda.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek PenelitianPengambilan data pada penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada Mahasiswa Akuntansi Universitas Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Stikubank, Universitas Katolik Soegijapranata dan Universitas Dian Nuswantoro. Terdapat 95 kuesioner yang disebar dengan tingkat pengembalian 100%.
Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner, kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dari kuesioner mampu mewakili indikator yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). ). Uji validitas ini menggunakan program SPSS dengan hasil sebagai berikut:
Hasil Uji Validitas
Variabel Keterangan
Kecerdasan Emosional Valid
Kecerdasan Spiritual Valid
Love of Money Valid
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Valid
Uji Reliabilitas
Suatu instrument dapat dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu kewaktu, variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,70 (Ghozali, 2011). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Persepsi etis
Mahasiswa 0,822
Reliabel
Kecerdasan Emosional 0.823 Reliabel
Kecerdasan Spiritual 0.875 Reliabel
Love of Money 0.951 Reliabel
Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk apakah dalam model regresi variabel dependen dengan variabel independen berdistribusi normal ataukah tidak, sehingga menghindari adanya bias dalam sampel penelitian. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji P-Plot Normality (Ghozali, 2011).
Hasil Uji Normallitas
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji untuk memastikan apakah di dalam sebuah model regresi antar variabel bebas terjadi multikolinearitas.
Hasil Uji Multikolinearitas
No Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 X1 0.847 1.180
2 X2 0.837 1.195
3 X3 0.959 1.043
Dari tabel diatas diketahui bahwa variabel kecerdasan emosional (X1) memiliki nilai Tolerance 0.847 dan VIF 1.180, variabel kecerdasan spiritual memiliki nilai Tolerance 0.837 dan VIF 1.195, serta veriabel Love of Money memiliki nilai Tolerance 0.959 danVIF 1.043. Jadi dapat dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji untuk menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Kesimpulan
Kecerdasan Emosional 0.380 Tidak mengandung heteros- kedastisitas
Kecerdasan Spiritual 0.134 Tidak mengandung heteros- kedastisitas
Love of Money 0.371 Tidak mengandung heteros-
kedastisitas
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai signifikansi diatas 0.05, maka dapat di simpulakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisiras dalam model regresi.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji yang dlakukan untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu.
Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .766a .587 .573 1.008 1.869
Berdasarkan tabel diatas nilai Durbin-Watson di ketahui sebesar 1.869, dan dari perhitungan di ketahui nilai dU adalah 1.7316. Nilai Durbin-Watson berada diantara nilai dU dan 4-dU, maka disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
Uji Regresi Linear Berganda
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien Regresi t hitung Signifikansi
Konstanta 4,023 2,364 0,020
Kecerdasan Emosional 0,085 5,611 0,000
Kecerdasan Spiritual 0,100 5,850 0,000
Love of Money -0,030 -2,933 0,004
R. Square = 0,587 F ratio = 43,130
Adjusted R. Square = 0,573 Signifikansi = 0,000
Model persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Y= 4,023 + 0,085 (X1) + 0,100 (X2) – 0,030 (X3) + e
Koefisien regresi adalah analisis yang mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh masing-masing varibel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koefisien regresi dari kecerdasan emosional sebesar 0,085 artinya semakin tinggi kecerdasan emosional pada mahasiswa jurusan akuntansi di kota Semarang atau bila terjadi peningkatan nilai koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan persepsi etis mahasiswa akuntansi mengenai etika profesi akuntan sebesar 0,085 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap.
2. Koefisien regresi dari kecerdasan spiritual sebesar 0,100 artinya semakin tinggi kecerdasan spiritual pada mahasiswa jurusan akuntansi di kota Semarang atau bila terjadi peningkatan nilai koefisien regresi kecerdasan spiritual sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan persepsi etis mahasiswa akuntansi mengenai etika profesi akuntan sebesar 0,100 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap 3. Koefisien regresi dari love of money sebesar -0,030 artinya semakin tinggi love of money
pada mahasiswa jurusan akuntansi di kota Semarang atau bila terjadi peningkatan nilai koefisien regresi love of money sebesar 1 satuan, maka akan terjadi penurunan persepsi etis mahasiswa akuntansi mengenai etika profesi akuntan sebesar 0,030 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap.
4.
4.
KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan analisis mengenai Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Love of Money terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Profesi Akuntan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. kecerdasan emosional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti variabel kecerdasan emosional (X1) berpengaruh signifikan terhadap persepsi etis mahasiswa (Y) dan nilai koefisien regresi menunjukkan arah hubungan positif sebesar 0,085. Artinya Kecerdasan Emosional berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Profesi Akuntan.
2. Kecerdasan Spiritual memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti variabel kecerdasan spiritual (X2) berpengaruh signifikan terhadap persepsi etis mahasiswa (Y) dan nilai koefisien regresi menunjukkan arah hubungan positif sebesar 0,100. Artinya Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Profesi Akuntan.
3. Love of Money memiliki nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 yang berarti variabel Love of Money (X3) berpengaruh signifikan terhadap persepsi etis mahasiswa (Y) dan nilai koefisien regresi menunjukkan arah hubungan negatif sebesar -0,030. Artinya Love of Money berpengaruh negatif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Profesi Akuntan
4. Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Love of Money berpengaruh secara simultan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Profesi Akuntan. Hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 14,243 >
2,70 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Dan Love Of Money berpengaruh secara simultan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Profesi Akuntan.
REFERENSI
Adinda, K. 2015. Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi dalam praktik pelaporan laporan keuangan.
Skripsi, Universitas Diponegoro.
Agoes, Sukrisno. dan Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.
Agustini, S. dan N. T. herawati. 2013. Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi universitas pendidikan ganesha singaraja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1 Vol 1, No 1
Aprilianto, R. dan Achmad, T. 2017. Pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan love of money terhadap persepsi mahasiswa mengenai etika profesi akuntan. Journal of Accounting Universitas Diponegoro. Vol. 6, No. 2
Aziz, T.I. 2015. Pengaruh love of money dan machiavellian terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi (studi empiris pada mahasiswa akuntansi uny angkatan 2013 dan angkatan 2014). Yogyakarta: Skripsi, Universitas Negerti Yogyakarta.
Diana, A.R 2017. Pengaruh pengetahuan etika, religiusitas dan love of money terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Elias, R.Z. dan M. Farag. 2010. The relationship between accounting students love of money and their ethical perception, Managerial Auditing Journal, Vol. 25 269-281.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Goleman, D. 2005. Emotional Itelligence. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. 2005. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Cetakan Keenam, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Diterjemahkan oleh Alex Tri Kuntjahyo Widodo.
Heider, Fritz. 1958. The Psychology of Interpersonal Relations, New York: Wiley.
Herawan, S dan Wika, N. 2017. Papatkah love of money sebagai variabel intervening pengaruh kecerdasan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol 12, No. 2
Kanter, E.Y. 2001. Etika Profesi Hukum: Sebuah Pendekatan Sosio Religius. Bandung : CV Armico.
Ludigdo. 2004. Mengembangkan pendidikan akuntansi berbasis iesq untuk meningkatkan perilaku etis akuntan. Jurnal TEMA 5 (2): 134-147.
Madison, R.L. 2002. Is failure to teach ethics the casual factor?. Strategic Finance, Vol.
84, pp. 24-6.
Miftah, T. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Normadewi, B. 2012. Analisis pengaruh jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of money sebagai variabel intervening. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Pemanyun, A.G.W dan Budiasih, I.A.N 2018. Pengaruh religiusitas, status sosial ekonomi dan love of money pada persepsi etis mahasiswa akuntansi. E-Jurna Akuntansi Universitas Udayana, Vol 32.2
Prandati, N. R. 2014. Analisis pengaruh love of money terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Rakhmat, J. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya Riasning, N. P, Datrini, L.K dan Putra, I.M.W. 2017. Pengaruh kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosioonal dan kecredasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi dikota denpasar. Journal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, Vol. 9 No. 1 Robbins, S.P. dan Judge, T.A. 2013. Organizational Behavior Global Edition 15th Edition.
New Jersey: Pearson.
Said, AN dan Rahmawati, D. 2018. Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi.
Jurnal, Universitas Negeri Yogyakarta. Vol 7 No 1
Sari, G.A 2016. Pengaruh kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan love of control terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Skripsi, Universitas Negri Padang.
Segal, J. 2000. Melejitkan Kepekaan Emosional Cara Baru Praktis. Bandung: Kaifa
Simorangkir, O.P. 2003. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta: Raja Grafindo.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rinek Cipta.
Sugiyarti, Siti. 2016. Pengeruh Perilaku Belajar, Preferensi, Gaya Belajar, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Dikota Semarang. Skripsi : Universitas Muhammadiyah Semarang
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, H. 2001. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.
Tang, T.L.P dan Chiu, R.K. 2003. Income Money Ethic, Pay, Satisfaction, Commitment, and Unethical Behaviour: Is the Love of Money the Root of Evil for Hongkong Employees ?.
Journal Bussines Ethic, Vol. 46, pp. 542-8.
Tang, T.L.P. 1988. The Meaning of Money Revisited: The Development of the Money Ethic Scale Paper disajikan pada 34th Annual Meeting of the Southwestern Psychological Association. Tulsa. Oklahoma.
Tang, T.L.P. 1992. The Development of a Short Measure of the Money Ethic Scale. Paper disajikan pada 38th Annual Meeting of the Southwestern Psychological Association.
Austin. Texas.
Tang, T.L.P., dan Homaifar, B.Y. 2006. Income, the Love of Money, Pay Comparison, and Pay Satisfaction. Journal Managerial Psychology. Vol. 21 No. 5
Teoh, H. 1999. Individualism collectivism cultural diffreneces affecting perceptions of unethical pracrtces: some evidence from Australian and Indonesian accounting students. Journal of Teaching Business Ethics. Vol. 3 No. 2, 137-153.
Yuliansyah, I.Y dan Marzug, M.I 2007. Inspiring heart: Hidup Sukses dengan Kecerdasan Emosional Spiritual. Yogyakarta: Pustaka Marawa
Zohar dan Marshall, 2002. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Hoistik untuk Memaknai Kehidupan. Cetakan Kelima. Mizan, bandung. Diterjemahkan oleh Rahmi Astuti, Ahmad Nadjib Burhani dan Ahmad Baiqunindari SQ: Spiritual Intellegience-the Ultimate Intellengce.