• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Non Performing..., Beladina Aisah, Ak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengaruh Non Performing..., Beladina Aisah, Ak."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Industri Perbankan di Indonesia nyatanya semakin mengalami perkembangan yang cukup signifikan, tentu saja hal ini memicu adanya persaingan antar bank. Keadaan tersebut menuntut perbankan syariah untuk lebih meningkatkan kinerjanya dengan baik agar dapat bersaing dalam pasar perbankan nasional Indonesia. Kinerja menjadi hal yang penting bagi bank karena bisnis perbankan merupakan bismis yang berdasarkan atas kepercayaan. Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan dengan tujuan memperoleh pendapatan (Wahyuningsih, 2016).

Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA.

Alasan dipilih ROA dalam penelitian ini karena penulis ingin mengukur efektifiktas bank dalam mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut (Dendawijaya, 2009) semakin besar ROA yang dimiliki bank, maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut serta semakin baik pula posis bank dari segi penggunaan asset.

Return On Asset (ROA) dipandang sebagai alat ukur yang berguna karena mengindikasikan seberapabaik pihak manajemen memanfaatkan sumber daya total yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan profit. Menurut Malayu Hasibuan 2006 dalam penelitian (Haq, 2015), profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit.

Non Performing Financing (NPF) dapat dilihat dari beberapa indicator yang mempengaruhi. Peningkatan NPF dipengaruhi dari salah satu instrument moneter syariah yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Pratiwi, 2012).

Financing to Deposit Ratio (FDR) Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Rasio ini menggambarkan sejauh mana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. Semakin besar kredit yang dikeluarkan maka pendapatan meningkat otomatis laba juga akan mengalami kenaikan (Suryani, 2011).

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), semakin efisien kinerja operasional suatu bank maka laba yang diperoleh akan semakin besar. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisiensi biaya operasional yang dikelurkan bank. Sehingga semakin kecil ratio efisiensi, maka akan semakin meningkatkan profitabilitas bank (Adyani, 2011).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Non Performing Financing, Financing to Deposit Ratio, Biaya Operasional Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Syariah (Periode 2012 – 2015).

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Non Performing Financing terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah?

2. Apakah terdapat pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah?

3. Apakah terdapat pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah?

2.LANDASAN TEORI 2.1 Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola dana yang diinvestsikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan laba secara keseluruhan. Semakin besar Return On Asset maka akan semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai oleh Bank tersebut dan akan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik (Sawir, 2009).

Secara sistematis Return On Asset dirumuskan sebagai berikut:

2.2 Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing adalah rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko pembiayaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah, hal ini menyebabkan kemungkinan besar bank tersebut dalam kondisini bernasalah (Dendawijaya, 2009). Secara sistematis NPF dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.3 Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan pembiayaan dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank tersebut. FDR juga menunjukkan kesehatan bank syariah dalam memberikan pembiayaan. Bank Indonesia

ROA =

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

NPF =

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%

(4)

menetapkan nilai FDR yang diperkenakan adalah pada kisaran 7% hingga 100%

(Ghozali, 2007).

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR), adalah rasio yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit terhadap bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencangkup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antarbank dengan formula sebagai berikut (IBI, 2014):

2.4 Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) atau yang biasa disebut sebagai rasio efesiensi adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin besar rasio BOPO maka semakin kecil ROA bank, karena bank tidak dapat menekan biaya operasional yang kemudian mengakibatkan laba yang didapat oleh bank tersebut. Sehingga efisiensi operasi suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut (Dendawijaya, 2009). Secara sistematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.5 Pengembangan Hipotesis

2.5.1 Pengaruh NPF terhadap ROA Bank Umum Syariah

Non Performing Financing menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Tinggi rendahnya tingkat NPF bank akan mempengaruhi bagi hasil yang diberikan, karena apabila NPF tinggi, maka profitabilitas menurun, begitupun sebaliknya (Adyani, 2011).

𝐻1 : Non Performing Financing (NPF) berpengarug terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah periode 2012 – 2015.

FDR =

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%

BOPO =

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 100%

(5)

2.5.2 Pengaruh FDR terhadap ROA Bank Umum Syariah

Rasio Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Asset (ROA) menunjukkan pengaruh yang positif dikarenakan tingginya rasio FDR mencerminkan bahwa Bank Umum Syariah semakin efektif dalam menyalurkan pembiayaannya sehingga profitabilitas yang diperoleh bank juga meningkat, dengan asumsi FDR berada dalam baras yang di tetapkan Bank Indonesia (Astohar, 2009).

𝐻2: Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah periode 2012 – 2015.

2.5.3 Pengaruh BOPO terhadap ROA Bank Umum Syariah

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif, karena menurunnya resiko operasional yang dialami bank menyebabkan kemampuan bank dalam memperoleh laba akan meningka, maka profitabilitas yang dihasilkan bank tinggi atau meningkat (Yuliani, 2007).

𝐻3: BOPO berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah periode 2012 – 2015.

3.METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan sampel dari Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2012 – 2015 dengan data penelitian ini menggunakan rentang waktu tahun 2012 – 2015. Sample dipilih berdasarkan (purposive sampling), yaitu memilih sampel yang memenuhi kriteria – kriteria tertentu. Bank Umum Syariah yang diambil sebagai sampel adalah Bank Umum Syariah yang tercatat pada Bank Indonesia pada periode 2012 – 2015 dan Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan keuangan tahunan secara lengkap pada periode 2012 – 2015 yang dapat di akses melalui www.bi.go.id , www.ojk.go.id , atau melalui website masing – masing bank. Berdasarkan kriteria tersebut peneliti mendapatkan sampel sebanyak 11 bank. Model pada penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan menggunakan alat bantu E-Views versi 7.1.

Variabel Dependen dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA), yaitu Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai Variabel Independennya. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan.

𝑹𝑶𝑨𝒊𝒕= 𝜷𝟎+ 𝜷𝟏𝑵𝑷𝑭𝒊𝒕+ 𝜷𝟐𝑭𝑫𝑹𝒊𝒕+ 𝜷𝟑𝑩𝑶𝑷𝑶𝒊𝒕+ 𝒆𝒊𝒕

(6)

Keterangan:

𝑅𝑂𝐴𝑖𝑡

: Pertumbuhan Laba

𝛽𝑜

: Konstanta

𝛽1

: Koefisien Variabel NPF

𝛽2

: Koefisien Variabel FDR

𝛽3

: Koefisien Variabel BOPO

𝑁𝑃𝐹

:

Non Performing Financing 𝐹𝐷𝑅

:

Financing to Deposit Ratio 𝐵𝑂𝑃𝑂

:

Operating Efficiency Ratio 𝑒

: residual (error)

𝑖

:

Cross Section Identifiers 𝑡

:

Time Series Identifiers

4.ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

ROA NPF FDR BOPO

Mean 0.005310 0.144773 0.882525 0.913568

Median 0.010150 0.018250 0.924350 0.899150 Maximum 0.036100 4.939000 1.577700 1.926000 Minimum -0.201300 0.001000 -1.977000 0.476000 Std. Dev. 0.035470 0.777628 0.489775 0.226528 Skewness -5.095736 6.080995 -5.027699 2.292107 Kurtosis 30.33527 37.99501 30.74686 11.95484 Jarque-Bera 1418.472 2287.608 1451.666 168.6735 Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

Sum 0.212400 5.790900 35.30100 36.54270

Sum Sq. Dev. 0.049067 23.58349 9.355300 2.001277

Observations 40 40 40 40

Sumber : Output Eviews 7 data diolah (2017)

(7)

1. Return On Asset (ROA) menunjukkan variabel dependen dalam penelitian ini diketahui bahwa nilai rata – rata (

mean

) dari variabel ROA adalah 0,005310 dengan standar deviasi sebesar 0.035470. Standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan rata – rata , yang menunjukkan bahwa data di dalam variabel ini terdistribusi dengan baik.

Maximum

nilai ROA adalah 0.036100 yang merupakan nilai ROA dari Bank Maybank Syariah pada tahun 2014.

Median

dari variabel ROA menunjukkan nilai 0.010150.

Probability Jarque- Bera

sebesar 1418.472 atau lebih besar daripada 0.05 maka data terdistribusi normal.

2.

Non Performing Financing

(NPF) menunjukkan variabel dependen dalam penelitian ini diketahui bahwa nilai rata – rata (

mean

) dari variabel NPF adalah 0.144773 dengan standar deviasi sebesar 0.777628. Standar deviasi lebih besar dibandingkan dengan rata – rata, yang menunjukkan bahwa data di dalam variabel ini terdistribusi baik.

Maximum

nilai NPF adalah 4.939000 yang merupakan nilai NPF dari Bank Maybank Syariah pada tahun 2015.

Median

dari variabel NPF menunjukkan nilai 0.018250.

Profitability Jarque-Bera

sebesar 2287.608 atau lebih daripada 0.05 maka data terdistribusi normal.

3.

Financing to Deposit Ratio

(FDR) menunjukkan variabel dependen dalam penelitian ini diketahui bahwa rata – rata (

mean

) dari variabel FDR adalah 0.882525 dengan standar deviasi sebesar 0.489775. Standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan rata – rata, yang menunjukkan bahwa data di dalam variabel ini terdistribusi baik.

Maximum

nilai FDR adalah 1.577700 yang merupakan nilai FDR dari Bank Maybank Syariah pada tahun 2014.

Median

dari variabel FDR menunjukkan nilai 0.924350.

Profitability Jarque- Bera

sebesar 1451.666 atau lebih daripada 0.05 maka data terdistribusi normal.

4. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan variabek dependen dalam penelitian ini diketahui bahwa rata – rata (

mean

) dari variabel BOPO adalah 0.913568 dengan standar deviasi sebesar 0.226528.

Standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan rata – rata, yang

menunjukkan bahwa data di dalam varianel ini terdistribusi baik.

Maximum

nilai BOPO adalah 1.926000 yang merupakan nilai BOPO dari Bank

Maybank Syariah pada tahun 2015.

Median

dari variabel BOPO

(8)

menunjukkan nilai 0.899150.

Profitability Jarque-Bera

sebesar 168.6735 atau lebih daripada 0.05 maka data terssebut terdistribusi normal.

4.2Penentuan Regresi Data Panel 4.2.1 Uji Chown

Tabel 4.2 Uji Chow

Sumber : Output Eviews 7 data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa probabilitas chi-square hasil regresi persamaan dengan fixed effect sebesar 0.1050 nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikan 0.05. Dengan demikian 𝐻𝑜 tidak dapat ditolak atau dapat dinyatakan diterima. Sehingga dikatakan bahwa hasil regresi persamaan dalam penelitian ini menggunakan Model Common Effect dan tidak dilanjutkan ke Uji Hausman.

4.3 Uji Normalitas

Hasil dari pengujian normalitas residual data berdasarkan model penelitian yang digunakan menggunakan grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber : Output Eviews 7 data diolah (2017)

0 2 4 6 8 10 12 14 16

-0.010 -0.005 0.000 0.005 0.010

Series: Standardized Residuals Sample 2012 2015

Observations 40 Mean -5.98e-19 Median -0.000165 Maximum 0.010445 Minimum -0.012402 Std. Dev. 0.004155 Skewness -0.040975 Kurtosis 4.462689 Jarque-Bera 3.576958 Probability 0.167214

Persamaan

Effect Test Statistic d.f Prob

Cross – Section F 1.313033 (9,27) 0,2760

Cross – Section Chi-square 14.521167 9 0,1050

(9)

Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa residual dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Karena 𝐻𝑜 diterima probability pada hasil pengujian lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.167214 dan menunjukkan data penelitian ini terdistribusi normal.

4.4 Multikolinieritas

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinieritas

NPF FDR BOPO

NPF 1,000000 0,076374 0,730820

FDR 0,076374 1,000000 0,209954

BOPO 0,730820 0,209954 1,000000

Sumber: Output Eviews 7 data diolah (2017)

Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menguji koefisien korelasi, apabila koefisien cukup tinggi diatas 0.85 maka diduga terjadi masalah multikolinearitas dalam persamaan model penelitian.Sebaliknya jika koefisien korelasi relative rendah dibawah 0.85 maka diduga tidak ada masalah multikolinearitas dalam persamaan model penelitian ini.

4.5 Heteroskedastisitas

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NPF -1.36E-05 9.61E-06 -1.410369 0.1670

FDR 6.94E-06 1.07E-05 0.651234 0.5190

BOPO 4.68E-05 3.37E-05 1.391618 0.1726

C -3.01E-05 2.95E-05 -1.020978 0.3141

Sumber : Output Eviews 7 data diolah (2017)

Berdasarkan hasil pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa probabilitas koefisien masing – masing variabel independen lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻𝑜 dari uji heteroskedastisitas ini diterima. Dengan demikian, penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

(10)

4.6 Autokorelasi

Tabel 4.6 Uji Autokolerasi

R-squared 0.080936 Mean dependent var 1.68E-05 Adjusted R-squared 0.004347 S.D. dependent var 3.17E-05 S.E. of regression 3.17E-05 Akaike info criterion -17.78881 Sum squared resid 3.61E-08 Schwarz criterion -17.61992 Log likelihood 359.7762 Hannan-Quinn criter. -17.72775 F-statistic 1.056757 Durbin-Watson stat 1.238561 Prob(F-statistic) 0.379486

Sumber: Output Eviews 7 data diolah (2017)

Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error periode sebelumnya di mana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Penelitian ini menggunakan uji Durbin- Watson sebagai cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi. Hasil regresi persamaan dinyatakan lolos uji aurokorelasi apabila nilai DW-stat berada pada kisaran 1.54 – 2.46.

Hasil pengujian autokorelasi pada hasil regresi persamaan menunjukkan tidak ditemukan adanya masalah autokorelasi.

4.7 Analisis Regresi Data Panel

Tabel 4.7

Hasil Regresi Data Panel

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NPF -0.028460 0.001313 -21.66786 0.0000

FDR 0.003190 0.001456 2.191038 0.0350

BOPO -0.069993 0.004598 -15.22174 0.0000

C 0.070559 0.004030 17.50798 0.0000

Sumber: Output Eviews 7 data diolah (2017)

Dari hasil regresi di atas, maka didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

𝑹𝑶𝑨𝒊𝒕= 𝟎, 𝟎𝟕𝟎𝟓𝟓𝟗 − 𝟎, 𝟎𝟐𝟖𝟒𝟔𝟎 𝑵𝑷𝑭𝒊𝒕+ 𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝟏𝟗𝟎 𝑭𝑫𝑹𝒊𝒕− 𝟎, 𝟎𝟔𝟗𝟗𝟗𝟑 𝑩𝑶𝑷𝑶𝒊𝒕 Adapun interpretasi dari persamaan di atas yaitu:

1. Koefisien konstanta sebesar 0.070559 yang dimiliki arti, jika variabel Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Pendapatan Operatsional (BOPO) bernilai konstan, maka nilai ROA Bank Umum Syariah pada tahun 2012 – 2015 akan mengalami kenaikan sebesar 0.070559.

2. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Non PerformingFinancing (NPF) selama periode 2012 – 2015 sebesar -0.028460 yang memiliki makna bahwa Return

(11)

On Asset (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -0.028460 persen untuk setiap kenaikan 1% Non Performing Financing (NPF) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

3. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) selama periode 2012 – 2015 sebesar 0.003190 yang memiliki bahwa Return On Asset (ROA) akan mengalami kenaikan sebesar 0.003190 persen untuk setaip kenaikan 1% Financing to Deposit Ratio (FDR) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

4. Koefisien regesi yang dimiliki variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) selama periode 2012 – 2015 sebesar -0.069993 yang memiliki makna bahwa Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -0.069993 persen untuk setiap kenaikan 1% Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

4.8 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistic yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh model yang digunakan untuk menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen di dalam mengestimasi persamaan regresi. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.7 koefisien determinasi dari persamaan penelitian ini (Adjusted R-Squared) adalah sebesar 0.985134 atau 98,51%.

Hal ini menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) mampu menjelaskan pengaruh sebesar 98,51%. Sisanya yaitu sebesar 1,49%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini.

4.9 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien regresi dari variabel independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji t persamaan adalah seagai berikut:

1. Hipotesis 1 ( 𝐻1) dalam penelitian ini yaitu: Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA), berdasarkan hasil regresi persamaan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa uji parsial dengan ∝ = 5%

diperoleh nilai 1.68023 dan hasil t-hitung untuk variabel X1 (NPF) diperoleh sebesar -21.66786. Hasil t-hitung NPF lebih besar dibandingkan dengan t- tabel yang memiliki arti bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah.

2. Hipotesis 2 ( 𝐻2) dalam penelirian ini yaitu: Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA), berdasarkan hasil regresi persamaan pada tabel 4,7 menunjukkan bahwa uji parsial dengan ∝ = 5% diperoleh nilai 1.68023 dan hasil t-hitung untuk variabel X2 (FDR) diperoleh sebesar 2.191038. Hasil t-hitung FDR lebih besar dibandingkan

(12)

dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah.

3. Hipotesis 3 ( 𝐻3) dalam penelitian ini yaitu: Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA), berdasarkan hasil regresi persamaan tabel 4.7 menunjukkan bahwa uji persial dengan ∝ = 5% diperoleh nilai 1.68023 dan hasil t-hitung untuk variabel X3 (BOPO) diperoleh sebesar -15.22174. Hasil t-hitung BOPO lebih besar dibandingkan dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah.

4.10 Analisis Hasil

Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asser (ROA) Rata – rata nilai pada rasio Non Performing Financing (NPF) menunjukkan pada angka 4,27% yang hampir saja mencapai batas maksimum dari Non Performing Financing (NPF) yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia sebesar 5%. Nilai maksimum dari Non Performing Financing (NPF) sebesar 35,15% dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Non Performing Financing (NPF) sudah melewati batas ketentuan dari Bank Indonesia.

Dengan adanya hal tersebut maka di Bank Umum Syariah akan muncul kredit bermasalah yang otomatis akan mempengaruhi berkurangnya profitabilitas (ROA) pada bank tersebut, maka keuntungan yang didapat akan semakin kecil.

Serta bank harus membentuk dana cadangan atau yang biasa disebut PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) dan akan menyebabkan pembiayaan yang diterima oleh bank syariah berkurang dan berdampak pada turunannya profitabilitas bank yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi, 2012) bahwa NPF memiliki pengaruh yang negative dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA), (Shalahuddin, 2013) bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negative terhadap ROA.

Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan hasil lebih kecil dari tingkat signifikan ∝ sebesar 0.0350 < 0.05. Koefisien regresi sebesar 0.003190, sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻2 yang berarti variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA).

(13)

Financing to Deposit Ratio (FDR) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Hasil tingkat signifikan pada FDR menunjukkan bahwa lebih kecil dari signifikan yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya rasio pada Financing to Deposit Ratio (FDR).

Hasil penelitian ini didukung dari penelitian (Nugroho, 2011) bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA), (Ali & Habbe, 2012) bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) & menurut (Shalahuddin, 2013) Financing to Deposit Ratio (FDR) secara simultan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA)

Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan hasil lebih kecil dari tingkat signifikan ∝ sebesar 0.0000 < 0.05. Koefisien regresi Biaya Operasional Pendapatn Operasional (BOPO) sebesar -0.069993, sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻3diterima yang berarti variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh negative terhadap Return On Asset (ROA).

Dalam meningkatatnya biaya operasional tersebut, Bank Umum Syariah juga harus dapat menyeimbangkan dengan meningkatkan pendapatan operasional agar tidak terjadi penurunan pada Return On Asset (ROA). Dalam penelitian ini BOPO dapat menjadi factor penentu yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah itu sendiri.

Dalam penelitian (Pratiwi, 2012) yang menunjukkan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negative signifikan terhadap Return On Asset (ROA), (Shalahuddin, 2013) bahwa Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh negative terhadap Return On Asset (ROA), (Ali & Habbe, 2012) BOPO berpengaruh negative dan signifikan.

(14)

5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Variabel Non Performing Financing (FDR) memiliki pengaruh negative terhadap Return On Asset (ROA). 𝐻1dalamm penelitian ini adalah diterima. Hasil penelitian yang didapat bahwa dimana menunjukkan semakin tinggi rasio Non Performing Financing (NPF) maka semakin buruk kualitas pembiayaan yang diberikan bank. Sehingga dapat menyebabkan penerunan pada profitabilitasnya (ROA).

2. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) pengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). 𝐻2dalam penelitian ini adalah diterima, berpengaruh positif. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingginya Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat mengukur keberhasilan manajemen bank untuk mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak dapat menjadi factor penentu yang dapat mempengaruhi profitabilitas pada Bank Umum Syariah itu sendiri.

3. Varianbel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki pengaruh terhadap Return On Asset (ROA), 𝐻3dalam penelitian ini diterima, berpengaruh negative. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dimana semakin tinggi tingkat rasio pada BOPO maka laba yang diperoleh akan semakin kecil. Maka Bank Umum Syariah harus meningkatkan biaya operasional agar tidak terjadi penurunan padaprofitabilitas atau Return On Asset (ROA).

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian selanjutnya yaitu:

1. Bagi Bank Umum Syariah diharapkan dapat lebih berhati – hati dalam memberikan pembiayaan, dikarenakan dalam penelitian yang telah diteliti tingkat rasio Non Performing Financing (NPF) sangatlah berpengaruh besar terhadap profitabilitas (ROA) bank tersebut.

2. Bagi Bank Indonesia dan OJK harus lebih memperhatikan tingkat biaya operasional ataupun pendapatan operasional, karena dapat mempengaruhi sumberdaya yang dimiliki oleh bank tersebut.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai objek penelitian dan menambahkan variabel penelitian dengan variabel eksternal agar hasil penelitian jauh lebih baik.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Adyani, L. R. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro .

Ali, M., & Habbe, A. H. (2012). Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional Di Indonesia.

Astohar. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Di Indonesia . Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia .

Ekaputri, C. (2014). Tata Kelola, Kinerja Rentabilitas, dan Resiko Pembiayaan Perbankan Syariah.

Journal Business and Banking .

Ghozali. (2007). Manajemen Resiko Perbankan. Semarang: BPUNDIP.

Haq, R. N. (2015). Pengaruh Pembiayaan dan Efisiensi Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute .

IBI. (2014). Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakart: PT. Gramedia Pustaka Utama .

Nugroho, A. W. (2011). Analisis Pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP dan PLO Terhadap Return On Asset. Universitas Diponegoro .

Pratiwi, D. D. (2012). Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR Terhadap Return On Asset Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Universitas Diponegoro .

Sawir, A. (2009). Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.

Shalahuddin, F. M. (2013). Pengaruh CAR, NPF, BOPO, dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.

Suryani. (2011). Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia.

Wahyuningsih, T. (2016). Perbandingan NPL, LDR, CAR, ROA dan BOPO Antara Bank BNI dan BUMN lainnya. Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universal Lampung .

Yuliani. (2007). Hubungan Efisiensi Operasional Dengan Kinerja Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Journal Manajemen & Bisnis Sriwijaya .

Referensi

Dokumen terkait