ANALISIS PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEMUNGKINAN FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empiris Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013- 2016)
Widhi Kurnia1),Suradi2)
1) Mahasiswa Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA
2) Dosen Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi UNSA
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of corporate governance mechanisms on the financial distress possibilities of a company. The indicators used to measure corporate governance mechanisms in this study are the size of the board of commissioners, the proportion of independent commissioners, managerial ownership, institutional ownership, and agency costs. While financial distress is a dependent variable that is measured using Altman z-score method. This study uses 6 companies listed on Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2016. The method used to determine the research sample is purposive sampling and use multiple linear regression for the analysis. The results of the study indicate that 1) Partially the size of the board of commissioners, managerial ownership, and institutional ownership have a significant influence on financial distress, while the proportion of independent commissioners and agency costs has no influence on financial distress. 2) The size of the board of commissioners, the proportion of independent commissioners, managerial ownership, institutional ownership, and agency costs have no influence simultaneously on financial distress.
Keywords: corporate governance, financial distress, Altman Z-score
PENDAHULUAN
Perusahaan bekerja secara sistematis tidak hanya untuk mengejar profit atau laba, perusahaan juga memiliki sasaran yang merupakan tujuan yang ingin dicapai semua pihak yang berkepentingan dalam perusahaan khususnya para stakeholders dan juga untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para pemegang saham atau shareholders. Untuk mencapai sasaran perusahaan tersebut, para pemegang saham umumnya mempercayakan pengelolaan perusahaan kepada para manajer profesional didalam perusahaan tersebut.
Namun, pihak manajemen atau manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut
sehingga akan timbul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya asimetri informasi antara pemilik saham dan para manajer (Jensen dan Meckling dalam Siallagan, 2006).
Penerapan mekanisme corporate governance yang baik akan meminimalkan risiko perusahaan mengalami kondisi financial distress (Putri & Merkusiwati, 2014).
Financial distress merupakan penurunan kondisi keuangan perusahaan sebelum mencapai kebangkrutan (Platt dan Platt, 2002).
Masalah keuangan yang tidak segera diatasi akan mengakibatkan terjadinya kebangkrutan.
Financial distress dapat dimulai dari kesulitan likuiditas (jangka pendek) sebagai indikasi
financial distress yang paling ringan, sampai ke pernyataan kebangkrutan yang merupakan financial distress yang paling berat (Triwahyuningtias, 2012).
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis mengangkat judul
“Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Corporate Governance terhadap Kemungkinan Financial Distress (studi empiris pada Perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016).”
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan biaya agensi berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016 ?
LANDASAN TEORI 1. Teori Agensi
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.
2. Corporate Governance
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep- 117/M-MBU/2002, mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut:
“Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai- nilai etika.”
3. Financial Distress
Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam kebangkrutan.
Menurut Platt dan Platt (2002), financial distress didefinisikan sebagai tahapan penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Hal ini tergambar dari ketidakmampuan atau tidak tersedianya dana untuk membayar kewajiban yang telah jatuh tempo.
Beberapa penyebab terjadinya financial distress menurut Lizal (dalam Pramuditya:
2014) adalah sebagai berikut:
a. Neoclassical model
Financial distress terjadi ketika alokasi sumber daya tidak tepat. Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi.
b. Financial model
Financial distress ditandai dengann adanya struktur keuangan yang salah dan menyebabkan batasan likuiditas (liquidity constrains). Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang, namun demikian perusahaan tersebut harus bangkrut juga dalam jangka pendek.
c. Corporate governance model
Financial distress menurut corporate governance model adalah ketika perusahaan memiliki susunan aset yang
tepat dan struktur keuangan yang baik namun dikelola dengan buruk.Model peringatan dini (early warning system) sangat beguna sebagai informasi awal untuk mengantisipasi terjadinya financial distress.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka penelitian ini dibuat untuk mempermudah dalam memahami hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu mengenai pengaruh penerapan corporate governance terhadap financial distress, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS
H1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress
pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
H2 : Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013- 2016.
H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kemungkinan financial distresss pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
H5 : Biaya agensi berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
METODE PENELITIAN
Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan akhir tahun setiap perusahaan otomotif dan komponen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Statistik Deskriptif
Hasil Uji Statistik Deskriptif
(Sumber: Hasil output SPSS v.25, 2018) Keterangan :
COM_SIZE : Ukuran Dewan Komisaris IND_COM : Komisaris Independen MAN_OWN : Kepemilikan Manajerial INST_OWN : Kepemilikan Institusional MAN_COST : Biaya Agensi
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Uji Regresi Linier Berganda dan Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -4,836 3,005 -1,609 ,125
COM_SIZ E
,269 ,110 1,065 2,446 ,025
IND_COM 1,152 6,241 ,039 ,185 ,856
MAN_OW N
,254 ,087 1,201 2,905 ,009
INST_OW N
,064 ,021 1,083 3,035 ,007
MAN_COS T
-,737 1,706 -,097 -,432 ,671
a. Dependent Variable: ZSCORE
(Sumber: Hasil output SPSS v.25, 2018)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas, maka didapat persamaan regresi sebagai berikut :
y = -4,836 + 0,269 x1 + 1,152x2 + 0,254 x3 + 0,064x4 - 0,737x5
Keterangan :
Y : Financial Distress
x2 : Komisaris Independen x3 : Kepemilikan Manajerial x4 : Kepemilikan Institusional x5 : Biaya Agensi
3. Hasil Uji Hipotesis a. Uji t (Uji Parsial)
Hasil Uji t
Variabel thitung ttabel Sig Std Keterangan COM_SIZE 2,446 2,100 0,025 < 0,05 H1 diterima IND_COM 0,185 2,100 0,586 > 0,05 H2 ditolak MAN_OWN 2,905 2,100 0,009 < 0,05 H3 diterima INST_OWN 3,305 2,100 0,007 < 0,05 H4 diterima MAN_COST -0,432 2,100 0,671 > 0,05 H5 ditolak Sumber : Data sekunder yang telah diolah, 2018
b. Uji F (Kelayakan Model)
ANOVAa Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,361 5 1,072 2,048 ,120b
Residual 9,425 18 ,524
Total 14,786 23
a. Dependent Variable: ZSCORE
b. Predictors: (Constant), MAN_COST, INST_OWN, IND_COM, MAN_OWN, COM_SIZE
(Sumber: Hasil output SPSS v.25, 2018)
Berdasarkan data pengujian F diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,048 dan signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,120>0,05). Maka variabel independen (ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, dan biaya agensi) yang digunakan pada penelitian ini berpengaruh negatif secara simultan terhadap financial distress.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,602a ,363 ,185 ,72361
a. Predictors: (Constant), MAN_COST, INST_OWN, IND_COM, MAN_OWN, COM_SIZE
b. Dependent Variable: ZSCORE
(Sumber: Hasil output SPSS v.25, 2018) Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai adjusted r square 0,185 yaitu variabel dependen dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh variabel independen hanya sebesar 18,5%, sedangkan sisanya 81,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
4. Pembahasan
Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Financial Distress
Hasil pengujian secara parsial variabel Ukuran Dewan Komisaris diperoleh nilai thitung sebesar 2,446 dengan asumsi thitung
lebih besar dari ttabel (2,446>2,100) dan nilai signifikansi sebesar 0,025 dengan asumsi nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,025<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif (signifikan) secara parsial terhadap financial distress.
Pengaruh Proporsi Komisaris Independen Terhadap Financial Distress Hasil pengujian secara parsial variabel Proporsi Komisaris Independen diperoleh nilai thitung sebesar 0,185 dengan asumsi thitung lebih kecil dari ttabel (0,185<2,100) dan nilai signifikansi sebesar 0,856 dengan asumsi nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,856>0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap financial distress.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Financial Distress
Hasil pengujian secara parsial variabel Kepemilikan Manajerial diperoleh nilai thitung sebesar 2,905 dengan asumsi thitung lebih besar dari t (2,905>2,100) dan nilai
signifikansi sebesar 0,009 dengan asumsi nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,009<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif (signifikan) secara parsial terhadap financial distress.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Financial Distress
Hasil pengujian secara parsial variabel Kepemilikan Institusional diperoleh nilai thitung sebesar 3,305 dengan asumsi thitung
lebih besar dari ttabel (3,305>2,100) dan nilai signifikansi sebesar 0,007 dengan asumsi nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,007<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif (signifikan) secara parsial terhadap financial distress.
Pengaruh Biaya Agensi Terhadap Financial Distress
Hasil pengujian secara parsial variabel Biaya Agensi diperoleh nilai thitung sebesar - 0,432 dengan asumsi thitung lebih kecil dari ttabel (-0,432<2,100) dan nilai signifikansi sebesar 0,671 dengan asumsi nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,671>0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa biaya agensi tidak berpengaruh secara parsial terhadap financial distress.
KESIMPULAN
1. Ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kemungkinan financial distress pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
2. Proporsi komisaris independen, dan biaya
parsial terhadap kemungkinan financial distress pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
3. Ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan intitusional, dan biaya agensi tidak berpengaruh secara simultan terhadap financial distress pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
REFERENSI
Almilia, Luciana Spica dan Kristijadi, 2003.Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, vol.
7, no. 2. p. 183-210. ISSN: 1410-2420.
http://anhyfreedom.blogspot.com (diakses tanggal 22 Oktober 2017)
Ang, J.S., Cole, R. A., & Lin, J.W. 2000.
Agency Cost and Ownership Structure.
Journal of Finance, Vol. 55:81-106.
Melalui (www.papers.ssrn.com).
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan, 2005.Management Control Systems.
Salemba Empat: Jakarta.
Altman, E.F and Edith H. 2006.Corporate Financial Distress and Bankcruptcy.Third Edition. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Altman, Edward I. 1993. Corporate Financial Distress and Bankcruptcy.2nd edition, New York: John Wiley & Sons.
Arifin. 2005. “Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan)”.
http://eprints.undip.ac.id/333/1/Arifin.p df Diakses tanggal 22 Oktober 2017 Beaver, W (1966), Financial Ratios as
Predictors of Failure. Supplement to Journal of Accounting Research, 4, 71- 111.
Boediono, Gideon SB, 2005. Kualitas Laba : Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, p. 172-194.
Bodroastuti, Tri. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Financial Distress. Skripsi Semarang : Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala.
Brigham, E.F dan Joel F.H. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi II, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Damodaran, A Swath (2001), Corporate Finance: Theory and Practise 2nd ed.
USA : John Wiley and Sons Inc.
http://exponensial.wordpress.com (diakses tanggal 22 Oktober 2017)
Fachrudin, Khaira Amalia 2008.Faktor-faktor yang Meningkatkan Peluang Survive Perusahaan Kesulitan Keuangan. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol. 1,No.1,h.1-9 Hadi, Selfi Anggraeni, 2014. Mekanisme
Corporate Governance dan Kineja Keuangan Pada Perusahaan Yang Mengalami Financial Distress. Jurnal Ilmu dan Riset, vol.3 no.5,p.1-17.
http://www.idx.co.id (diakses tanggal 28 September 2017)
Jensen, Michael C, and William H. Meckling, 1976.Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economic, p.1-78.
http://www.jiwasraya.co.id (diakses tanggal 22 Oktober 2017)
KNKG, 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.
www.governance-indonesia.com.
Lin, Beixin, Zu-Hsu L, Lance G. Gibbs. 2008.
Operational Restructuring: Reviving an Ailing Business, In: Management Decision, 46 (4) : 539-552.
Mayangsari, Lillananda Putri, 2015. Pengaruh Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, vol.4, no.4,p.1-18.
Niarachma, Ranynda. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Financial Distress. Skripsi Depok : Program Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Nur, Emiraldi. 2007. Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan (Financial Distress): Suatu Kajian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1, h. 99-1-108
Platt, H., dan M. B. Platt. 2002a. Predicting Financial Distress. Journal of Financial Service Professionals, 56, pp:12-15
__________, 2002b. Prediction Corporate Financial Distress: Reflection on Choice-Based Sample Bias. J Ecin Finan.Journal of Ecomonics and Finance, vol.26.no.2.
Pramuditya, Andhika.2014. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kemungkinan Perusahaan Mengalami Kondisi Financial Distress (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek indonesia Tahun 2010- 2012). Skripsi Semarang : Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Putri, Ni Wayan, dan Ni Kt Merkusiwati, 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Likuiditas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan pada Financial Distress.Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1, p.93-106.ISSN 2302- 8556.
Radifan, R. 2015. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kemungkinan Financial Distress, Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.
http://sahamok.com (diakses tanggal 28 September 2017)
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business 4th edition. USA: John Wiley
& Sons Inc.
Shleifer, Andrei dan Vishn, R.W., 1997.“A Survey of Corporate Governance”.The Journal of Finance.June, Vol.52.
Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas’ud. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus.
Sugiyono, D.R (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Surya, Indra, dan Ivan Yustiavandana,
Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak- Hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 133.
Sutopo, S. & Aldridge, E.J. 2005.Good Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan yang Sehat. Jakarta: PT.
Damar Mulia Rahayu.
Triwahyuningtias, Meilinda dan Hajrum Muharam, 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Terhadap Terjadinya Kondisi Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal of Management, vol.1, no.1, p.1-14.
Wardhani, Ratna, 2006. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms).
Simposium Nasional Akuntansi 9, p.1- 26.