12
ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DIBIDANG PENDIDIKAN TERHADAP ANGKA PARTISIPASI KASAR PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA (SMP) SEDERAJAT DI KOTA SUNGAI PENUH
Devina Sherin Marisa1, Heppi Syofya2,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci
e-mail : 1)[email protected], 2)[email protected] , ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of government expenditure in the education sector, PDRB percapita, and Educators / Teachers on gross enrollment ratios at the high school level in Kota Sungai Penuh. This rsearch used time series data from 2017 - 2019. The research method that used in this an alysisis Ordinary LeastSquare (OLS),using analytical tools toprocess the data is Eviews 6.0 program. The estimated showed that government expenditure in the education sector,PDRB percapita,and Educators/Teachers have positively influence to gross enrollment ratios at the high school level in Kota Sungai Penuh.
Government expenditure inthe education sector have significant influence to the gross enrollment ratios at the high school level in Kota Sungai Penuh but PDRB per capita, and Educators / Teachers has no significant to the gross enrollment ratios at the high school level in Kota Sungai Penuh.
Keywords: Gross Enrollment Ratios, Government Expenditure in the Education Sector, PDRB perCapita, and Educators/ Teachers
PENDAHULAN
Pendidikan memegang peranan sentral dalam pembangunan bangsa dan negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masaakan datang banyak ditentukan oleh pendidikan yang diberikan saat ini (Yelnim, Sukarta Kartawijaya, 2021).
Pendidikan berperan sebagai dasar dalam membentuk kualitas manusia yang mempunyai daya saing dan kemampuan dalam menyerap teknologi yang akan dapat meningkatkan produktivitas (Yelnim, Sukarta Kartawijaya, 2021). Untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minatdan bakatyang dimilikinya tanpa melihat pada status
sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Maka pemenuhan Pertama hak dalam mendapat pendidikan dasar yang bermutu merupakan ukuran keadilan dan pemerataan Pertama hasil pembangunan dan sekaligus menjadi investasi sumber daya manusia (SDM).
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal pemenuhan pemerataan pendidikan juga terlihat dalam gerakan wajib belajar. Maksud dan tujuan pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk memasuki sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan orang banyak.
Gerakan wajib belajar mulai dicanangkan pada 2 mei 1984 yaitu program wajib belajar 6 tahun (tingkat
13 SD), diteruskan dengan program wajib
belajar 9 tahun (Tingkat SMP) pada pertengahan tahun 1990-an (2 mei 1994), tetapi di tingkat SMA program wajib baru mulai dicanangkan dan dikaji pada tahun 2008.
(StatistikPendidikan,2009).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk mewakili indikator keberhasilan sektor pendidikan. Angka partisipasi Murni dan Kasar (APK) itu sendiri merupakan rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang bersekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu (Statistik Pendidikan,2019).Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan rasio siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk usia yang sama/kelompok umur (Statistik Pendidikan, 2019).
Untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sendiri sudah berada pada Angka yang cukup memuaskan tetapi untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Sungai Penuh masih belum mencapai target. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi angka partisipasi murni dan kasar (gross enrollment ratio) di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat diKota Sungai Penuh.
METODE PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini di lakukan di Kota Sungai Penuh dengan mengamati dan menganalisis pengaruh dari pengeluaran pemerintah disektor pendidikan,PDRB perkapita,jumlah
tenaga pendidik (guru) terhadap angka partisipasi murni dan kasar pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat diKota Sungai Penuh.
Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk data runtut waktu (time series) yaitu data yang diperoleh dari publikasi resmi yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Kemdikbud di website
www.npd.kemdikbud.go.id dalam runtut waktu (time series) selama 3 tahun periode 2017-2019. Di samping itu, data lainnya yang mendukung penelitian ini diperoleh dari sumber bacaan seperti jurnal,majalah,situs atau website resmi dan buku bacaan.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, majalah, situs atau website resmi serta laporan-laporan penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukanpencatatan langsung berupa data time series yaitu dari tahun 2017 sampai tahun 2019 (kurun waktu 3 tahun).
MetodeAnalisisData
Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalahodel ekonometrika. Dalam menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.Metode analisis yang digunakan adalah Metode Kuadrat Terkecil (Ordinary Least Square/OLS) (Putri, 2022a).
14 Data yang digunakan dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier sederhana.
Variabel tersebut ditransformasikan kedalam bentuk fungsi dan selanjutnya dibuat dalam persamaan regresi seperti berikut:
Y= f(X1, X2, X3) (1) Fungsi tersebut kemudian ditransformasikan kedalam model ekonometrika dengan persamaan linier berganda sebagai berikut (Putri, 2022a):
Y=α+β
1X
1+β
2X
2+β
3X
3+µ (2) Dimana:
Y = Angka Partisipasi Kasar pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama(%)
X1 = Pengeluaran Pemerintah diSektor Pendidikan (milyar rupiah) X2 = PDRB perkapita (Jutaan Rupiah) X3 = Jumlah Tenaga Pendidik atau guru (jiwa)
µ = Tingkat kesalahan (errorterm) α = konstantaregresi
Βi = koefisienregresi
Bentuk hipotesis secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝑝𝑦
𝑝𝑥1˃ 0, artinya jika (Pengeluaran Pemerintah diSektor
Pendidikan) meningkat maka Y (Angka Partisipasi Kasar pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama) akan mengalami peningkatan, ceterisparibus.
𝑝𝑦
𝑝𝑥2˃ 0, artinya jika (PDRB perkapita) meningkat maka Y (Angka
Kasar pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas) akan mengalami peningkatan, ceterisparibus
𝑝𝑦
𝑝𝑥3˃ 0, artinya jika (Jumlah Tenaga Pendidik) meningkat maka Y (Angka Partisipasi Kasar pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas) akan mengalami peningkatan, ceteris paribus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan PDRB perkapita diKota Sungai Penuh
Tingkat perekonomian suatu wilayah atau daerah dapat diukur dengan menggunakan besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan jumlah dari nilai tambah seluruh sektor ekonomi (Ernita, 2021). Melalui angka PDRB dapat diketahui pertumbuhan dan struktur perekonomian suatu wilayah/daerah. Untuk dapat mengetahui tingkat perkembangan pendapatan penduduk pada suatu daerah secara rata-rata juga dapat digunakan dengan angka PDRB perkapita (Syofya & P, 2022). PDRB perkapita penduduk pada suatu daerah dihasilkan dengan membagi pendapatan domestik dan jumlah penduduk pertengahan tahun di daerah bersangkutan (Garnella et al., 2020) dalam (Rahayu, 2022). PDRB perkapita merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat secara makro (Zasriati, 2022). PDRB perkapita menggambarkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun (Rosi, 2022). Tingginya PDRB perkapita
15 mencerminkan keadaan ekonomi
masyarakat yang lebih baik,dan sebaliknya PDRB perkapita yang rendah mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang kurang
berkembang (Chatra, 2021).
Perkembangan PDRB perkapita di Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Total Perkembangan PDRB perkapita Kota Sungai Penuh Tahun 2016-2020 (Rp)
(dari sector Pertanian, kehutanan dan perikanan) Tahun PDRB perkapita (Rp )
2016 4.180.000
2017 3.890.000
2018 3.990.000
2019 4.040.000
2020 4.140.000
Sumber:http://dpmptsptk.sungaipenuhkota.go.id Jika dilihat dari tabel diatas
perkembangan PDRB perkapita Kota Sungai Penuh terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Pada tahun 2016 PDRB masyarakat sebesar Rp. 4.180.000 walaupun pada setiap tahunnya terjadi inflasi tetapi perkembangan PDRB terus mengalami
peningkatan dari tahun
ketahun,termasuk pada krisis ekonomi 2017 , tidak terlalu besar mempengaruhi peningkatan PDRB masyarakat, namun peningkatannya cenderung kecil. Trend peningkatan PDRB perkapita dari tahun ketahun tersebut menandakan adanya peningkatan pendapatan masyarakat kota Sungai Penuh sekaligus
menandakan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan Tenaga Pendidik / Guru di Kota Sungai Penuh
Guru merupakan faktor yang utama yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, oleh sebab itu di perlukan kebijakan untuk memonitor dan mengevaluasi pemerataan dan kecakupan tenaga guru baik kuantitas maupun kualitas di semua jenjang pendidikan, sehingga proses pendidikan dari jenjang dasar maupun yang lebih tinggi dapat terselenggara dan berjalan dengan baik. PerkembanganTenaga pendidik atau guru diKota Sungai Penuh dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Perkembangan Tenaga Pendidik / Guru Kota Sungai Penuh Tahun2017-2019 (Jiwa)
Tahun Tenaga Pendidik
2017 2488
2018 2143
2019 2158
Sumber:http://dpmptsptk.sungaipenuhkota.go.id
16 Pada tahun 2017sampai tahun 2019
perkembangan Tenga Pendidik/Guru diKota Sungai Penuh mengalami fluktuasi.Pada Tahun2017 Jumlah guru diKota Sungai Penuh sebesar 2488 Jiwa ,tetapi pada tahun 2018 terjadi penurunan Tenaga Pendidik/Guru di Kota Sungai Penuh menjadi 2143 Jiwa atau berkurang sebesar 345 Jiwa. Dan di tahun berikutnya kembali terjadi kenaikkan jumlah Tenaga Pendidik di Kota Sungai Penuh menjadi 2158 Jiwa, di tahun 2018, krisis ekonomi juga berdampak terhadap perkembangan Tenaga Pendidik dikota Sungai Penuh terbukti pada Tahun 2018 terjadai penurunan yang cukup drastis dari 2488 Jiwa ditahun 2017, menurun sebesar 345 jiwa, menjadi 2143 Jiwa. Pada Tahun 2018.
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) diKota Sungai Penuh
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya,yang sedang sekolah ditingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
APK merupakan indicator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah dimasing- masing jenjang pendidikan dan APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan.
Meningkatnya partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya
keberhasilan dibidang
pendidikan,utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pendidikan.Pada jenjang sekolah yang lebih tinggi (SMA/SLTA) angka partisipasi sekolah penduduk dinilai masih rendah dari pada Jenjang Pendidikan SD ataupun SMP.
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar pada Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3
Angka Partisipasi Kasar SMP Sederajat Tahun 2017-2019 (Persen)
No Tahun APK
1 2017 99,80
2 2018 89,35
3 2019 89,93
Jika dilihat dari data di atas, perkembangan Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh tidak terlalu mengalami fluktuasi.Pada Tahun 2017Angka Partisipasi Kasar pencapaiannya sangat besar melebihi
target dari pemerintah kota Sungai Penuh sendiri dari 95 % yang ditargetkan justru Kota Sungai Penuh mampu mencapai hamper 100 % yaitu 99,80 %, namun di tahun 2018 mengalami penurunan hamper 10% dan ditahun 2019 hanya mengalami
17 kenaikan 0,58 %, walau masih jauh bila
dibandingkan Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Dasar, tapi masih lebih baik dibandingkan tahun 2018.
Pembahasan Interpretasi Model
Model persamaana adalah sebagai berikut (Rosi, 2022):
LogY =α+ Logβ1X1+Logβ2X2+ Logβ3X3+µ
Dimana:
Y = Angka Partisipasi Kasar pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama(%)
X1 = Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan (milyar rupiah)
X2 = PDRB Perkapita (Jutaan Rupiah)
X3 = Jumlah Tenaga Pendidik atau Guru (jiwa)
µ = Tingkat Kesalahan (errorterm) α = Konstanta regresi
Βi = Koefisien regresi
Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program Eviews 6.0 diperoleh estimasi sebagai berikut:
Tabel 4 HasilRegresi
Y = -3,687747 + 0,201507 X1 +0,033756X2 +0,237979X3 Std.Error = (1,622200) (0,028876) (0,055610) (0,217451) t-stat = (-2,273300) (6,978307)* (0,607014) (1,094405)
R2 = 0,974267 F-statistik =214,5430
AdjustedR2 = 0,969726 Probabilitas=0,000000
D-WStatistik = 1,553351
Keterangan: *)signifikan padaα=1%
**)signifikan padaα =5%
***)signifikanpadaα = 10%
Dari hasil estimasi di atas, dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu Pengeluaran Pemerintah disektor pendidikan,PDRB perkapita,TenagaPendidik/Guru
terhadap variable dependen yaitu Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan mempunyai pengaruh
positif terhadap Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien X1 sebesar 0,201507.Artinya apabila pengeluaran pemerintah pada sector pendidikan naik sebesar satu persen, Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh akan mengalami kenaikan
18 sebesar 20,1507 persen,
ceterisparibus.
2. PDRB per kapita mempunyai pengaruh positif terhadap Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh.Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien X2 sebesar 0,033756. Artinya apabila PDRB per kapita naik sebesar satu persen, Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh akan mengalami kenaikan sebesar 3,3756 persen, ceterisparibus.
3. Tenaga Pendidik/Guru mempunyai pengaruh positif terhadap Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh.
Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien X3 sebesar 0,237979.
Artinya apabila Tenaga Pendidik/Guru naik sebesar 1 persen,Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh akan mengalami kenaikan sebesar 23,7979 persen,ceteris paribus.
Test of Goodness Fit (Uji Kesesuaian) Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil regresi di atas diperoleh koefisen determinasi (R- Square) sebesar 0,97 atau 97%. Hal ini menunjukkan bahwa variable independen (Pengeluaran Pemerintah disektor pendidikan,PDRB perkapita,TenagaPendidik/Guru) secara bersama-sama mampu
menjelaskan Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh sebesar 97%
sedangkan sisanya sebesar 3%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model atau dijelaskan dalam termof error (μ).
Uji F- Statistik (Uji Overall)
Uji F-statistik adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen mampu secara bersama-sama mempengaruhi variable dependen (Rosi, 2021).Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:
Ho:β1=β2=β3=0...tidak ada pengaruh Ha: β1≠β2≠β3≠0...ada pengaruh Dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima : jika F-hitung < F-tabel artinya variabel independent secara bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.
Ha diterima : jika F-hitung > F-tabel artinya variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variable dependen.
Dari hasil analisi sregresi diketahui F- hitung sebesar 214,5430 dimana:
α=1%
V1=k = 3
V2 =n – k – 1 =21 – 3 – 1 =17 Maka F-tabel =5,18
19
i
0 5,18 214,543
Gambar1.Kurva uji F-satistik Berdasarkan perhitungan diatas
diperoleh bahwa F-hitung>F-tabel (214,5430>5,18).Dengan demikian Ha diterima yang artinya bahwa variable Pengeluaran Pemerintah di sektor pendidikan (X1), PDRB per kapita (X2), TenagaPendidik/Guru(X3) secarabersama- sama berpengaruh nyata terhadap Angka Partisipasi Kasar pada tingkat kepercayaan sebesar 99%.
Uji t-Statistik
Uji t-statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel independen di atas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variable dependen (Putri, 2022b).
Hipotesis:
H0: bi=0...(Tidak signifikan) Ha: bi≠0...(signifikan)
dengan Jika nilai uji t-statistik bernilai positif
Ho:β1=0 Ho diterima, artinya
variable independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel independen (t-hitung<t-tabel).
Ha: β1≠0 Ha diterima, artinya variable independen
secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel independen(t-hitung >t- tabel)
Jika nilai uji t-statistik bernilai negatif
Ho:β1=0 Ho diterima, artinya variable independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variable independen (t- hitung>t-tabel).
Ha: β Ha diterima, artinya variable independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel independen(t-hitung
<t-tabel)
Pengeluaran Pemerintah disektor pendidikan (X1)
Dari hasil analisa diketahui t-hitung 6,978307
α =1%
df=n – k – 1 =21 – 3 –1 = 17 maka t-tabel = 2,898
Dari hasil estimasi di atas dapat diketahui variabel Pengeluaran Pemerintah disektor pendikakan (X1) signifikan pada α
= 1% dengan t-hitung > t-tabel (6,978307 >2,898).Dengan demikian Ha diterima artinya Pengeluaran Pemerintah disektor
H0 Diterima H1Diterima
20
Haditerima Haditerima
H0:accept NoSerialCorrelation
Haditerima Haditerima
H0:accept NoSerialCorrelation pendidikan (X1) berpengaruh
nyata (signifikan) terhadap Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh pada tingkat kepercayaan 99%.
-2,898 2,898
Gambar2.Kurva uji t-satistik
PDRB perkapita (X2)
Dari hasil analisa diketahui t-hitung 0,607014
α=10%
df=n – k – 1 =21 – 3 –1 =17 makat-tabel=1,740
Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui variable PDRB perkapita (X2) tidak signifikan
α=10% dengan t-hitung<t-tabel (0,607014<1,740).Dengan
demikian Ho diterima artinya PDRB perkapita (X2) tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Angka Partisipasi Sekolah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat.
-1,740 0,6070141,740
Gambar3.Uji t-statistik Tenaga Pendidik/Guru (X3)
Dari hasil analisa diketahui t- hitung 1,094405
α=10%
df=n – k – 1 =21 – 3 –1 =17 maka t-tabel=1,740
21
Haditerima Haditerima
H0:accept NoSerialCorrelation Dari hasil estimasi diatas dapat
diketahui variable Tenaga Pendidik/Guru (X3) tidak signifikan α=10% dengan t-hitung < t-tabel (1,094405 < 1,740). Dengan demikian
Ho diterima artinya Tenaga Pendidik/Guru (X3) tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Angka Partisipasi Sekolah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat.
-1,740 1,0944051,740
Gambar4.Uji t-statistik Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat korelasi variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya.Dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas diantara variabel-variabel bebasnya (Rahayu, 2021). Hal ini dapat terlihat dari setiap koefisien masing-masing variable sesuai dengan hipotesa yang sudah ditentukan.
Dari model analisis:
LogY=+1LogX1+2LogX2+3LogX3
+
R2=0,974267
Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas sederaja t=f (Pengeluaran Pemerintah di sektor pendidikan, PDRB perkapita, TenagaPendidik/Guru). Kemudian dilakukan pengujian diantara masing- masing variable bebas, hal ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara masing-masing variabel bebas sehingga diperoleh hasil analisis regresi variabel bebasnya sebagai berikut:
a. Pengeluaran Pemerintah di sektor
pendidikan (X1)=F (PDRB perkapita (X2), TenagaPendidik/Guru (X3)
LogX1=+2LogX2+3LogX3+
R2=0.902904
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen,karena R2 persamaan (2) lebih kecil dari R2
persamaan (1), yaitu
(0.902904˂0,974267).
b. PDRB per kapita (X2)=F (Pengeluaran Pemerintah di sektor pendidikan (X1), Tenaga Pendidik / Guru (X3)
LogX2 = +1LogX1 +3LogX3 + R2=0.883965
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen, karena R2 persamaan (3) lebih kecil dari R2 persamaan (1), yaitu (0.883965
˂0,974267)
c. Tenaga Pendidik/Guru (X3)=F (Pengeluaran Pemerintah di sektorpendidikan(X1),PDRB perkapita(X2)
22 LogX3 = +1LogX1 +2LogX2 +
R2=0.574454
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen, karena R2 persamaan (4) lebih kecil dari R2 persamaan (1), yaitu (0.574454˂0,974267).
Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 974267 yang berarti bahwa variabel-variabel
independen mampu
menjelaskan variabel dependen sebesar 97,42 persen.
Sedangkan sisanya yakni sebesar 3,58 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model.
2. Pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien Pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan sebesar 0,201507. Artinya apabila pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan naik sebesar satu persen, Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh akan mengalami kenaikan sebesar 20,1507 persen, ceteris paribus. Dari hasil estimasi di atas dapat diketahuivariabel Pengeluaran Pemerintah disektor pendikakan signifikan pada α= 1% dengan t-hitung >
t-tabel (6,978307 > 2,898).
Dengan demikian Ha diterima artinya Pengeluaran Pemerintah disektor pendidikan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh pada tingkat kepercayaan 99%.
3. PDRB per kapita mempunyai pengaruh positif terhadap Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kota Sungai Penuh. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien PDRB per kapita sebesar 0,033756. Artinya apabila PDRB per kapita naik sebesar satu persen, Angka Partisipasi
Kasar jenjang
pendidikanSekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh akan mengalami kenaikan sebesar 3,3756 persen,ceteris paribus. Dari hasil estimasi di atas dapat diketahui variabel PDRB perkapita tidak signifikan α=10% dengan t-hitung < t- tabel (0,607014 <
1,746).Dengan demikian Ho diterima artinya PDRB per kapita tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Angka Partisipasi Sekolah jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Pertama
sederajat.Hal ini diakibatkan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, sehingga lebih memilih bekerja dari pada melanjut sekolah, pendapatan yang meningkat dari
23 masyarakat cenderung berasal
dari sektor pertanian dan sektor informal.
4. Tenaga Pendidik/Guru mempunyai pengaruh positif terhadap Angka Partisipasi
Kasar jenjang
pendidikanSekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh.Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien Tenaga
Pendidik/Guru sebesar 0,237979. Artinya apabila Tenaga Pendidik/Guru naik sebesar 1 persen,Angka Partisipasi Kasar jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat diKota Sungai Penuh akan mengalami kenaikan sebesar 23,7979 persen, ceteris paribus. Dari hasil estimasi di atas dapat diketahui variable Tenaga Pendidik/Guru) tidak signifikan α=10% dengan t-hitung < t- tabel (1,094405 < 1,746).
Dengan demikian Ho diterima artinya Tenaga Pendidik/Guru tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Angka Partisipasi Sekolah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama sederajat.Bukan hanya
kuantitas Tenaga
Pendidik/Guru yang
diperhatikan tetapi kualitas dari Tenaga Pendidik/Guru itu sendiri menjadi factor penting
dalam meningkatkan
AngkaPartisipasi Kasar.
DAFTAR PUSTAKA
Chatra, A. (2021). PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHAN MAKANAN
KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN 2020. Bussman Journal : Indonesia Journal of Businness and Management, 1(3), 443–452.
Ernita, D. (2021). Analisis Pengaruh Inflasi Dan Produk Domestik
Regional Bruto Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kerinci.
Bussman Journal : Indonesian
Journal of Business and Management, 1(1), 63–73.
https://doi.org/10.53363/buss.v1i1.23 Garnella, R., A. Wahid, N., &
Yulindawati, Y. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Dan Kemiskinan Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Dan Bisnis Islam, 1(1), 21–
35.
https://doi.org/10.22373/jimebis.v1i1.
104
Putri, O. H. (2022a). Analisis Pendapatan Perkapita dan Kesejahteraan
Masyarakat terhadap perekonomian Daerah. Jan Maha, 4(8), 68–79.
Putri, O. H. (2022b). Analisis Pengelolaan Dana Desa. Akrab Juara, 7(8.5.2017), 36–44.
Rahayu, S. (2021). Penentuan Agribisnis Unggulan Komoditi Pertanian Berdasarkan Nilai Produksi di Kabupaten Kerinci. J-MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), 6(1), 154.
https://doi.org/10.33087/jmas.v6i1.24 2
Rahayu, S. (2022). Potensi Ekonomi Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Kabupaten Merangin.
Bussman Journal : Indonesian
Journal of Business and Management, 2(1), 147–163.
https://doi.org/10.53363/buss.v2i1.45
24 Rosi, A. I. (2021). Analisis Pendapatan
Petani Padi Sawah di Desa Simpang Tiga Rawang Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai penuh.
Agregate, 4(September), 46–53.
Rosi, A. I. (2022). Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Laba BUMD Terhadap pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kerinci. Agregate, 5(8.5.2017), 63–71.
Syofya, H., & P, A. C. (2022). The Influence of Traceability of Kerinci Coffee Agricultural Products on Agricultural Value Added in Jambi Province. IJEBD (International Journal of Entrepreneurship and Business Development), 5(2), 246–
252.
https://doi.org/10.29138/ijebd.v5i2.17 46
Yelnim, Sukarta Kartawijaya, I. S. (2021).
The Ability of the Second Years Stuudents of SMAN 2 Sungai Penuh in Using Question Tags. Syntax Imperatif : Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 2(1), 66–72.
Zasriati, M. (2022). Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan Perkapita Dan Pembentukan Modal Terhadap Perekonomian Di Provinsi Jambi Tahun 2016-2020. Al Fiddhoh:
Journal of Banking, Insurance, and
Finance, 3(1), 41–50.
https://doi.org/10.32939/fdh.v3i1.113 4
Amanda,Rica.2010.Analisis Efisiensi Teknis Bidang Pendidikan Dalam Implementasi Model Kota Layak Anak.Jurusan Ekonomi Univesitas Diponegoro.Semarang.
Badan Pusat Statisti Kota Sungai Penuh.2019.Statistik
Pendidikan.Badan Pusat Statistik Kota Sungai Penuh.Jambi.
Bedjo.2004.Perhatian Orang Tua Keluarga Miskin Terhadap pendidikan Anaknya diBanjar Utara Kota Banjarmasin. Vidya Karya.Banjarmasin.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga.
Hasbullah.2006.OtonomiPendidikan.Jakarta:P T Raja Grafindo Persada.
Jalal,Fasli dan Dedi Supriadi.2001.
Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah.Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.
Mustika,Made Dwi Setyadhi.2009.
Pendapatan Domestik Regional Bruto PerKapita dan Angka Partisipasi
Sekolah diprovinsi Bali (Sebuah Analisis Tipologi Daerah).Jurusan Ekonomi Universitas Udayana.
Denpasar.
Pratomo,Wahyu Ario dan Paidi Hidayat.2007.Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan: USUPress.
Rahardja,Pratama dan Mandala
Manurung. 2001.PengantarTeori ekonomi Makro. Jakarta.Jurusan
EkonomiUniversitas Indonesia.
Republik Indonesia.2003. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20/2003 tentang system pendidikan Nasional.Sekretariat
Negara.Jakarta.
Putong, Iskandar. 2008. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta. Mitra Wacana
25 Media.Septiana.2008.Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Angka Partisipasi Sekolah Kasar diSumatera (Studi Kasus
perbandingan antara Propinsi Bengkulu ). Jurusan Ekonomi Universitas Bengkulu.Bengkulu.
Sirojuzilam.2009. Disparitas Ekonomi Regional dan Perencanaan Wilayah. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Ekonomi Regional. Jurusan Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2007.
Pembangunan Pendidikan dan MDGs di Indonesia:Sebuah Refleksi Kritis. Jogyakarta.
Susanti, Widyanti dan Ikhsan. 1995.
Indikator-Indikator Makro ekonomi. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Suyanto, dan Abas. 2001. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Adicita Karya Nusa.
Yogyakarta.
Syahza, almasdi. 2006. Model Pengembangan Wajib Belajar 12 Tahun di Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau.
Jurusan Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Riau.Riau.
Sumarsono,Agus.2005.Antara
Tuntutan Profesionalitas Guru/
Tenaga Pendidikdan Perwujudan Kesejahteraan.
Jakarta
Teguh,Muhamad.2005.Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan
Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Todaro, M.P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.
Erlangga.Jakarta Wiharna,Ono.2007.Perencanaan
Kebutuhan Guru Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan
Kewilayahan.Universitas Pendidikan Indonesia.Jakarta http://sungaipenuhkota.bps.go.id/
https://npd.kemdikbud.go.id//
http://www.djpk.depkeu.go.id/datadjpk /104/
http://dpmptsptk.sungaipenuhkota.go.id