• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pengaruh return on equity (roe), dividend payout

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pengaruh return on equity (roe), dividend payout"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), PRICE TO BOOK VALUE (PBV) TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) (Studi pada Perusahaan SubSektor Industri Barang

Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2015-2019)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Asri Emadiantari 135020401111024

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

(2)

2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... 1

DAFTAR ISI ... 2

LEMBAR PERSETUJUAN ... 3

ABSTRAK ... 4

A. PENDAHULUAN ... 5

B. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

C. METODOLOGI PENELITIAN ... 9

D. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

E. PENUTUP ... 14

F. DAFTAR PUSTAKA ... 1

5

(3)

3

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

(4)

4

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), PRICE TO BOOK VALUE (PBV) TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) (Studi pada

Perusahaan SubSektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2019) Asri Emadiantari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: asri.ema@student.ub.ac.id

ABSTRACT

This research determines the effect of Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Price to Book Value (PBV) on Price Earnings Ratio (PER). The quantitative secondary data is taken from the companies’ financial statements. From 51 populations of consumer goods companies listed on Indonesia Stock Exchange, 15 samples are selected through purposive sampling with pre-determined criteria, and analyzed through panel analysis and classical assumption test. The results indicate that both ROE and DPR have no significant effect on PER; whilst VPB has a significant effect on PER.

Keywords: Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV) Terhadap Price Earning Ratio (PER).

Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif berupa data sekunder laporan keuangan.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 51 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling yang menghasilkan 15 perusahaan yang memenuhi kriteria. Analisis data yang digunakan adalah analisis data panel dengan uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio, variabel dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio, variabel price to book value berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio.

Kata Kunci : Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER)

(5)

5

A. PENDAHULUAN

Pada era digitalisasi saat ini, segala aktivitas perputaran modal bisa dilakukan secara online dengan memanfaatkan berbagai macam teknologi modern. Segala informasi yang dibutuhkan terkait investasi kini bisa diakses dengan mudah melalui internet. Harapan dengan adanya teknologi modern mampu mempermudah akses investasi menjadi lebih luas hingga lingkup masyarakat kecil. Investasi juga dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal dan meningkatkan laba perusahaan. Investasi merupakan aktivitas penempatan modal yang dimiliki pada suatu aset investasi berupa surat berharga dengan harapan memperoleh suatu keuntungan. Aktivitas investasi yang terjadi di suatu negara sering dijadikan sebagai indikator kondisi perekonomian. Tingkat investasi yang semakin tinggi menggambarkan tingkat perekonomian di negara tersebut semakin membaik.

Melakukan investasi di pasar modal kini dipandang lebih menguntungkan bagi masyarakat pada umumnya terutama investasi dalam bentuk saham. Masyarakat sadar bahwa jika hanya menyimpan dana mereka pada bank tidak akan memberikan keuntungan lebih dibandingkan dengan berinvestasi pada sekuritas. Investor memerlukan informasi dari laporan kinerja perusahaan agar dapat membandingkan dengan perusahaan lain, dimana investor akan membuat keputusan. investor perlu memperhatikan tingkat keuntungan (return) yang akan didapatkan serta resiko-resiko yang akan terjadi. Tujuan utama investor melakukan penanaman modal pada suatu sekuritas tentunya untuk mendapatkan dividen maupun capital gain. Demi mengantisipasi resiko investasi yang mungkin terjadi dimasa mendatang, investor perlu melakukan analisis investasi. informasi fundamental sesuai kondisi intern perusahaan dan informasi teknikal sesuai kondisi ekternal perusahaan. Fundamental perusahaan biasanya berupa informasi laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi kinerja keuangan perusahaan yang diketahui dari rasio-rasio.

Analisis fundamental yang sering dipakai oleh investor dalam melihat penilaian terhadap saham yaitu menggunakan price earning ratio (PER Approach) Menurut Jones (1991). Penilaian dengan PER dilakukan dengan membandingkan harga saham saat ini dengan laba bersih per sahamnya. Rasio penilaian PER cukup sering dilihat investor dalam analisis harga saham, disebabkan karena rasio ini dipandang mudah dipahami. PER menggambarkan ekspektasi investor atas perusahaan dalam mendapatkan untung dimasa depan, atinya PER dapat membantu investor sebagai pertimbangan dikarenakan harga saham saat ini ialah cerminan prospek perusahaan kedepannya seperti apa. Dengan melihat PER investor dapat menilai saham-saham mana saja dengan tingkat keuntungan yang lebih menarik. Semakin tinggi nilai PER perusahaan maka harga sahamnya akan mahal, namun semakin rendah nilai PER akan dianggap harga saham perusahaan murah. Berdasarkan (Purnomo,1998) perusahaan yang memiliki nilai PER yang rendah dirasa kurang diminati oleh investor karena harga saham tergolong murah. Namun nilai PER rendah terseut tentu memiliki kemampuan meningkat,

(6)

6

sehingga investor tidak perlu memandang bahwa nilai PER harus selalu dilevel tinggi. Perusahaan yang kinerjanya baik, tidak memandang tinggi rendahnya nilai PER. Artinya PER cerminan acuan bahwa perusahaan selalu dalam kondisi baik, disebabkan rata-rata laba perusahaan menurun.

Data penelitian berupa informasi laporan keuangan pada saham perusahaan sektor industri barang konsumsi. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan yang menghasilkan dan menyediakan produk konsumsi secara umum yang dibutuhkan oleh konsumen. Dimana semua barangnya diproduksi oleh produsen dan langsung dikonsumsi oleh konsumen sebagai barang jadi.

Terjadinya permintaan masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari yang harus terpenuhi terus meningkat, memaksa perusahaan memproduksi lebih atas barang produksinya.

Indikator investor dalam memilih perusahaan yang relevan dan sahamnya sesuai ekspektasi dapat dinilai dari kinerja keuangan perusahaan, profitabilitas atas laba perusahaan serta dividen yang akan didapatkan nantinya. Beberapa factor tersebut tergambar dalam rasio keuangan return on equity (ROE), dividend payout ratio (DPR), dan price book value (PBV). Dimana ROE menggambarkan keuntungan perusahaan yang akan dibagikan, DPR menggambarkan besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan, sedangkan PBV mewakili nilai perusahaan yang dilihat dari kinerja laporan keuangan perusahaan dimana kinerjanya dibandingkan dengan nilai buku. Bebarapa factor tersebut tentunya mampu mempengaruhi harga pasar dari berbagai aspek. Melihat fenomena ini peneliti tertarik melihat indicator atas investasi terhadap ekspektasi pasar yang tercermin dalam PER serta terapannya pada perusahaan industry barang konsumsi yang notabenenya perusahaan yang prospeknya berkelanjutan dan menguntungkan dimasa mendatang, sehingga keputusan investasi dapat dibuat atas harga pasar.

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis variabel Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap Price earning ratio (PER) pada perusahaan industri barang konsumsi. (2) Untuk mengetahui dan menganalisis variabel Dividend Payout Ratio (DPR), berpengaruh terhadap Price earning ratio (PER) pada perusahaan industri barang konsumsi.

(3) Untuk mengetahui dan menganalisis variabel Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Price earning ratio (PER) pada perusahaan industri barang konsumsi.

B. TINJAUAN PUSTAKA Teori Sinyal

Berdasarkan pendapat Scott & Brigham (2008), teori sinyal merupakan teori yang mengusulkan bahwa perusahaan diwajibkan membagikan informasi terkait laporan keuangan dari perusahaan guna menunjukkan perbandingan kinerja perusahaan satu dengan kinerja perusahaan lain. Perusahaan

(7)

7

secara internal lebih mengetahui informasi kondisi didalam perusahaan termasuk kegiatan operasionalnya, sedangkan investor kurang mengetahui kondisi didalam perusahaan tersebut. sehingga diperlukan memberi informasi bagi investor tentang bagaimana prospek perusahaan dan bagaimana pengelolaan yang sesuai melalui laporan yang dipublikasikan. Informasi yang diberikan tersebut berguna bagi para investor sebagai sinyal positif yang akan direspon investor dalam keputusan berinvestasi.

Hubungan Antar Variabel

Price earning ratio (PER) digunakan investor dalam memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa mendatang dari pendapatan total. Perusahaan yang pendapatannya tinggi berarti punya prospek pertumbuhan yang bagus, sehingga nilai PER tinggi, namun jika prospek pertumbuhan perusahaan rendah berarti nilai PER rendah. PER rendah terjadi karena harga saham yang turun dan laba bersih yang meningkat begitu sebaliknya PER tinggi terjadi karena laba yang menurun. Menurut (Husnan, 2006) investor lebih memperhatikan harga saham dibandingkan laba karena laba bersifat temporer yang akan berubah ditahun-tahun berikutnya. Sehingga PER tinggi dipandang positif oleh investor.

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah Price earning ratio/PER (Y).

Price earning ratio(PER), menunjukkan perbandingan harga pasar per lembar saham terhadap laba per lembar saham (Moeljadi, 2006). Price Earning Ratio (PER) berfungsi untuk melihat harga saham dari kinerja perusahaan terhadap keuntungan yang diperoleh oleh investor nanti. Price Earning Ratio (PER), dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝐸𝑅 =𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑚

1. Hubungan Pengaruh Return on equity (ROE) terhadap Price earning ratio (PER)

Informasi yang berasal dari ROE diartikan sebagai kinerja perusahaan mendapatkan pendapatan dimana perusahaan mampu menghasilkan laba atas modal sendiri. ROE yang naik berarti terjadi kenaikan laba bersih, maka perusahaan dipandang semakin menguntungkan oleh investor, sehingga ekspektasi investor cukup besar. Berdasarkan teori sinyal, terjadinya peningkatan laba dapat memberikan sinyal positif bagi investor. Dimana semakin bertumbuhnya ROE dapat meningkatkan harga saham, sehingga presentase rasio PER akan meningkat.

Return On Equity/ROE (X1) menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal saham yang dimiliki perusahaan. Penggunaan rasio ini guna mengukur tingkat pengembalian

(8)

8

efektifitas perusahaan, atas keuntungan yang dihasilkan dengan membandingkan ekuitas yang dimiliki.

Rumus Return On Equity (ROE) sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐸 = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

H1 : Return on Equity (ROE) memengaruhi variabel Price earning ratio secara positif 2. Hubungan pengaruh Dividend per share (DPR) terhadap Price earning ratio (PER)

Informasi yang berasal dari DPR diartikan sebagai sebagian dari laba perusahaan yang nantinya akan dibayarkan kepada investor berupa dividen. Besarnya dividen yang akan diterima investor tergantung besarnya persentase DPR. Perubahan atas DPR dapat mempengaruhi PER (Husnan,2006). Berdasarkan teori sinyal, salah satu faktor yang menarik bagi investor jika terjadi peningkatan laba perusahaan maka terjadi peningkatan dividen, hal tersebut justru menyebabkan harga saham meningkat sehingga meningkatkan PER.

Dividend Payout Ratio/DPR (X2) berupa keuntungan dalam bentuk dividen yang nantinya akan diterima. Perhitungan rasio ini yaitu dengan membandingkan besarnya proporsi dividen per saham yang dibagikan terhadap pendapatan bersih per saham perusahaan (Hanafi, 2004). Rumus Dividen Payout Ratio (DPR) sebagai berikut:

𝐷𝑃𝑅 =𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑚

H2 : Dividend Payout Ratio (DPR) memengaruhi variabel Price earning ratio secara positif 3. Hubungan Pengaruh Price to book value (PBV) terhadap Price earning ratio (PER)

Informasi yang berasal dari PBV diartikan sebagai perkiraan nilai ekuitas berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasar. Nilai PBV yang tinggi berarti nilai perusahaan tinggi, jadi keuntungan tambahan yang dinikmati investor semakin besar. Berdasarkan teori sinyal, nilai tersebut adalah salah satu faktor menarik untuk investor menanamkan dana ke dalam perusahaan. Banyaknya kegiatan Investasi yang dilakukan artinya investor banyak meminati saham perusahaan tersebut, sehingga harga saham di pasar modal mengalami peningkatan dan mengakibatkan PER meningkat.

Price To Book Value/PBV (X3) adalah sebuah acuan guna menunjukkan besaran nilai perusahaan yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006). Rumus Price to book value (PBV) sebagai berikut:

(9)

9

𝑃𝐵𝑉 = 𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑚 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑚

H3 : Price to Book Value (PBV) memengaruhi variabel Price earning ratio secara positif Kerangka Pikir

Berdasarkan beberapa landasan teori yang dijelaskan tersebut, kerangka pemikiran terkait dengan teori sinyal dan teori hipotesis pasar efisien. Informasi laporan keuangan diperlukan agar dapat membantu investor dalam memilih saham. Memanfaatkan rasio keuangan dalam laporan perusahaan sehingga investor tahu arah kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham.

Gambar 1 : Kerangka pikir penelitian,2020

C. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari data publiksi laporan keuangan tahunan/annual report perusahaan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa data laporan keuangan dari masing-masing sampel penelitian khususnya laporan keuangan yang dipublikasi perusahaan industri barang konsumsi periode 2015-2019 diperoleh melalui informasi yang didapatkan dari Pusat informasi Pojok BEI Universitas Brawijaya Malang melalui BEI www.idx.co.id.

Price Earning Ratio (PER) Industri Barang Konsumsi Return on

Equity (ROE)

Devidend Payout Ratio

(DPR)

Price Book

Value (PBV)

(10)

10

Populasi penelitian adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2015 sampai 2019 dengan jumlah populasi sebanyak 51. Sampel yang digunakan sejumlah 15 perusahaan (N) khususnya perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Metode Analisis

Analisis regresi merupakan suatu kajian untuk melihat ketergantungan satu variabel terhadap satu atau beberapa variabel lain (variabel expanatori) dengan tujuan untuk membuat estimasi dan/memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel tergantung dalam kaitannya dengan nilai yang sudah diketahui dari variabel explanatorinya (Gujarati&Porter,2010). Sedangkan data panel merupakan suatu teknik pengumpulan data yang menggunakan penggabungan data runtun waktu (time series) dan data silang tempat (cross section) (Kuncoro,2011).

Model Regresi Panel dari penelitian ini sebagai berikut:

Yit = α + β1ROEit + β2DPRit + β3PBVit + e Keterangan :

Y = variabel dependen (PER)

α = konstanta

β1 – βn = koefisien beta dari variabel independen X = variabel independen (rasio keuangan)

t = waktu

i = saham perusahaan

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Regresi data panel memiliki 3 pendekatan model yang dapat digunakan. Untuk menentukan model yang tepat digunakan pada penelitian, perlu dilakukan beberapa tahapan uji, yakni uji chow, uji hausman, dan uji langrange multiplier. Program yang digunakan untuk melakukan uji pemilihan model estimasi adalah Eviews 9.

Uji Hausman

Estimasi Uji hausman, digunakan untuk menentukan model regresi antara random effect dan fixed effect yang sesuai untuk penelitian.

Tabel : Hasil uji hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq d.f Prob.

Cross-section random 0.952698 3 0.8127

(11)

11 Sumber: regresi dengan Eviews9,2020

hipotesis uji hausman, cara menentukan hasil uji hausman dengan melihat perbandingan nilai chi- square statistic dengan nilai chi-square tabel. Berdasarkan table diatas diketahui d.f =3 dan alpha = 0,05, serta chi-square tabel = 7,815. Nilai chi-square statistic = 0,952698 artinya nilai tersebut lebih kecil dari chi-square tabel sebesar 7,815. Maka H0 diterima, jadi model yang sesuai untuk digunakan pada penelitian adalah random effect model.

Hasil Analisis Regresi

Pengujian analisis regresi mengunakan program eviews 9, guna melihat pengaruh antara variabel independen dari Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV) terhadap variabel dependen Price Earning Ratio (PER). Hasil analisis menggunakan metode random effect.

Variabel Coefficient T - Statistic Probabilitas

C 1595.803 5.371759 0.0000

ROE 0.091716 1.235255 0.2208

DPR -0.023223 -0.811511 0.4198

PBV 0.487182 2.655071 0.0098

R-squared = 0.186949 F-statistic = 5.441797 T tabel = -1,99 dan 1,99 Prob (F-statistic) = 0.002000 Sumber: regresi Eviews,2020

Hasil regresi tersebut, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

PER = 1595.803 + 0.091716 ROE + (- 0.023223) DPR + 0.487182 PBV + e

Nilai regresi ROE = 0.091716. setiap 1% kenaikan ROE menyebabkan variabel PER(Y) mengalami kenaikan sebesar 0.091716% dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai tetap.

Uji Hipotesis

Uji F,menguji pengaruh antara seluruh variable independen secara bersama-sama terhadap variable independen. membandingkan nilai F-statistic dengan F variabel dan melihat nilai Prob (F- Statistic). Prob.(F-Statistic) signifikan (0.002 < 0.05) artinya H0 ditolak. Artinya secara simultan variable ROE, DPR dan PBV memiliki pengaruh signifikan terhadap PER.

(12)

12

Uji T untuk melihat pengaruh secara parsial atau secara individual antara variable independen dengan variable dependen. Melihat nilai t-statistic dengan t tabel, dan melihat probabilitas variable.

Nilai t tabel menggunakan metode two tail (dua arah) sebesar 1,99394. jika berada < dari – 1,99 atau >

1,99 maka signifikan. jika diantara – 1,99 sampai 1,99 ( -1,99 < t statistis < 1,99 ) maka tidak signifikan.

a. Variabel ROE (X1) probabilitas (0.220 > 0,05) tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.

b. Variabel DPR (X2) probabilitas 0.419 (0.419 > 0,05) tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.

c. Variabel PBV (X3) probabilitas (0.009< 0,05) berpengaruh signifikan terhadap PER.

Guna menilai seberapa besar variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen, terlihat pada tabel bahwa nilai R2 sebesar 0.186949. artinya kemampuan variabel independen yakni ROE, DPR, dan PBV dalam menjelaskan variabel dependen yaitu PER sebesar 18%, sedangkan 82%

dijelaskan oleh faktor diluar model.

Pembahasan

Pengaruh ROE terhadap PER

Hasil dari regresi didapatkan bahwa variabel ROE tidak berpengaruh terhadap PER. Terjadinya perubahan kenaikan maupun penurunan nilai ROE tidak mampu menggerakkan harga saham untuk berubah sehingga nilai PER tidak akan terpengaruh. ROE tidak berpengaruh terhadap PER dikarenakan investor lebih cenderung menganalisa pergerakan harga saham pasar modal dibandingkan menganalisa perhitungan laba bersih yang dihasilkan karena laba bersifat temporer yang akan berubah di tiap tahunnya. Hal tersebut membuktikan bahwa investor tidak menggunakan ROE dalam membentuk harga saham, sehingga ekspektasi investor tidak terpengaruh dengan adanya perubahan laba perusahaan. Investor tidak memandang ROE sebagai pembentuk harga artinya teori sinyal tidak berlaku.

Pengaruh DPR terhadap PER

Hasil dari regresi didapatkan bahwa variabel DPR tidak berpengaruh terhadap PER. Jika terjadi perubahan nilai DPR baik kenaikan maupun penurunan hal itu tidak akan mempengaruhi PER.

Dikarenakan besarnya dividen yang akan diberikan pada investor tidak mempengaruhi harga. Pada temuan ini, perusahaan yang membagikan dividen tinggi, menyebabkan harga saham yang tercermin pada PER akan meningkat. Jika nilai PER terus-menerus meningkat yang berarti harga sahamnya mahal, investor akan kurang tertarik untuk berinvestasi karena jika harga saham terus mahal menyebabkan daya beli investor dapat menurun. Harga saham yang mahal tersebut suatu saat pasti akan turun pada periode berikutnya, sehingga investor akan memutuskan untuk tidak berinvestasi.

Karena keuntungan dari selisih harga jual terhadap harga saat membeli tidak sebanding. Sehingga investor akan memutuskan untuk tidak membeli saham pada saat harga mahal.

(13)

13

Tidak berlakunya teori sinyal pada DPR karena investor tidak menggunakan informasi dividen sebagai patokan untuk keputusan membeli saham. Tidak signifikannya DPR terhadap PER dapat disebabkan karena dividen yang dibagikan terlampau tinggi dan tidak mencerminkan laba yang diperoleh perusahaan, Sehingga investor menganggap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kurang baik, sehingga permintaan saham menurun.

Pengaruh PBV terhadap PER.

Hasil dari regresi didapatkan bahwa variabel PBV berpengaruh terhadap PER dan berhubungan secara positif. Jika nilai PBV terjadi kenaikan maka nilai PER akan ikut meningkat. Meningkatnya nilai PBV akan mempengaruhi penilaian oleh investor terhadap kinerja keuangan perusahaan. Investor memandang tingkat kepercayaan akan prospek perusahaan cukup menguntungkan sehingga menyebabkan investor tertarik membeli saham, dan akhirnya harga saham perusahaan akan naik, hal ini mempengaruhi nilai PER ikut naik.

Berdasarkan teori sinyal, nilai tersebut adalah salah satu faktor menarik untuk investor menanamkan dana ke dalam perusahaan. Pengaruh PBV yang signifikan terhadap PER membuktikan Informasi perubahan nilai PBV mampu menggerakkan harga saham. Hal ini berarti aktivitas Investasi yang berlangsung di pasar modal sedang bergerak artinya investor banyak meminati saham perusahaan tersebut, sehingga harga saham di pasar modal mengalami peningkatan dan mengakibatkan PER meningkat. Hal ini membuktikan teori sinyal dapat berlaku. Dengan adanya PBV yang tinggi perusahaan dapat memberikan sinyal bahwa perusahaan mereka lebih baik dibandingkan perusahaan lain, jadi investor tertarik untuk membeli saham perusahaan karena saham perusahaan tersebut lebih profitable.

Implikasi pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa PBV adalah rasio yang paling dominan mempengaruhi PER. Nilai PER dan PBV samasama digunakan untuk menilai harga saham perusahaan, Diketahui sebagian besar perusahaan industri konsumsi memiliki nilai PBV diatas satu, hal ini mencerminkan penilaian kinerja perusahaan dan kepercayaan pasar cukup kuat dan positif terhadap perusahaan sehingga akan berpengaruh pada meningkatnya harga saham dan berpengaruh pada PER. hal tersebut membuat para investor atau calon investor tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan.

Berdasarkan Teori sinyal, terlihat rasio keuangan PBV berpengaruh terhadap PER. Informasi yang diberikan dalam bentuk rasio keuangan direspon oleh investor sehingga harga saham bergerak dan dapat mempengaruhi PER. Namun penggunaan beberapa rasio ini kurang membentuk harga saham di pasar saham. Dengan rasio-rasio keuangan perusahaan tetap dapat menggunakan untuk memberikan sinyal terhadap investor agar dapat membedakan kinerja perusahaan mereka dengan perusahaan yang lain.

(14)

14 E. PENUTUP Kesimpulan

Pengambilan keputusan investasi dari sudut pandang penilaian Price Earning Ratio (PER).

PER yang tinggi menggambarkan harga sahamnya mahal sedangkan PER yang rendah harga sahamnya tergolong murah sehingga kurang diminati. Namun ketika harga saham murah investor justru akan membeli dan menjualnya kembali ketika harga saham naik untuk mendapat keuntungan berupa capital gain. Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui bahwa antar variable ROE,DPR, dan PBV secara bersama-sama dapat mempengaruhi PER, namun secara individual hanya PBV yang paling berpengaruh pada PER. Dikarenakan pergerakan harga saham kebanyakan dipengaruhi oleh factor eksternal diluar penelitian.

Pengaruh variable secara independen terhadap variable dependen pada perusahaan sektor industri barang konsumsi periode 2015-2019 memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian terdahulu, sebagai berikut:

1. Return On Equity (ROE) tidak mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) 2. Dividend Payout Ratio (DPR) tidak mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) 3. Price To Book Value (PBV) mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)

Berdasarkan Teori sinyal, terlihat rasio keuangan PBV berpengaruh terhadap PER. Informasi yang diberikan dalam bentuk rasio keuangan direspon oleh investor sehingga harga saham bergerak dan dapat mempengaruhi PER. Namun penggunaan beberapa rasio lain kurang membentuk harga saham di pasar saham. Dengan rasio-rasio keuangan perusahaan dapat digunakan untuk memberikan sinyal terhadap investor agar dapat membedakan kinerja perusahaan mereka dengan perusahaan yang lain.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV) terhadap Price Earning Ratio (PER), beberapa saran yaitu : 1. Bagi investor yang ingin berinvestasi dapat menilai berdasarkan kinerja perusahaan dan melihat

pergerakan harga saham historis.

2. Bagi perusahaan, diharapkan mampu meningkatkan kinerja dengan memanfaatkan keterbukaan informasi laporan keuangan yang dapat menjadi alternatif pemberian sinyal kepada investor.

Dengan meningkatnya kinerja perusahaan akan menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang menguntungkan.

3. Bagi peneliti berikutnya dapat menambahkan variabel penelitian yang relevan terhadap PER, menambah jumlah, jenis sampel dan sektor yang berbeda dan periode penelitian.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2001. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Darmadji, T. dan Fakhruddin, H., 2006. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

David , Frengky. 2016. Pengaruh DPR, DER, ROA, dan ROE terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan manufaktur.

Dyah, Poppy. 2016. “Analisis pengaruh Return On Equity, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio terhadap Price Earning Ratio (Studi pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015)”.

Fahriyah, Siti. 2014. “Total Debt Equity Ratio,Return On Equity, Earning Per Share dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan Food and Baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013)”.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat.

Yogyakarta: Universitas Diponegoro.

Gujarati dan Porter. 2009. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.

Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Haugen, Robert A. 2001. Modern Investmen Theory 5th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Husnan, Suad. 2006. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto, H. M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi II. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajawali Persada.

Kristiyani, Lidia. 2014. “Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio(DER), Return On Asset (ROA), Price to Book Value (PBV), Return On Equity (ROE) dan Firm Size Terhadap Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012”.

Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

(16)

16

Lusiana, Farida Wahyu. 2010. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Mamduh M., Hanafi. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Munawir, S. 1981. Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat.

Nawangwulan, Rery. 2017. “Kewajaran harga saham menggunakan analisis fundamental Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar pengambilan keputusan investasi (Studi pada perusahaan subsektor industri barang konsumsi yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016)”.

Ps, Djarwanto. 2010. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta:

Yayasan Badan Penerbit.

Rizky ,Wenny Dewanti. 2016. “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Net Profit Margin Terhadap Price Earning Ratio (Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEI periode 2012-2015)”.

Scott & Brigham. 2008. Essentials of Managerial Finance. United States of America : Thomson South-Western.

Sekaran. 2006. Research Methods For Business. Buku Dua Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama. Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

Utomo, Wawan. 2016. “Pengaruh Leverage (DER), Price Book Value (PBV), Ukuran Perusahaan (Size), Return On Equity (ROE), Deviden Payaout Ratio (DPR) dan Likuiditas (CR) Terhadap Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI tahun 2009-2014” volume 2 no. 2 maret 2016. Journal of accounting.

Statistik, laporan keuangan www.idx.co.id, 2019.

Statistik, www.bi.go.id, 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Rasio keuangan Debt Equity Ratio DER, Current Ratio CR, Return On Equity ROE, dan Pertumbuhan Perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Deviden payout ratio pada

Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover Dan Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di