• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH RETURN SAHAM DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP RESIKO SAHAM SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGARUH RETURN SAHAM DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP RESIKO SAHAM SYARIAH "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH RETURN SAHAM DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP RESIKO SAHAM SYARIAH

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Hanif Kautsar Rahmanda Yuna 115020407111032

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2015

(2)
(3)

ANALISIS PENGARUH RETURN SAHAM DAN VARIABLE MAKRO EKONOMI TERHADAP RESIKO SAHAM SYARIAH

Hanif Kautsar Rahmanda Yuna Dr. Asfi Manzilati, SE.,ME.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Email : [email protected]

ABSTRAK

Saham Syariah merupakan salah satu investasi penting dari Jakarta Islamic index, Terdapat adanya gejala yang sama mengenai kondisi dari pergerakan Jakarta Islamic Index dengan IHSG memungkinkan adanya kesamaan resiko yang sama yang terdapat di saham syariah. Perbandingan saham biasa yang terdapat dalam BEI dan Saham syariah yang masuk dalam JII yaitu 6% untuk saham JII dengan jumlah 30 sedangkan saham biasa 94% yaitu saham konvensional yang terdapat di dalam BII yang berjumlah 517. JII dapat disimpulkan merupakan salah satu sarana investasi yang memudahkan dan menarik investor muslim dalam pemilihan investasi pasar modal yang seringkali diragukan kehalalanya , walaupun tidak semuanya investor saham syari'ah beragama islam . pada dasarnya landasan pasar modal syariah adalah penggunan prinsip, akidah, prosedur, prinsip instrument dan aplikasi yang bersumber pada nilai islam itu sendiri yaitu Al-Quran dan As-sunah lalu di buatlah fatwa DSN-MUI terkait pasar modal syari'ah.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh Return, Suku Bunga BI, KURS, dan Inflasi terhadap resiko saham syariah studi kasus terhadap lima return saham syariah tertinggi.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return, Suku Bunga BI, KURS dan Inflasi. Return (X1), Inflasi (X2), BI rate (X3), Kurs (X4) dan Resiko saham (Y). Metode penelitian yang digunakan adalah model Panel dengan bantuan program Eviews 6.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang terdapat hubungan adalah variable return dan inflasi. Inflasi memiliki hubungan namun memiliki pengaruh negative terhadap resiko saham syariah.Dalam penelitian ini memili beberapa variable yang tidak memiliki hubungan diantaranya yaitu BI rate dan Kurs namun variable tersebut mampu menjelaskan kenapa tidak terdapat hubungan dikarenakan adanya kebijakan dari pemerintah dan adanya fenomena.

Kata kunci: , Suku Bunga BI, KURS, Inflasi , Resiko Saham Syariah dan Resiko saham

A. Latar Belakang

Perkembangan Investasi di Indonesia akhir-akhir ini sangatlah pesat hal tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kedepanya, seiring dengan berkembangnya investasi di Indonesia tentu banyak pilihan atau jenis investasi yang ada di Indonesia. Investasi di Indonesia terdapat berbagai macam jenis yaitu investasi di pasar uang dan investasi pasar modal. Investasi pasar modal yang berfungsi untuk melakukan pergerakan modal untuk perusahaan yang lebih baik dan kompeten kedepanya. Sehingga dalam hal ini pasar modal memiliki sebuah peran penting dalam memajukan perokonomian yang modern maka pasar modal juga dapat dikatakan salah satu tonggak utama dalam perekonomian suatu negara, salah satu produk pasar modal yaitu adalah saham namun pada dewasa ini banyak sekali saham-saham yang menggiurkan dari segi keuntungan yang didapat tetapi hal tersebut tidak dapat lepas dari resiko itu sendiri. Saham syariah sangatlah diminati oleh muslim dan non muslim hal tersebut juga memberikan trend yang cukup bagus untuk peningkatan indeks-indeks syariah yang ada didunia (Fun Ho et.al 2013 : 111). Karena begitu cepatnya perdagangan saham syariah tentunya sangatlah rentan dengan adanya resiko.

Saham syariah merupakan sebuah produk pasar modal yang sangat diminati oleh investor dikarenakan keuntungan yang lumayan besar, oleh sebab itu saham banyak faktor faktor makroekonomi memiliki hubungan terhadap

(4)

pergerakan dan perkembangan saham tersebut antara lain adanya tingkat inflasi, tingkat suku bunga Bank Indonesia ,tingkat return dan kurs.

Kemiripan antara Jakarta Islamic Index dan Indeks Harga Saham Gabungan menunjukan adanya kemungkinan indikasi resiko makro yang sama dan hal tersebut secara tidak langsung dapat dilihat bahwa adanya hubungan resiko yang sama dengan resiko saham syariah maupun saham biasa. Tahun 2013-2014 adalah tahun awal gejolak politik dan perubahan struktur ekonomi perekonomian Indonesia tidak sedikit perubahan yang terjadi khususnya tahun 2014 hal tersebut membuat kemungkinan adanya perubahan yang berdampak terhadap resiko saham syariah.

Resiko akan selalu ada dalam kegiatan investasi, karena investor akan memperoleh return dimasa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Untuk ini return yang akan diterima perlu diestimasi nilainya, estimasi hasil atau expected return dari suatu kegiatan investasi belum tentu sesuai dengan yang diharapkan karena ada faktor- faktor tertentu yang berpengaruh. Bila faktor-faktor tersebut sudah dapat diramalkan sebelumnya, disebut sebagai suatu resiko, tetapi jika keadaan yang dihadapi tidak dapat diramalkan disebut sebagai ketidakpastian (Husnan, 1994:143).resiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan resiko sistematik. Resiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar perusahaan, seperti kenaikan tingkat suku bunga, inflasi, resesi dan lain sebagainya (Jogiyanto, 1998: 20).

Dalam fungsi keuangan pasar modal syriah memberikan peningkatan dalam perekonomian, karena pasar modal syariah meriupakan salah satu sumber penerimaan modal jangka panjang bagi perusahaan. secara tidak langsung hal tersebut membuat harga saham itu menjadi diminati dan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan dan juga pastinya adanya hubungan antara high risk dan high return maka besar pula resiko yang akan dihadapi investor maka penelitian ini melihat apakah adanya hubungan suku bunga , kurs, return saham dan inflasi terhadap resiko yang ada dalam pasar saham syariah.

B. Kajian Pustaka

Pasar modal menurut (Husnan, 2001:3) adalah pasar dengan tempat untuk dijual belikan banyak instrumen jangka panjang yaitu keuangan dan sekuritas berbentuk modal sendiri dari pemerintah dan swasta ataupun berbentuk hutang. (Fakhruddin,2001:1) adalah pasar yang berisikan instrumen jangka panjang dapat diperjualbelikan dalam bentuk utang atau modal sendiri.pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah islam dan dalam kegiatanya tidak terdapat riba, penjudian, spekulasi dan lain lain yan diatur dalam aturan muamalah. Pada penerapan syariah yang terdapat dalam instrumen keuangan atau surat berharga atau efek yang diperjual belikan dan pengaturan transaksinya telah diatur oleh fatwa DSN-MUI (Nurhayati dan Wasilah,2009: 330).

Return dan Resiko Saham

Investasi yang dilakukan oleh investor tentunya bertujuan mendapatkan keuntungan sejumlah tingkat hasil tertentusesuai dengan investasinya. Definisi return adalah pengembalian saham akan berasal dari deviden dtambah keuntungan modal (Captal gain), (Bringham,2001:180).Risiko dalam keuangan sendiri dapat diartikan menjadi empat bagian yaitu risiko suku bunga , risiko nilai tukar , risiko modal ,dan risiko komoditas (Jorion,2000: 3).

KURS Saham terhadap risiko saham syariah

Adanya fluktuasi atau perubahan nilai mata uang lokal terhadap asing dimana disini adalah rupiah akan mempengaruhi iklim investasi dalam negeri, khususnya pasar modal. Terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dollar AS tentunya akan memberikan dampak terhadap perkembangan pemasaran dalam produk Indonesia diluar negeri secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan, karena menurunya nilai

(5)

ekspor dibangdingkan dengan nilai impor. Seterusnya, akan berpengaruh pula kepada neraca pembayaran Indonesia.

Dan memburuknya neraca pembayaran akan berpengaruh terhadap cadangan devisa.

Return Saham Terhadap Risiko Saham Syariah

Return saham dari saham saham yang diperdagangkan yaitu saham syariah akan mengalami voalitilitas yang cukup tinggi dan tidak kecil adanya risiko yang ada dalam memberikan dampak volatilitas membuat saham syariah menjadi voletail dan berakibat terhadap ketidakpastian investasi atau risiko saham syariah (Bringham,2001 :180).

Konsep preferensi investor dalam meningkatkan nilai guna (utilitas) dalam investasi dapat mengacu pada kaidah teori utilitas ilmu ekonomi. Menginggat, dalam preferensi investor sebagaimana yang dijelaskan dalam teori portofolio investasi bahwa investor dapat menggabungkan berbagai instrumen keuangan sehingga diperoleh portofolio optimum yaitu portofolio yang dipilih dipilih investor dari sekian banyak portofolio yang memberikan kumpulan portofolio yang efisien (Hadi,2003 : 208).

Inflasi Terhadap Risiko Saham Syariah

Harga saham dari sebagian besar perusahaan akan mengalami penurunan apabila tingkat inflasi naik lebih besar daripada yang diharapkan atau inflasi mengalami gejolak secara tiba-tiba (Adiningsih : 1998) .Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Wahyudi:1997) yang mengidentifikasikan inflasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keuntungan saham saham yang terdapat di bursa efek atau BEJ di Indonesia (Adiningsih:1998).

Penurunan Harga saham ini mengakibatkan adanya risiko dalah saham.

Suku Bunga Terhadap Risiko Saham Syariah

Suku Bunga merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang sangatlah penting dan memiliki peran pentingyang dapat berpengaruh dalam harga saham. Hubungan antara tingkat suku bunga adalah seperti berikut : Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, Ceteris paribus. Artinya, apabila suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, Ceteris paribus, dan sebaliknya apabila suku bunga naik, maka return investasi yang terkait dan suku bunga akan naik. Kondisis tersebut menarik investor yang sebelumnya berinvestasi dalam saham beralih ke investasi deposito dan tabungan. Apabila banyak investor melakukan Penjualan saham besar-besaran maka harga saham akan turun dan berakibat risiko terhadap harga saham (Tandelilin, 2001:48).

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time-series bulanan dengan jangka waktu 2 tahun (2013-2014). Sumber data yang didapatkan dari penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan dan data obligasi dari lembaga pemeringkat sebagai metode pengumpulannya. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 5 saham, berikut sampel 5 saham yang diteliti.

Tabel 1.1Daftar sampel perusahaan

Nama emiten saham Kode saham

5. Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

4. Bumi Serpong Damai (BSDE

3. Jasa Marga Tbk (JSMR)

2. Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

1. Energi Mega Persada Tbk (ENRG)

Sumber : (Bursa Efek Indonesia, 2015)

(6)

Penelitian ini menggunakan metode data panel dikarenakan pengambilan data pada periode tertentu dan runtut kronologisnya . Tipe data ini adalah hasil dari penggabungan cross section (data diambil dari berbagai unit pada satu titik waktu) dengan time series (data diambil pada peridoe tertentu),(Ariefianto, 2012:4). Berdasarkan metode tersebut maka diperoleh jumlah observasi sebanyak 60 sampel (5 perusahaan x 12 Bulan ).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ketentuan berikut :

Y = resiko saham syariah (RSYR) X1 = Return (RTRN)

x2 = Inflasi (INF) X3 = Tingkat suku (SBI) X4 = Nilai Tukar (KURS)

Maka model persamaan yang diperoleh dalam analisis variabel yang diatas adalah : (RSYR)it=ai+β1RTRNit + β2INFit + β3SBIit + β4KURSit + μit(3.1)

Penggunaan model diatas karena untuk melihat hubungan dari variabel dependen terhadap independenya dengan adanya koefisien beta serta error term

Serta bentuk analisis panel datanya adalah sebagai berikut : Yit = αi + ∑_(j=1)^NβitXjit +εit(3.2)

Dimana :

i : Unit cross section sebanyak K t : unit time series sebanyak T

Yit : dependendt variable untuk section ke i waktu ke t Xjit : Independent variable ke j untuk section ke i waktu ke t eit : distubance term

Adapun uji yang harus dilakukan untuk estimasi regresi data panel mana yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Uji Chow

Chow Test adalah pengujian F-statistic untuk nenilih model yang digunakan yaitu anatara pooled last squareatau Fixed Effect dalam pengujian ini terdapat hipotesis yang dilakukan yaitu :

H0 : Model Pooled Least square (Restricted) H1 : Model Fixed Effect (Unrestricted)

Uji LM (LM test)

(7)

Uji LM test merupakan pengujian untuk memilih model PLS atau model Random Effect. Adapun penetapan hipotesa dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

H0 = Model Pooled Least square ( Restricted) H1 = Model Random Effect ( Unrestricted) 2. Uji Hausman

Pemilihan model antara efek tetap (fixed effect) dan efek acak (random effect) dapat dilakukan dengan uji hausman. Uji hausman merupakan salah satu bentuk dari chi square test dan dilakukan berdasarkan bentuk dari kuadrat dan selisih antara konsisten estimator dengan efisien estimator. Pada model panel data menggunakan efek tetap diperoleh dari estimator yang konsisten, sedangkan pada model analisis panel dengan efek acak diperoleh estimator yang efisien. Maka perlunya pengujian hipotesa apakah efek individu tidak berkorelasi atau berkorelasi dengan variabel bebas.

Hipotesis :

H0 : Model efek random H1 : Model efek tetap

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen (explanatory) terhadap satu variabel dependen baiksecara bersama-sama atau secara parsial. Analisis regresi yang dilakukan meliputi:

1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

3. Koefisien Determinasi (R²)

D. Hasil Statistik

Hipotesis yang digunakan pada pengujian Redundant Fixed Effect Test (Chow) tersebut adalah:

H0 : Model yang digunakan adalah Common (pooled least square) H1 : Model yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM)

Kaidah pengambilan keputusan dalam kedua pengujian tersebut adalah dengan menggunakan nilai signifikansi, di mana jika nilai statistik hitung lebih kecil dari statistik tabel atau nilai signifikansi lebih besar dari alpha 5% maka hipotesis H0 yang diterima, dan jika nilai statistik hitung lebih besar dari statistik tabel atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5%, maka hipotesis H1 yang diterima.

(8)

Tabel 1.2Hasil Pemilihan Model Regresi Panel dengan Uji Chow

F hitung Sig. F tabel Kesimpulan

0,091490 0,9850 2,4534 Common (pooled least square)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diperhatikan bahwa nilai F hitung yang didapatkan lebih kecil dari F tabel dan nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari α 5%, sehingga hipotesis H0 diterima sehingga dapat diidntifikasikan bahwa model yang digunakan adalah Common (pooled least square).

Tabel 1.3Hasil Uji Regresi Panel Common (pooled least square)

Variabel bebas Koefisien

Regresi t hitung Sig. t Keterangan X1

0,378589 25,72635 0,0000 Signifikan X2

-16,53435 -2,766848 0,0066 Signifikan X3

-7,001922 -0,248139 0,8045 Tidak Signifikan X4

-30,48708 -0,055371 0,9559 Tidak Signifikan t table (t( 95,5%))

= 1,9852

Adjusted R-square = 0,8832

R_Square

= 0,8870 Ftabel (F0.05,4,95)

Signifikansi

= 2,4674

= 0,0000

Fhitung = 226,0563

Sumber : (Hasil Analisis Peneliti, 2015)

Variabel dependen pada hasil uji regresi berganda adalah Resiko saham sedangkan variabel independennya adalah Return Saham, inflasi, SBI (tingkat suku Bunga), dan KURS. Model regresi Panel Common (pooled least square)berdasarkan hasil analisis tabel 1.3 adalah :

Y = 187,9023 + 0,378589 X1 - 16,53435 X2 - 7,001922 X3 - 30,48708 X4 + e

Dimana

Y = Resiko Saham X1 = Return Saham X2 = inflasi

(9)

X3 = SBI (tingkat suku Bunga) X4 = KURS.

Dari hasil persamaan regresi Panel Common (pooled least square), dapat diketahui bahwa : 1. Hasil Pengujian Simultan

Pengujian secara Simultan menghasilkan F hitung sebesar 226,0563 (Sig F = 0.000). Jadi, F hitung lebih besar F tabel (226,0563 > 2,4674 ) dan Sig F lebih kecil dari α 5% (0,000 < 0,05). Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel X1, X2, X3 dan X4 mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap variabel Y. Maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi pengaruh X1, X2, X3 dan X4 pada Y.

Hasil Pengujian Parsial

a. Koefisien regresi pada variabel return sebesar 0,378589 dengan nilai signifikan 0,0000 (lebih kecil dari 0,05) yang artinya bahwa variabel Return Saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel resiko saham. Koefisien regresi yang bernilai 0,378589 menjelaskan bahwa apabila variabel return Saham ditingkatkan sebesar 1 satuan maka akan menenaikan resiko saham sebesar 0,378589 satuan.

b. Koefisien regresi pada variabel Inflasi sebesar -16,53435 dengan nilai signifikan 0,0060 (lebih kecil dari 0,05) yang artinya bahwa cukup bukti untuk menyatakan variabel Inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel resiko saham. Koefisien regresi yang bernilai 16,53435 menjelaskan bahwa apabila variabel Inflasi ditingkatkan sebesar 1 satuan maka akan menurunkan resiko saham sebesar 16,53435 satuan.

c. Variabel SBI dengan nilai signifikan 0,8045 (lebih besar dari 0,05) yang artinya bahwa belum cukup bukti untuk menyatakan variabel SBI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel resiko saham.

d. Variabel Kurs nilai signifikan 0,9559 (lebih besar dari 0,05) yang artinya bahwa belum cukup bukti untuk menyatakan variabel KURS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel resiko saham. Berdasarkan Tabel 4.4.2 dapat diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,883 atau 88,33%.

Artinya variabel Resiko saham (Y) dijelaskan sebesar 88,3% oleh variabel x1, x2, x3 dan x4.

Sedangkan sisanya sebesar 11,7% dijelaskan oleh variabel lain atau variabel independen di luar persamaan regresi

2. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi & Heterokedastisitas

S alah satu uji dalam mendeteksi autokorelasi adalah Durbin-Watson. Berdasarkan pengujian Durbin Watson diketahui model tersebut mengandung autokorelasi. hasil pengujian, didapatkan nilai uji Durbin Watson pada model regresi sebesar 1,774. Dengan n=120 didapatkan nilai dL sebesar 1,6339 dan nilai dU sebesar 1,7715. Karena nilai DW yang didapatkan berada diantara dU dan 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antara residual pengamatan satu dengan pengamatan lainnya. Asumsi terpenuhi.dapat dilihat dalam table.

(10)

Autokorelasi Positif

Tidak Dapat

Diputuskan Bebas Autokorelasi Tidak Dapat Diputuskan

Autokorelasi Negatif 1,774

1,6339 1,7715 2.225 2,3661

Observations : 120

k : 5

dL : 1,6339

dU : 1,7715

Durbin-Watson stat : 0,852904

Model yang dibentuk dari pendekatan Pool Least Square (PLS) memerlukan pengujian selanjutnya karena sangat dimungkinkan terdapat heterokedastisitas antar cross section. Cross section SUR dilakukan untuk mengurangi autokorelasi dan heterogenitas antar unit cross section melalui pembobotan pada data cross section.

E. Pembahasan

1. Return Saham Terhadap Resiko Saham Syariah

Variabel return saham syariah mempunyai pengaruh terhadap variabel resiko saham. Apabila variable return saham meningkat maka resiko saham juga akan meningkat hal ini dipengaruhi dikarenakan resiko saham syariah dan return saham syariah berjalan searah dengan teori yang menyatakan bahwa high risk high return selain itu besarnya resiko saham syariah dikarenakan adanya peningkatan resiko saham syariah yaitu perubahan kondisi JII sebagai return pasar saham syariah yang sangat volatail.

2. Inflasi Terhadap Resiko Saham Syariah

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut (Greene dan Pillanueva, 1991:20) tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.

3. Suku bunga BI (BI rate) Terhadap Resiko Saham Syariah

Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap beta saham. Selain itu peningkatan dan penurunan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap resiko saham syariah perusahaan yang terdaftar di JII periode 2013 - 2014. Hasil penelitian ini tidak mendukung H1 yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap beta saham Hal ini dikarenakan sifat dari suku bunga tabungan yang tidak likuid dan membutuhkan syarat/jatuh tempo sehingga tidak dapat ditukarkan dengan uang kas secara cepat, selain itu suku bunga adalah hal paling sulit untuk memperkirakan keuntungannya jika penabung ingin mendapatkan untung dengan menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan oleh sebab itu penabung perlu berpikir ulang untuk berinvestasi dalam bentuk tabungan.

(11)

4. Nilai tukar (Kurs) terhadap Resiko Saham Syariah

Nilai tukar atau Kurs tidak berpengaruh terhadap resiko saham syariah dikarenakan adanya persiapan perusahaan dalam kebijakan manajerial pada pengendalian transaksi impor dan menggali potensi pasar domestik untuk mengurangi ketergantungan dari luar negeri. Namun demikian menjaga stabilitas laba melalui kebijakan earning management tetap diperlukan untuk menambah kepercayaan para pelaku bursa. Sehingga meskipun terjadi perubahan kurs tidak akan menimbulkan keresahan pada para pelaku bursa, karena perusahaan dapat memberikan jaminan investasinya dengan mempertahankan stabilitas labanya.

F. Kesimpulan

Resiko saham syariah merupakan resiko pasar yang terdapat di dalam JII saham syariah,naik turunya resiko diakibatkan adanya perubahan harga pasar yaitu JII dan perubahan dari harga saham tersebut maka resiko saham syariah dapat meningkat, karena resiko saham syariah disini yang digunakan adalah resiko yang tidak dapat didiversifikasi dikarenakan resiko ini adalah resiko pasar dari saham syariah.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap resiko saham syariah , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang terdapat pengaruh adalah variable return dan inflasi. Inflasi memiliki pengaruh berlawanan terhadap resiko saham syariah

2. Beberapa variabel independen sudah mampu menjelaskan adanya hubungan terhadap resiko saham syariah yaitu return dan inflasi,sehingga sudah mampu memberikan penjelasan hubungan terhadap resiko saham syariah.

3. Dalam penelitian ini memiliki beberapa variable yang tidak berpengaruh diantaranya yaitu BI rate dan Kurs. Variable tersebut mampu menjelaskan kenapa tidak terdapat hubungan.

4. Adapun perbedaan resiko saham syariah dengan saham biasa meskipun adanya persamaan trend saham,hal tersebut dikarenakan adanya perbaikan manajemen perusahaan dan beberapa metode syariah yang dipergunakan di Indonesia telah dilakukan secara benar.

Adapun beberapa saran dan masukan yang dapat penulis berikan setelah melakukan penelitian ini yaitu : 1. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh adalah variabel inflasi dan

return yang perlu dilihat oleh investor adalah informasi terkait dan penghitungan yang cermat mengenai resiko saham syariah agar dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk investasi sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi resiko selain itu perlunya melihat kebijakan dan fenomena yang terjadi di pasar agar dapat melihat pengaruh yang sebenarnya terhadap resiko saham syariah.

2. Perlunya memperhatikan variabel penjelas dalam penelitian selanjutnya apabila metode yang ingin digunakan adalah data panel maka perlunya ditambahakan variabel mengenai informasi perusahaan seperti deviden atau informasi yang berhubungan dengan perushaan tersebut sehingga dapat mendapatkan model data panel yang lebih baik.

(12)

Daftar Pustaka

Agus Sartono. 2008. Manajemen keuangan teori, dan aplikasi. BPFE Yogyakarta.

Anwar 2014. Berita Tingkat Suku Bunga http://www.BI.go.id/. diakeses pada tanggal 10 desember 2014 pukul 19.30.

Arifin, A. 2002. Membaca Saham.Yogyakarta

Brigham, Eguene F dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Erlangga. Jakarta.

C.P Harris . 1975. The Economics of the Financial Sector.Cheshire ,London England North Queensland.

Damodar N. Gujarati, Dawn C. Porter . Dasar-dasar Ekonometrika Buku 2 Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.

Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhruddin. 2008. Pasar Modal di IndonesiaSalemba Empat. Jakarta.

Darmawi Herman. Manajemen Risiko .2006. Bumi Aksara. Jakarta

Devi chostanti. 2013. Analisis pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga sbi, pdb, dan nilai tukar usd/idrterhadap jakarta islamic index (jii).

Djohanputro, B. 2006. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. PPM. Jakarta.

Fun Ho ,Catherine Soke et al. 2013 Performance of global Islamic versus conventional share indices:International evidence. Pacific-Basin Finance Journal . .

Hadi ,2013. Pasar Modal Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal, Jakarta

Kamerschen . David R. 1992. Money And Banking Tenth Edition . Collage Division,Cincinnati Ohio.

Kuncoro, M. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?.

Edisi 3, Erlangga. Jakarta.

LPKR. 2013. Data Bursa Efek Indonesia . http://www.Idx.co.id/. diakeses pada tanggal 4 desember 2014 pukul 19.30.

LPKR. 2014. Data Bursa Efek Indonesia . http://www.Idx.co.id/. diakeses pada tanggal 4 desember 2014 pukul 19.30.

Masri Singarimbun & Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES.

Mawardi, Analisis Pengaruh Variable Fundamental Dan Variabel Makro (Uncontrable) Terhadap Harga Saham. 2009, Malang.

Melicher,Welshans. 1995. Finance Introduction To Markets, Institution & Management. Collage Division,Cincinnati Ohio.

Mohammad Shadiq Khairi. 2013. Analisisi kateristik perusahaan terhadap return saham syariah yang tergabung di jakarta islamic index pada periode 2008-2011.

Muhammad Syafii Antonio,Hafidhoh,Hilman Fauzi. 2013. the islamic capital market volatility: a comparative study between in Indonesia and malaysia Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta.

(13)

Nophirin, Ekonomi Moneter Buku 1 Edisi ke 4.1992. BPFE Yogyakarta.

Pane,2009. Pengaruh Nilai Sistematis, Nilai Tukar , Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Harga Saham pada Industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia . Medan.

Paramitasari ratih. Pengaruh risiko sistematis dan risiko tidak sistematis terhadap expected return portofolio saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. thesis. 2011.

surakarta.

Pasaribu rowland , mikail firdaus. Jurnal ekonomi & bisnis vol. 7 no. 2, juli 2013 Analisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap indeks saham syariah Indonesia

Poon, S H and S J Taylor. 1992. Stock Returns and Volatility: An Empirical Study of the UK Stock Market”. Journal of Banking and Finance.

Prathama Rahardja, Mandala Manurung Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) (Edisi 3). 2004. jakarta. FEUI.

Puspopranoto. Sawaldjo . 2008. Keuangan Perbankaan Dan Pasar Keuangan Konsep,teori, dan Realita.

LP3ES. Jakarta.

Ratih paramitasari. 2011. pengaruh risiko sistematisdan risiko tidak sistematis terhadap expected return portofoliosaham perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Rustam, Bambang Rianto. 2013. Manajemen Risiko Perbankaan Syariah di Indonesia. Salemba Empat ,Jakarta

.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, UPP STIM YKPN, Yogyakarta Suparno. Jurnal telaah & riset akuntansi Vol. 3. No. 1 Januari 2010 Tingkat inflasi dan rasio likuiditas

terhadap resiko saham syariah . Malaysia.

Tendellin, Edwardus. 2001. Analisis Investasi Manajemen Portfolio, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta..

Usman, Hundaeni dan P.S Akbar. 2003.Metodologi Penelitian Sosial. Bumii Aksara. Jakarta.

Wasilah, Sri Nurhayati. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba Empat,Jakarta..

Referensi

Dokumen terkait

 Terdapat perbedaan pengaruh karakteristik industri terhadap return saham antara Bank Syariah dan Bank Non Syariah di Indonesia, sehingga H2 diterima, artinya jenis industri

Sesuai dengan tujuan dari studi ini yaitu untuk menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan Pertumbuhan Ekonomi (SBI) terhadap Return

mengetahui pengaruh faktor makro ekonomi yaitu inflasi, suku bunga, nilai tukar,.. dan market risk terhadap harga saham sektor proeprti periode 2009-2012

Penelitian terkini terkait dengan pengaruh variabel makroekonomi terhadap return indeks LQ45 penting untuk dilakukan karena indeks LQ45 merupakan alternatif investasi yang menarik

Sesuai dengan tujuan dari studi ini yaitu untuk menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan Pertumbuhan Ekonomi (SBI) terhadap Return

Hasil temuan menunjukan bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap bursa saham, bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap indeks sektoral dan

Analisis pengaruh indeks harga saham syariah di Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang dan Malaysia, dan variabel makroekonomi nasional terhadap Jakarta Islamic Index (JII) dilihat

(2018) Pengaruh Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan Harga Emas Terhadap Return Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Indeks Saham, Kurs, BI Rate, dan harga