Suasana toko yang terdiri dari kebersihan, pencahayaan, warna, musik latar dan visual merchandising dengan tujuan pembelian kembali di kalangan konsumen Carrefour di wilayah Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial clean line, background music dan visual merchandising mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang. Sedangkan variabel lainnya yaitu pencahayaan dan warna tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang.
Sementara itu, suasana toko yang terdiri dari kebersihan, musik latar, pencahayaan, warna dan visual iklan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta. Duong (2013) mengatakan bahwa niat membeli kembali juga menjadi salah satu perhatian utama perusahaan untuk meningkatkan pendapatan. Setelah mengetahui fakta-fakta tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis beberapa unsur suasana komersial yang terdiri dari kebersihan, pencahayaan, warna, musik latar. musik) dan visual merchandising dengan tujuan pembelian berulang di salah satu toko retail terbesar di Indonesia yaitu Carrefour.
Penelitian ini hanya berfokus pada analisis store atmosfer (kebersihan, pencahayaan, warna, musik latar, visual merchandising) terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta. Dari sudut pandang akademis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan antara suasana toko (kebersihan, pencahayaan, warna, musik latar, visual merchandising) dan niat membeli kembali.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ruang Lingkup Masalah
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan Skripsi
LANDASAN TEORI
Pengertian Pemasaran
Manajemen Pemasaran
- Konsep Pemasaran
Perilaku Konsumen
- Pengertian Perilaku Konsumen
- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Ritel
Retailing Mix (Bauran Ritel)
- Pengaruh Cleanliness terhadap Repurchase Intention
- Pengaruh Lighting terhadap Repurchase Intention
- Pengaruh Color terhadap Repurchase Intention
- Pengaruh Background Music terhadap Repurchase Intention
- Pengaruh Visual Merchandising terhadap Repurchase Intention
Rerangka Pemikiran
Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Carrefour Jakarta dan responden dalam penelitian ini khususnya adalah konsumen Carrefour Jakarta yang pernah mengunjungi Carrefour Jakarta minimal satu kali dalam enam bulan terakhir. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2017, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan antara store atmosfer (kebersihan, pencahayaan, warna, musik latar, visual merchandising) terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta.
Desain Penelitian
Metode Pengambilan Data
- Jenis Data
- Populasi
- Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berusia minimal 18 tahun dan pernah melakukan transaksi pembelian di Carrefour Jakarta minimal satu kali dalam enam bulan terakhir. Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik convenience sampling, dimana teknik pengambilan sampelnya berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel apabila orang yang ditemuinya secara kebetulan itu dianggap cocok. sebagai sumber data (Sugiyono, 2001).
Operasionalisasi Variabel
Teknik Pengolahan Data
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Uji Asumsi Klasik
Nilai KMO antara 0,5 dan 1 menunjukkan analisis faktor memadai, sedangkan nilai KMO lebih rendah dari 0,5 menunjukkan analisis faktor kurang memadai. Uji Sphericity atau nilai signifikansi Bartlett menunjukkan bahwa matriks korelasi merupakan matriks identitas yang mengidentifikasi variabel-variabel dalam analisis faktor sebagai terkait/tidak terkait. Nilai MSA lebih dari 0,5 menunjukkan bahwa variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.
Nilai MSA yang kurang dari 0,5 menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas sama-sama berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Uji normalitas hasil data pada penelitian ini menggunakan metode melihat plot probabilitas normal, yaitu membandingkan sebaran kumulatif data sebenarnya dengan sebaran kumulatif yang berdistribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk garis diagonal lurus dan plot datanya akan dibandingkan dengan garis diagonal tersebut. Jika data tersebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residu satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2011). Jika varians residu dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Untuk melakukan regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel, semua data tidak boleh heterogen, melainkan harus homogen.
Jika terdapat pola tertentu, misalnya titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka hal ini menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, dan titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui adanya kolinearitas dapat dilihat dari nilai koefisien hubungan, jika nilai r lebih besar dari 0,8 maka model regresi terbukti mempunyai multikolinearitas (Gujarati, 2007).
Analisis Regresi Linear Berganda
Koefisien Determinasi (R²)
Teknik Pengujian Hipotesis
- Uji Simultan (Uji F)
- Uji Parsial (Uji T)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdiri dari kebersihan, pencahayaan, warna, musik latar dan visual merchandising mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu minat beli ulang. Nilai ini dapat digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh kebersihan, pencahayaan, warna, musik dan visual merchandising terhadap niat beli ulang. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebersihan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carefour Jakarta.
Ho4: Latar belakang musik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen cabang Carrefour Jakarta. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa musik latar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carefour Jakarta. Ho5: Visual merchandising tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour cabang Jakarta.
Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa visual merchandising mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang konsumen Carefour Jakarta. Hasil penelitian penelitian ini menunjukkan bahwa store atmosfer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang. Terbukti dalam penelitian ini bahwa store atmosfer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis, variabel kebersihan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, variabel pencahayaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, variabel warna tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis, variabel musik latar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, variabel visual merchandising mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang konsumen Carrefour Jakarta. Pengaruh dimensi store atmosfer terhadap niat beli ulang konsumen (studi kasus pada Chandra Super Store Tanjung Karang).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Perusahaan
- Profil Responden
- Analisis Hasil Pre-test
- Analisis Hasil Data Penelitian
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Hasil Regresi Linear Berganda
- Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa setiap variabel bebas yaitu kebersihan, pencahayaan, warna, musik dan visual merchandising mempunyai nilai KMO lebih dari 0,5. Variabel terikat yaitu minat beli ulang yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 mempunyai nilai KMO dan factor loading >0,5 yang menunjukkan bahwa analisis faktor telah memenuhi syarat yang diharapkan. Variabel warna, musik latar, visual merchandising dan niat membeli kembali masing-masing memiliki 4 pertanyaan.
Berdasarkan hasil uji validitas terlihat pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel kebersihan, pencahayaan, warna, musik latar dan visual pemasaran mempunyai nilai KMO diatas 0,5. Pada tabel tersebut diketahui nilai KMO variabel minat beli ulang sebesar 0,822 yang berarti analisis faktor telah memenuhi syarat karena 0,822 > 0,5. Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat total item instrumen yang digunakan sebanyak 24 item yang terdiri dari 3 item variabel kebersihan, 5 item variabel pencahayaan, 4 item variabel warna, 4 item variabel musik latar, 4 item variabel visual merchandising dan 4 item ingin dibeli lagi.
Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa variabel kebersihan, cahaya, warna, musik dan visual merchandising mempunyai nilai VIF kurang dari 10. Hasil regresi dapat disimpulkan bahwa variabel kebersihan mempunyai nilai sebesar 0,345 yang berarti bahwa jika nilai variabel independen lainnya (cahaya, warna, musik latar dan visual merchandising) tetap sama, sedangkan variabel kebersihan meningkat satu satuan, maka niat beli ulang meningkat sebesar 0,345. Koefisien regresi variabel pencahayaan sebesar 0,131 yang berarti jika variabel independen lainnya (kebersihan, warna, musik latar dan visual merchandising) mempunyai nilai yang sama sedangkan variabel pencahayaan meningkat satu satuan, maka minat beli ulang akan meningkat sebesar 0,131 .
Koefisien regresi variabel warna sebesar 0,105 yang berarti jika variabel independen lainnya (kebersihan, pencahayaan, musik latar dan visual merchandising) mempunyai nilai yang sama sedangkan variabel warna meningkat satu satuan, maka minat beli ulang akan meningkat sebesar 0,105 . Koefisien regresi variabel musik latar sebesar 0,189 yang berarti jika variabel bebas lainnya (kebersihan, pencahayaan, warna dan visual merchandising) bernilai konstan sedangkan variabel musik latar meningkat satu satuan, maka minat beli ulang akan meningkat sebesar 0,189 . Koefisiennya bernilai positif yang berarti terdapat hubungan berbanding lurus antara musik latar dengan niat membeli ulang.
Koefisien regresi variabel visual merchandising sebesar 0,306 yang berarti jika variabel bebas lainnya (kebersihan, pencahayaan, warna dan musik latar) mempunyai nilai yang sama, sedangkan variabel visual merchandising naik satu satuan maka minat beli ulang akan meningkat sebesar 0,306. . Koefisiennya bernilai positif yang berarti terdapat hubungan berbanding lurus antara visual marketing dengan niat beli ulang. Hasil hipotesis tersebut juga didukung oleh penelitian Arviane (2016) bahwa musik latar dapat mempengaruhi niat pembelian ulang konsumen secara signifikan, sehingga dapat membawa manfaat bagi perusahaan.
Implikasi Manajerial
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Hasil penelitian ini menemukan tiga variabel yang ditemukan mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat beli ulang yaitu kebersihan, musik latar dan visual merchandising. Namun bukan berarti variabel warna dan cahaya tidak mempunyai pengaruh terhadap niat beli ulang, kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap niat beli ulang, hanya saja pengaruhnya tidak sebesar kebersihan, musik latar dan cinderamata. Secara tidak langsung warna dan pencahayaan dapat memberikan efek kenyamanan bagi konsumen dalam melakukan aktivitas berbelanja, namun ketika kembali ke suatu toko konsumen lebih mementingkan aspek kebersihan, musik latar dan visual merchandising.
Investigating the influence of store atmosphere on customer patronage intention towards clothing stores in Malaysia (Doctoral dissertation, UTAR). The impact of selected visual merchandising techniques on patronage intentions in supermarkets (study based on Colombo district). Customers' cognitive, emotional, and executive response to the servicescape: A test of the moderating effect of restaurant type.
Daftar pertanyaan yang saya ajukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan mendapatkan wawasan serta data tentang “Analisis pengaruh store atmosfer terhadap minat beli ulang (Studi Carrefour Cabang Jakarta)”.