• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pengaruh ukuran perusahaan, laba rugi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pengaruh ukuran perusahaan, laba rugi"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

Laporan keuangan yang diaudit tidak akan lebih akurat karena akuntan tidak dapat memastikannya secara lebih pasti. Oleh karena itu, proses audit dapat menjadi kendala terhadap publikasi laporan keuangan yang tepat waktu.

Pembatasan Masalah

Apakah Ukuran KAP Berpengaruh Terhadap Audit Backlog Pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di BEI Tahun 2008-2010. Apakah ukuran perusahaan, laba rugi, opini audit, dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap audit backlog pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ukuran KAP dapat mempengaruhi lamanya audit delay pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, laba rugi, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama dapat mempengaruhi lamanya audit delay pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi acuan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan audit dengan mengendalikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay, sehingga lamanya audit delay dapat dikurangi dan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan oleh perusahaan tercatat dapat diperbesar. Segala proses dan hasil penelitian yang akan dicapai akan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan di bidang audit, khususnya mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lamanya audit delay pada perusahaan tercatat.

Sistematika Penelitian

  • Pengertian Umum Auditing
  • Jenis-jenis Auditing
  • Standar Auditing
  • Opini Audit
  • Kantor Akuntan Publik
  • Proses Auditing

Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor harus menunjukkan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Gambar 2.1   Standar Auditing
Gambar 2.1 Standar Auditing

Regulasi Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Auditan di Indonesia

Melaksanakan

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay telah banyak dilakukan oleh para peneliti di berbagai negara. Masing-masing peneliti menguji berbagai faktor karakteristik perusahaan yang dianggap mempengaruhi lamanya audit delay sesuai dengan kondisi negaranya masing-masing. Penundaan audit signifikan menurut jenis opini auditor, laba atau rugi perusahaan, dan jenis industri.

Audit backlog berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ukuran perusahaan, berpengaruh negatif tidak signifikan.

Rerangka Pemikiran

Pengaruh Faktor Atribut Perusahaan Terhadap Audit lag .1 Ukuran Perusahaan

  • Laba rugi
  • Opini Audit
  • Ukuran Kantor Akuntan Publik

Sugiharto (2005) gagal menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara panjang audit lag dan ukuran perusahaan seperti yang dihipotesiskan dalam penelitiannya. Selain itu, penelitian Rachmawati (2008) menyimpulkan bahwa perusahaan yang memprediksi kerugian cenderung memiliki audit lag yang lebih lama. Ho5 : Ukuran perusahaan, laba rugi, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya audit lag.

Ha5 : Ukuran perusahaan, laba rugi, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap lamanya audit delay.

Populasi dan Sampel

Pemilihan sampel penelitian pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2008 hingga 2010 didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, adanya aturan bagi perusahaan publik yang terdaftar di BEI, yang mewajibkan audit laporan keuangan perusahaan oleh auditor independen. Selain itu, pemilihan sampel survei pada perusahaan dengan periode pelaporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember bertujuan untuk memastikan bahwa data sampel tidak mencakup sebagian laporan keuangan.

Perusahaan-perusahaan di industri minuman yang terdaftar di BEI (4) masing-masing dari tahun 2008 hingga 2010.

Jenis dan Sumber Data

Jika laporan audit independen perusahaan sampel tidak tersedia dalam laporan keuangan publikasi perusahaan selama satu tahun, maka data tersebut dianggap hilang nilai. Opini auditor independen diperoleh dari data OSIRIS dan laporan auditor independen yang menyertai laporan keuangan auditan. Tanggal laporan auditor independen diambil dari laporan auditor independen yang menyertai laporan keuangan yang telah diaudit.

Jika laporan audit independen perusahaan sampel tidak tersedia dalam laporan keuangan publikasi perusahaan selama satu tahun, data audit lag dianggap sebagai nilai yang hilang.

Variabel Penelitian

  • Variabel Terikat (Dependent Variable)
  • Variabel Bebas (Independent Variable) .1 Ukuran Perusahaan (X 1 )
    • Laba Rugi (X 2 )
    • Opini Audit (X 3 )
    • Ukuran Kantor Akuntan Publik (X 4 )

Sedangkan seperti pada penelitian Galih Seta Perdhana (2009), Carslaw dan Kaplan (1991), Hossain dan Taylor (1998), Ahmad dan Kamarudin (2003), Ratnawaty dan Sugiharto (2005), Almosa dan Alabbas (2007), Al -Ajmi (2008) dan Rachmawati (2008) menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan dalam penelitiannya. Dengan pertimbangan tersebut maka proksi yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah nilai total aset. Dalam penelitian Ahmad dan Kamarudin yang dikutip oleh Galih Seta Perdhana (2009), audit backlog berhubungan positif dengan perusahaan menghasilkan laba negatif.

KAP besar dikaitkan dengan variabel dummy dimana perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan 'Big Four' diberi nilai '1'.

Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini, akuntan independen dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu KAP Big Four (Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, Klynveld Peat Marwick Goerdeler dan Pricewaterhouse Cooper) dan KAP non-big four.

Model Penelitian

Model ini dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel terikat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas. X4 = Ukuran Kantor Akuntan Publik (1 untuk KAP yang diasosiasikan dengan big four dan 0 untuk KAP lainnya) β1, β2, β3, β4 = koefisien variabel independen. Namun untuk menguji lebih akurat diperlukan alat analisis dan Eviews yang menggunakan dua metode yaitu histogram dan uji Jarque-Bera.

Pengujian BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)

  • Uji Multikolinearitas
  • Uji Heteroskedastisitas
  • Uji Autokorelasi

Jika nilai korelasinya lebih besar dari 0,85 maka dapat disimpulkan terdapat multikolinearitas yang kuat antar variabel independen. Jika terdapat multikolinearitas pada model regresi, maka variabel independen yang memiliki multikolinearitas akan dikeluarkan dari model regresi kemudian diidentifikasi variabel independen lain yang tidak memiliki multikolinearitas untuk membantu penelitian. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan varians model regresi antara residu observasi yang satu dibandingkan dengan observasi yang lain.

Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan sebanyak empat variabel dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% dan jumlah data sampel yang digunakan sebanyak 51, dari data 17 perusahaan pada tahun 2010 dan 2010.

  • Uji R 2 (Koefisien Determinasi)
  • Uji F

Tingkat signifikansi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah α = 5%, sehingga variabel independen secara individu dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tersebut. Semakin besar nilai R2 (mendekati 1) maka model regresi tersebut semakin baik, artinya variabel independen secara keseluruhan dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin kecil nilai R2 (mendekati 0) berarti variabel independen secara keseluruhan kurang mampu menjelaskan variasi variabel dependen.

Variabel independen secara keseluruhan dikatakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen jika p-value (sig) lebih kecil dari tingkat signifikansi (α).

Analisis Statistik Deskriptif

Nilai rata-rata keuntungan seluruh perusahaan sampel adalah 24,86 dengan standar deviasi 2,06. Berdasarkan hasil statistik deskriptif diketahui rata-rata audit lag seluruh perusahaan sampel adalah 76,85 hari dengan standar deviasi 5,55 hari. Lama audit delay maksimum pada perusahaan sampel adalah 84 hari, sedangkan lama audit delay pada perusahaan paling kecil.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif diketahui rata-rata lama audit delay seluruh perusahaan sampel adalah 75,61 hari dengan standar deviasi 8,82 hari.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif terhadap audit lag pada tabel 4.2, tabel 4,3, dan  tebel 4.4, dapat diketahui juga bahwa jumlah perusahaan sampel yang menerima opini wajar  tanpa  pengecualian  (unquailified)  dalam  periode  2008-2010  adalah  sama
Berdasarkan hasil statistik deskriptif terhadap audit lag pada tabel 4.2, tabel 4,3, dan tebel 4.4, dapat diketahui juga bahwa jumlah perusahaan sampel yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (unquailified) dalam periode 2008-2010 adalah sama

Analisis Lamanya Audit Lag Menurut Regulasi

Berdasarkan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep/36/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, setiap emiten dan perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah mulai berlaku di BEI wajib menyampaikan laporan keuangan berkala. laporan, mis. laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan setengah tahunan. Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan yang mempunyai pendapat umum dan disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan hasil statistik deskriptif, rata-rata lama audit delay pada perusahaan sampel masih dalam batas penyampaian laporan keuangan ke BAPEPAM.

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu menyampaikan laporan keuangan tepat waktu sesuai ketentuan BAPEPAM.

Model Penelitian

Namun nilai audit delay maksimal 94 hari menunjukkan masih terdapat penyimpangan yang besar terhadap ketentuan BAPEPAM. KAP = ukuran kantor akuntan publik (1 untuk KAP yang terafiliasi dengan Big Four dan 0 untuk KAP yang tidak terafiliasi dengan Big Four).

Normalitas Data

Uji BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) .1 Uji Multikolinearitas

  • Uji Heteroskedastisitas
  • Uji Autokorelasi

Dan terlihat juga bahwa korelasi antara total aset dengan probabilitasnya menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,244, korelasi laba rugi dengan probabilitasnya menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,199, dan korelasi antara opini audit dengan probabilitasnya menghasilkan signifikansi. nilai. sebesar 0,530 dan korelasi ukuran KAP dengan probabilitasnya menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,186. Karena nilai signifikansi korelasi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa regresi tidak ada masalah. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara faktor-faktor residual pada periode t dan periode t-1 dalam model regresi, sehingga dua variabel yang tidak berhubungan dapat dihubungkan.

Jadi dengan melakukan ancaman tersebut maka regresi yang semula menimbulkan masalah autokorelasi menjadi normal dan tidak ada masalah autokorelasi.

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot

Model Penelitian .1 Hasil Uji t

  • Hasil Uji R 2 (Koefisien Determinasi)
  • Hasil Uji F

Sedangkan tiga variabel independen lain yang diuji dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh signifikan secara individual terhadap lama audit delay yaitu ukuran perusahaan, laba dan opini audit. Artinya seluruh variabel independen (total aset, laba, opini audit dan ukuran KAP) dalam model regresi mampu menjelaskan 45,5% variasi variabel dependen (audit delay), sedangkan sisanya sebesar 54,5% dijelaskan oleh faktor lain. daripada dimasukkan dalam model regresi.

Tabel 4.11  R-Squared
Tabel 4.11 R-Squared

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Lag

  • Analisis Hasil Penelitian Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Lag Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (yang diproksikan

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang dikembangkan, namun konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) yang menemukan adanya pengaruh negatif antara ukuran perusahaan terhadap lamanya audit delay. Dengan demikian, penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh positif yang signifikan antara variabel ukuran perusahaan terhadap lamanya audit delay. Namun penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan (yang didasarkan pada total aset) mempunyai pengaruh negatif terhadap audit delay.

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pengendalian internal perusahaan publik dan biaya audit juga mempengaruhi signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya audit delay.

Pengaruh Laba Rugi Terhadap Audit Lag

  • Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Laba Rugi Terhadap Audit Lag (Ha2) Pada bab awal penelitian, hipotesis mengenai pengaruh laba rugi terhadap lamanya
  • Analisis Hasil Penelitian Pengaruh Laba Rugi Terhadap Audit Lag

Artinya dalam model regresi penelitian ini variabel laba rugi mempunyai pengaruh positif terhadap lamanya audit delay. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh negatif yang signifikan antara variabel laba rugi terhadap lamanya audit delay. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba rugi mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap lamanya audit delay.

Oleh karena itu kelengkapan bukti pendukung menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi signifikansi laba rugi terhadap lamanya audit delay.

Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Lag

  • Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Lag (Ha3) Pada bab awal penelitian, hipotesis mengenai pengaruh opini audit terhadap lamanya
  • Analisis Hasil Penelitian Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Lag

Artinya dalam model regresi penelitian ini variabel tanpa syarat audit endorsement mempunyai pengaruh positif terhadap lamanya audit delay. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesimpulan wajar tanpa pengecualian mempunyai pengaruh positif yang dapat diabaikan terhadap lamanya audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya hubungan auditor dengan klien atau pergantian auditor juga mempengaruhi signifikansi pengaruh audit terhadap lamanya audit delay.

Dengan memasukkan kedua faktor tersebut, maka akan berpotensi untuk menangkap signifikansi dampak opini audit terhadap durasi audit delay.

Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Lag

  • Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Lag (Ha4)
  • Analisis Hasil Penelitian Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Lag

Perusahaan yang diaudit oleh KAP besar (proksi KAP yang terkait dengan empat KAP besar) cenderung menghasilkan audit delay yang singkat dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa audit delay cenderung lebih singkat pada perusahaan yang diaudit oleh KAP besar. Ahmad dan Kamarudin (2003) menjelaskan bahwa KAP yang besar dapat merencanakan audit dengan lebih baik dibandingkan KAP yang lebih kecil.

Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan KAP besar untuk melakukan audit lebih cepat dibandingkan dengan PD kecil.

Implikasi Manajerial

Dengan menggunakan prosedur analitis, transaksi atau saldo akun dapat ditinjau dan laporan dicetak untuk item-item yang tidak biasa dengan cara yang lebih efisien menggunakan komputer dibandingkan dengan metode manual. Penerapan TABK yang lebih baik pada KAP besar dibandingkan KAP kecil menghasilkan peningkatan efektivitas dan efisiensi prosedur audit. Misalnya dengan membuat program yang telah dirancang maka akan mampu memproses seluruh peristiwa audit.

Poin kedua, auditor diharapkan mendapat pelatihan khusus dan jam terbang yang lebih banyak sehingga auditor mampu melakukan audit lebih cepat dan akurat.

Kesimpulan

Ukuran perusahaan, laba, opini audit, ukuran KAP secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya audit delay.

Batasan Penelitian

Saran

Referensi

Dokumen terkait