• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PADA DESA HUTAURUK KEBUPATEN TAPANULI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PADA DESA HUTAURUK KEBUPATEN TAPANULI UTARA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBN) diprioritaskan untuk menandai pelaksanaan pembangunan desa dan penguatan masyarakat. Pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri nomor 20 tahun 2018 adalah segala kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh pemerintah desa yaitu mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana keuangan desa dikelola oleh pemerintah desa, yaitu mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang akuntansi di sektor publik khususnya dalam pengelolaan dana desa yang diperoleh dari APBN kepada pemerintah desa. Desa berasal dari bahasa adat India Swadesi yang berarti tempat asal, tempat tinggi, tanah asal atau tanah leluhur yang mengacu pada kesatuan hidup dengan norma yang menyatu dan memiliki batas-batas yang jelas.

Kata "desa" berasal dari bahasa Sanskerta, desshi, yang berarti tanah air, kampung halaman atau tempat lahir. Kata “Desa” sendiri berasal dari bahasa India yaitu “swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negara asal atau tanah leluhur, yang mengacu pada satu kesatuan standar dan memiliki batas-batas yang jelas. Badan desa adalah kepala desa yang disebut dengan nama lain dibantu oleh perangkat desa sebagai bagian dari dewan desa bersama dengan dewan desa.

6 Tahun 2014 tentang Kota yang menjelaskan bahwa mulai tahun 2015 dan seterusnya kota mendapat dana sebesar 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Karakteristik Desa

Berdasarkan UU Desa No. 6 Tahun 2014, pasal 72 ayat 3 menyebutkan bahwa dana perimbangan yang akan diterima Kabupaten/Kota paling sedikit 10% disalurkan langsung ke desa. Pendapatan bagi desa dan perangkat desa diatur dengan jelas sesuai dengan undang-undang desa no. 6 of 66. Penghasilan bagi desa dan perangkat desa akan ada kejelasan gaji berupa gaji tetap setiap bulan.

Peranan kelompok primer sangat besar

Faktor-faktor geografis sangat menentukan pembentukan kelompok masyarakat

Keluarga lebih ditekankan kepada fungsinya sebagai unit ekonomi

Tujuan Desa

Memberikan pengakuan dan penghormatan kepada desa-desa yang telah ada sebelum dan sesudah berdirinya negara kesatuan Indonesia. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum bagi desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat desa untuk mengembangkan potensi dan sumber daya untuk kemakmuran bersama.

Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat desa untuk mewujudkan masyarakat desa yang mampu menjaga kohesi sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional.

Kewenangan Desa

Anggaran Belanja dan Pendapatan Desa (APBDesa) 1. APBDesa

  • Struktur APBDesa
  • Penyusunan Rencangan APBDesa
  • Pelaksanaan APBDesa
  • Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
  • Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa

Kegiatan pemerintah desa berupa pelayanan, pembangunan, dan perlindungan warga pada tahun berjalan dianggarkan sedemikian rupa sehingga dapat dipastikan dapat dilaksanakan. Dengan kata lain, tanpa APB Desa, pemerintah desa tidak dapat melaksanakan program dan kegiatan pelayanan publik. Pendapatan desa meliputi semua uang yang diterima melalui rekening desa yang merupakan hak desa selama 1 tahun anggaran yang tidak lagi dibayarkan oleh desa.

Belanja desa merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan dikembalikan kepada desa. Dana desa meliputi semua penerimaan yang harus dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang harus dibayar kembali, baik pada tahun anggaran berjalan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Setelah dilantik, Kades harus menyusun RPJMDes dengan visi dan misi seperti saat kampanye paling lambat 3 bulan.

Kepala desa bersama BPD menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa berdasarkan hasil musyawarah rencana pembangunan desa. Selanjutnya sekretaris desa menyampaikan rencana peraturan desa tentang APB Desa kepada kepala desa untuk disetujui. Kemudian kepala desa menyerahkan rancangan peraturan desa tersebut kepada BPD untuk dibahas bersama guna mendapatkan persetujuan bersama.

Rancangan peraturan desa tentang APB Desa yang telah disepakati bersama sebelum ditetapkan oleh desa harus disampaikan kepada bupati/ketua untuk dievaluasi paling lambat 3 hari kerja. Program dan kegiatan yang masuk ke desa merupakan sumber pendapatan dan pendapatan desa dan wajib dicatat dalam anggaran desa. Pengembalian kelebihan pendapatan desa dilakukan dengan membebankan pendapatan desa yang bersangkutan untuk pengembalian pendapatan desa yang terjadi pada tahun yang sama.

Penetapan bendahara desa harus dilakukan sebelum awal tahun anggaran yang bersangkutan dan berdasarkan keputusan desa. Berdasarkan kesepakatan kepala desa dengan BPD, rancangan peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dapat ditetapkan sebagai peraturan desa. Peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa dan keputusan kepada desa tentang informasi pertanggungjawaban kepada desa diserahkan kepada bupati/walikota melalui camat.

Siklus dan Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa

  • Siklus
  • Pengelolaan Keuangan Desa
  • Tahapan-tahapan 1 Perencanaan
    • Pelaksanaan
    • Penatausahaan
    • Pelaporan
    • Pertanggungjawaban

Keuangan desa berdasarkan UU Desa adalah segala hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut menghasilkan pendapatan, pengeluaran, pembiayaan yang harus diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik. Siklus Pengelolaan Keuangan Desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, dengan jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Dalam Permendagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Perekonomian Desa dijelaskan bahwa perekonomian desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan perekonomian desa. Untuk mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, maka pengelolaan keuangan desa dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi serta dilakukan secara tertib dan anggaran. Pengelolaan Keuangan Desa, diselenggarakan dalam 1 tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember (Pasal 2 Permendagri No. 37 Tahun 2007).

Akuntansi desa adalah pencatatan proses transaksi yang terjadi di desa, dibuktikan dengan catatan dan kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan keuangan sehingga akan menghasilkan informasi dalam laporan keuangan yang digunakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan desa. 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, menjelaskan bahwa perencanaan pengelolaan keuangan desa adalah merencanakan pendapatan dan belanja kewenangan desa pada tahun anggaran yang dianggarkan dalam APBD. Sekretaris Desa mengkoordinasikan penyusunan APB Desa berdasarkan RCP Desa tahun yang bersangkutan dan pedoman penyusunan APB Desa yang diatur setiap tahun dengan peraturan Bupati/Walikota.

Rancangan BPV Desa yang telah disusun adalah Rancangan Peraturan Desa tentang BPV Desa. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan desa adalah penerimaan dan pengeluaran desa yang dilakukan melalui rekening uang desa di bank yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota. Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 untuk pengelolaan keuangan desa, penatausahaan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan sebagai pelaksana fungsi perbendaharaan.

Bendahara adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, membayarkan, dan mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam pelaksanaan anggaran desa. Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018, Pasal 68 tentang Pengelolaan Keuangan Desa Lurah menyampaikan kepada Bupati/Walikota laporan pelaksanaan APB semester I desa kepada Bupati/Walikota Kota. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas laporan pelaksanaan BPV desa dan laporan realisasi kegiatan.

Penelitian Terdahulu No Penelitian

Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 merupakan bagian dari laporan Pemerintahan Desa pada akhir tahun anggaran. Bupati/walikota menyampaikan laporan konsolidasi pelaksanaan APB Desa kepada Menteri oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pemerintahan Desa paling lambat minggu kedua bulan April tahun berjalan. Hasil dari penelitian ini adalah pengelolaan APBD Kota Lubuk Sakat telah disusun dan berjalan dengan baik.

Semua proses tersebut telah disahkan oleh pemerintah Lubuk Sakat dalam pengelolaan keuangan desa yang bersumber dari pendapatan desa, dana perimbangan, pajak dan pungutan lainnya serta sumber lainnya. Selain itu pengelolaan anggaran desa di Desa Lubuk Sakat secara administratif belum baik secara empiris karena banyak kendala dalam teknik pengelolaan keuangan Desa Lubuk Sakat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggambarkan fenomena atau kondisi tertentu.

Sesuai dengan namanya, penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara objektif tentang suatu fenomena tertentu. Studi deskriptif memberikan penelitian dengan beberapa informasi tentang kondisi sosial, misalnya untuk menggambarkan karakteristik tertentu dari sampel atau populasi penelitian”.12. Penelitian kualitatif sebagai alat manusia berfungsi untuk mendapatkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan tentang temuan.

Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang diungkapkan dalam bentuk kata dan kalimat. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan gambaran efisiensi pengelolaan keuangan di Desa Hutauruk Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

Objek Penelitian

Sumber Dan Jenis Data

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber informasi, yaitu hasil wawancara berupa penjelasan kepala desa, perangkat desa dan ketua BPD serta lembaga sosial desa tentang efektifitas pengelolaan keuangan desa. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari subyek yang diteliti, antara lain melalui studi pustaka, keputusan dan arsip/laporan berupa data keadaan umum lokasi penelitian, termasuk keadaan geografis dan berbagai dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan desa. . .

Defenisi Operasional

Pembukuan kas desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh Pemerintah Desa dengan tanda tangan teladan kepala desa dan kepala keuangan. Jumlah rekening uang desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 dilaporkan oleh sesepuh desa kepada Bupati/Walikota Kota. Bupati/Walikota melaporkan kepada Gubernur daftar nomor rekening kas desa dengan tembusan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Pemerintahan Desa.

Lurah menyampaikan kepada Bupati/Walikota laporan pelaksanaan APB semester I desa melalui camat.

Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Sampel

Skala Pengukuran

Untuk melakukan analisis kelompok keuangan Desa Hutauruk Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, penulis akan menggunakan teknik deskriptif dan kuantitatif dalam analisisnya yaitu rata-rata persentase. Untuk mengetahui apakah pengelolaan keuangan dilakukan oleh Desa Hutauruk Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara dengan kewenangan UU No.

Metode Pengumpulan Data

Metode Analsisi Data

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi dalam hal pengelolaan keuangan desa, komunikasi dengan masyarakat desa, ide kreatif yang dimiliki untuk mewujudkan kemandirian desa sangat dibutuhkan

World literature, as the present paper has been trying to clarify, can make a substantial and invaluable contribution to the hybridization and fraternization of different