• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Pengurangan Reject Start Pada Proses Pembuatan Pipa High Density Poly Ethylene Diameter 1.000 mm PN6

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analisis Pengurangan Reject Start Pada Proses Pembuatan Pipa High Density Poly Ethylene Diameter 1.000 mm PN6"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING, MANUFACTURES, MATERIALS AND ENERGY

DOI: 10.31289/jmemme.v7i1.9282 Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jmemme

Analisis Pengurangan Reject Start pada Proses Pembuatan Pipa High Density Poly Ethylene Diameter 1.000 mm PN6

Analysis of Reducing of Reject Start in the Production of 1,000 mm PN6 High Density Polyethylene Pipe

Khoidul Umam1, Wilarso1*, Asep Saepudin, Asep Dharmanto, Hilman Sholih, Aswin Domodite

1Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi, Indonesia

Diterima: 21-03-2023 Disetujui: 27-04-2023 Dipublikasikan: 30-05-2023

*Corresponding author: wilarso09@gmail.com Abstrak

Proses produksi pembuatan pipa HDPE (High Density Poly Ethylene) yaitu terbuat dari bahan plastik jenis High Density Poly Ethylene yang memiliki melt temperatur 210 s.d 270ºC menggunakan mesin Extruder plastik.

Perusahaan selalu berupaya agar menghasilkan produk yang baik dan menekan kerusakan produk atau Reject. Salah satunya adalah Reject Start, Reject Start merupakan Reject yang tidak dapat dihindari pada proses produksi pipa HDPE, tetapi Reject ini memiliki standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pada proses produksi Pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 mengalami kendala Reject Start yang melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 10.789 kg, sedangkan yang terjadi adalah 18.339 kg. Selisihnya yaitu 7.550 kg, jika dipersentasekan adalah 170 %. Melihat permasalahan yang terjadi di atas, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab terjadinya Reject Start melebihi standar yang telah ditentukan. Analisis dilakukan menggunakan metode Fishbone Analysis yang akan mengetahui bagian penyebab-penyebab mana saja yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya Reject Start melebihi standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan Reject Start di Line Extruder Nomor 07. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa masalah Reject Start di Line Extruder 07 mengalami penurunan yakni sebelum perbaikan adalah 170 % menjadi 46,6 % setelah perbaikan.

Kata Kunci: Extruder; reject start; pipa HDPE; fishbone analysis

Abstract

The production process for making HDPE (High Density Poly Ethylene) pipes is made of High Density Poly Ethylene plastic which has a melt temperature of 210 to 270ºC using a plastic extruder machine. The company always strives to produce good products and reduce product damage or rejection. One of them is Reject Start, Reject Start is an unavoidable Reject in the HDPE pipe production process, but this Reject has a standard that has been determined by the company. In the production process of 1000 mm diameter HDPE pipe PN6 in Line Extruder 07 experienced a Reject Start problem which exceeded the standard set by the company, namely 10,789 kg, while what happened was 18,339 kg. The difference is 7,550 kg, if the percentage is 170%. Seeing the problems that occurred above, it is necessary to do an analysis to find out the cause of the Reject Start exceeding the predetermined standard. The analysis is carried out using the Fishbone Analysis method which will find out which parts of the causes are very influential on the occurrence of Reject Start exceeding the standards set by the company. This research is expected to reduce Reject Start in Line Extruder Number 07. From the results of the study it can be seen that the Reject Start problem in Line Extruder 07 has decreased, namely before the repair is 170% to 46.6% after repair

Keywords: Extruder; reject start; HDPE pipe; fishbone analysis

How to Cite: Umam, K. 2023, Analisis Pengurangan Reject Start pada Proses Pembuatan Pipa High Density Poly Ethylene Diameter 1.000 mm PN6, JMEMME (Journal of Mechanical Engineering, Manufactures, Materials and Energy), 7 (1): 79-94.

(2)

PENDAHULUAN

Dalam dunia bisnis, kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah mampu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi yang dapat memuaskan konsumen dan mampu bersaing dengan kompetitor [1][2]. Oleh karena itu, menjaga kualitas produk menjadi fokus dari visi dan misi perusahaan. Namun, perusahaan tidak bisa berhenti disitu saja, karena pada kenyataanya masih ada produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau produk dibawah standar. Masalah ini menjadi isu yang harus diperhatikan perusahaan [3].

Untuk mengatasi masalah produk yang tidak memenuhi standar, perusahaan perlu mempertajam sistem kontrol kualitas. Sistem ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengidentifikasi dan memperbaiki produk yang tidak memenuhi spesifikasi sebelum dijual ke konsumen [4]–[6]. Sistem kontrol kualitas yang baik harus terdiri dari beberapa tahapan mulai dari pengujian bahan baku hingga pengujian produk akhir. Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa proses produksi dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar yang ditentukan. Peningkatan sistem kontrol kualitas akan membantu perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memperbaiki reputasi perusahaan dalam jangka panjang [7]–[10]. Dengan demikian, memastikan kualitas produk menjadi prioritas bagi perusahaan agar dapat memenuhi harapan konsumen dan memenangkan persaingan di pasar yang semakin ketat.

PT XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur pipa uPVC, HDPE, MDPE, PP-R dan Fitting terkemuka di Indonesia. Salah satu produk pipa yang dihasilkan adalah pipa HDPE (High Density Poly Ethylene) [1]. Pipa HDPE adalah pipa termoplastik yang terbuat dari bahan yang dapat meleleh dan dibentuk ulang [11]. Pipa HDPE atau pipa PE-100 ini mempunyai karakteristik keras, fleksibel, dan tahan lama [12].

Proses produksi pipa HDPE menggunakan mesin Extruder, Extruder pipa plastik merupakan mesin yang digunakan untuk menghasilkan pipa dengan berbagai ukuran [13]. Proses produksi pipa HDPE didasarkan pada Work Order, setiap pipa yang diproduksi memiliki spesifikasi yang berbeda-beda disesuaikan dengan pesanan konsumen [14].

Dalam kegiatan produksinya, perusahaan selalu berupaya agar menghasilkan produk yang baik dan mengurangi produk Reject [15]. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah Reject Start yang melebihi standar yang telah ditentukan oleh

(3)

perusahaan [16]. Reject Start yaitu Reject yang terjadi pada saat awal proses produksi pipa HDPE, dimulai dari penyambungan pipa dengan pipa tarikan sampai pipa terbentuk.

Reject Start pada proses pembuatan pipa HDPE merupakan Reject yang tidak dapat dihindari, tetapi Reject ini memiliki standar yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah Reject Start adalah dengan meningkatkan kualitas bahan baku [17]–[19]. Perusahaan harus memastikan bahwa bahan baku yang digunakan untuk produksi pipa HDPE memenuhi standar yang telah ditetapkan. Jika bahan baku yang digunakan tidak memenuhi standar, maka kemungkinan besar akan terjadi peningkatan tingkat Reject pada awal proses produksi.

Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses produksi pipa HDPE berfungsi dengan baik dan selalu terjaga kebersihannya. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa tingkat Reject Start dapat ditekan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan [20]–[22].

Namun, meningkatkan kualitas bahan baku dan menjaga peralatan produksi saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah Reject Start. Perusahaan juga harus memperkuat sistem pengendalian mutu untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan [23]–[25]. Sistem pengendalian mutu harus terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari pengujian bahan baku hingga pengujian produk akhir. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan pelatihan kepada staf produksi mengenai pentingnya menjaga kualitas dan memperbaiki proses produksi secara terus-menerus. Dengan demikian, tingkat Reject Start dapat ditekan dan perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi secara konsisten [26]–

[28].

Secara keseluruhan, Reject Start merupakan masalah yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak di bidang produksi. Namun, dengan meningkatkan kualitas bahan baku, menjaga peralatan produksi, dan memperkuat sistem pengendalian mutu, perusahaan dapat mengatasi masalah Reject Start dan meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan [29], [30]. Perusahaan juga harus memastikan bahwa semua staf produksi memahami pentingnya menjaga kualitas produk dan memperbaiki proses produksi secara terus-menerus untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi secara konsisten [31], [32].

(4)

Tujuan penelitian ini ialah: (1) menganalisis pengaruh perancangan, pemilihan bahan, dan proses pembuatan yang tepat terhadap hasil akhir alat pemanggang berbahan bakar gas portabel, agar alat dapat berfungsi dengan baik, memiliki standar keamanan yang baik, dan mudah digunakan, (2) mengevaluasi hasil dari pembuatan alat pemanggang berbahan bakar gas portabel dengan memeriksa apakah alat yang telah dibuat sesuai dengan desain dan dapat bekerja dengan maksimal sesuai hasil pengukuran, dan (3) menentukan waktu optimal dalam proses memanggang bahan makanan yaitu ayam dengan menggunakan alat pemanggang berbahan bakar gas portabel, agar mendapatkan hasil tingkat kematangan yang baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada proses pembuatan pipa HDPE di perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur pipa uPVC, HDPE, MDPE, PP-R dan Fitting terkemuka di Indonesia. Dalam melakukan pengumpulan data untuk dianalisis, penulis melakukan beberapa cara, diantaranya [33]: (1) Observasi Lapangan: Dengan melakukan pengumpulan data dengan melihat langsung kelapangan di bagian tempat yang dilakukan penelitian [34], (b) Wawancara: Penelitian ini dilakukan diskusi dengan pihak terkait perihal kegagalan penyebab reject start, dan (c) Studi Pustaka: Penelitian ini juga memerlukan data dari beberapa buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian [33].

Fokus penelitian ini memfokuskan pada faktor penyebab reject start pada pipa hdpe diameter 1.000 mm pn6 di line extruder 07 yang mengalami masalah, reject start yang melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 10.789 kg, sedangkan yang terjadi adalah 18.339 kg. Selisihnya yaitu 7.550 kg, jika di buat persentase maka 170 %.

Langkah-langkah kerja fokus penelitian ini yaitu tertuang dalam Analisis Untuk Mengurangi Reject Start Pada pipa HDPE (High Density Poly Ethylene) di Mesin Extruder menggunakan Metode Fishbone Analysis [15]. Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa hal terpenting dalam proses produksi pipa yaitu menekan jumlah Reject Start agar perusahaan mendapatkan efisiensi biaya produksi [2]. Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu diagram alir seperti pada gambar 1 [16].

(5)

Mulai Studi lapangan, flow proses pembuatan pipa HDPE

Identifikasi perumusan masalah

Pengumpulan data, 1) Data reject roduksi pipa HDPE, 2) Data histori start up

Data cukup...

Tidak

Cek data histori start up Standar/tidak standar Tidak perlu di

analisis Standar

Pengolahan data: 1) Data hasil produksi pipa, 2) Data

histori start up vs standar Tidak standar Menentukan prioritas

masalah dalam bentuk diagram pareto Menetapkan target

efektifitas Menentukan akar penyebab: 1)

fishbone analisis, 2) Brainstroming3) Metode 5W+H Penyusunan langkah

perbaikan menggunakan metode RCFA Implementasi perbaikan, 1)

Revisi check sheet, 2) Pembuatan parameter setting

Evaluasi Tidak

Kesimpulan Selesai

Gambar 1. Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 merupakan Sampel data Real yang diambil dari data 5 Line Extruder yang Running pada bulan Februari 2022. Selanjutnya dibuat grafik batang dengan jumlah Reject tertinggi di Line Extruder 07 yaitu 37.224 kg. Sebelumnya telah disampaikan bahwa total Reject di Line Extruder 07 adalah 37.224 kg, dari Jumlah Reject sebanyak 37.224 kg apabila dijabarkan menurut jenis Reject.

Tabel 1. Adalah penjabaran jenis-jenis Reject di Line Extruder 07, tabel 1 juga memperlihatkan %Reject Kumulatif dari masing-masing jenis reject. Untuk memudahkan dalam melihat Jenis Reject yang terjadi sesuai dengan tabel 1, maka langkah selanjutnya adalah membuat Diagram Pareto.

Gambar 2. Data reject 5 line extruder bulan Februari 2022

Tabel 1. Jenis Reject di Line Extruder 07 Kode

reject Jenis reject Jumlah

reject (kg) %

Reject % Reject kumulatif 37,224

15,787

11,566 9,235 8,189

- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000

Line Extruder 07 Line Extruder 06 Line Extruder 01 Line Extruder 13 Line Extruder 10

(6)

P19 Reject start up 24.656 66.2% 66.2%

A17 Pipa tebal tipis 3.777 10.1% 76.4%

P18 Ganti ukuran kecil 3.221 8.7% 85.0%

P24 Reject stop (cukup

order/standby) 2.751 7.4% 92.4%

P02 Main motor mati 1.306 3.5% 95.9%

P11 Mesin cutting rusak 857 2.3% 98.2%

P01 Material transport rusak 607 1.6% 99.9%

Q05 Sample test QC 51 0.1% 100.0%

Total Reject (kg)

Gambar 3. Diagram pareto jenis reject di line extruder 07

MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH

Untuk memudahkan dalam melihat Jenis Reject yang terjadi sesuai dengan tabel 1, maka langkah selanjutnya adalah membuat Diagram Pareto, dari Diagram Pareto di bawah ini dapat ditentukan masalah mana yang menjadi prioritas masalah dan harus segera diselesaikan, serta masalah mana yang dapat ditunda penyelesaiannya dari diagram pareto tersebut[16].

Gambar 3 terlihat bahwa 1 macam Reject saja persentasenya mencapai 66,2% dari keseluruhan Reject yang terjadi. Ini merupakan masalah paling dominan dan menjadi prioritas penanggulangan. Jika dapat mengatasi masalah Reject Start maka dapat mengatasi masalah sebesar 66,2% dari 100% permasalahan yang terjadi. Dari jumlah Reject Start yang terjadi di Line Extruder 07 yaitu 24.656 kg. Jika dijabarkan terdapat 2 kali proses Start dengan diameter dan tebal pipa yang berbeda. Data Start yang terjadi pada bulan Februari 2022 di Line Extruder 07 pada tabel 2.

24,656

3,777 3,221 2,751 1,306 857 607 51 66.2%

76.4% 85.0% 92.4% 95.9% 98.2% 99.9% 100.0%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

100.0%

- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000

Reject Start up

Pipa tebal tipis

Ganti Ukuran

kecil

Reject Stop (cukup

order)

Main motor mati

Mesin cutting rusak

Material transport rusak

Sample tes QC

P19 A17 P18 P24 P02 P11 P01 Q05

Jumlah Reject (Kg) % Reject Komulatif

(7)

Tabel 2 Pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 tanggal 17/02/2022 mengalami kendala Reject Start yang melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 10.789 kg, sedangkan yang terjadi adalah 18.339 kg. Selisihnya yaitu 7.550 kg jika dipersentasekan adalah 170%. Maksud dari % Pencapaian yaitu, Jika Persentase di bawah 100% maka Reject Start Up di bawah standar (masuk standar), jika Persentase diatas 100% artinya Reject Start melebihi standar. Gambar 4 menetapkan target efektivitas kerja menunjukan taraf tercapainya hasil. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai oleh karena itu pada penelitian ini ditetapkan target efektivitas sebelum dan sesudah proses perbaikan [16].

Untuk memudahkan dalam melihat akar masalah yang terjadi, maka langkah selanjutnya adalah membuat Diagram Fishbone [16]. Akar masalah yang akan dicari yaitu penyebab Reject Start pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 yang melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 10.789 kg, sedangkan yang terjadi adalah 18.339 kg. Selisihnya yaitu 7.550 kg, jika dibuat persentase maka 170 %.

Dalam menentukan sebab utama akar masalah tersebut sehingga masuk akal dengan situasi maka kategori-kategori yang digunakan dalam Analisis ini adalah, Mesin dan peralatan, Metode Kerja, Material, Manusia. Setiap kategori mempunyai sebab akibat yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming[35].

Tabel 2. Data reject start di line extruder 07 pada bulan Februari 2022 No Mesin Tanggal Item

product Uku

ran Aktua

l (kg) Standa r (kg)

Selisih aktual- Standa r (kg)

% Pencapaia

n

Statu s 1 Line

extrud er 07

02/02/2022 Pipa HDPE PN16 BK

5.8 M

800 mm 6316.5 15468 -9151.5 41% STD

2 17/02/2022 Pipa

HDPE PN6 BK 6

M

1000

mm 18339 10789 7550 170% Tidak STD Total Reject start di line extruder 0.7 (kg)

(8)

Gambar 4. Target penurunan reject start

Mesin & Peralatan Material

Metode Kerja

Manusia

Umur Mesin

Operator Lama / Baru

Yang Membuat

Mutu bahan baku tidak sesuai standar

Dies

Permukaan DIES

Baru/

Lama

Keahlian Kesungguhan

Pemasangan Biji Plastik

Umur Kualitas Bahan Penyimpanan

Waktu Tempat

Parameter Setting

Mesin Co-Ext

Reject Start Up melebihi standar Reject

Start Up

Ketidak pedulian

Low Pay Saran Tidak

di dengar

Heater Error Analisis Reject Start Up melebihi standar Reject Start Up

Kurang Komunikasi

Kurangnya Pemeliharaan Mesin Kontaminasi

kontrol

GAP Dies

Tersedia atau tidak

Checksheet sebelum Start Up

Output mesin

Perubahan Warna strip Pemanasan sudah

Tahap 3 Tetapi belum di Start Up Cek GAP dies pin sebelum

start

Cek GAP Dies Pin

Tersedia atau tidak Pipa tebal

tipis

Gambar 5. Fishbone analysis diagram

Gambar 5 yaitu proses analisis menggunakan metode Fishbone Diagram maka masalah terdeteksi dari metode kerja. Untuk mencari faktor utama pada akar masalah ini selanjutnya dilakukan sesi brainstorming fishbone diagram. Pada tabel 3 dijelaskan sebab akibat dari point yang ada di fishbone diagram [36].

Tabel 3. merupakan hasil dari sesi Brainstorming selanjutnya dibuat analisa 5W+1H dan tabel Root Causes of Failure Analysis. Pertanyaan mengapa yang berantai akan membantu mencari faktor utama dan detailnya. Untuk membantu dalam melakukan investigasi terhadap masalah yang terjadi dalam proses Start Up pipa HDPE digunakan Metode 5W + 1H:

170.0%

50.0%

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

120.0%

140.0%

160.0%

180.0%

Reject Start Sebelum Target

(9)

a. What (Apa): Pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 tanggal 17/02/2022 mengalami kendala Reject Start yang melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 10.789 kg, sedangkan yang terjadi adalah 18.339 kg. Selisihnya yaitu 7.550 kg jika dipersentasekan adalah 170%.

b. Why (Mengapa): Why 1 = Operator tidak melakukan pengisian checksheet kondisi mesin sebelum melakukan start pipa. Why 2 = Tebal pipa tidak tercapai dalam 2x panjang dies-Vacuum Tank (18 Meter), Standar tebal: 38,2 s.d 42,2 mm, sedangkan aktualnya: 42,5 s.d 45,5 mm. Why 3 = Belum ada parameter setting untuk produk tersebut, sehingga pada saat proses start up operator berulang kali setting mesin menyebabkan reject start melebihi standar.

c. Who (Siapa): Operator mesin Line Extruder 07.

d. Where (Dimana): Line Extruder 07 PT XYZ.

e. When (Kapan): Tanggal 17 Februari 2022.

f. How (Bagaimana) :

- Di lakukan analisis penyebab akar masalah yang terjadi menggunakan metode RCFA (Root Cause Failure Analysis). RCFA adalah metode pemecahan masalah menggunakan cara step by step dalam mengungkap penyebab dasar dari suatu kegagalan atau kerusakan. Metode RCFA bersifat reaktif karena hanya bisa dilakukan ketika suatu system atau peralatan sudah mengalami kegagalan. Root Cause adalah penyebab atau alasan yang paling dasar terjadinya suatu kerusakan atau kegagalan, jika dihilangkan, akan mencegah peristiwa kegagalan berulang kembali.

- Penyusunan langkah perbaikan (Implementasi perbaikan)

Tabel 4. RCFA (Root Causes of Failure Analysis) adalah metode analisis untuk mencari akar penyebab kegagalan. Pada tabel 5 menjelaskan tentang akar masalah penyebab reject start melebihi standar yaitu, tebal pipa tidak tercapai dalam dua kali tarikan (2x panjang Dies-Vacuum Tank) setelah dianalisis didapatkan potensi penyebab terjadinya Reject Start pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 melebihi standar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

(10)

Tabel 3. Sesi brainstorming fishbone diagram

Kemungkinan Akar Penyebab Diskusi

Akar Penyebab

?

MANUSIA

Yang membuat (Operator Lama/baru,

Keahlian dan Kesungguhan) Yang menjadi Operator mesin Line

Extruder 07 Operator senior No Kurang komunikasi Pada saat proses start berkomunikasi

dengan HT No

Ketidakpedulian Pemberian Gaji sesuai peraturan dan

masa kerja. No

MATERIAL

Mutu bahan baku tidak sesuai standar Material menggunakan material

murni (Asrene) No

Penyimpanan Material Penyimpanan material ditempat sesuai standar penyimpanan biji

plastik

No

Kontaminasi kontrol Material menggunakan material

murni (Asrene) No

MESIN DAN PERALATAN

Kondisi Dies

Kondisi dies dapat dipastikan bagus karena sudah ada check sheet

pemeriksaan kondisi Dies. No Umur Mesin Extruder 07

Kondisi Line Extruder 07 dalam keadaan baik dan siap untuk proses

produksi No

Mesin Co-ext (Mesin pendukung proses

produksi) Kondisi mesin tersebut dalam

keadaan baik No

Heater Dies Error (Panas tidak maksimal)

Sudah ada alarm jika panas mesin

tidak tercapai No

METODE KERJA

Cek GAP Dies Pin sebelum start up

GAP Dies hanya dicek setelah pemasangan Dies, Belum ada pengecekan ulang GAP Dies sebelum

Start Up.

No

Pemanasan sudah maksimal tetapi tidak

di Start Up Sudah ada alarm jika panas mesin

sudah tercapai No

Ketersediaan Parameter Setting untuk produk tersebut

Belum ada parameter setting untuk produk tersebut, sehingga pada saat

proses start up operator berulang kali setting mesin menyebabkan

Reject Start melebihi standar.

Yes

Check Sheet Sebelum start Form Check Sheet kondisi mesin sebelum start terlalu rumit, sehingga

operator jarang untuk mengisi

Yes

Tebal Pipa

Tebal pipa tidak tercapai dalam 2 kali panjang Dies-Vacuum Tank Kalibrasi (18 Meter) Aktual tebal : 42,5 s.d 45,5

mm, Standarnya 38,5 - 42,2 mm.

Yes

(11)

1. MANUSIA: Pada kasus ini ditemukan permasalahan operator tidak melakukan pengisian Check Sheet kondisi mesin sebelum start. Setelah dianalisis lebih lanjut Check Sheet kondisi mesin sebelum start yang ada tidak efektif dan efisien (rumit) dalam proses pengisian sehingga operator tidak melakukan pengisian Check Sheet tersebut. Untuk langkah perbaikannya yaitu merevisi Check Sheet sebelum start agar operator mudah dalam pengisian.

Check Sheet kondisi mesin sebelum start adalah Check Sheet yang digunakan untuk memeriksa baik secara visual maupun menggunakan alat ukur bagaimana kondisi mesin extruder sebelum proses start up. Jika dalam pengisian Check Sheet ditemukan kondisi tidak sesuai, maka proses start up di tunda dan dilakukan perbaikan terlebih dahulu terhadap kondisi mesin yang tidak sesuai. Atau dalam kata lain Check Sheet kondisi mesin sebelum start berisi tentang daftar tindakan atau hasil tindakan yang akan dicentang ketika telah selesai dilakukan.

2. METODE: Tidak adanya pencatatan settingan mesin pada saat produk tersebut running sehingga operator tidak memiliki parameter setting. Hal ini mengakibatkan pada saat proses start pipa operator tidak konsisten dalam penggunaan data settingan mesin hal ini membuat bertambahnya jumlah reject start yang ada. Pembuatan parameter setting tiap produk akan membantu operator pada saat setting mesin, sehingga setingan mesin akurat dan ketika ada masalah cepat dalam penanganan perbaikan.

IMPLEMENTASI PERBAIKAN

Tahap Implementasi perbaikan, tujuan dari tahap ini adalah memberi solusi perbaikan sesuai akar permasalahan yang telah ditemukan pada tahap mencari akar penyebab masalah. Pada tahap implementasi perbaikan hal yang harus dilakukan adalah mengevaluasi aktivitas setelah perbaikan dengan cara melihat data penurunan reject start pada produk pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 setelah implementasi perbaikan dilaksanakan. Implementasi perbaikan yang dapat dilakukan setelah mengetahui akar penyebab masalah sebagai berikut:

1. Merevisi Check Sheet kondisi mesin sebelum proses Start Up

(12)

Check Sheet kondisi mesin sebelum proses start up pada PT XYZ yang digunakan sekarang dirasa kurang efisien dan efektif (rumit) dalam pengisian, karena terlalu banyak kolom yang harus diisi dan untuk pengisian Gap Dies Pin tidak disebutkan posisi hanya diberi kolom. Dengan merevisi Check Sheet dengan format yang lebih sederhana diharapkan operator mudah dalam proses pengisian Check Sheet tersebut sehingga perusahaan mendapatkan data kondisi mesin sebelum start yang akurat.

Check Sheet setelah direvisi Check Sheet dibuat lebih simple dan terdapat tempat untuk pengisian Gap Dies Pin. Check Sheet kondisi mesin sebelum start setelah revisi berisi tentang daftar tindakan atau hasil tindakan yang akan dicentang ketika telah selesai dilakukan. Diharapkan operator selalu melakukan pengisian Check Sheet sebelum proses start up agar tidak terjadi masalah pada saat mesin sudah running.

2. Pembuatan Parameter Setting

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi Reject Start melebihi standar pada proses pembuatan pipa HDPE menggunakan mesin Extruder yaitu settingan mesin yang tidak tepat pada saat proses awal start. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat Parameter Setting Extruder untuk produk pipa dengan HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07. Parameter Setting dapat dibuat ketika produk tersebut running dan mesin sudah mengeluarkan produk hasil baik [37].

Mesin Extrusion yang digunakan merk Battenfeld. Terdapat 10 jenis settingan yang harus diinput ke mesin yaitu: Temperatur Barrel (ºC), Temperatur Die (ºC), Melt Temperatur (ºC), Back Pressure (Mpa/Bar), Rpm main motor (Rpm), Torsi main motor (Rpm), Length/Meter (Meter/Menit), Tempering Unit (ºC), Vacuum Tank (Bar), dan Gap Dies Pin (mm). Adapun standar dari masing-masing settingan yaitu:

1) Temperatur Barrel (ºC) = 180 s.d 200 ºC.

2) Temperatur Die (ºC) = 180 s.d 220 ºC.

3) Melt Temperatur (ºC) = 185 s.d 205 ºC.

4) Back Pressure (Mpa/Bar) = 15 s.d 30 Mpa/Bar.

5) Rpm main motor (Rpm) = 70 s.d 135 Rpm.

6) Torsi main motor (Rpm) = 70 s.d 90 Rpm.

7) Length/Meter (Meter/Menit) = 0,07 s.d 0,95 Meter/Menit.

8) Tempering Unit (ºC) = 180 s.d 200 ºC.

9) Vacuum Tank (Bar) = -0,25 s.d -0,55 Bar.

10) Gap Dies Pin (mm) = 49 s.d 53 mm.

(13)

Analisis menunjukan parameter setting proses terbaik untuk produk pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 ialah: Hasil pencatatan settingan mesin ketika mesin tersebut running dan sudah mengeluarkan mendapatkan hasil baik. Dengan adanya pencatatan parameter setting ini diharapkan dapat menjadi data atau patokan untuk operator dalam proses start up produk tersebut di kemudian hari. Berikut adalah keterangan dari parameter setting:

1) Temperatur Barrel Zone 1 s.d Zone 5 = 195ºC 2) Temperatur Die Zone 1 s.d Zone 29 = 190ºC 3) Melt Temperatur = 190ºC

4) Back Pressure = 20,6 Mpa/Bar

5) Rpm main motor = 70,9 rpm

6) Torsi main motor = 45 rpm

7) Length/Meter = 0,123 Meter/Menit

8) Tempering Unit = 185ºC

9) Vacuum Tank = -0,42 Bar

10) Gap Dies Pin = 49,5 s.d 52,8 mm.

Dengan adanya pencatatan parameter setting diharapkan setiap produk yang diproduksi oleh perusahaan XYZ mempunyai parameter setting masing-masing untuk mempermudah dan memperlancar proses produksi.

DATA EFEKTIFITAS SETELAH IMPLEMENTASI PERBAIKAN

Proses penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2022 sampai dengan bulan juli 2022. Pada bulan Februari fokus kepada Reject prioritas dan mencari akar masalah seta dilakukan proses implementasi perbaikan sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat.

Pada bulan Maret s.d juli 2022 dilakukan Evaluasi aktivitas implementasi setelah perbaikan.

Gambar 6 menjelaskan efektivitas sebelum dan sesudah perbaikan terlihat pada bulan Februari 2022 %Pencapaian Reject Start sebesar 170% setelah dilakukan implementasi perbaikan pada bulan Februari-Maret. Pada bulan Maret 2022 perusahaan mendapat Work Order produk pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 pada saat itu start up menggunakan data parameter setting dan Check Sheet kondisi mesin yang telah direvisi maka %pencapaian Reject Start menjadi 63,9 %. Tidak hanya berhenti disitu saja pada saat bulan Juli 2022 perusahaan mendapat Work Order lagi produk pipa HDPE diameter 1.000 mm PN6 di Line Extruder 07 dan proses start menggunakan parameter setting yang telah dibuat maka %pencapaian Reject Start menjadi 46,6 %.

(14)

Gambar 6. Grafik %pencapaian reject start bulan Februari, Maret, Juli

KESIMPULAN

Berdasarkan dari uraian analisis pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan secara keseluruhan bahwa pada rancang bangun alat pemanggang berbahan bakar gas portabel ini dapat beberapa kesimpulan yaitu: 1) Perancangan, pemilihan bahan dan proses pembuatan yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil akhir. Sehingga alat dapat berfungsi dengan baik dan memiliki standar keamanan yang baik serta mudah untuk digunakan. 2) Alat yang telah dibuat sesuai dengan yang di desain dan dapat bekerja dengan maksimal seperti di tunjukan pada hasil pengukuran. 3) Untuk proses memanggang bahan makanan yaitu ayam, membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk hasil tingkat kematangan yang baik.

REFERENSI

[1] Tamrin and J. Nurdiana, “The effect of recycled hdpe plastic additions on concrete performance,”

Recycling, vol. 6, no. 1, 2021, doi: 10.3390/recycling6010018.

[2] U. Saepudin and M. Derajat Amperajaya, “Upaya Mengurangi Jumlah Reject Pada Proses Produksi Carton Sheet Dengan Menggunakan Metode Six Sigma Di Pt. Kati Kartika Murni,” vol. 15, no. April, 2019.

[3] S. Abeysinghe, C. Gunasekara, C. Bandara, K. Nguyen, R. Dissanayake, and P. Mendis, “Engineering performance of concrete incorporated with recycled high-density polyethylene (HDPE)—A systematic review,” Polymers, vol. 13, no. 11. 2021. doi: 10.3390/polym13111885.

[4] J. Pang, N. Zhang, Q. Xiao, F. Qi, and X. Xue, “A new intelligent and data-driven product quality control system of industrial valve manufacturing process in CPS,” Comput. Commun., vol. 175, no.

2, pp. 25–34, 2021.

[5] A. J. Zulfikar, D. A. A. Ritonga, S. Pranoto, F. A. K. Nasution, Z. Arif, and J. Junaidi, “Analisis Kekuatan Mekanik Komposit Polimer Diperkuat Serbuk Kulit Kerang,” J. Rekayasa Mater.

Manufaktur dan Energi, vol. 6, no. 1, pp. 30–40, 2023.

[6] D. Derlini and A. J. Zulfikar, “Penyelidikan Kegagalan pada Alat Pemisah Karet Alam Jenis LRH 410,”

IRA J. Tek. Mesin dan Apl., vol. 1, no. 3, pp. 51–61, 2022.

170.0%

63.9%

46.6%

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

120.0%

140.0%

160.0%

180.0%

Februari Maret Juli

Target 50%

(15)

[7] F. K. Suessenbach, N. Makowski, M. Feickert, T. Gangnus, J. Tins, and B. B. Burckhardt, “A quality control system for ligand-binding assay of plasma renin activity: Proof-of-concept within a pharmacodynamic study,” J. Pharm. Biomed. Anal., vol. 181, no. 2, pp. 113–124, 2020.

[8] R. A. Purba, A. J. Zulfikar, and I. Iswandi, “Analisis Kekuatan Komposit Laminat Hybrid Jute E-Glass Berdasarkan Pola Kerusakan dengan Metode Split Tensile Test,” IRA J. Tek. Mesin dan Apl., vol. 1, no. 3, pp. 83–91, 2022.

[9] M. I. Tambusay, A. J. Zulfikar, and I. Iswandi, “Analisis Metode Split Tensile Test Komposit Laminat Hybrid Jute E-Glass Akibat Beban Tarik Beton Kolom Silinder,” IRA J. Tek. Mesin dan Apl., vol. 1, no. 2, pp. 45–54, 2022.

[10] A. J. Zulfikar, “The Flexural Strength of Artificial Laminate Composite Boards made from Banana Stems,” Budapest Int. Res. Exact Sci. J., vol. 2, no. 3, pp. 334–340, 2020.

[11] Kementerian Pekerjaan umum Dan Perumahan Rakyat, “Modul Pelaksanaan Pekerjaan Perpipaan,”

Pelaks. Pekerj. Perpipaan Pembang. SPAM, vol. 44, no. 1, pp. i–Vi, 2018.

[12] A. Rahmawati, “Pengaruh Penggunaan Plastik Polyethylene (Pe) Dan High Density Polyethylene (Hdpe) Pada Campuran Lataston-Wc Terhadap Karakteristik Marshall,” J. Ilm. Semesta Tek., vol.

18, no. 2, pp. 147–159, 2015.

[13] A. Wicaksana, “済無No Title No Title No Title,” Https://Medium.Com/, 2016.

[14] M. Amjadi and A. Fatemi, “Creep behavior and modeling of high-density polyethylene (HDPE),”

Polym. Test., vol. 94, 2021, doi: 10.1016/j.polymertesting.2020.107031.

[15] 2014 Garvin, “BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas,” Pengertian kualitas, pp. 6–26, 2001.

[16] A. I. Pratiwi and Y. A. Wibowo, “Pengendalian Kualitas Untuk Meminimasi Reject Start Di Mesin Extruder Menggunakan Metode Pdca Di Pt Wahana Duta Jaya Rucika,” Ind. Xplore, vol. 3, no. 1, pp.

1–15, 2018, doi: 10.36805/teknikindustri.v3i1.367.

[17] A. Ait-El-Cadi, A. Gharbi, K. Dhouib, and A. Artiba, “Integrated production, maintenance and quality control policy for unreliable manufacturing systems under dynamic inspection,” Int. J. Prod.

Econ., vol. 236, no. 4, pp. 108–120, 2021.

[18] M. A. Rasyid, A. J. Zulfikar, and I. Iswandi, “Analisis Kekuatan Tarik Komposit Laminat Jute Berdasarkan Pola Kerusakan Kolom Silinder Metode Split Tensile Test Analysis,” IRA J. Tek. Mesin dan Apl., vol. 1, no. 2, pp. 27–34, 2022.

[19] P. A. T. Lubis, A. J. Zulfikar, and I. Iswandi, “Analisis Kekuatan Tarik Belah Komposit Laminat Jute sebagai Penguat Beton Kolom Silinder Berdasarkan Metode Penyerapan Energi Bahan,” IRA J. Tek.

Mesin dan Apl., vol. 1, no. 2, pp. 55–64, 2022.

[20] M. Assid, A. Gharbi, and A. Hajji, “Production planning and control of unreliable hybrid manufacturing-remanufacturing systems with quality-based categorization of returns,” J. Clean.

Prod., vol. 312, no. 3, pp. 127–138, 2021.

[21] D. A. Siregar, A. J. Zulfikar, M. Y. R. Siahaan, and R. A. Siregar, “Analisis Kekuatan Tekan Selubung Komposit Laminat E-glass pada Beton Kolom Silinder dengan Metode Vacuum Bagging,” J.

Rekayasa Mater. Manufaktur dan Energi, vol. 5, no. 1, pp. 20–25, 2022.

[22] A. J. Zulfikar, M. Y. R. Siahaan, and R. B. Syahputra, “Analisis Signifikansi Roda Skateboard Berbahan Komposit Serbuk Batang Pisang Terhadap Perfoma Kecepatan Dengan Metode Anova,”

J. Rekayasa Mater. Manufaktur dan Energi, vol. 4, no. 2, pp. 83–90, 2021.

[23] L. M. Luh and A. Bertolotti, “Potential benefit of manipulating protein quality control systems in neurodegenerative diseases,” Curr. Opin. Neurobiol., vol. 61, no. 2, pp. 125–132, 2020.

[24] A. J. Zulfikar, M. Y. R. Siahaan, A. Irwan, F. A. K. Nasution, and D. A. A. Ritonga, “Analisis Kekuatan Mekanik Pipa Air dari Bahan Komposit Serbuk Kulit Kerang,” J. Rekayasa Mater. Manufaktur dan Energi, vol. 5, no. 2, pp. 83–93, 2022.

[25] N. Hidayat, “Analisis metode split tensile test komposit laminat jute terhadap kekuatan tarik belah beton kolom silinder,” Universitas Medan Area, 2022.

[26] S. Lata and Siddharth, “Sustainable and eco-friendly approach for controlling industrial wastewater quality imparting succour in water-energy nexus system,” Energy Nexus, vol. 3, no. 1, pp. 100–112, 2021.

[27] N. A. Mohd Radzuan, A. B. Sulong, and Iswandi, “Effect of multi-sized graphite filler on the mechanical properties and electrical conductivity,” Sains Malaysiana, vol. 50, no. 7, pp. 2025–2034, 2021, doi: 10.17576/jsm-2021-5007-17.

(16)

[28] Iswandi, A. B. Sulong, and T. Husaini, “Effects of Graphite/Polypropylene on the Electrical Conductivity of Manufactured Bipolar Plate,” Malaysian J. Anal. Sci., vol. 23, no. 2, pp. 1–7, 2019.

[29] S. M. Hadian, H. Farughi, and H. Rasay, “Joint planning of maintenance, buffer stock and quality control for unreliable, imperfect manufacturing systems,” Comput. Ind. Eng., vol. 157, no. 3, pp. 107–

121, 2021.

[30] Iswandi, J. Sahari, A. B. Sulong, and T. Husaini, “Critical Powder Loading and Rheological Properties of Polypropylene/Graphite Composite Feedstock for Bipolar Plate Application,” Malaysian J. Anal.

Sci., vol. 20, no. 3, pp. 687–696, 2016, doi: 10.17576/mjas-2016-2003-30.

[31] W. Wang, J. Xu, W. Zhang, B. Glamuzina, and X. Zhang, “Optimization and validation of the knowledge-based traceability system for quality control in fish waterless live transportation,” Food Control, vol. 122, no. 2, pp. 87–101, 2021.

[32] Iswandi, J. Sahari, and A. B. Sulong, “Effects of different particles sizes of graphite on the engineering properties of graphites/polypropylene composites on injection molding aplication,”

Key Eng. Mater., vol. 471–472, pp. 109–114, 2011, doi: 10.4028/www.scientific.net/KEM.471-472.109.

[33] E. D. Kartiningrum, “Panduan Penyusunan Studi Literatur,” Lemb. Penelit. dan Pengabdi. Masy.

Politek. Kesehat. Majapahit, Mojokerto, 2015.

[34] N. Rositha, “Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka,” Conv. Cent. Di Kota Tegal, no. 2013, p. 6, 2011.

[35] E. Surahman, A. Satrio, and H. Sofyan, “Kajian Teori Dalam Penelitian,” JKTP J. Kaji. Teknol.

Pendidik., vol. 3, no. 1, pp. 49–58, 2020, doi: 10.17977/um038v3i12019p049.

[36] D. K. Nayyira, “Diagram Fishbonde,” p., 2018.

[37] L. Techawinyutham, J. Tengsuthiwat, R. Srisuk, W. Techawinyutham, S. Mavinkere Rangappa, and S. Siengchin, “Recycled LDPE/PETG blends and HDPE/PETG blends: mechanical, thermal, and rheological properties,” J. Mater. Res. Technol., vol. 15, 2021, doi: 10.1016/j.jmrt.2021.09.052.

Referensi

Dokumen terkait

The descriptive qualitative method is used by the researcher in this study to describe how elementary school English teachers instruct young students in the language. The

This study examined trust community and their occupational safety and health behavior related to decompression sickness in Ethnic Bajo Divers.. This type of research was