• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Perbandingan Kapasitas Dukung Tiang Pancang Tunggal Berdasarkan Data SPT dan PDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Analisis Perbandingan Kapasitas Dukung Tiang Pancang Tunggal Berdasarkan Data SPT dan PDA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN: 2622-870X p-ISSN: 2622-8084

Analisis Perbandingan Kapasitas Dukung Tiang Pancang Tunggal Berdasarkan Data SPT dan PDA

Reny Pradista 1*, Laily Endah Fatmawati 1

1 Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Surabaya, Indonesia

* Corresponding author: [email protected]

Abstrak – Perhitungan perencanan kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal pada proyek pembangunan RS.

Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang tahap 3 menghasilkan nilai yang signifikan lebih kecil dari hasil uji PDA (Pile Driving Analyzer). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan satu metode saja pada masing-masing titik penyelidikan tanah. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui besaran nilai dan metode manakah yang paling mendekati hasil uji PDA (Pile Driving Analyzer). Metode penelitian menggunakan studi kasus perhitungan kapasitas dukung ultimit secara empiris berdasarkan SPT (Standard Penetration Test) dengan mempertimbangkan stratigrafi tanah (penggolongan dari 2 titik penyelidikan tanah) dan juga faktor adhesi (α). Kapasitas dukung ultimit diperhitungan menggunakan metode Meyerhof (1976) + 𝜶Tomlinson, Meyerhof (1976) + 𝜶 U.S. Army Corps, Vesic (1977) + 𝜶Tomlinson, dan Vesic (1977) + 𝜶 U.S. Army Corps. Kemudian dari hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan hasil perhitungan perencana (Luciano Decourt (1982)) dan hasil uji PDA (Pile Driving Analyzer). Berdasarkan analisis perhitungan didapat hasil dari metode kombinasi Meyerhof 1976 + α Tomlinson sebesar 506,20 ton, metode kombinasi Meyerhof 1976 + α U.S Army Corps sebesar 370,84 untuk metode Vesic 1977 + α Tomlinson sebesar 450,52 ton, dan untuk metode Vesic 1977 + α U.S Army Corps sebesar 315,16 ton. Berdasarkan hasil analisis perbandingan, maka didapat hasil penelitan bahwa metode yang paling mendekati hasil uji PDA (Pile Driving Analyzer ) ialah metode Vesic 1977 + α U.S Army dengan nilai kapasitas dukung ultimit yaitu 315,16 ton.

Kata kunci: Kapasitas dukung, SPT, PDA, faktor Adhesi Abstract – Calculation of planning the carrying capacity of a single pile foundation in a hospital construction project. Siti Khodijah Muhammadiyah Branch Throughout phase 3 produced significantly smaller values than the PDA (Pile Driving Analyzer) test results. The calculation is carried out using one method only at each point of soil investigation. The purpose of this study is to find out the amount of value and which method is closest to the results of the PDA (Pile Driving Analyzer) test. The research method uses a case study of empirical calculation of ultimate carrying capacity based on SPT (Standard Penetration Test) by considering soil stratigraphy (classification of 2 soil investigation points) and also adhesion factors (α). The ultimate carrying capacity was calculated using the methods of Meyerhof (1976) + αTomlinson, Meyerhof (1976) + α U.S. Army Corps, Vesic (1977) + αTomlinson, and Vesic (1977) + α U.S. Army Corps. Then the calculation results will be compared with the results of the planner's calculations

(Luciano Decourt (1982)) and the results of the PDA test (Pile Driving Analyzer). Based on the calculation analysis, the results of the Meyerhof 1976 + α Tomlinson combination method amounted to 506.20 tons, the Meyerhof 1976 + α U.S. Army Corps amounted to 370.84 for the Vesic 1977 + α Tomlinson amounted to 450.52 tons, and for the Vesic 1977 + α U.S. Army Corps amounted to 315.16 tons. Based on the results of the comparative analysis, it was obtained that the method closest to the PDA (Pile Driving Analyzer) test results was the Vesic 1977 + α U.S Army method with an ultimate carrying capacity value of 315.16 tons.

Keywords: Bearing Capacity, SPT, PDA, Adhesion factor 1. PENDAHULUAN

Pondasi tiang pancang merupakan pondasi dalam yang bagian-bagian konstruksinya terbuat dari kayu, beton, dan/atau baja, yang berfungsi sebagai struktur pentransfer beban-beban di atasnya ke permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah [1]. Persyaratan perencaanaan yang harus ditempuh dalam merencanakan suatu pondasi beberapa diantaranya ialah kapasitas dukung tanah yang akan dipondasi harus mampu menopang beban yang direncanakan, pondasi harus dirancang kuat untuk pencegahan penurunan dan rotasi yang berlebihan, dan penurunan setempat tidak lebih besar dari penurunan pondasi didekatnya [2]. Satu hal yang dapat dievaluasi dari persayaratan tersebut ketika proses pelaksanaan maupun setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi, khususnya pondasi tiang pancang ialah pengujian kapasitas dukung pada pondasi berdasarkan hasil uji tanah dan PDA (Pile Driving Analyzer)[3].

Dalam merencanakan perencanaan pondasi, dibutuhkan data tanah untuk mengetahui kapasitas dukung tanah berdasarkan sifat fisik dan mekanika tanah. Pada kasus kali ini, memiliki 2 titik penyelidikan tanah menggunakan SPT (Standard Penetration Test) dan dan 2 titik penyelidikan tanah menggunakan CPT (Cone Penetration Test). Akan tetapi pengujian tanah dengan CPT memiliki keterbatasan dalam menembus tanah keras, sehingga pengujian CPT tidak mencapai kedalaman sesuai dengan kedalaman rencana pondasi yakni 30m, dimana pada kedalaman tersebut merupakan jenis tanah lempung berlanau. Sebaliknya, pengujian SPT dapat menembus lapisan tanah keras dan dapat menyajikan data klasifikasi tanah yang lebih lengkap[4]. Oleh

(2)

karena itu, perencanaan pondasi berdasarkan data SPT (Standard Penetration Test).

Terdapat beberapa faktor akan pentingnya dilakukan analisis perbandingan kapasitas dukung tiang pancang, diantaranya : Pertama, dalam menghitung kapasitas dukung tiang, perencana menggunakan kedua titik penyelidikan tanah utuk menghitung kapasitas dukung pondasi tiang tunggal tanpa melakukan stratigrafi tanah dari kedua titik tersebut.

Stratigrafi (penggolongan) merupakan salah satu cara untuk representasi penyelidikan tanah pada 2 titik atau lebih menggunakan data hasil suatu pengujian tanah sehingga data- data tersebut menjadi satu kesatuan data yang dapat digunakan sebagai perencanaan desain pondasi berdasarkan kapasitas dukung maupun sifat dan karakteristik tanah [5]. Faktor kedua, nilai kapasitas dukung pondasi yang dihasilkan tersebut memiliki rentang yang jauh lebih kecil dari hasil pengujian PDA (Pile Driving Analyzer). Diketahui bangunan menggunakan pondasi kelompok tiang, salah satu faktor dalam menentukan jumlah tiang dalam satu kelompok tiang ialah dengan mempertimbangkan kapasitas dukung pondasi tiang tunggal. Semakin kecil nilai kapasitas dukung tiang pancang tunggal, akan semakin banyak jumlah tiang yang dibutuhkan dalam satu kelompok tiang. Begitu juga sebaliknya, dan semakin kecil nilai kapasitas dukung tiang pancang pondasi akan semakin besar nilai penurunanya [6].

Ketiga, perhitungan perencana hanya dihitung dan disajikan menggunakan satu metode yaitu Luciano Decourt (1982), dimana pada metode tersebut untuk faktor adhesi (faktor gesekan tanah dengan tiang) pondasi tiang pancang dengan kondisi tanah lempung ialah 1,0 [7]. Sehingga faktor adhesi dalam metode Luciano decourt (1982) kurang berpengaruh.

Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perbandingan kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal pada proyek pembangunan RS. Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang tahap 3 dengan berdasarkan hasil uji SPT menggunakan Metode Meyerhof (1976) dan metode Vesic (1977) menghitung kapasitas dukung ujung (Qp) , sedangkan kapasitas dukung selimut (Qs) dihitung menggunakan metode 𝛼Tomlinson dan metode 𝛼 U.S. Army Corps. Metode-metode tersebut kemudian akan dikomparasikan menjadi empat metode kombinasi yang menghasilkan kapasitas dukung ultimit (Qu). Ke-empat metode kombinasi tersebut yakni, Meyerhof (1976) + 𝛼Tomlinson, Meyerhof (1976) + 𝛼 U.S. Army Corps, Vesic (1977) + 𝛼Tomlinson, dan Vesic (1977) + 𝛼 U.S. Army Corps.

Pada penelitian ini mempertimbangkan faktor adhesi dengan dua metode yang memang dikhususkan sebagai metode dalam menghitung kapasitas dukung selimut (Qs).

Pentingnya akan faktor adhesi karena pondasi merupakan pondasi tiang pancang beton precast sehingga perilaku gesekan pondasi tiang dengan tanah sangat mungkin terjadi disepanjang tiang yang tertanam [8]. Dilakukan juga stratigrafi tanah untuk menginterpretasikan perbedaan kondisi fisik dan mekanis tanah pada kedua titik, sehingga dapat digolongkan dan ditentukan dalam satu kesatuan mengenai besaran nilai tiap parameter yang terkandung.

Setelah didapatkan hasil kapasitas dukung tiang ultimit (Qu) pada tiap-tiap metode kombinasi, kemudian dibandingkan dan dianalisis besaran nilai Qu dan metode mana yang paling mendekati hasil uji PDA yang efektif dan efisien.

2. METODE PENELITIAN 2.1. Alur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memulai studi literatur guna mendapatkan informasi metode-metode apa yang akan digunakan, juga parameter yang dibutuhkan. Dilanjut dengan pengambilan data sekunder yang dibutuhkan. Data-data sekunder yang penulis dapatkan diantaranya:

• Data penyelidikan tanah, untuk mengetahui karakteristik tanahnya juga untuk menghitung kapasitas dukung tiang pancang dan penurunannya berdasarkan parameter-parameter yang ada [9].

• Data hasil uji PDA, digunakan sebagai pembanding atau pengontrol kapasitas dukung tiang dan penurunan yang terealisasi.

• Gambar layout denah pondasi, digunakan untuk mengetahui letak titik uji PDA, sehingga dapat diperkirakan jarak ke titik penyelidikan tanah.

Kemudian dari data-data yang telah didapatkan, dianalisis sebagai berikut :

a. Data tanah dilakukan stratigrafi

Hal tersebut karena terdapat lebih dari 1 data tanah.

Sebagai pelengkap proses stratigrafi, maka digunakan korelasi nilai N-SPT dengan beberapa parameter sebagai berikut:

Tabel 1. Hubungan SPT dengan konsistensi untuk tanah lempung

Standard Penetration Test Number, N60

Consistency

<2 Very Soft

2-8 Soft to medium

8-15 Stiff

15-30 Very Stiff

>30 Hard

Sumber : Das & Sivakugan, 2017 [10]

Tabel 2. Hubungan SPT dengan konsistensi untuk tanah pasir

Standard Penetration Test Number, N60

Consistency

0-4 Very Loose

4-10 Loose

10-30 Medium Dense

30-50 Dense

>50 Very Dense

Sumber : Das & Sivakugan, 2017 [10]

(3)

Sumber : Warman, 2019) [11]

Gambar 1.Korelasi Kohesi dengan N-SPT

b. Perhitungan kapasitas dukung tiang pancang tunggal.

• Metode Meyerhof (1976)

𝑄𝑝= 𝐴𝑏(38𝑁̅)(𝐿𝑏⁄ ) ≤ 380𝑁𝑑 ̅(𝐴𝑏) (1) Keterangan :

𝑄𝑝 = Tahanan ujung ultimit 𝐴𝑏 = Luas ujung bawah tiang (m2)

𝑁̅ = Nilai N rata-rata (dari 8D di atas dasar tiang- 4D di bawah dasar tiang) 𝐿𝑏 = Panjang lapisan tanah keras dari ujung

tiang (m)

d = diameter tiang (m)

𝐿𝑏⁄𝑑 = Rasio kedalaman yang nilainya dapat

kurang dari L/d jika tanahnya berlapis-lapis [12]

• Metode Vesic (1977)

𝑄𝑝= 𝑞𝑝 . 𝐴𝑝. (2) 𝑞𝑝= 𝑐𝑁𝑐+ 𝑞(1+2 𝐾0

3 ) 𝑁𝑞 (3)

𝑞= 𝛾′. 𝐿 (4)

Dengan faktor kapasitas dukung 𝑁𝑞= 3

3−sin 𝜙[𝑒(

𝜋

2−𝜙)tan 𝜙]tan2(45 +ϕ

2)Irr(

4 sin 𝜙 3+3 sin 𝜙)

(5) Untuk tanah lempung kondisi undrained (𝜙 = 0)

𝑁𝑐 = 1 +4

3[ln Irr+ 1]+ 𝜋

2 (6)

Irr= Ir

1+𝜀𝑣Ir (7)

Ir= G′

𝑐+qtan 𝜙 (8)

Ko= 1 − sin 𝜙 (9)

Keterangan :

𝑄𝑝 = Tahanan ujung ultimit (Ton) 𝑞𝑝 = Tahan ujung ultimit per satuan luas

(ton/m2) C = Kohesi (t/m2)

𝑁𝑐 = faktor kapasitas kapasitas dukung (berdasarkan Irr teori Vesic) 𝑁𝑞 = Faktor kapasitas kapasitas dukung

(berdasarkan Irr teori Vesic atau dapat dilihat pada Tabel 2.3)

Φ = Sudut geser dalam (o)

Ko = Koefisien tekanan tanah saat istirahat 𝑞 = Tegangan efektif pada kedalaman

yang ditinjau

𝛾’ = Berat volume tanah efektif (t/m3) L = Kedalaman tiang (m)

Irr = Incremental Rigidity Ratio (Rasio Kekakuan Bertambah) Ir = Incremental Rigidity (Kekuan Bertambah) 𝑒 = Konstanta (2,71828) G′ = Modulus geser

𝜀𝑣 = Regangan volumetrik (volumetric strain) dari tanah di bawah dasar tiang.

• Kapasitas dukung selimut (Qs) dengan 𝛼 Tomlinson

𝑄𝑠 = 𝛴 𝛼 𝐶𝑢 𝑝 ∆𝐿

(1 0)

Keterangan : 𝑄𝑠 = Tahanan gesek 𝛼 = nilai adhesi Tomlinson

𝐶𝑢 = kohesi undrained pada tanah di ujung pondasi (kN/m2)

𝑝 = keliling tiang

∆𝐿 = tebal lapisan tanah

• Penentuan faktor adhesi dapat dilihat pada gambar 2. [13] dengan 𝛼 U.S.Army Corps

𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 . 𝑓𝑠

(1 1)

𝑓𝑠 = 𝑐𝑑 = 𝛼 𝐶𝑢

(1 2)

Keterangan : 𝑄𝑠 = Tahanan gesek

𝐴𝑠 = luas selimut tiang (cm2) 𝑓𝑠 = Tahanan ujung satuan (kg/cm2)

𝑐𝑑 = adhesi antara tiang dan tanah di sekitarnya (kN/m2)

𝛼 = faktor adhesi

(4)

𝐶𝑢 = kohesi undrainade (kN/m2)

Gambar 2. Nilai faktor adhesi U.S. Army Corps (1t/ft2 = 105,6 kPa)

Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3. Bagan alir penelitian 2.2. Uji SPT (Standard Pentration Test)

Standard Penetration Test (SPT) merupakan salah satu metode penyelidikan tanah yang digunakan untuk mendapatkan parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan untuk digunakan sebagai perencanaan desain pondasi. Nilai parameter diperoleh dari jumlah pukulan terhadap penetrasi konus [14].

Dalam data penyelidikan tanah didapatkan data perencanaan pondasi tiang pancang menggunakan metode Luciano Decourt 1982 sebagai berikut :

Tabel 3. Data perencanaan kapasitas dukung berdasarkan SPT titik 1

Data Perencanaan Tiang Pancang D50 cm – DB1 Depth

(m) SPT (Blow/ft)

Soil Type

fs (t/m2)

ΣQs (ton)

𝒒𝒑

(ton) Qp (ton)

Qult (ton)

Qall- tension (0,7 Qs/Sf,

ton)

Qall-comp (Qult/sf, ton)

29 16 Silt

Clay

5,21 237,11 172 33,7 270,88 55,33 90,29

31 11 Silt

Clay

5,29 257,39 164 32,20 289,59 60,06 96,53

Tabel 4 Data perencanaan kapasitas dukung berdasarkan SPT Titik 2

Data Perencanaan Tiang Pancang D50 cm – DB2 Depth

(m) SPT (Blow/ft)

Soil Type fs

(t/m2) ΣQs (ton)

𝒒𝒑

(ton) Qp (ton)

Qult (ton)

Qall- tension (0,7 Qs/Sf,

ton)

Qall-comp (Qult/sf,

ton)

29 16 Silt

Clay

4,44 202,07 188 36,91 238,98 47,15 79,66

31 15 Silt

Clay

4,57 222,60 204 40,06 262,66 51,94 87,55

2.3. Uji PDA (Pile Driving Analyzer)

Pengujian PDA digunakan untuk mengetahui kapasitas dukung tiang yang dihasilkan secara dinamis melalui pantulan gelombang yang dapat dibaca oleh komputer pembaca.

Mekanisme pengujian PDA ialah dengan mengandalkan analisis gelombang suatu dimensi yang terjadi pada saat tiang dipukul oleh palu [15]. Umumnya uji PDA digunakan untuk mengetahui kapasitas dukung tiang aktual dan penurunannya.

Tabel 5. Data Tiang Uji

Data Tiang Uji Id Pile Tipe

Material dan Jenis Tiang

Dimensi (mm)

AP (cm2)

Panjang di Bawah Instrumen

(m)

Panjang Tertanam

(m)

Tanggal Test

64 Beton, Prestressed square pile

500x500 2500 29,2 28,7 01/04/2023

145 500x500 2500 29,2 28,7 01/04/2023

163 500x500 2500 29,2 30,0 03/04/2023

Tabel 6. Hasil Uji PDA

Hasil Uji PDA Id Pile RSU

(Ton)

EMX (T.m)

DMX (mm)

DFN (mm)

BTA (%)

64 418 2,9 10 5 73

145 267 2,6 11 4 84

163 414 1,9 10 5 75

Keterangan :

RSU = Daya dukung ultimit

EMX = Energi maksimum yang ditransfer DMX = Penurunan maksimum

DFN = Penurunan permanen BTA = Nilai keutuhan tiang

(5)

2.4. Lokasi Penelitian

Gambar 4. Lokasi penelitian berada pada daerah Surabaya bagian barat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Stratigrafi Tanah

Adapun nilai Stratigrafi Tanah dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:

Tabel 7 Stratigrafi Tanah

Stratigrafi Tanah Kedal

aman (m)

Jenis

Tanah N-SPT Cu (kg/cm2) 𝜸

(t/m3) ϕ

(°) Gs eo Kepadatan/Kon sistensi

0 - - - - - - - Sangat Lunak

1

Lempung Berlanau, Coklat

3 0,3 - - - - Sangat Lunak 2

Pasir, Abu-abu

5,25 0,07 1,80 36 2,79 0,94 Lepas

3 8,5 - - - - Lepas

4 11 - - - - Lepas

5 12 - - - - Sedang

6 11 0,07 1,86 34 2,75 0,82 Sedang

7

Lempung Berlanau, Abu-abu

8,5 - - - - - Kaku

8 9 0,54 1,74 9 2,55 1,10 Kaku

9 9 - - - - - Kaku

10 10 0,55 1,75 18 2,53 1,04 Kaku

11 11 0,7 - - - - Kaku

12 12 0,57 1,77 6 2,53 0,99 Kaku

13 13 0,9 - - - - Kaku

14 13 0,9 - - - - Kaku

15 12 0,85 - - - - Kaku

16 13 0,9 - - - - Kaku

17 14 0,98 - - - - Kaku

18 13 0,60 1,78 4,00 2,51 0,93 Kaku

19 13 0,85 - - - - Kaku

20 14 0,90 - - - - Kaku

21 15 0,98 - - - - Kaku

22 15 0,98 - - - - Kaku

23 15 0,98 - - - - Kaku

24 14 0,92 - - - - Kaku

25 13 0,84 - - - - Kaku

26 15 0,96 - - - - Kaku

27 16 1,02 - - - - Sangat Kaku

28 16 1,02 - - - - Sangat Kaku

29 16 1,02 - - - - Sangat Kaku

30 15 0,96 - - - - Kaku

31 13 0,84 - - - - Kaku

32 15,5 1,00 - - - - Sangat Kaku

33 17 1,10 - - - - Sangat Kaku

34 15,5 1,00 - - - - Sangat Kaku

35 14,5 0,94 - - - - Kaku

36 15 0,96 - - - - Kaku

37 15 0,96 - - - - Kaku

38 13,5 0,89 - - - - Kaku

39 12 0,78 - - - - Kaku

40 Lempung 11 0,70 - - - - Kaku

41 Berlanau, 12 0,80 - - - - Kaku

42 Abu-abu 13 0,85 - - - - Kaku

43 14 0,90 - - - - Kaku

Stratigrafi Tanah Kedal

aman (m)

Jenis

Tanah N-SPT Cu (kg/cm2)

𝜸 (t/m3)

ϕ

(°) Gs eo Kepadatan/Kon sistensi

44 15 0,98 - - - - Kaku

45 16 1,02 - - - - Sangat Kaku

Keterangan :

= Nilai kohesi hasil plot menggunakan gambar 1

Diketahui panjang tiang di bawah instrumen dari hasil uji PDA ialah 29,2 m dengan diameter tiang 0,5m, Sehingga di dapatkan hasil kapasitas dukung sebagai berikut:

a. Meyerhof 1976

𝑄𝑝= 𝐴𝑏(38𝑁̅)(𝐿𝑏⁄ ) ≤ 380𝑁𝑑 ̅(𝐴𝑏) 𝑄𝑝= 0,25 𝑚2 (38 (14,60))

(46,4) ≤ 380(14,60)(0,25 𝑚2 ) = 435,680𝑘𝑁 ≤ 1387,00 𝑘𝑁

= 1387,00 kN ≈ 138,700 ton (diambil yang terkecil/ yang paling kritis)

b. Vesic 1977 𝑞𝑝 = 𝑐𝑁𝑐+ 𝑞(1 + 2 𝐾0

3 ) 𝑁𝑞

= 10,2 𝑡 𝑚⁄ 2(10,584) + 224, 115 𝑡 𝑚⁄ 2 (1 + 2 (1) 3 ) 1

= 332,074 𝑡 𝑚⁄ 2

𝑄𝑝= 𝐴𝑝. 𝑞𝑝

= 0,25 𝑚2 . 332,074 𝑡/𝑚2 = 𝟖𝟑, 𝟎𝟐 𝑻𝒐𝒏

c. α Tomlinson

Tabel 8 Hasil Kapasitas Dukung Selimut α Tomlinson Metode α Tomlinson

Kedala man (m)

N-SPT Konsistensi Tanah

Tebal (m)

Cu

(kN/m²) α p (m)

Qs (kN)

Qs (Ton)

ΣQs (Ton)

0 0 Sangat

Lunak 0 - - - - -

8 9 Kaku 8 52,96 1 2 847,29 84,73 84,73 10 10 Kaku 2 53,94 1 2 215,75 21,57 106,30 27 16 Sangat

Kaku 17 100,03 0,68 2 231,26 23,12 337,57 29,2 16 Sangat

Kaku 2,2 100,03 0,68 2 299,28 29,93 367,50 31 13 Kaku 2 82,38 0,73 2 240,54 24,05 391,55

Berdasarkan tabel maka diambil untuk kapasitas dukung selimut tiang pancang tunggal metode α

Tomlinson sebesar 367,50 ton.

𝛾 = Berat isi tanah ϕ = Sudut geser dalam

Gs = Specific Gravity (rasio antara berat isi tanah dengan berat isi air)

e = Angka pori

(6)

d. α U.S. Army Corps

Tabel 9 Hasil Kapasitas Dukung Selimut α U.S Army Corps

Metode α U.S Army Corps Kedala

man (m)

N-SPT Konsistensi Tebal (m)

Cu

(kN/m²) Α fs (kN/m²)

As (m²)

Qs (Ton)

ΣQs (Ton)

0 - Sangat

Lunak 0 - - - - - -

2 5 Sangat

Lunak 2 6,86 1 6,86 4 2,75 2,75 6 11 Sedang 4 6,86 1 6,86 8 5,49 8,24 8 9 Sedang 2 52,96 0,75 39,72 4 15,89 24,12 10 10 Kaku 2 52,96 0,74 39,93 4 15,97 40,09 27 16 Sangat

Kaku 17 53,94 0,5 50,01 34 170,05 210,14 29,2 16 Sangat

Kaku 2,2 100,03 0,5 50,01 4,4 22,01 232,14 31 13 Kaku 2 100,03 0,5 41,19 4 16,48 248,62

Berdasarkan tabel 9 maka diambil untuk kapasitas dukung selimut tiang pancang tunggal metode α U.S Army Corps sebesar 232,14 ton.

Tabel 10 Hasil Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang

Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang Pancang Tunggal

Kombinasi Metode Qp

(Ton)

Qs (Ton)

Qu (Ton) Meyerhof 1976 + α Tomlinson 138,7 367,50 506,20 Meyerhof 1976 + α U.S Army

Corps

138,7 232,14 370,84

Vesic 1977 + α Tomlinson 83,02 367,50 450,52 Vesic 1977 + α US Army Corps 83,02 232,14 315,16

Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas dukung ujung maupun gesek pada tabel 10, metode yang memiliki nilai kapasitas dukung paling besar yakni metode Meyerhof 1977 + α Tomlinson dengan nilai kapasitas dukung ultimit 506,20 ton.

Sedangkan metode yang memiliki nilai kapasitas dukung terkecil ialah metode Vesic 1977 + α U.S Army Corps dengan nilai kapasitas dukung ultimit 315,16 ton

3.2 Perbandingan Kapasitas Dukung Tiang

Tabel 11 Perbandingan Kapasitas Dukung Ultimit

Rekapitulasi Perbandingan Kapasitas Dukung Tiang Pancang Tunggal

Kombinasi Metode Qu (Ton)

RSU (PDA, 64)

(Ton) RSU (PDA, 145)

(Ton) RSU (PDA,63)

(Ton) Rerata

PDA (Ton) Meyerhof 1976 + α

Tomlinson

506,20

418 267 414 366

Meyerhof 1976 + α U.S Army Corps

370,84 Vesic 1977 + α Tomlinson 450,52 Vesic 1977 + α U.S Army Corps

315,16 L.Decourt 1982 (Data

Perencanaan DB-1)

270,88 L.Decourt 1982 (Data

Perencanaan DB-2)

238,98

Berdasarkan tabel 11s, nilai kapasitas dukung ultimit (Qu) yang terbesar Qu yang diperoleh dari metode Meyerhof 1976 + α Tomlinson dengan Qu senilai 506,20 ton. Nilai tersebut melampaui hasil uji PDA (Pile Driving Analyzer)

Sedangkan nilai kapasitas dukung ultimit (Qu) yang paling kecil terdapat pada data perencanaan dengan nilai 238,98 ton. Nilai tersebut didapat menggunakan metode Luciano Decourt 1982 berdasarkan titik DB-2. Nilai tersebut aman, karen jauh lebih kecil dari hasil uji PDA

Kemudian untuk nilai kapasitas dukung yang paling mendekati PDA, terdapat 2 nilai, yakni 315,16 ton yang diperoleh dari metode Vesic 1977 + α U.S Army Corps, dan 370,84 ton yang diperoleh dari metode Meyerhof 1976 + α U.S Army Corps. Jika berdasarkan hasil rata-rat uji PDA yaitu senilai 366 ton, maka metode yang paling mendekati PDA dan dikatakan aman, ialah metode Vesic 1977 + α U.S Army Corps dengan kapasitas dukung ultimit yang dihasilkan yakni 315,16 ton. Metode tersebut juga dapat dikatakan paling efisien dari metode pembanding lainnya, karena untuk daya dukung yang besar dapat mengurangi jumlah penggunaan tiang pancang tunggal dalam satu konfigurasi kelompok, dibandingkan dengan daya dukung yang lebih kecil.

Untuk memperjelas gambaran perbandingan kapasitas dukung ultimit, berikut merupakan diagram interpretasi perbandingan kapasitas dukung ultimit tiang pancang tunggal.

(7)

Gambar 5. Interpretasi diagram perbandingan kapasitas dukung ultimit

Keterangan :

= Rata-rata hasil uji PDA A = Meyerhof 1976 + α Tomlinson B = Meyerhof 1976 + α U.S Army Corps C = Vesic 1977 + α Tomlinson

D = Meyerhof 1976 + α U.S Army Corps E = Luciano Decourt 1982 (Data perencanaan

DB-1)

F = Luciano Decourt 1982 (Data perencanaan DB-2)

Berdasarkan gambar 5 yang merupakan interpretasi dari hasil kapasitas dukung ultimit tiang pancang tunggal berdasarkan hitungan, data perencanaan dan juga berdasarkan hasil uji PDA, didapat hasil yang paling mendekati rata-rata hasil uji PDA ialah kapasitas dukung ultimit hasil perhitungan dari metode Meyerhof 1976 + α U.S Army Corps yang diinterpretasikan dengan diagram D.

4. KESIMPULAN

Nilai kapasitas dukung pondasi tiang pancang tunggal yang dihasilkan menggunakan metode kombinasi Meyerhof 1976 + α Tomlinson sebesar 506,20 ton, metode kombinasi Meyerhof 1976 + α U.S Army Corps sebesar 370,84 untuk metode Vesic 1977 + α Tomlinson sebesar 450,52 ton, dan untuk metode Vesic 1977 + α U.S Army Corps sebesar 315,16 ton.

Perbandingan hasil perhitungan kapasitas dukung tiang pancang berdasarkan data hasil uji SPT (Standard Penetration Test) yang paling mendekati dan paling ekonomis juga aman terhadap rata-rata hasil uji PDA (Pile Driving Analyzer) ialah sebesar 315, 16 ton yang didapat dari hasil perhitungan menggunakan kombinasi metode Vesic 1977 + α U.S Army Corps. Dengan nilai rata-rata hasil uji PDA yakni 366 ton.

REFERENSI

[1] J. E. Bowles, “Analisis Dan Desain Pondasi,” 4th ed., Erlangga, 1993, pp. 1–461.

[2] A. Azizi, M. A. Salim, and G. Ramadhon, “Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Pondasi Tiang Pancang Proyek Gedung DPRD Kabupaten Pemalang,” J. Tek.

Sipil Ranc. Bangun, 2020, doi:

10.33506/rb.v6i2.1148.

[3] E. Budianto, A. B. Muhidin, and A. Arsyad, “Daya Dukung Tiang Helix Rakit Pada Tanah Gambut Dengan Menggunakan Metode FEM,” Musamus J.

Civ. Eng., vol. 1, no. 2, pp. 22–26, 2019.

[4] D. P. Solin, “Analisis Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang pada Tanah Berlempung Berdasarkan Data Penyelidikan Tanah,” Agregat, vol. 7, no. 1, pp.

655–662, 2022, doi: 10.30651/ag.v7i1.13319.

[5] D. L. Pamuttu, E. Budianto, H. Hairulla, and P. T.

Simbolon, “Pengujian Nilai CBR Campuran Material Lokal Dan Semen Sebagai Lapisan Pondasi Bawah,”

Musamus J. Civ. Eng., vol. 4, no. 02, pp. 70–75, 2022.

[6] A. K. Djou, I. M. Patuti, and F. Achmad, “Analisis Kapasitas Dukung Fondasi Berdasarkan In Situ Test Pada Rehabilitasi Sentral Kota Gorontalo,” vol. 2, no.

1, pp. 1–9, 2022.

[7] Y. Farnetta, B.A.V., & Risdianto, “Analisis Daya Dukung Spun Pile pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya,” J. Rekayasa Tek. Sipil, vol. 4, no. 2, pp. 1–14, 2022.

[8] H. Sutanto, “Perbandingan Hasil Analisis Kapasitas Dukung Fondasi Tiang Tunggal Dengan Beberapa Metode Berdasarkan Data CPT dan SPT Terhadap Hasil Pengujian PDA,” vol. 2, pp. 18–27, 2018.

[9] D. L. Pamuttu, Y. Kakerissa, and D. A. Mamoribo,

“Pengaruh Daya Dukung Tanah Yang Diperkuat Dengan Menggunakan Anyaman Karet Ban (Studi Kasus: Jalan Bokem Kelurahan Rimba Jaya Kabupaten Merauke),” Musamus J. Civ. Eng., vol. 5, no. 02, pp. 67–73, 2023.

[10] B. M. Das and N. Sivakugan, Principles Of Foundation Engineering, Nint. Boston, Cengage Learning, 2017.

[11] R. S. Warman, “Kumpulan Korelasi Parameter Geoteknik Dan Pondasi,” pp. 1–94, 2019.

[12] J. E. Bowles, Analisis dan Desain Pondasi Jilid 1, 3rd ed. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1986.

[13] H. C. Hardiyatmo, “Analisis dan Perancangan Fondasi II,” 3rd ed., Gadjah Mada University Press, 2015, pp. 1–531.

[14] Badan Standardisasi Nasional, “Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT,” SNI, no. 4153, 2008.

[15] M. Ihsan, Analisis Daya Dukung Aksial Dan Horizontal Tiang Pancang Dengan Metode Analitis, Dengan Aplikasi Pada Rumah Susun Universitas Negeri Medan. 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan grafik hasil analisa komparasi kapasitas dukung tiang pancang diatas untuk luas penampang 0,016 m 2 dapat dijelaskan bahwa, penampang cincin

Kapasitas dukung ultimit tiang secara dynamic didasarkan pada rumus tiang pancang dan hanya berlaku untuk tiang2. tunggal dan tidak

Hasil kapasitas daya dukung lateral tiang pancang tunggal yang diperoleh, metode analitis dengan menggunakan metode Brom’s dan Metode elemen hingga, dapat dilihat

Laporan yang berjudul “Analisa Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Berdasarkan Data SPT pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Mega Prima Development” ini

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis nilai daya dukung fondasi tiang pancang tunggal berdasarkan hasil N-SPT menggunakan beberapa metode empiris yaitu, Meyerhof

Menghitung daya dukung aksial tiang pancang tunggal secara analitis. dari data Standard Penetration Test (SPT) dengan metode

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai kapasitas dukung tiang bor yang dianalisis menggunakan data SPT dengan Metode Poulos Davis 1980 sebesar

Analisis kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang pada tangki timbun 10.000 KL di PT Dover Chemical, menggunakan data uji CPT dan SPT untuk memastikan kekuatan