• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Postur Kerja Karyawan Menggunakan Metode ROSA (Rapid Office Strain Asassment) Di PT. Shantika Bangun Perkasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Postur Kerja Karyawan Menggunakan Metode ROSA (Rapid Office Strain Asassment) Di PT. Shantika Bangun Perkasa"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Analisis Postur Kerja Karyawan Menggunakan Metode ROSA (Rapid Office Strain Asassment) Di PT. Shantika

Bangun Perkasa

Disusun Oleh :

Ahmad fathoni (31601601240)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG SEMARANG

2023

(2)

ii

ANALYSIS OF EMPLOYEE WORK POSTURES TO REDUCE METHODS RAPID OFFICE STRAIN ASSESMENT (ROSA)

(Case study PT.Shantika Bangun Perkasa)

Ahmad fathoni (31601601240)

INDUSTRIAL ENGINEERING PROGRAM INDUSTRIAL TECHNOLOGY FACULTY SULTAN AGUNG ISLAMIC UNIVERSITY

SEMARANG

2023

(3)

iii

(4)
(5)

iv

(6)
(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil ‘alamin…

Sembah sujud serta rasa syukurku kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, cinta dan kasih sayang-Nya serta telah memberiku kekuatan, kesabaran dan ilmu sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’at beliau di yaumil qiyamah nanti aamiin. Laporan tugas akhir ini saya persembahkan kepada orang - orang yang sangat saya sayangi dan cintai terutama Ibuk, dan Adik-adikku tercinta sebagai wujud rasa terima kasihku karena telah memotivasiku, memberiku semangat dan selalu mendoakanku dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini .

Selesainya tugas akhir ini merupakan capaian awal yang bisa saya berikan untuk mengukir senyum di wajah kalian, senyum kebanggaan dan kepuasan atas orang tua yang berhasil menguliahkan anaknya sampai sarjana, senyum bangga atas pencapaian yang saya raih untuk segera wisuda. Saya tau hal ini tidak ada apa-apanya dibanding seluruh peluh ibu selama ini, tetapi saya akan terus berusaha membuat ibu bahagia dan bangga terhadap saya. Terima kasih atas seluruh kerja keras ibu, untuk seluruh untaian do’a yang tak henti-hentinya dilantunkan untuk kesuksesan saya, saya hanya bisa membalasnya dengan terima kasih yang tak terhingga , do’a yang tak putus untuk bapak dan ibu, semoga allah membalas segala kebaikan kalian aamiin.

Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman teman atas semangat dan motivasinya, semangat buat teman-teman yang masih berjuang menjadi sarjana.

(8)

vii

HALAMAN MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah SWT Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al Mujadilah 11)

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang sabar.

(QS. Al Baqarah 153)

Sesungguhnya yang bertaqwa kepada Allah SWT itu dari hamba-hamba-Nya hanya mereka yang berilmu pengetahuan.

(QS. Al Fathir 28)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, apabila kamu telah selesai dari suatu urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya engkau berharap.

(QS. Al-Insyirah 6-8)

Percayalah, usaha tak menghianati hasil. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Dan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Jika kita berusaha dengan sungguh sungguh dan berdoa, semuanya akan tercapai. Orang sukses itu tidak ditentukan dari

pandai tidaknya orang tersebut, Tetapi orang yang sukses adalah orang yang berambisi, mau berusaha, dan berdoa. Bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini.

Karena masih banyak orang diluar sana yang tak seberuntung kita.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan semesta alam Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Postur Kerja Karyawan Menggunakan Metode Rapid Office Strain Assessment (ROSA

‘) Di PT. SHANTIKA BANGUN PERKASA” Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, banyak bantuan yang saya dapatkan dari berbagai pihak berupa bimbingan, motivasi, saran serta doa. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Dzat yang melindungi jiwa ragaku.

2. Ibu saya, terima kasih atas semua pengorbanan, dukungan, semangat dan doa-doa yang setiap hari dipanjatkan. Kalian adalah motivasi saya dalam menyelesaikan studi Sarjana Teknik. Semoga seluruh pengorbanan Ibu untuk saya dibalas dengan kebaikan dari Allah SWT. Aamiin.

3. Ibu Ir. Hj. Eli Mas’idah, MT dan Bapak Akhmad Syakhroni, ST, M.Eng dan selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan serta saran. Mohon maaf atas segala kesalahan dan keterbatasan saya.

4. Terimakasih banyak untuk dosen penguji yang bersedia memberi masukan berupa saran maupun kritik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung yang telah membimbing dan mengajar materi selama perkuliahan. Terimakasih atas ilmu yang diberikan.

6. Terima kasih banyak untuk CEO bapak Ir Suhartono, direktur utama bapak Burhan Syamhari, bapak Hatotok Priyowiyono, bapak Kabut Sulistiyo, bapak Eko nuryanto, bapak Bayu Ibrahim, bapak Selamet dan keluarga besar PT.

(10)

SHANTIKA BANGUN PERKASA yang sudah mengizinkan dan membantu untuk melakukan penelian.

7 Terimakasih banyak untuk Siti Afuzal Ulya sebagai partner saya saat ini yang selalu ikut memberikan semangat dan doanya. Terimakasih sudah mendengar keluh kesahku.

8. Terima kasih juga untuk sahabat – sahabat Suhartono, Rizka Fajar Adi Darmawan, Rezal Aji Pratama, satu tujuan dan Kos Berkah yang selalu mendukung, mendoakan, dan menyemangati saya serta terima kasih sudah mendengar keluh kesah saya. Semoga kita semua bisa kumpul- kumpul lagi dalam kesuksesan bersama Amiin.

9. Terima kasih untuk teman teman jurusan Teknik Industri 2016 yang telah memberikan dukungannya. Semoga kita semua bisa kumpul - kumpul lagi dalam kesuksesan bersama Amiin.

10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

Akhir kata saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan maupun kekurangannya, untuk itu kritik dan saran saya harapkan dari pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat, sehingga dapat dipergunakan oleh semua pihak yang membutuhkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, 2023

Penulis

(11)

x

DAFTAR ISI

LAPORAN TUGAS AKHIR ... 1

ANALYSIS OF EMPLOYEE WORK POSTURES TO REDUCE METHODS RAPID OFFICE STRAIN ASSESMENT (ROSA) ... 2

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... 3

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... 5

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ... 7

HALAMAN MOTTO ... 8

KATA PENGANTAR ... 9

DAFTAR ISI ... 11

DAFTAR TABEL ... 15

DAFTAR GAMBAR ... 17

DAFTAR LAMPIRAN ... 19

ABSTRAK ... 20

ABSTRACT ... 21

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

TUJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Ergonomi ... 15

2.2.2 Postur Kerja ... 16

(12)

2.2.3 Office Ergonomic ... 18

2.2.4 Rapid Office Strain Asessment (ROSA) ... 18

2.2.5 Penggunaan Ergofellow 3.0 ... 24

2.3 Hipotesa dan Kerangka Teoritis ... 28

2.3.1 Hipotesa ... 28

2.3.2 Kerangka Teoritis ... 29

BAB III ... 30

METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Pengumpulan Data ... 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.3 Pengolahan Data... 30

3.4 Hasil Analisis ... 31

3.5 Pegujian Hipotesa... 31

3.6 Metode Analisis ... 31

3.7 Pembahasan ... 31

3.8 Penarikan Kesimpulan ... 32

3.9 Diagram Alir ... 32

BAB IV ... 34

4.1 Pengumpulan Data ... 34

4.1.1 Gambaran Umum PT. Shantika Bangun Perkasa ... 34

4.1.2 Data Karyawan dan Aktivitas Harian PT. Shantika Bangun Perkasa ... 34

4.1.3 Data Keluhan Karyawan ... 36

4.1.4 Posisi kerja karyawan ... 39

4.1.5 Penggunaan Software Ergofellow 3.0 ... 41

4.1.6 Data Ketinggian Kursi... 41

4.1.7 Data Kedalaman Kursi ... 46

4.1.8 Data Sandaran Tangan ... 49

4.1.9 Sandaran Punggung ... 52

4.1.10 Data Penggunaan Monitor ... 55

4.1.11 Data Penggunaan Telepon ... 59

4.1.12 Data Penggunaan Mouse ... 61

(13)

4.1.13 Data Penggunaan Keyboard... 65

4.1.14 Durasi Penggunaan Fasilitas ... 67

4.2 Pengolahan Data Dengan Metode Rapid Office Strain Assesment (ROSA) 68 4.2.1 Pekerja 1 (Priyo) ... 69

4.2.1.1 Penentuan Skor Bagian A (Kursi) ... 69

4.2.1.2 Penentuan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 69

4.2.1.3 Penentuan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard) ... 70

4.2.1.4 Penentuan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 71

4.2.1.5 Penentuan Skor Akhir ROSA atau ROSA Final Score ... 71

4.2.2 Pekerja 2 (selamet)... 72

4.2.2.1 Penentuan Skor Bagian A (Kursi) ... 72

4.2.2.2 Penentuan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 73

4.2.2.3 Penentuan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard) ... 74

4.2.2.4 Penentuan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 74

4.2.2.5 Penentuan Skor Akhir ROSA atau ROSA Final Score ... 75

4.2.3 Pekerja 3 (Kaboet) ... 76

4.2.3.1 Penentuan Skor Bagian A (Kursi) ... 76

4.2.3.2 Penentuan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 76

4.2.3.3 Penentuan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard) ... 77

4.2.3.4 Penentuan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 78

4.2.3.5 Penentuan Skor Akhir ROSA atau ROSA Final Score ... 78

4.2.4 Pekerja 4 (Bayu) ... 79

4.2.4.1 Penentuan Skor Bagian A (Kursi) ... 79

4.2.4.2 Penentuan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 80

4.2.4.3 Penentuan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard) ... 81

4.2.4.4 Penentuan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 81

4.2.4.5 Penentuan Skor Akhir ROSA atau ROSA Final Score ... 82

4.2.5 Pekerja 5 (Eko) ... 83

4.2.5.1 Penentuan Skor Bagian A (Kursi) ... 83

4.2.5.2 Penentuan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 83

4.2.5.3 Penentuan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard) ... 84

(14)

4.2.5.4 Penentuan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 85

4.2.5.5 Penentuan Skor Akhir ROSA atau ROSA Final Score ... 85

4.3 Analisa dan Interpretasi... 87

4.3.1 Analisis Hasil dari Penilaian Postur Kerja Karyawan melalui Metode ROSA 87 4.3.2 Analisis Penyebab Masalah ... 88

4.4 Analisis Usulan Perbaikan ... 92

4.5 Pembuktian Hiotesa ... 103

4.5.1 Data Pengukuran Produk Rekomendasi ... 103

4.5.2 Durasi Penggunaan Fasilitas ... 109

Tabel 4.40 Skor Durasi Pengggunaan Fasilitas ... 109

4.5.3 Pengolahan Data Menggunakan Metode ROSA ... 110

5. Penentuan Skor Akhir ROSA atau Final Score ROSA ... 112

Tabel 4.44 Tabel Perhitungan Final Score ... 113

BAB V ... 114

PENUTUP ... 114

5.1 Kesimpulan ... 114

5.2 SARAN ... 115

(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Tinjauan Pustaka ... 8

Tabel 4.1 Data Karyawan Pada Bagian Keuangan ... 32

Tabel 4.2 Data Aktivitas harian PT. Shantika Bangun Perkasa ... 32

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Kuisioner ... 34

Tabel 4.4 lanjutan Rekapitulasi Hasil Kuisioner... 35

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Posisi Kerja Berdasarkan Kedalaman Kursi... 46

Tabel 4.6 Skor Pekerja Berdasarkan Sandaran Tangan ... 49

Tabel 4.7 Skor Posisi Kerja Berdasarkan Sandaran Punggung... 53

Tabel 4.8 Posisi Kerja Berdasarkan Penggunaan Monitor... 57

Tabel 4.9 Skor Posisi Kerja berdasarakan Penggunaan Telepon ... 60

Tabel 4.10 Skor Pekerja Berdasarkan Mouse ... 64

Tabel 4.11 Skor Posisi Kerja Berdasarkan Penggunaan Keyboard ... 67

Tabel 4.12 Durasi Penggunaan Fasilitas ... 67

Tabel 4. 13 Tabel Perhitungan Skor Bagian A (Kursi) ... 69

Tabel 4. 14 Tabel Perhitungan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 70

Tabel 4. 15 Tabel Perhitungan Skor Bagian C (Mouse danKeyboard)... 70

Tabel 4.16 Tabel Perhitungan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 71

Tabel 4.17 Tabel Perhitungan ROSA Final Score ... 72

Tabel 4. 18 Tabel Perhitungan Skor Bagian A (Kursi) ... 72

Tabel 4. 19 Tabel Perhitungan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 73

Tabel 4. 20 Tabel Perhitungan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard)... 74

Tabel 4.21 Tabel Perhitungan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 74

Tabel 4.22 Tabel Perhitungan ROSA Final Score ... 75

Tabel 4. 23 Tabel Perhitungan Skor Bagian A (Kursi) ... 76

Tabel 4. 24 Tabel Perhitungan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 76

Tabel 4. 25 Tabel Perhitungan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard)... 77

Tabel 4. 26 Tabel Perhitungan Monitor dan Peripherals Score ... 77

Tabel 4. 27 Tabel Perhitungan final Score ... 78

Tabel 4. 28 Tabel Perhitungan Skor Bagian A (Kursi) ... 79

Tabel 4. 29 Tabel Perhitungan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 80

Tabel 4. 30 Tabel Perhitungan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard)... 80

Tabel 4. 31 Tabel Perhitungan Monitor dan Peripherals Score ... 81

Tabel 4. 32 Tabel Perhitungan Final Score ... 82

(16)

Tabel 4. 33 Tabel Perhitungan Skor Bagian A (Kursi) ... 82

Tabel 4. 34 Tabel Perhitungan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 83

Tabel 4. 35 Tabel Perhitungan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard)... 84

Tabel 4. 36 Tabel Perhitungan Monitor dan Peripherals Score ... 84

Tabel 4. 37 Tabel Perhitungan Final Score ... 85

Tabel 3.38 Klasifikasi Tingkat Resiko Karyawan ... 85

Tabel 4.40 Skor Durasi Pengggunaan Fasilitas ... 105

Tabel 4.41 Tabel Perhitungan Skor Bagian A (Kursi) ... 106

Tabel 4.42 Tabel Perhitungan Skor Bagian B (Monitor dan Telepon) ... 107

Tabel 4.43 Tabel Perhitungan Skor Bagian C (Mouse dan Keyboard)... 107

Tabel 4.44 Tabel Perhitungan Skor Monitor dan Peripherals Score ... 108

Tabel 4.45 Tabel Perhitungan Final Score ... 109

(17)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem sambungan pada bagian tulang belakang ... 15

Gambar 2.2 Sistem sambungan pada bagian bahu ... 15

Gambar 2.3 Form Penilaian sudut kaki yang terbentuk (Sumber: Sonne Dkk, 2012) ... 17

Gambar 2.4 Form kedalaman kursi. (Sumber: Sonne, dkk, 2012) ... 18

Gambar 2.5 Form Sandaran Tangan (Sumber: Sonne, dkk, 2012) ... 18

Gambar 2.6 Form Sandaran punggung (Sumber: Sonne, dkk., 2012) ... 19

Gambar 2.7 Form Penilaian telepon (Sumber: Sonne, dkk, 2012) ... 20

Gambar 2.8 Form Penilaian Mouse (Sumber: Sonne, dkk, 2012) ... 21

Gambar 2.9 Grafik Penilaian untuk Sub -Bagian. (A, B Dan C), Monitor dan Peripherals Score, dan Skor Akhir Rosa serta Contoh Skor. (Sumber: Sonne, dkk, 2012) ... 22

Gambar 2.10 Kerangka Teoritis ... 25

Gambar 3.1Diagram Alir Penelitian ... 30

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Keluhan Karyawan ... 35

Gambar 4.2 Posisi kerja pekerja 1 (Priyo) ... 36

Gambar 4.3 Posisi kerja pekerja 3(Kaboet) ... 37

Gambar 4.4 Posisi kerja pekerja 4 (Bayu) ... 37

Gambar 4.5 Gambar Posisi Kerja Pekerja 1 Berdasarkan Ketinggian Kursi .. 39

Gambar 4.6 Gambar Posisi Kerja Pekerja 2 Berdasarkan Ketinggian Kursi .. 40

Gambar 4.7 Gambar Posisi Kerja Pekerja 4 Berdasarkan Ketinggian Kursi .. 41

Gambar 4.8 Gambar Posisi Kerja Pekerja 5 Berdasarkan Ketinggian Kursi .. 42

Gambar 4.9 Gambar Posisi Kerja Pekerja 1 Berdasarkan Kedalaman Kursi . 43 Gambar 4.10 Gambar Posisi Kerja Pekerja 2 Berdasarkan Kedalaman Kursi 44 Gambar 4.11 Gambar Posisi Kerja Pekerja 3 Berdasarkan Kedalaman Kursi 45 Gambar 4.12 Gambar Posisi Kerja Pekerja 4 Berdasarkan Kedalaman Kursi 45 Gambar 4.13 Gambar Posisi Kerja Pekerja 4 Berdasarkan Kedalaman Kursi 46 Gambar 4.14 Gambar Posisi Kerja Pekerja 1 Berdasarkan Sandaran Tangan 47 Gambar 4.15 Gambar Posisi Kerja Pekerja 3 Berdasarkan Sandaran Tangan 48 Gambar 4.16 Gambar Posisi Kerja Pekerja 4 Berdasarkan Sandaran Tangan 49 Gambar 4.17 Gambar Posisi Pekerja 2 Berdasarakan Telepon... 58

Gambar 4.18Gambar Posisi Pekerja 5 Berdasarakan Telepon ... 60

Gambar 4.19 Gambar Posisi Pekerja 1 Berdasarakan Mouse ... 61

Gambar 4.20 Gambar Posisi Pekerja 3 Berdasarakan Mouse ... 62

(18)

Gambar 4.21 Gambar Posisi Pekerja 4 Berdasarakan Mouse ... 63 Gambar 4.22 Gambar Posisi Kerja Pekerja 3 Berdasarkan Keyboard ... 65 Gambar 4.23 Gambar Posisi Kerja Pekerja 5 Berdasarkan Keyboard ... 66

(19)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Standard Nordic Questionnaire

Lampiran 2 Pengisian Form Metode ROSA pada Masing – Masing Pekerja

(20)

xiv

ABSTRAK

PT. Shantika Bangun Perkasa merupakan salah satu perusahaan transportasi umum yang melayani bidang jasa pada transportas umum pada bidang bus malam . Dalam melakukan kegiatan operasional, ada beberapa bidang yang berada di PT. Shantika seperti bidang operasional office. Untuk mendukung proses kegiatan operasional memanfaatkan komputer sebagai sarana dalam menunjang pekerjaan.. Dalam aktivitas pekerjaannya PT. Shantika Bangun Perkasa juga menggunakan komputer sebagai salah satu alat utama dalam melakukan pekerjaanya. Salah satunya diantaranya adalah departemen operasional. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyebar kuisioner sebagai langkah awal untuk mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan oleh karyawan. Penelitian dilakukan dengan menilai postur kerja karyawan dengan menggunakan form penilaian ROSA dengan 5 faktor resiko yaitu kursi yang didalamnya terdiri dari faktor resiko ketinggian kursi, kedalaman kursi, sandaran tangan dan sandrana pungggung. Lalu terdapat faktor resiko lainnya yaitu monitor, telepon, mouse dan keyboard. Ke 5 faktor resiko tersebut dicari nilai resikonya dengan menggunakan postur kerja pekerja yang digunakan saat bekerja menggunakan metode ROSA.

Berdasarkan hasil dari penilaian rosa didapatkan bahwa pada departemen operasional PT.

Shantika Bangun Perkasa memiliki nilai resiko dengan level berbahaya. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan untuk menciptakan kondisi kerja yang sehat dan ergonomis. Perbaikan yang diusulkan adalah dengan melakukan pembaruan fasilitas dan usulan sikap kerja yang ergonomis pada departemen sumber daya manusia dan mengurangi durasi penggunaan fasilitas yang tidak lebih dari 4 jam. Disamping itu pekerja juga perlu melakukan peregangan otot disela sela bekerja agar otot tidak tegang. Dan disarankan pada perusahaan agar melakukan training atau sosialiasi kepada pekerja akan pentingnya office ergonomics dan bahaya yang ditimbulkan apabila menggunakan posisi kerja yang salah secara terus menerus.

Kata Kunci: Postur Kerja, Tingkat Resiko, ROSA (Rapid Office Strain Asassment

(21)

xv

ABSTRACT

PT. Shantika Bangun Perkasa is a public transportation company that provides services in public transportation in the night bus sector. In carrying out operational activities, there are several areas within PT. Shantika is like the field of office operations. To support operational activity processes, computers are used as a means of supporting work. In their work activities PT. Shantika Bangun Perkasa also uses computers as one of the main tools in carrying out her work. One of them is the operations department.

Before conducting the research, the researcher first distributed questionnaires as a first step to find out what complaints were felt by employees. The study was conducted by assessing employee work posture using the ROSA assessment form with 5 risk factors, namely the chair which consists of risk factors for seat height, chair depth, armrests and backrest. Then there are other risk factors, namely the monitor, telephone, mouse and keyboard. The risk value of these 5 risk factors is sought using the worker's working posture used when working using the ROSA method.

Based on the results of Rosa's assessment, it was found that in the operational department of PT.

Shantika Bangun Perkasa has a risk value at a dangerous level. For this reason, improvements need to be made to create healthy and ergonomic working conditions. The proposed improvement is by updating facilities and proposing an ergonomic work attitude in the human resources department and reducing the duration of using the facility to no more than 4 hours. Apart from that, workers also need to stretch their muscles between work so that their muscles don't get tense. And it is advisable for companies to conduct training or outreach to workers about the importance of office ergonomics and the dangers posed when using the wrong working position continuously.

Keywords: Work Posture, Risk Level, ROSA (Rapid Office Strain Asassment)

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era perkembangan teknologi yang semakin maju, komputer sangat dibutuhkan untuk mempermudah segala urusan manusia. Khususnya di dalam dunia kerja. Komputer sendiri merupakan seperangkat elektronik yang berfungsi untuk meringankan pekerjaan manusia secara cepat, efektif, efisien, dan akurat. Menurut Robert H. Bilssmer (1985) komputer adalah suatu alat elektronik yang bisa melakukan serangkaian tugas yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan instruksi yang diberikan, menyimpan perintah-perintah dan hasil pengolahannya, serta menyediakan output dalam bentuk informasi. Komputer sekarang memiliki peran yang sangat penting di dunia perkantoran. Frekuensi yang tinggi terhadap penggunaan komputer yang tidak memikirkan sisi ergonomis akan mengakibatkan adanya resiko yang dirasakan oleh pengguna. dilakukan dengan sistem komputerisasi, sehingga seluruh waktu kerja dilakukan dalam posisi kerja duduk. Hakikatnya seorang manusia secara biomekanika perlu bergerak dalam beraktivitas, bukan hanya berdiri atau duduk hanya pada satu posisi.Biasanya yang sering mengalami keluhan keluhan yang dirasakan terlalu lama didepan komputer adalah pekerja yang kesehariannya berhadapan dengan komputer secara terus menerus. Umumnya keluhan keluhan yang dirasakan seperti ketegangan pada leher, punggung, lengan, bahu, nyeri otot, dan bagian tubuh lainnya yang secara langsung berhubungan dengan computer. Menurut Watchman (1997) keluhan akibat tingginya penggunaan komputer pada saat bekerja terjadi akibat masalah dengan peralatan atau fasilitas, tata letak tempat kerja, kondisi lingkungan kerja, atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut. Lingkungan kerja dan tata letak tempat kerja juga sangat mempengaruhi kenyamanan saat bekerja. Pekerjaan di dalam kantor merupakan pekerjaan ringan tetapi pergerakan ototnya menyebabkan rasa sakit.

Rasa sakit itu sendiri didefinisikan.

(23)

Sebagai suatu hal yang membuat tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan oleh seseorang (Pane, 2019). Rasa nyeri tersebut ditimbulkan karena muncul gangguan pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus invertebralis kita sedang mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat berupa ketegangan otot, atapun inflamasi (peradangan) (Hasan, 2017). Untuk itu menerapkan sisi ergonomi sangat diperlukan dalam melakukan pekerjaan.

PT. Shantika Bangun perkasa berdiri Sejak tahun 2006 yang melayani jasa trasnportasi darat dengan layanan bus malam dengan rute Jepara-Jakarta. PT. Shantika Bangun Perkasa terus berkembang dengan memperbanyak perluasan daerah rute tujuan untuk memenuhi harapan pelanggan yang ada di beberapa daerah untuk memenuhi permintaan, dengan memenuhi permintaan pelanggan perusahaan dengan pertambahan perkembangan perusahaan menambahan armada dan penambahan rute perjalanan dengan perluasan daerah kudus, pati dan rembang dengan rute Jakarta, bandung dan banten . sehubung penambahan rute perusahaan juga penambahan armada dengan total armada 60 unit dan armada cadangan 5 unit dan jadwal keberangkatan yang dahulunya Cuma pemberangkatan sore sekarang ditambah dengan peberangkatan pagi dan malam. PT. Shantika Bangun Perkasa terus melakukan inovasi sebagai perusahaan transportasi darat dengan kapasitas 400.000 penumpang/tahun dengan berbagai kelas pelayanan dari executive, super executive dan sleeper.

Dalam melakukan kegiatan PT Shantika Bangun Perkasa atau lebih dikenal dengan New Shantika yang menangani integrasi antara layanan transportasi darat dan layanan transportasi penumpang umum. Komputer menjadi sarana penting yang digunakan oleh 5 orang yang bekerja di bagian operasional kantor untuk memudahkan pekerjaannya. Bagian operasional sendiri memiliki beberapa tanggung jawab utama, seperti melaksanakan rencana kebutuhan kepegawaian, sistem informasi administrasi dan penumpang, melakukan inspeksi kendaraan, jadwal perawatan, sistem tiket, dan melengkapi berkas administrasi di PT. Shantika Bangun Perkasa. Risiko ergonomis

(24)

antara lain berasal dari gangguan nyeri yang berhubungan dengan otot dan tulang (musculoskeletal disorders). Asumsi ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa di kantor orang hanya bekerja dengan layar, keyboard, dan kursi. Bahaya ergonomis di kantor mungkin tidak seperti pekerja produksi yang sering harus mengangkat produk dengan berat puluhan kilogram. Pada Operasional Office tersebut mempunyai 5 orang karyawan. Berikut merupakan data karyawan pada departemen operasional Office.

Tabel 1.1 Daftar Tinjauan Pustaka

No Nama Jenis kelamin Masa kerja

1 Priyo Laki – Laki 8 Tahun

2 Selamet Laki – Laki 5 Tahun

3 Kaboet Laki – Laki 6 Tahun

4 Bayu Laki – Laki 5 Tahun

5 Eko Laki – Laki 7 Tahun

Komputer menjadi salah satu sarana untuk menunjang pekerjaan dalam proses kegiatan operasional. Saat menjalankan pekerjaannya, pekerja yang bekerja di bidang administrasi dengan lama waktu kerja 8 jam per hari menjadi rentan terkena cedera pada otot karena bekerja di depan komputer. Wawancara sudah dilakukan melibatkan pekerja bidang operasional office PT. Shantika Bangun Perkasa sebelum mnjalankan penelitian ini. Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa ada beberapa keluhan pekerja bagian operasional. Ada 5 pekerja yang bertugas di bidang operasional.

Keluhan karyawan bidang operasional yaitu keluhan saat bekerja di depan komputer, seringkali keluhan tersebut dirasakan saat menjalankan aktivitasnya seperti rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Ada beberapa penyebab yang dikeluhkan oleh pekerja salah satunya dari kurang memadainya fasilitas di perusahaan. Berdasakan hasil yang didapat saat wawancara maka dapat dilakukan pengumpulan data melalui penyebaran

(25)

kuesioner yang dibagikan kepada 5 pekerja di bidang operasional sebagai upaya awal untuk mengetahui lebih lanjut keluhan yang dirasakan pekerja.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyebar kuesioner kepada karyawan di bagian Operasional office sebagai langkah awal untuk mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan oleh karyawan. Berdasarkan dari kuesioner dan hasil rekapitulasinya yang ditunjukkan pada lampiran 1. Didapatkan bahwa terdapat keluhan yang dirasakan karyawan selama bekerja dengan waktu kerja 8 Jam/Hari. Dari 28 jenis keluhan yang di ukur tingkat keluhannya, terdapat 13 jenis keluhan yang dirasakan karyawan dimana keluhan tersebut. Berikut merupakan hasil rekapitulasi nya.

Tabel 1.2 Hasil Rekapitulasi Keluhan karyawan

N0 Jenis keluhan Tingkat keluhan Jumlah

responden

Presentas keluhan (%) sakit Tidak sakit sakit Tidak sakit jumlah 1 Sakit/kaku di leher

bagian atas

3 2 5 60 40 100

2 Sakit/kaku di leher bagian bawah

5 0 5 100 0 100

3 Sakit di bahu kiri 4 1 5 80 20 100

4 Sakit di bahu kanan 4 1 5 80 20 100

5 Sakit pada punggung 4 1 5 80 20 100

6 Sakit pada pinggang 3 2 5 60 40 100

7 Sakit pada bokong 5 0 5 100 0 100

8 Sakit pada pantat 5 0 5 100 0 100

9 Sakit pada pergelangan tangan kiri

4 1 5 80 20 100

10 Sakit pada pergelangan tangan kanan

4 1 5 80 20 100

11 Sakit pada paha kiri 3 2 5 60 40 100

12 Sakit pada paha kanan 3 2 5 60 40 100

13 Sakit pada betis kiri 4 1 5 80 20 100

14 Sakit pada betis kanan 4 1 5 80 20 100

(26)

Menurut hasil kuesioner para pekerja mulai mengalami keluhan di anggota tubuh seperti sakit di bahu, leher, pergelangan tangan, betis , paha, pantat, punggung, bokong, pinggang. Pekerja dalam menjalankan pekerjaannya perlu didukung alat kerja yang mempunyai tingkatan ergonomi yang baik sehingga kinerja karyawan juga baik.

Oleh sebab itu, menganalisis postur atau posisi kerja karyawan sangat penting dilakukan untuk meminimalisir risiko cedera otot. Dalam menyampaikan usulan berupa perbaikan harus memperhatikan tepatnya perhitungan yaitu menggunakan suatu perhitungan yang dapat memberikan gambaran tentang usulan berupa perbaikan yang sesuai dengan yang dibutuhkan pekerja. Dengan menghitung metode yang tepat, maka ditemukan solusi dimana resiko cedera pada otot yang dialami pekerja dapat diminimalkan.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang yaitu ada beberapa pekerja mengalami keluhan berupa nyeri yang cukup tinggi saat bekerja. Hal ini diakibatkan dari fasilitas perusahaan yang kurang memadahi. Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian adalah:

1. mengidentifikasikan faktor-faktor apa sajakah penyebab munculnya rasa nyeri pada otot .

2. Bagaimana tingkat resiko yang dialami oleh pekerja di PT. Shantika Bangun Perkasa.

3. Bagaimana analisis perbaikan postur kerja pada karyawan sebagai upaya untuk mengurangi tingkat risiko cedera otot.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sebagai tujuan pertama agar tidak ada hal menyimpang pada penelitian yaitu :

(27)

1. Objek pada penelitian berfokus dengan pegawai yang ada di bagian operasional.

2. Penelitian dilakukan hanya sampai pada usulan perbaikan postur kerja karyawan.

3. Simulasi gambar perbaikan postur kerja karyawan

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor yang berpegaruh terhadap keluhan karyawan dalam bekerja, 2. Mengetahui tingkat resiko yang dialami pekerja dengan mencari skor akhir

menggunakan perhitungan metode ROSA

3. Mengetahui usulan perbaikan postur kerja yang baik pada bagian operasional office di PT. Shantika Bangun Perkasa

1.5 Manfaat Penelitian

Berikut adalah manfaat dari penelitian yang dilakukan, sebagai berikut : 1. Untuk perusahaan:

Dengan mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi pekerjaan karyawan, karyawan dapat meminimalisir keluhan pada lengan, punggung dan kaki karena struktur dalam sistem pekerjaan yang tidak nyaman, hal tersebut juga dikarenakan risiko ergonomis masih diabaikan. Untuk memungkinkan pekerja menjalankan pekerjaan dengan cara terbaik seperti kesesuaian menggunakan alat komputer serta menghindari penyakit nyeri pada tubuh.

2. Untuk Peneliti:

Akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mendapatkan pengalaman untuk menerapkan teori yang didapat dari kuliah.

3.. Untuk Universitas

Untuk bahan ilmiah, mahasiswa jurusan teknik industri khususnya dapat memberikan informasi tentang metode ROSA.

(28)

1.6 Sistematika Penulisan

Meringkas apa yang telah ditulis dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan penjelasan secara umum terkait apa saja yang akan dibahas. Secara umum, penulisan penelitian ini dapat dibagi atas 5 bab, diantaranya yakni BAB I berisi pendahuluan, BAB II berisi tinjauan pustaka,. BAB III berisi metodologi penelitian, BAB IV berisi hasil penelitian Dan pembahasan serta BAB V berisi kesimpulan penelitian. Dibawah ini adalah ringkasan tentang bab-bab ini:

BAB I PENDAHULUAN

Mengandung topik yang akan ditelaah, seperti latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistem penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Berisikan observasi sebelumnya serta teoritis yang berhubungan dengan materi observasi dimanfaatkan dalam mempersiapkan tugas akhir. Teori tersebut antara lain teori ergonomi, ergonomi kantor serta metode ROSA (Rapid Office Strain Assessment).

Bab pada penelitian juga membahas hipotesis serta kerangka penelitian untuk menjalankan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Meliputi metode pengumpulan data, analisis pengujian hipotesis, pembahasan, kesimpulan dan diagram alir penyelidikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab tersebut membahas tentang pengumpulan dan pengolahan data berbasis penelitian, analisis hasil data olahan berdasarkan penelitian yang sudah dijalankan dan pengujian hipotesis.

BAB V PENUTUP

Berisikan kesimpulan dari menganalisis pemecahan masalah, hasil dari pendataan dan saran perbaikan untuk PT/perusahaan yang diteliti.

(29)

8 BAB II

TUJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Literature review merupakan referensi – referensi yang berisi tentang teori, temuan, dan penelitian terdahulu yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti.

Berdasarkan dari beberapa literature yang didapatkan, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memilih keputusan metode penelitian yang tepat. Dari jurnal dengan judul “ Analisa Postur Tubuh Kegiatan Input Data pada PT ABC” oleh Benedikta Anna Haulian Siboro pada tahun 2019 menjelaskan bahwa hasilnya adalah kursi yang didesain sesuai dengan suara pengguna, dengan tingkat resiko tinggi dan sandaran yang memerlukan perbaikan fasilitas kerja, yaitu sudut kemiringan maksimal 110°, dan memberikan kenyamanan dalam penggunaan. Bentuk tebal pada lembaran pinggul. (Siboro 2019)

Dari jurnal dengan judul “ Analisis Postur Kerja Karyawan Kantor Menggunakan ROSA (Rapid Office Strain Asessment)” oleh Zayyinul Hayati Zen, Andre Habiyoga, dan Denny Astrie Anggraini pada tahun 2017 menjelaskan bahwa Postur kerja beresiko tinggi, pada kondisi tersebut akan menyebabkan cidera pada pekerja yang melakukan pekerjaannya dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan latihan ergonomis dan melakukan olahraga.(Zen, Habiyoga, and Anggraini 2017)

Dari jurnal dengan judul Evaluation of Musculoskeletal Disorders Among Compute Users in Isfahan.” Oleh Ayoub Ghanbary Sartang, dan Ehsanollah Habibi pada tahun 2015 menunjukkan bahwa pencegahan karyawan berisiko tinggi meliputi perbaikan tempat kerja dan pelatihan penggunaan komputer.(Ayoub Ghanbary 2015)

Dari jurnal yang berjudul “Ergonomic Risk Assessment Among Call Center Workers.” Oleh Worawan Poochada, dan Sunisa Chaiklieng pada tahun 2015

(30)

menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai call center berisiko tinggi mengalami masalah muskuloskeletai. Pencegahan dengann pelatihan ergonomis bagi karyawan. (Poochada and Chaiklieng 2015)

Dari jurnal yang berjudul “ Analisis Resiko Potur Kerja Pada PT. XYZ Dengan Menggunakan Metode ROSA (Rapid Office Storage Asassment) “ oleh Rosma Hani Damayanti, Irwan Iftadi, dan Rahmaniyah Dwi Astuti pada tahun 2014 menjelaskan bahwa Pekerja yang menjadi sampel memiliki level resiko yang tinggi dan perlu dilakukan perbaikan segera. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko yang dirasakan oleh pekerja yaitu dengan perbaikan fasilitas yang sesuai dengan standar ergonomi(Damayanti, Rosma Hani , Iftadi, Irwan , Astuti 2014)

Dari jurnal yang berjudul “Perbaikan Postur Kerja pada Operator Stasiun Two for One Bawah Menggunakan Metode Reba” oleh Evita, dan Elty Sarvia pada tahun 2017 menjelaskan bahwa dilihat dari hasil penggunaan metode REBA untuk mengolah data , pekerjaan yang dilakukan oleh operator sangat beresiko, maka penulis merancang sebuah alat berupa kursi berlutut, yang dapat mengurangi resiko cedera yang akan dialami oleh operator.(Sarvia 2017)

Dari jurnal yang berjudul “ Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Rula) Pada Oparator Mesin Extruder Di Stasiun Kerja Extruding Pada Pt Xyz “ oleh Irfan Syah Aji Wijaya, dan Ahmad Muhsin pada tahun 2018 menjelaskan bahwa penyebab mudah pegal dan lelahnya operator yang mengoprasikan mesin Extruder adalah karena postur kerja yang kurang ergonomis sehingga menurunkan tingkat keteraturan operator dalam memasukan adonan kemesin yang dapat menurunkan kualitas produksi.(Wijaya and Muhsin 2018)

(31)

Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang sudah ada atau penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain:

Tabel 2.1 Daftar Tinjauan Pustaka

No. Penulis Judul Sumber Metode Hasil Penelitian

1. Benedikta Anna Haulian Siboro

Analisa Postur Tubuh Kegiatan Input Data pada PT ABC

Siboro / Analisa Postur Tubuh Kegiatan Input Data pada PT ABC/ Vol. 4, No. 1, Maret 2019 pp. 1-6

ROSA Hasilnya adalah kursi yang didesain sesuai dengan suara pengguna, dengan tingkat resiko tinggi dan sandaran yang memerlukan perbaikan fasilitas kerja, yaitu sudut kemiringan maksimal 110°, dan memberikan kenyamanan dalam penggunaan. Bentuk tebal pada lembaran pinggul. (Siboro 2019)

2. Zayyinul Hayati Zen, Andre Habiyoga, Denny Astrie Anggraini.,

Analisis Postur Kerja Karyawann Kantor Menggunnakan Rapid Office Strain Assesment (ROSA

SURYA TEKNIKA Vol. 5 No. 1, Juni 2017 : 43 – 48

ROSA Postur kerja beresiko tinggi, pada kondisi tersebut akan menyebabkan cidera pada pekerja yang melakukan pekerjaannya dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, perlunya melakukan pelatihan ergonomi dan senam ergonomis untuk meregangkan otot dan saraf saat melakukan aktivitas pekerjaan di depan komputer.(Zen, Habiyoga, and Anggraini 2017) 3. Ayoub Ghanbary Sartang,

Ehsanollah Habibi.

Evaluation.

of

Musculoskeletal

Disorders Among Compute Users in Isfahan.,

Iranian Journal of Health,. Safety &

Environment, Vol.2, No.3, pp.330-334 .2015

ROSA Hasil penelitian bahwa, pencegahan karyawan berisiko tinggi mencakup adalah perbaikan workstation dan pelatihan menggunakan komputer.(Ayoub Ghanbary 2015)

4. Worawan Poochada, Sunisa Chaiklieng.,

Ergonomic Risk Assessment Among Call Center Workers.,

Worawan Poochada and Sunisa Chaiklieng / Procedia Manufacturing 3 ( 2015 ) 4613 – 4620

ROSA Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai call center berisiko tinggi mengalami masalah muskuloskeletal. Pencegahan dengan

(32)

pelatihan ergonomis bagi pegawai.(Poochada and Chaiklieng 2015)

5. Rosma Hani damayanti, Irwan iftadi, rahmaniyah Dwi Astuti

Analisis Resiko Potur Kerja Pada Pt. XYZ Dengan Menggunakan Metode ROSA. (Rapid Office Storage Assasment).

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Juni 2014

ROSA Pekerja yang menjadi sampel memiliki level resiko yang tinggi dan perlu dilakukan perbaikan segera.

Perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko yang dirasakan oleh pekerja yaitu dengan perbaikan fasilitas yang sesuai dengan standar ergonomi.(Damayanti, Iftadi, and Astuti 2014)

6. Evita, Elty Sarvia Perbaikan postur kerja pada Operator Stasiun Two for One Bawah Menggunakan Metode Reba.

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 14, No.2,. Juni 2017, pp.199- 208 ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

REBA Dilihat dari hasil penggunaan metode REBA untuk mengolah data , pekerjaan yang dilakukan oleh operator sangat beresiko, maka penulis merancang sebuah alat berupa kursi berlutut, yang dapat mengurangi resiko cedera yang akan dialami oleh operator.

(33)

7. Irfan Syah Aji Wijaya, Ahmad Muhsin

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Rula) Pada Oparator Mesin Extruder Di Stasiun Kerja Extruding Pada Pt Xyz

Jurnal OPSI Vol 11 No.1 Juni 2018 ISSN 1693-2102

http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi

RULA Dapat disimpulkan bahwa penyebab mudah pegal dan lelahnya operator yang mengoprasikan mesin Extruder adalah karena postur kerja yang kurang ergonomis sehingga menurunkan tingkat keteraturan operator dalam memasukan adonan kemesin yang dapat menurunkan kualitas produksi.(Wijaya and Muhsin 2018)

8 Nur Asniati Djaali1, Meidy Putri Utami

Analisis Keluhan Musculoskeletal

Disorders (MSDS) Pada Karyawan Pt. Control System Arena Para Nusa

Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 11 (1);

Maret 2019 p-ISSN: 2301-9255 e:ISSN: 2656-1190

MSDS Penelitian ini mengidentifikasi keluhan muskuloskeletal di kalangan pekerja PT. Control Systems Arena Para Nusa adalah sebanyak 65.5%. Ada hubungan antara faktor ergonomis dan kebiasaan gerak dengan dengan terjadinya keluhan MSDs. Seorang pekerja dalam posisi ergonomis rentan 4,2 kali lebih mungkin mengalami keluhan MSDs daripada pekerja dalam posisi ergonomi yang tidak berisiko. Individu dengan kebiasaan olahraga yang buruk akan berpeluang 5 kali lebih besar untuk mengalami keluhan MSDs daripada pekerja yang berolahraga cukup baik. .(Djaali 2019)

9 Atyanti Dyah Prabaswari, M.

Ragil Suryoputro, Bagus Wahyu Utomo.,

Analisis postur Kerja pada Perusahaan yang Bergerak Bidang Pemeriksaan,

Pengawasan, Pengujian, dan Pengkajian.

Jurnal Penelitian dan Aplikasi Sistem

& Teknik Industri (PASTI) Vol.. XIV, No. 2, Agustus 2020., pp.181-192 p- ISSN 2085- 5869 / e-ISSN 2598 – 4853.

ROSA dan REBA

Berdasarkan hasil pengolahan data, memiliki nilai ROSA 4 sehingga dapat digolongkan tidak berbahaya.

Penyebab masalah posisi kerja di kantor menurut metode ROSA adalah:

a. Kondisi lutut menekuk < 90°, tetapi ada banyak ruang di bawah meja daan kakl-kakinya pas. Jarak antara lutut dan tempat duduk kIra-kira 3 inci, tapi tidak bisa diatur. Siku di topang se jajar dengan bahu dengan

(34)

tepat dan nyaman. Sandaran yang baik dengan sudut antara 95°- 100°.

b.Posisi monitor 40-75 cm ke depan, tetapi posisinya terlalu di bawah ketinggian mata selama 1 jam terus menerus. Telepon mudah dijang kau dengan satu tangan tetapi tidak ada fungsi handsfree dan lama waktu kurang dari 30 Menit.(Prabaswari, Suryoputro, and Utomo 2020)

10 Ester Lisnati Jayadi, Panca Jodiawan, Achmad Zaki Yamani,MuhammadQurthub y

Evaluation of Office Ergonomic Risk Using Rapid Office Strain Assessment (ROSA)

Journal of Industrial Engineering and Management Systems Vol. 13, No. 1, 47-51, 2020 ISSN 1979-1720 E-ISSN 2579-8154

ROSA Hasilnya menunjukkan bahwa Tabel 1 menjelaskan hasil evaluasi ROSA dari dua orang karyawan. Dari dua pegawai yang diobservasi, diketahui bahwa pegawai 1 dan 2 memiliki kinerja yang sama dalam beberapa komponen penilaian. Komponen penilaian mengacu pada: tinggi tempat duduk, durasi Bagian A, semua komponen Bagian B, penggunaan mouse, waktu penggunaan mouse, dan waktu penggunaan keyboard.

Panjang kursi, sandaran tangan, sandaran dan keyboard berbeda.(Jayadi et al. 2020)

11 Eli Mas’idah, Wiwiek Fatmawati, Lazib Ajibta

Analisa manual material handling (MMH) Dengan menggunakan metode biomekanika untuk mengidentifikasi resiko cidera tulang belakang

(musculoskeletal disorder)

(Studi Kasus pada Buruh Pengangkat Beras di Pasar Jebor Demak)

Sultan Agung Vol Xlv No. 119 September – Nopember 2009

MMH dan

musculoskeleta l disorder

Pada hasil penelitian nilai lifting indeks (LI) dengan massa beban

75 kg pada kondisi awal nilai LI rata-rata adalah 5,52, nilai tersebut sangat ekstrim dan sangat beresiko menyebabkan cedera tulang belakang. Setelah dilakukan perbaikan sistem kerja pada nilai LI rata-rata diperoleh 2,8, nilai LI setelah perbaikan masih dalam batas toleransi. Nilai konsumsi energi kondisi awal rata-rata adalah 2,31. Hal ini menunjukkan konsumsi energi oleh para pekerja termasuk kategori beban kerja yang sangat berat. (Mas’idah, Fatmawati, and Ajibta 2009)

(35)

12 Rezal Aji Pratama, Eli Mas’idah, Wiwiek Fatmawati

Analisis Postur Kerja Karyawan Untuk Menguranngi Cedera Otott

Menggunakan Metode ROSA (Rapid Office Strain Asassment) Di PT. Sinar Semesta

Jurnal Teknik Industri Vol. 8, No. 1, 2022

Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah dalam Bidang Teknik Industri P-ISSN 2460-898X / E-ISSN 2714- 6235

ROSA Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa :

Keluhan karyawan disebabkan oleh fasilitas yang tidak memadai dan kurangnya pengetahuan karyawan tentang penggunaan fasilitas yang ada dengan benar.

Umur manfaat instalasi juga mempengaruhi tingginya nilai resiko berbahaya. Skor tingkat risiko setiap karyawan adalah 7 untuk karyawan 1, 8 untuk karyawan 2, 8 untuk karyawan 3, 8 untuk karyawan 4, dan 8 untuk karyawan 5. Skor tersebut ditentukan dengan menggunakan metode Rapid Office Strain Assessment (ROSA). mengisi formulir ROSA. (Pratama, Mas, and Fatmawati 2022)

(36)

Berdasarkan studi literatur atau penelusuran literatur, dapat dikatakan bahwa metode REBA digunakan untuk penilaian postur atau posisi kerja leher, lengan, kaki pekerja, punggung dan pergelangan tangan. Tetapi metode REBA juga digunakan untuk menghitung berat beban yang diangkat oleh pekerja dan menentukan kopling. Oleh karena itu, REBA tidak sesuai untuk diterapkan pada permasalahan dan aktivitas kerja yang dihadapi di PT Shantika Bangun Perkasa.

Metode RULA ini digunakan untuk menilai posisi kerja pekerja ekstremitas atas.

Metode tidak berbeda nyata dengan metode REBA ini karena penilaian stres yang sama digunakan untuk aktivitas kerja. Metode penggaris juga melihat jumlah gerakan pekerja, penggunaan otot, dan waktu tidak istirahat. Oleh karena itu, metode Rula tidak cocok untuk pekerjaan seperti ini di PT. Shantika Bangun Perkasa. Metode ROSA, di sisi lain, adalah teknik dalam ergonomi kantor yang mengukur risiko yang terkait dengan penggunaan komputer dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana tindakan perubahan berdasarkan laporan ketidak nyamanan karyawan (Sonne, Villalta dan Andrews 2012)). Pada metode ini penilaian dilakukan dengan menganalisis postur tubuh yang terekam oleh kamera.

Evaluasi dilakukan dengan mengisi checklist. B. Gunakan daftar periksa REBA.

Oleh karena itu, ROSA merupakan cara yang tepat dan tepat untuk mengatasi permasalahan PT. Shantika Bangun Perkasa.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Ergonomi

Menurut (Sutalaksana 2004), ergonomi merupakan suatu disiplin ilmu yang sistematik yang menggunakan kemampuan dan keterbatasan manusia, pengetahuan tentang sifat untuk merancang sistem kerja sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dengan baik dalam sistem tersebut, yaitu dengan bantuan kerja dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara aman, nyaman serta efektif. Studi tentang desain kenyamanan saat bekerja disebut ergonomi. Tujuannya yaitu untuk memberi kepuasan kepada pengguna dengan desain yang sesuai dengan keamanan dan kenyamanan pengguna sesuai dengan kebutuhan, sehingga lebih produktif dan memuaskan penggunanya (WignjoSoebroto 1995) .

(37)

Tujuan dalam ergonomi yaitu mengurangi stres dengan menghilangkan cedera dan gangguan terkait pekerjaan, penggunaan otot yang berlebihan, postur tubuh yang tidak tepat, dan tugas yang berulang.

Secara umum tujuan dari penerapan ilmu ergonomi adalah :

1. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental dengan mencegah cedera dan penyakit akibat kerja, mengurangi beban fisik dan mental, mendorong kemajuan dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kualitas interaksi sosial, mengelola dan mengkoordinasikan pekerjaan secara efektif, dan meningkatkan jaminan sosial selama masa produktif dan non-produktif.

3. Pekerjaan yang dilakukan untuk menciptakan pekerjaan yang berkualitas tinggi dan kualitas hidup, keseimbangan yang wajar antara berbagai aspek dari setiap sistem, termasuk aspek teknis, ekonomi, antropologis, dan budaya.

2.2.2 Postur Kerja

Postur kerja, poin yang menentukan dalam menganalisis efek kerja. Jika postur kerja operator ergonomis baik, maka dapat dipastikan hasil operator juga baik. Namun jika postur kerja pekerja tidak ergonomis maka pekerja akan kelelahan.Apabila operator mudah mengalami kelelahan maka hasil pekerjaan yang dilakukan operator tersebut juga akan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan (Susihono 2012).

Dalam tubuh manusia ada beberapa sistem terkoordinasi, dan salah satunya adalah sistem muskuloskeletal. Sistem ini sebenarnya terdiri dari dua sistem , terutama otot dan tulang. Keduanya terkait dengan implementasi pergerakan tubuh manusia. Otot menempel pada tulang untuk memindahkan tulang bingkai. Orang yang terorganisir dari tubuh manusia mensintesis sistem ini, termasuk tulang, koneksi tulang rawan, pita dan otot.

(38)

Gambar 2.1 Sistem sambungan pada bagian tulang belakang

Gambar 2.1Struktur tulang belakang memiliki struktur tulang dan otot yang berbeda. Perbedaan ini memberikan gerakan skala besar yang dihasilkan dari tulang belakang. Struktur bahu terdiri dari dua tulang utama, skapula dan humerus. Kedua tulang tersebut membentuk patung kolosal dan sendi scapulohumeral yang berfungsi untuk melakukan gerakan rotasi.

Gambar 2.2 Sistem sambungan pada bagian bahu

Gambar 2.2 Sendi siku bergabung dengan ketiga jaringan ligamen yang terdiri dari humerus, ulna dan radius untuk membentuk ligamen kolateral ulnaris.

Koneksi ini juga membatasi gerakan terbatas interaksi yang terjadi karena setiap tulang diposisikan secara unik. Telapak tangan terdiri dari tulang-tulang kecil palmar dan falang, . Tiga tulang menyatu dengan lengan bawah untuk membentuk sendi pergelangan tangan. Sambungan ini dapat melakukan latihan ketegangan dan relaksasi. (Muskuloskeletal, Pendekatan, and Owas 2012).

(39)

2.2.3 Office Ergonomic

Menurut (Kroemer 2001), office ergonomics adalah penerapan ergonomi, meliputi seluruh lingkungan kerja dan alat kerja yang digunakan, seperti komputer atau kursi. Risiko bekerja di kantor juga dipengaruhi oleh peralatan yang Anda gunakan, seperti mouse, keyboard, monitor, meja komputer, dan kursi. Dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam dunia kerja, sering dijumpai bahwa fasilitas yang diberikan kepada manusia tidak mencukupi. Dari perspektif ini, akibatnya produktivitas tenaga kerja tidak optimal, keselamatan kerja tidak dapat dijamin, beban kerja meningkat, proses produksi terhambat, dan berdampak pada pekerja manual itu sendiri. (Oesman 2017)

2.2.4 Rapid Office Strain Asessment (ROSA)

Rapid Office Strain Assessment (ROSA) adalah metode dalam ergonomi kantor yang bertujuan untuk mengukur resiko yang terkait dengan penggunaan komputer dan menentukan tingkat tindakan perubahan berdasarkan laporan ketidaknyamanan karyawan. Faktor resiko penggunaan komputer dibagi menjadi beberapa bagian yaitu kursi, monitor, telepon, mouse dan keyboard. Nilai faktor risiko meningkat dari 1 menjadi 3. Nilai maksimum dihasilkan dari penjumlahan nilai faktor risiko. Contoh: Kursi terlalu lebar (+1). Dalam hal ini nilai kursi pada nilai awal adalah 3, dan nilai kursi yang terlalu lebar menjadi 4. Nilai antara 1 dan 10 akan diperoleh dalam nilai akhir ROSA. Jika nilai akhir yang diperoleh lebih tinggi dari 5, dianggap berisiko tinggi dan penelitian lebih lanjut harus dilakukan di tempat kerja yang diteliti. Metode ini juga memperhitungkan waktu yang dihabiskan karyawan di posisi ini dan durasi pekerjaannya.

Menurut (Sonne and Dkk 2012) yaitu:

1. Nilai -1 jika durasii tanpa gangguan setiap hari kurang dari 30 menit atau kurang dari 1 jam.

2. Nilainya adalah 0 dari 30 menit hingga 1 jam atau dari 1 jam hingga 4 jam setiap hari.

3. Jika durasinya lebih dari 1 jam jika terus menerus atau lebih dari 4 jam per hari, nilainya + 1.

Untuk penllaian formulir ROSA terdiri dari tiga bagian :

(40)

1. Bagian A kursi

a. Sudut Kaki yang Terbentuk

Gambar 2.3 Form Penilaian sudut kaki yang terbentuk (Sumber: Sonne Dkk, 2012)

Formulir evaluasi ROSA pada Gambar 2.3 memiliki beberapa posisi ketinggian kursi saat bekerja. Artinya, jika posisi kaki 90 ° dan kursi terlalu tinggi, sudut kaki yang terbentuk > 90 °, jika terlalu rendah, sudut kaki yang terbentuk <90

°, dan kaki di atas mejanya ada di bawah dan tingginya tidak bisa diatur.

b. kedalaman kursi.

Gambar 2.4 Form kedalaman kursi. (Sumber: Sonne, dkk, 2012)

Pada Gambar 2.4 Dengan form ROSA, ke dalaman kursi kantor memiliki beberapa posisi, antara lain jarak antare lutut dan tepi kursi., 7 - 8 cm, dan jarak antara lutut dengan tepi kursi 7cm dekat. Jika lebih dari 7cm, jarak antara lutut dan jari yaitu jauh, dan alas kursi tidak dapat disesuaikan.

c. Sandaran Tangan

(41)

Gambar 2.5 Form Sandaran Tangan (Sumber: Sonne, dkk, 2012)

Gambar 2.5 Ada beberapa postur penggunaan sandaran tangan saat mengerjakan formulir penilaian ROSA, yaitu sandaran tangan dalam posisi rileks, siku bertumpu pada Sandaran tangan sulit dijangkau,, sandaran tangan terlalu lebar, sandaran tangan terlalu tinggi dan sulit untuk dijangkau.

d. Sandaran punggung

Gambar 2.6 Form Sandaran punggung (Sumber: Sonne, dkk., 2012)

Gambar 2.6 Formulir peniilaian ROSA menunjukkan bahwa posisi kerja pekerja adalah duduk dan punggung dengan kemiringan 95° 110° dan tidak memiliki sandaran atau sandaran tidak dapat diatur.

(42)

2. Bagian B Monitor dan Telepon a. Monitor

Gambar 2.7 Form Penilaian Monitor (Sumber: Sonne, dkk, 2012)

Pada Gambar 2.7 Dengan form ROSA, terdapat beberapa posisi saat menggunakan monitor yaitu jarak antara pekerja dengan monitor antara 45-57 cm, monitor terlalu rendah untuk membuat pekerja melihat ke bawah, monitor lebih tingg dari mata dan mata sejajar dengan monitor. Tinggi layar tidak di depan, dan terlalu terang.

b. Telepon

Gambar 2.8 Form Penilaian telepon (Sumber: Sonne, dkk, 2012)

Gambar 2.8 menunjukkan penggunaan telepon pada penilaian ROSA.

Artinya memakai headset dan leher dalam posisi netral, berada jauh dari leher, bahu ditahan serta jauh dari jangkauan.

(43)

3. Bagian C Mouse dan keyboard a. Mouse

Gambar 2.9 Form Penilaian Mouse (Sumber: Sonne, dkk, 2012)

Pada Gambar 2.9 penilaian ROSA, terdapat bermacam lokasi di mana mouse digunakan. Jauh dari jangkauan, mouse berada di lokasi yang berbeda dari keyboard, mouse terlalu kecil, ada di satu garis dengan tangan dalam penggunaan mouse. Ada palm rest untuk digunakan dengan mouse.

(44)

b. Keyboerd

Gambar 2.10 Form Penilaian Keyboerd (Sumber: Sonne, dkk, 2012)

Gambar 2.10 menunjukkan posisi di mana penilaian ROSA dalam penggunaan keyboard. sudutnya kurang dari 15°, dengan tangan lurus, menggunakan keyboard atau sudutnya tidak terbentuk, posisi keyboard terlalu tinggi.

Penentuan skor akhir pada metode ROSA dibagi menjadi tiga bagian, yaitu menentukan skor bagian A, menentukan skor bagian B, menentukan skor bagian C, menentukan skor monitor dan periferal, serta menentukan skor final.

Gambar 2.11 Grafik Penilaian untuk Sub -Bagian. (A, B Dan C), Monitor dan Peripherals Score, dan Skor Akhir Rosa serta Contoh Skor. (Sumber: Sonne, dkk, 2012)

A. Bagian A Kursi

Bagian tempat duduk terdiridari evaluasi ketinggian tempat duduk, kedalaman tempat duduk, sandaran tangan dan elemen sandaran. Saat menilai

(45)

Bagian A, nilai ketinggian tempat duduk ditambahkan ke nilai kedalaman tempat duduk, sandaran lengan, dan sandaran. Kemudian hitung kedua nilai pada dot matrix untuk mendapatkan hasil akhir.

B. Bagian B Monitor dan Telepon

Bagian B, yang terdiri dari elemen layar dan ponsel, melihat ke meja dan mendapatkan hasilnya.

C. Bagian C keyboard dan Mouse

Bagian C adalah evaluasi keyboard dan mouse. Lihatlah tabel untuk mendapatkan garis bawah.

D. Monitor dan Skor Periferal

Setelah mengevaluasi bagian A, B, dan C, hitung skor monitor dan periferal yang diperoleh dengan memilih monitor dan ponsel dari tabel di bagian Mouse dan Keyboard.

E. Skor akhir ROSA

Setelah bagian A, B, C dan skor monitor dan periferal dihitung, untuk menghitung skor ROSA akhir, skor diambil dari A dan skor monitor dan periferal.(Sonne and Dkk, 2012)

2.2.5 Penggunaan Ergofellow 3.0

Untuk mendukung penelitian agar lebih akurat maka digunakan aplikasi Ergofellow 3.0 untuk menentukan sudut pada karyawan digunakan Software Ergofellow 3.0 dengan mode Image Analysis yang inputnya merupakan foto dari postur pekerja saat bekerja. Kemudian masukkan fot tersebut pada Open Picture pilih tool Angle untuk mengetahui sudut dengan menghubungkan tiga titik sesuai pola postur kerja yang akan dicari sudutnya. Setelah menghubungkan tiga titik akan diperoleh sudut yang terbentuk pada tool Angle dengan menunjukkan besar sudut 61,170 seperti pada gambar dibawah ini.

2.2.6 Anthropometry

Manusia memiliki bentuk dan ukuran tubuh, serta massa yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Sehingga, anthropometry digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam melakukan interaksi antar manusia. Data

(46)

Gambar 2.3 Panduan Pengukuran Duduk Samping

anthropometry digunakan untuk berbagai tujuan antara lain perencanaan stasiun kerja, fasilitas kerja, desain produk dan lain-lain agar mendapatkan ukuran yang sesuai dimensi anggota tubuh penggunanya. (McCormick, E. J., & Sanders 1993) menyatakan bahwa anthropometry adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain yang berhubungan terhadap aktivitas manusia. Dengan mengetahui ukuran tubuh maka dimungkinkan untuk merancang peralatan kerja, tempat kerja dan produk sesuai dengan ukuran tubuh pekerja untuk menciptakan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Menurut (Bridger 1995) anthropometry didefinisikan dari kata latin yaitu anthropos yang berarti manusia dan metron yang berarti pengukuran, dengan demikian anthropometry mempunyai arti sebagai pengukuran tubuh manusia.

Sedangkan (Fariborz and Smith 1997) menjelaskan bahwa anthropometry merupakan studi yang berkaitan erat dengan dimensi dan karakteristik fisik tertentu dari tubuh manusia seperti berat, volume, pusat gravitasi, sifat-sifat inersia segmen tubuh, dan kekuatan kelompok otot.

A. Pengukuran Data Anthropometry Statis

Berikut ini merupakan pengukuran data Anthropometry statis pada Panduan pengukuran data anthropometry yang berasal dari buku milik (Pheasant and Haslegrave 2006) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pada penelitian ini:

Posisi : Duduk Samping

(47)

Tabel 2.2 Panduan Pengukuran Duduk Samping

No Data yang Diukur Cara Pengukuran

1 Tinggi duduk tegak

Diukur Jarak vertikal diukur dari permukaan alas kursi hingga puncak kepala. Subjek duduk tegak dengan mata lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-

siku.

2 Tinggi bahu duduk

Dikur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subyek duduk tegak.

3 Tinggi pinggang Subyek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pinggang.

4 Tebal perut Subyek duduk tegak, ukur arak samping dari belakang perut sampai depan perut

5 Tebal paha

Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas duduk sampai permukaan atas pangkal paha.

6 Tinggi popliteal Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah

7 Pantat popliteal

Diuku jarak horizontal dari bagian terluar pantat hingga lekukan lutut sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.

8 Pantat ke lutut

Subyek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. (point 11 + tebal lutut).

(48)

Gambar 2.4 Panduan Pengukuran Duduk Menghadap Ke Depan Tabel 2.3 Panduan Pengukuran Duduk Menghadap Ke Depan

Posisi : Duduk Menghadap ke Depan

No Data yang Diukur Cara Pengukuran

1 Lebar Bahu Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas. Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

2 Lebar Pinggul Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul 3 Lebar Sandaran

duduk

Ukur jarak horizontal antara, kedua tulang belikat.

Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat 4 Lebar Pinggang Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggang sisi kiri sampai bagian terluar 5 Siku ke Siku Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke bawah direntangkan ke depan. Ukur jarak horizontal

Gambar

Gambar 4.21 Gambar Posisi Pekerja 4 Berdasarakan Mouse ......................... 63  Gambar 4.22 Gambar Posisi Kerja Pekerja 3 Berdasarkan Keyboard ...........
Gambar 2.3 Form Penilaian sudut kaki yang terbentuk (Sumber: Sonne Dkk, 2012)
Gambar 2.5 Form Sandaran Tangan (Sumber: Sonne, dkk, 2012)
Gambar 2.9 Form  Penilaian  Mouse (Sumber: Sonne, dkk, 2012)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi postur kerja dapat dilakukan dengan menggunakan metode ROSA ( Rapid Office Strain Assesment ).Faktor-faktor risiko dari penggunaan komputer terbagi atas

Rekomendasi yang diberikan kepada pekerja yaitu memperbaiki tata letak meja kerja, mengganti kursi dan meja sesuai dengan postur tubuh dari pekerja.. Evaluation and

Menurut Restuputri, Puspita, dan Mubin (2019) Rapid Office Strain Assessment (ROSA) adalah analisis cepat untuk mengukur resiko bekerja yang berhubungan dengan

Penentuan kategori tingkat risiko MSDs dilakukan dengan mengidentifikasi keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic body Map (NBM),

Keluhan-keluhan yang timbul tersebut diakibatkan tidak adanya fasilitas kerja yang ergonomis dan sesuai dengan postur tubuh pekerja sehingga menyebabkan pekerja merasa kurang nyaman,

Dengan demikian disarankan untuk menggunakan documen holder pada dokumen yang ingin diinput kedalam komputer Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan untuk dapat mengatur peralatan

Rekapitulasi Data Ketinggian kursi Penilaian bagian A: Tinggi kursi, kedalaman kursi, sandaran tangan dan punggung Penilaian Bagian B: Penilaian posisi saat mengerjakan pasien,

Dari hal diatas ditemukan bahwa hasil akhir dengan menggunakan metode ROSA didapatkan poin 2 yang artinya level risiko rendah, hal tersebut harus dipertahankan agar tidak menjadi risiko