• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POSTUR KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS POSTUR KERJA "

Copied!
179
0
0

Teks penuh

Terdapat tiga workstation yang memiliki resiko kerja tinggi karena kurangnya alat, postur kerja yang tidak ergonomis dan aktivitas produksi yang terus menerus dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan dan menyebabkan MSDs. Hasil observasi dan wawancara dengan ketiga stasiun menunjukkan risiko kerja yang tinggi karena kurangnya alat, postur kerja yang tidak ergonomis dan aktivitas produksi yang terus menerus. Hal ini disebabkan oleh postur kerja yang tidak ergonomis, beban kerja yang berlebihan dan fasilitas kerja yang kurang memadai.

Dari hasil penelitian ini bahwa mengurangi resiko postur kerja yang dapat menimbulkan keluhan MSDs pada pekerja yaitu dengan menyediakan fasilitas kerja seperti meja dan perlengkapan kerja lainnya yang ergonomis. Sarana yang diusulkan nantinya dapat menjadi evaluasi di home industri Surya Megah Sentosa untuk memudahkan pekerja menciptakan kondisi kerja yang lebih baik dan meminimalkan risiko cedera saat bekerja. Penilaian postur kerja hanya menggunakan 3 stasiun kerja dengan identifikasi potensi bahaya kerja yang tinggi, antara lain stasiun pemotongan, pengelasan dan finishing.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Sistematika Penulisan

Penelitian Terdahulu

TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomi

Biomekanika kerja

Postur Kerja

Musculoskeletal Disorders (MsDs)

Nordic Body Map

Metode Rapid Entire Body Assesment (REBA)

Antropometri

Manual Material Handling (MMH)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Cara Pengumpulan Data

Alur Penelitian

  • Flowchart Penelitian
  • Deskripsi Flowchart Penelitian
  • Flowchart Pengolahan Data
    • Flowchart Pengolahan Data Metode NBM
    • Deskripsi Flowchart Pengolahan Data Metode NBM
    • Flowchart Pengolahan Data Metode REBA
    • Deskripsi Flowchart Pengolahan Data Metode REBA
    • Flowchart Pengolahan Data Metode NIOSH
    • Deskripsi Flowchart Pengolahan Data Metode NIOSH

HASIL PENELITIAN

Pengumpulan Data

  • Kuesioner NBM
  • Pengumpulan data metode REBA
    • Dokumentasi postur kerja stasiun pengelasan
    • Dokumentasi postur kerja stasiun pemotongan
    • Dokumentasi postur kerja stasiun finishing
  • Pengumpulan Data metode NIOSH Lifting Equation
  • Data Antropometri Indonesia

Berikut adalah dokumentasi posisi kerja dan aktivitas pekerja di bengkel las di industri rumah tangga Surya Megah Sentosa. Berikut adalah dokumentasi postur kerja dan aktivitas pekerja di stasiun pemotongan di industri rumah tangga Surya Megah Sentosa yaitu. Berikut adalah dokumentasi posisi kerja dan aktivitas pekerja di stasiun finishing home industri Surya Megah Sentosa.

Berikut adalah kumpulan data dengan menggunakan metode persamaan pengangkatan NIOSH berupa foto postur kerja, aktivitas pekerja dan deskripsi bagian pengangkatan di Industri Rumah Tangga Surya Megah Sentosa. Data antropometri yang digunakan adalah data antropometri Indonesia, data antropometri tersebut digunakan untuk menentukan dimensi alat bantu kerja.

Pengolahan Data

  • REBA
  • NIOSH Lifting Equation

Berdasarkan Tabel 17 skor postur pekerja kelompok B 1 pada proses pengelasan terlihat lengan atas pekerja berada pada sudut 36o, sehingga skor akhir yang diperoleh pada postur lengan atas adalah 2. Berdasarkan Tabel 19 di atas dapat dilihat skor A yang dicapai adalah 7 dan skor B yang dicapai adalah 2. Berdasarkan Tabel 22 skor postur tubuh pekerja Kelompok B 2 pada proses pemotongan marmer terlihat bahwa pekerja lengan atas berada pada sudut 39o, sehingga skor akhir untuk postur lengan atas adalah 2.

Berdasarkan Gambar 18 hasil skor kelompok B di atas terlihat skor lengan atas 2, lengan bawah skor 2 dan pergelangan tangan skor 2, sehingga diperoleh skor tabel B 3 seperti terlihat pada tabel . di bawah. Berdasarkan Tabel 24 diatas dapat diketahui bahwa skor A yang diperoleh adalah 8 dan skor B yang diperoleh adalah 4. Berdasarkan Tabel 27 skor postur pekerja kelompok B dapat 1 pada proses pemotongan besi terlihat bahwa lengan atas pekerja berada pada sudut 69o, sehingga skor akhir yang diperoleh adalah postur lengan atas dengan 3.

Berdasarkan Gambar 25 hasil skor kelompok B di atas terlihat skor lengan atas 3, lengan bawah skor 1 dan skor pergelangan tangan 2, sehingga diperoleh skor tabel B 4 seperti terlihat pada tabel di bawah ini . Berdasarkan Tabel 29 diatas dapat dilihat nilai A yang diperoleh adalah 8 dan nilai B yang diperoleh adalah 5. Berdasarkan Gambar 31 nilai beban yang dialami oleh pekerja 4 pada proses pencelupan terlihat beban yang diperoleh menggunakan .pekerja sama dengan.

Berdasarkan Tabel 32 skor posisi pekerja kelompok B 4 pada proses pencelupan terlihat lengan atas pekerja berada pada sudut 99o dan skor tambahan 1 karena bahu dinaikkan, diperoleh skor akhir untuk posisi lengan atas adalah 5. Berdasarkan gambar 38, nilai beban yang dialami pekerja 4 pada proses pemolesan terlihat bahwa beban yang didapat pekerja sama. Berdasarkan Tabel 37 skor postur tubuh pekerja kelompok B 4 pada proses pemolesan terlihat lengan atas pekerja membentuk sudut 25o, sehingga skor akhir yang diperoleh pada postur tungkai atas adalah 2.

Berdasarkan Gambar 39 hasil skor kelompok B di atas terlihat skor lengan atas skor 2, skor lengan bawah skor 1 dan skor pergelangan tangan skor 2, sehingga diperoleh skor tabel B skor 2 seperti terlihat pada tabel di bawah ini menunjukkan. Berdasarkan Tabel 42 skor postur pekerja kelompok B 5 pada proses pengamplasan terlihat lengan atas pekerja berada pada sudut 51o, sehingga skor akhir yang dicapai pada postur lengan atas adalah 3. Berdasarkan perhitungan dari skor grup B yang ditambahkan ke beban, terlihat bahwa skor grup B memiliki skor sebesar 5.

Perancangan Fasilitas Kerja

  • Usulan Perbaikan Metode REBA
    • Simulasi Penggunaan Alat bantu metode REBA
  • Usulan perbaikan metode NIOSH Lifting Equation
    • Perhitngan NIOSH Lifting Equation setelah perbaikan

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Keluhan Musculoskeletal Berdasarkan NBM

Menurut penelitian Santoso dan Irwanto (2018), NBM bertujuan untuk mengetahui lebih detail bagian tubuh mana saja yang mengalami gangguan atau nyeri saat bekerja yaitu agar dapat menggunakan metode NBM, walaupun bersifat subyektif, kuesioner ini valid untuk digunakan dan telah distandarisasi. Saat mengisi kuesioner, responden diminta untuk menilai bagian tubuh mana yang dirasa nyeri saat bekerja, dengan tingkat keluhan mulai dari tidak nyeri, nyeri sedang, nyeri dan sangat nyeri. Kemudian responden memberikan tanda centang pada setiap bagian tubuh yang dirasakan sesuai dengan keluhan yang dirasakan responden saat bekerja atau setelah bekerja.

Nilai NBM yang digunakan adalah skor individu lebih dari 71 karena termasuk dalam kategori tinggi. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil perhitungan NBM adalah 79,8, nilai ini termasuk dalam kategori tinggi sehingga diperlukan tindakan segera. Keluhan tertinggi yang dialami pekerja adalah nyeri pada bokong dan tangan kanan dengan total skor keluhan 19.

Berdasarkan bagian tubuh yang mengalami nyeri, nilai NBM tertinggi terjadi pada bokong dan tangan kanan dengan nilai persentase 80.

Penilaian Postur Kerja Menggunakan Metode REBA

Nilai tersebut terdapat pada 5 pekerja yaitu pekerja 1,2,3,4 dan 5 pekerja dari kegiatan pengelasan, pemotongan, finishing dan pengangkatan. Hasil tersebut disebabkan karena operator bekerja dalam kondisi yang tidak wajar seperti posisi kerja yang selalu duduk, membungkuk, mengangkat dan menggendong dalam waktu yang lama dan dilakukan secara berulang-ulang. Menurut penelitian Sulaiman dan Sari (2016) bahwa postur kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri pada salah satu anggota tubuh bahkan dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal.

Berdasarkan hasil pengolahan data metode REBA, diperoleh skor akhir REBA untuk pekerja dari masing-masing workstation. Proses pemotongan besi mendapatkan nilai REBA akhir sebesar 11 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan perbaikan saat ini. Proses pemotongan marmer dengan nilai REBA akhir 11 termasuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan perbaikan saat ini.

Proses pewarnaan mendapatkan skor REBA 11 juga dalam kategori sangat tinggi, sehingga perlu diperbaiki sekarang. Berdasarkan hasil pengolahan data REBA pada stasiun pemotongan, pengelasan dan finishing tergolong dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Hal ini disebabkan kurangnya alat, postur kerja yang tidak ergonomis dan aktivitas produksi yang dilakukan secara terus menerus dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri pada salah satu anggota gerak dan menyebabkan gangguan muskuloskeletal.

Menurut penelitian Tambun (2019), hasil akhir REBA berada pada tingkat resiko yang tinggi, artinya harus ada perbaikan pada postur tubuh dan juga pada peralatan kerja yang digunakan.

Metode NIOSH Lifting Equation

Hasil perhitungan variabel NIOSH pada posisi awal menunjukkan nilai variabel massa beban yang diangkat sebesar 50 kg. Nilai FM adalah 1 karena pada saat itu dilakukan pengangkatan sebanyak 10 kali dan berlangsung selama 45 menit. Nilai FM adalah 1 karena pada saat itu pengangkatan dilakukan sebanyak 10 kali dengan konsumsi waktu 45 menit.

Nilai CM adalah 1 karena pegangan benda yang diangkat termasuk dalam tipe kopling yang adil dan nilai V > 75 cm. Berdasarkan hasil perhitungan nilai RWL dan LI untuk kegiatan lifting yaitu posisi awal dan posisi akhir didapatkan nilai RWL sebesar 9,609 dan 11,286 yang artinya beban yang akan diangkat oleh pekerja tidak sesuai beban yang diangkat operator yaitu 50 kg. Disebutkan bahwa beban aktual yang diangkat tidak sesuai dengan berat beban yang disarankan yang dihasilkan.

Nilai yang dihasilkan LI pada posisi awal sebesar 5,203 dan pada posisi akhir diperoleh nilai LI sebesar 4,43. Pada asalnya nilai RWL yang kecil disebabkan oleh nilai HM yang kecil dan nilai VM yang kecil, dimana nilai VM yang kecil disebabkan oleh nilai V yang rendah. Menurut penelitian Hapsari (2018), untuk mengurangi potensi risiko cedera pada tubuh operator, perlu diusulkan perbaikan yang dapat mengurangi risiko cedera.

Usulan Perbaikan

  • Usulan Aktivitas Pengangkatan Beban

Tata letak alat dan bahan di atas meja di stasiun las tempat mesin las disimpan di sebelah kanan sehingga operator dapat dengan mudah menjangkaunya dan besi yang akan dilas berada di tengah, di sebelah kiri. Dari hasil simulasi setelah menggunakan table work tool di bengkel las didapatkan skor akhir REBA adalah 3 yang berarti skor tersebut berada pada kategori rendah, sehingga mungkin perlu dilakukan perbaikan. Tata letak alat dan bahan di atas meja di tempat pemotongan untuk proses pemotongan marmer tempat penyimpanan mesin gerinda berada di sebelah kanan sehingga operator dapat dengan mudah menjangkaunya dan produk marmer yang akan dipotong diletakkan di tengah, di kiri.

Dari hasil simulasi setelah menggunakan alat meja kerja di stasiun pemotongan, proses pemotongan besi dan pemotongan marmer mendapatkan nilai REBA akhir yang sama yaitu 3, yang berarti hasilnya termasuk dalam kategori rendah sehingga perlu perbaikan. Penataan alat dan bahan pada meja di stasiun las proses pencelupan dimana mesin pencelupan diletakkan di sebelah kanan agar operator mudah menjangkaunya dan produk yang akan dicelup diletakkan di kiri tengah. Dari hasil simulasi setelah menggunakan bench tool di stasiun finishing, proses pengamplasan, pemolesan dan pengecatan mendapatkan nilai REBA akhir yang sama yaitu 3 yang artinya hasilnya termasuk dalam kategori rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan.

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, usulan yang diberikan berupa meja kerja dapat mengurangi keluhan muskuloskeletal, karena menurut perhitungan REBA diperoleh skor 9 setelah menggunakan meja kerja untuk 'stasiun las. alat bantu meja 3. Stasiun pemotongan marmer sebelum menggunakan alat bantu meja mendapat skor 9. Skor REBA adalah 11 setelah menggunakan alat bantu meja 3. Stasiun finishing untuk departemen proses pewarnaan mendapat skor sebelum alat bantu meja 11 setelah digunakan digunakan alat bantu tabel 3.

Proses pengamplasan sebelum menggunakan alat mendapatkan skor REBA 8 setelah menggunakan table tool dengan 3. Proses pemolesan sebelum menggunakan table tool mendapatkan skor REBA 9 setelah menggunakan table tool dengan 3. Itu semua stasiun setelah menggunakan alat kerja alat tabel mendapatkan nilai REBA akhir sebesar 3 termasuk dalam kategori sedang.

Proposal yang diberikan untuk mengurangi resiko gangguan MSDs pada stasiun las, pemotongan dan finishing berupa meja kerja dengan nilai REBA akhir 3.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

The mechanism of human neural stem cell secretomes improves neuropathic pain and locomotor function in spinal cord injury rat.. models: through antioxidant, anti-inflammatory,

Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dan Kesepian Dengan Kecenderungan Nomophobia Pada Remaja.. Jurnal