• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Bahaya di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor Menggunakan Metode Job Safety Analysis

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Potensi Bahaya di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor Menggunakan Metode Job Safety Analysis "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Potensi Bahaya di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor Menggunakan Metode Job Safety Analysis

Dwi Agus Efvandi1, Muhammad Dian Kurniawan2, Efta Dhartikasari3

1,2,3Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik, Indonesia *Koresponden email: [email protected]

Diterima: 19 September 2022 Disetujui: 29 September 2022

Abstract

Dwi Jaya Motor Car Workshop is a UKM engaged in services, precisely car repair shops, this workshop serves services ranging from monthly routines and onderstail to over holes. The problem that is often found in the Dwi Jaya Motor Car Workshop is that employees are still not aware of the dangers around and still rarely use PPE so work accidents are still often found when employees work. Job safety analysis is a tool or tool that is useful for measuring or identifying a hazard that exists in the work area and looking for controls that match the potential hazards found. The job safety analysis sheet is used to analyze potential hazards by conducting a risk assessment, risk assessment with job safety analysis is carried out using interviews and direct observation and the results are presented in the form of a table. At the stage of work on servicing up the engine, servicing the radiator, and changing engine oil, several potential hazards were found, including being exposed to hot oil spills, being exposed to hot radiators, and being sprayed with radiator water. After knowing the potential dangers, it is recommended to the workshop owner to provide the PPE needed by employees, including heat-resistant gloves, and glasses, as well as making safety signs in the workshop area.

Keywords: job safety analysis, K3, risk assessment, car workshop, Gresik

Abstrak

Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor adalah UKM yang bergerak di bidang jasa tepatnya Bengkel Mobil, Bengkel ini melayani servis mulai dari rutin bulanan, onderstail hingga overhaul. Permasalahan yang sering ditemukan di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor adalah para karyawan masih kurang waspada dengan bahaya disekitar dan jarang menggunakan alat pelindung diri (APD) sehingga masih sering ditemukan kecelakaan kerja disaat para karyawan bekerja. Job safety analysis merupakan alat atau tools yang berguna untuk mengukur atau mengidentifikasi sebuah bahaya yang ada pada area kerja dan mencari pengendalian yang cocok dengan potensi bahaya yang ada. Lembar job safety analysis digunakan untuk menganalisa potensi bahaya dengan melakukan penilaian risiko, penilaian risiko dengan job safety analysis dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung kelapangan dan hasilnya disajikan berupa tabel. Pada tahapan pekerjaan servis-up mesin, servis radiator, dan penggantian oli mesin ditemukan beberapa potensi bahaya diantaranya, terkena tumpahan oli panas, terkena radiator yang panas, dan tersembur air radiator. Setelah mengetahui potensi bahaya disarankan kepada pemilik bengkel untuk ke depannya menyediakan APD yang dibutuhkan oleh karyawan diantaranya adalah sarung tangan yang tahan panas, dan kacamata, serta membuat safety sign diarea bengkel.

Kata Kunci: job safety analysis, K3, risk assessment, bengkel mobil, Gresik

1. Pendahuluan

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) disebuah perusahaan harus diperhitungkan untuk menjaga keselamatan para pekerja saat melakukan kegiatan diarea perusahaan. Jika lingkungan kerja kondusif maka produktivitas kerja akan lebih baik. Kecelakaan kerja sangat berkaitan dengan K3 Kecelakaan kerja sering kali dijumpai pada saat perusahaan melakukan proses produksi, banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja diantaranya kelalaian manusia yang bisa berakibat fatal, serta kurangnya kesadaran akan bahaya di lokasi kerja [1]. Peninjauan K3 harus mempertimbangkan identifikasi potensi bahaya yang ada disekitar pekerja agar bisa memberikan penanggulangan yang sesuai dengan permasalahan yang ada [2].

Inovasi K3 di tempat kerja membawa perkembangan yang baik bagi sebuah perusahaan untuk jangka

(2)

maka setidaknya kejadian ini seharusnya mendapat perhatian lebih khususnya untuk para pemilik perusahaan [4]. Risiko adalah sesuatu yang melekat pada aktivitas pekerjaan, pada bidang K3 potensi risiko yang paling tinggi harus diperhatikan karena risiko tersebut adalah sesuatu yang mengancam keselamatan pekerja, risiko bisa saja dihindari dengan cara pengolahan potensi bahaya yang muncul dengan mencari penanggulangan yang tepat sehingga dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar [5]. Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan mengupayakan identifikasi potensi bahaya yang ada dan bertujuan untuk mengurangi dampak yang dihasilkan dengan mencari pendekatan yang dirasa tepat [6].

Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor yang terletak di jalan Siti Fatima Binti Maimun, Randuagung, Kec.

Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dwi Jaya Motor adalah UKM yang bergerak di bidang jasa tepatnya Bengkel Mobil, bengkel ini melayani servis mulai dari rutin bulanan, onderstail hingga overhaul.

Permasalahan yang sering ditemukan di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor adalah para karyawan masih kurang waspada dengan adanya bahaya disekitar dan jarang menggunakan APD sehingga sering ditemukan kecelakaan kerja disaat para karyawan bekerja.

Setelah menemukan permasalahan dan melakukan brainstorming dengan pihak yang terkait metode yang dirasa cocok adalah metode job safety analysis atau lebih dikenal dengan JSA. Job safety analysis merupakan alat atau tools yang berguna untuk mengukur atau mengidentifikasi sebuah bahaya yang ada pada area kerja dan mencari pengendalian yang cocok dengan potensi bahaya yang ditemukan [7]. Job safety analysis adalah metode sederhana yang berguna untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan melakukan pengendalian risiko diarea pekerjaan, penilaian yang dilakukan metode JSA adalah dengan cara mencatat segala potensi bahaya yang ditemukan kemudian memberikan pengendalian yang sesuai dengan standar K3 yang berlaku [8]. Lembar job safety analysis digunakan untuk menganalisa potensi bahaya dengan melakukan penilaian risiko, penilaian risko dengan job safety analysis dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung ke lapangan dan hasilnya disajikan berupa tabel [9].

Penggunaan metode JSA memiliki keuntungan dan manfaat sebagai berikut. Memberikan contoh prosedur kerja yang sesuai, meningkatkan produktivitas karyawan ditempat kerja, mengidentifikasi APD apa saja yang dibutuhkan saat bekerja, melakukan review kepada pekerja dalam setiap tahapan pekerjaan, improvement untuk SOP ditempat kerja [10]. Mencegah bahaya yang terdapat disekitar dan melancarkan prosedur kerja yang ada, serta mencegah karyawan celaka, memberikan rekomendasi perbaikan atau cara pencegahan adalah fungsi digunakanya job safety analysis [11].

Pada hasil penelitian terdahulu menggunakan metode job safety analysis dan hasilnya telah dilakukan. Pada penelitian yang dilakukan di Home Industri Kerupuk Bunga Matahari didapatkan hasil bahwa untuk pengendalian potensi bahaya harus menggunakan APD [12]. Setelah diterapkannya metode JSA pada PT.X didapatkan hasil penurunan kecelakaan kerja sebanyak 20% [13]. Pengawasan penggunaan APD pada operator harus diperketat lagi agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan kelalaian [14].

Tiga stasiun kerja yang memiliki risiko skor tertinggi mendapat perhatian lebih agar kelak tidak lagi terjadi kecelakaan kerja [15].

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor yang terletak dijalan Siti Fatima Binti Maimun, Randuagung, Kec. Kebomas, Kab Gresik, Jawa Timur 61151. Dwi Jaya Motor adalah UKM yang bergerak di bidang jasa tepatnya Bengkel Mobil, bengkel ini melayani servis mulai dari rutin bulanan, onderstail hingga overhaul. Setelah melakukan observasi dengan datang langsung ke tempat perusahaan dan melakukan wawancara dengan pemilik dan beberapa pekerja metode yang cocok dengan permasalahan yang ada adalah metode job safety analysis. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah worksheet JSA yang berisikan kolom sebagai berikut:

1. Jenis pekerjaan 2. Proses pekerjaan

3. Potensi bahaya yang ditemukan 4. Upaya pengendalian bahaya

Prosedur penelitian dimulai dari mencari potensi bahaya yang ada disekitar area kerja kemudian melakukan pemberian rekomendasi untuk mengendalikan potensi bahaya yang ada seperti pemilihan APD

(3)

3. Hasil dan Pembahasan

Pembagian Pekerjaan dalam Beberapa Langkah Dan Mencari Potensi Bahaya

Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah dengan mem-breakdown tahapan pekerjaan yang dilakukan di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor kemudian dilanjutkan dengan mencari potensi bahaya yang ada disekitar yang bisa dilihat di Tabel 1.

Tabel 1. Breakdown Pekerjaan dan mencari potensi bahaya

No. Jenis Pekerjaan Proses Pekerjaan Potensi bahaya yang ditemukan 1. Servis up mesin • Membersihkan

filter udara

• Memeriksa busi dan kabel busi

• Memeriksa aki

• Ketika melepas saringan udara jika tidak memakai sarung tangan atau lap tangan bisa lecet atau melepuh karena posisi saringan udara menempel pada mesin

• Ketika melepas busi jika tidak memakai sarung tangan akan melepuh karena berada didalam mesin

• Ketika memeriksa aki jika tidak menggunakan sarung tangan akan sangat berbahaya karena air aki jika terkena tangan akan menyebabkan luka yang cukup parah

2. Servis radiator • Mengendurkan tap air radiator

• Melepas bagian selang atas radiator

• Melepas selang bagian bawah

• Melepas baut untuk mengangkat radiator

• Ketika mengendurkan baut tap radiator harus memakai sarung tangan dan diputar dengan perlahan jika tergesa gesa air yang masih pada suhu tinggi akan mengenai tangan dan bisa melepuh

• Saat melepas selang bagian atas radiator harus menggunakan sarung tangan dan harus ditutup lap karena selang radiator memiliki tekanan yang sangat tinggi jika tidak hati-hati selang bisa menyemburkan air yang dapat melukai seluruh tubuh

• Ketika melepas selang bagian bawah harus menggunakan sarung tangan lp dan kacamata karena tempat selang bagian bawah terletak di bawah mobil dan resiko lebih besar dari selang bagian atas jika tidak hati-hati bagian seluruh tubuh akan tersembur air radiator

• Ketika membuka baut radiator harus menggunakan sarung tangan karena kalau tidak menggunakan sarung tangan akan melepuh karena radiator sangat panas

(4)

3. Penggantian oli mesin

• Membuka baut tap oli di bawah mesin

• Mengeluarkan oli yang lama dipindah ke drum kumpulan oli bekas

• Mengisi oli baru kedalam mesin

• Ketika melakukan pergantian oli harus menggunakan sarung tangan lap dan kacamata jika tidak menggunakan tangan dan wajah terutama mata akan terkena cipratan oli

• Ketikan memindahkan oli bekas harus hati-hati jika tidak tangan akan terkena cipratan oli yang masih panas

• Ketikan mengisi oli harus hati-hati karena tangan dapat terkena oli dan padat menyebabkan iritasi Sumber: Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor (2021)

Berdasarkan hasil dari Tabel 1 pada tahapan pekerjaan servis up mesin, servis radiator, dan penggantian oli mesin ditemukan beberapa potensi bahaya. Ketika melepas saringan udara jika tidak memakai sarung tangan atau lap tangan bisa lecet atau melepuh karena posisi saringan udara menempel pada mesin. Kemudian ketika membuka baut radiator harus menggunakan sarung tangan karena kalau tidak menggunakan sarung tangan akan melepuh karena radiator sangat panas. Saat mengisi oli harus hati-hati karena tangan dapat terkena oli dan padat menyebabkan iritasi. Setelah menemukan potensi bahaya langkah selanjutnya adalah memberikan rekomendasi pengendalian potensi bahaya.

Rekomendasi Pengendalian Potensi Bahaya

Setelah menemukan potensi bahaya yang ada di Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor langkah selanjutnya adalah mencari pengendalian potensi bahaya yang tepat sesuai dengan permasalahan yang ada seperti yang bisa dilihat di Tabel 2.

Tabel 2. Rekomendasi pengendalian potensi bahaya

Nomor jenis pekerjaan Proses pekerjaan Potensi bahaya yang ditemukan Upaya pengendalian bahaya 1. Servis up mesin • Membersihkan

filter udara

• Memeriksa busi dan kabel busi

• Memeriksa aki

• Ketika melepas saringan udara jika tidak memakai sarung tangan atau lap tangan bisa lecet atau melepuh karena posisi saringan udara menempel pada mesin

• Ketika melepas busi jika tidak memakai sarung tangan akan melepuh karena berada didalam mesin

• Ketika memeriksa aki jika tidak menggunakan sarung tangan akan sangat berbahaya karena air aki jika terkena tangan akan menyebabkan luka yang cukup parah

• Harus memakai APD sarung tangan dan harus fokus pastikan keadaan arus negatif aki sudah terlepas.

• Harus memakai APD sarung tangan dan lap yang dibasahi sebagai alasnya pastikan mesin agar tidak terlalu panas.

• Memakai APD sarung tangan dan kacamata kemudian pastikan kabel arus negatif dan positif sudah terlepas.

(5)

2. Servis radiator • Mengendurkan tap air radiator

• Melepas bagian selang atas radiator

• Melepas selang bagian bawah

• Melepas baut untuk

mengangkat radiator

• Ketika mengendurkan baut tap radiator harus memakai sarung tangan dan diputar dengan perlahan jika tergesa gesa air yang masih pada suhu tinggi akan mengenai tangan dan bisa melepuh

• Saat melepas selang bagian atas radiator harus menggunakan sarung tangan dan harus ditutup lap karena selang radiator memiliki tekanan yang sangat tinggi jika tidak hati-hati selang bisa menyemburkan air yang dapat melukai seluruh tubuh

• Ketika melepas selang bagian bawah harus menggunakan sarung tangan, lap dan kacamata karena tempat selang bagian bawah terletak di bawah mobil dan risiko lebih besar dari selang bagian atas jika tidak hati-hati bagian seluruh tubuh akan tersembur air radiator

• Ketika membuka baut radiator harus menggunakan sarung tangan karena kalo tidak menggunakan sarung tangan akan melepuh karena radiator sangat panas

• Harus menggunakan APD sarung tangan dan tutup menggunakan kain lap kemudian pastikan suhu mesin sudah keadaan dingin.

• Harus menggunakan APD sarung tangan, kain lap yang dibasahi, dan kacamata, pastikan suhu mesin sudah dingin dan selang tekanan sudah dilepas.

• Harus menggunakan APD sarung tangan kain , lap dan kacamata kemudian pastikan suhu mesin sudah dingin.

• Harus memakai sarung tangan agar saat mengangkat radiator tangan tidak langsung kontak dengan radiator dan pastikan radiator sudah dingin

3. Penggantian oli mesin

• Membuka baut tap oli di bawah mesin

• Mengeluarkan oli yang lama dipindah ke drum kumpulan oli bekas

• Mengisi oli baru ke dalam mesin

• Ketika melakukan pergantian oli harus menggunakan sarung tangan lap dan kacamata jika tidak menggunakan tangan dan wajah terutama mata akan terkena cipratan oli

• Ketikan memindahkan oli bekas harus hati-hati jika tidak tangan akan terkena cipratan oli yang masih panas

• Ketikan mengisi harus hati-hati karena tangan dapat terkena oli dan padat menyebabkan iritasi

• Harus menggunakan APD sarung tangan, dan kacamata. Harus dilakukan dengan hati - hati dan fokus agar tidak terkena cipratan.

• Menggunakan sarung tangan dan pastikan oli sudah dalam kondisi dingin.

• Harus menggunakan APD sarung tangan dan corong sebagai tempat lewatnya oli masuk ke mesin dilakukan dengan hati-hati dan fokus Sumber: Bengkel Mobil Dwi Jaya Motor (2021)

Dari hasil Tabel 2 ditemukanlah solusi untuk mengendalikan potensi bahaya diantaranya ketika melakukan seluruh kegiatan karyawan wajib menggunakan APD yang berupa sarung tangan, kacamata, dan harus juga memperhatikan faktor disekitar misalnya ketika oli masih panas hendaknya ditunggu hingga dingin terlebih dahulu sebelum dimulai pergantian oli, dan ketika penggantian radiator juga harus ditunggu hingga dingin terlebih dahulu.

(6)

4. Kesimpulan

Dari 3 tahapan pekerjaan servis up mesin, servis radiator, dan penggantian oli mesin ditemukan beberapa potensi bahaya. Ketika melepas saringan udara jika tidak memakai sarung tangan atau lap tangan bisa lecet atau melepuh karena posisi saringan udara menempel pada mesin. Saat membuka baut radiator harus menggunakan sarung tangan karena kalau tidak menggunakan sarung tangan akan melepuh karena radiator sangat panas. Terakhir, mengisi oli harus hati-hati karena tangan dapat terkena oli dan padat menyebabkan iritasi.

Setelah mengetahui potensi bahaya disarankan kepada pemilik bengkel untuk ke depannya menyediakan APD yang dibutuhkan oleh karyawan antara lain sarung tangan yang tahan panas, dan kacamata, serta membuat safety sign diarea bengkel agar karyawan lebih waspada dan dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja.

5. Referensi

[1] Y. Widjaya and N. A. Mahbubah, “Evaluasi Inspeksi Alat Pemadam Api Ringan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis,” J. Serambi Engineering, vol. 7, no. 3, pp. 3314–3320, 2022.

[2] P. Sukapto, H. Djojosubroto, and D. Christian, “Implementasi NOSACQ-50 , JSA dan Participatory Ergonomics untuk Mewujudkan Lingkungan Kerja yang Nyaman, Selamat, dan Humanum (Studi Kasus),” Jurnal Kesehatan, vol. 10, no. November, pp. 337–345, 2019.

[3] Sulistiyowati, R., Suhardi, B., & Pujiyanto, E. Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Praktikum Perancangan Teknik Industri II Menggunakan Metode Job Safety Analysis. J@ ti Undip:

Jurnal Teknik Industri, 14(1), 11-20. 2019.

[4] S. S. C. Balili and F. Yuamita, “Analisis Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Bagian Mekanik Pada Proyek Pltu Ampana (2x3 Mw) Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA),” J.

Teknologi dan Manajemen Industri Terapan, vol. 1, no. 13, pp. 61–69, 2022.

[5] A. Setiyoso, T. I. Oesma, and M. Yusuf, “Analisis Potensi Kecelakaan Akibat Kerja Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dengan Pendekatan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC),” Rekavasi, vol. 7, no. 1, 2019.

[6] N. Lisdawanti, E. Ismiyah, and E. Dhartikasari, “Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control ( HIRARC ) di PT Sumber Mas Indah Plywood,” J. Teknovasi, vol. 08, no. 4, pp. 1–12, 2021.

[7] N. Rosdiana, S. K. Anggraeni, and A. Umyati, “Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja Pada Area Produksi Proyek Jembatan Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA),” J. Tek. Ind. vol. 5, no. 1, pp. 1–6, 2017.

[8] M. Z. Ikhsan, “Identifikasi Bahaya, Risiko Kecelakaan Kerja dan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA),” J. Teknologi dan Manajemen Industri Terapan, vol. X, pp. 42–

52, 2022.

[9] N. Hikmi, R. Firwandri, and B. Haryanto, “Penerapan Metoda Job Safety Analysis Dalam Identifikasi Potensi Bahaya Pada Pekerja Divisi Pipa, Sumatera Barat,” J. Kesehatan Lingkungan, vol. 10, no. 1, pp. 1–7, 2020.

[10] A. Z. Abidin and N. A. Mahbubah, “Pemetaan Risiko Pekerja Konstruksi Berbasis Metode Job Safety Analysis Di PT BBB,” J. Serambi Engineering, vol. VI, no. 3, pp. 2111–2119, 2021.

[11] Y. Ilmansyah., “Penerapan Job Safety Analysis sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Perbaikan Keselamatan Kerja di PT Shell Indonesia,” Profisiensi, vol. 8, no. 1, pp. 15–22, 2020.

[12] A. S. Aldini, O. Hutapea, and M. Sahri, “Identifikasi Bahaya dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dan Penerapan Budaya 5R Di Home Industri Krupuk Bunga Matahari Tahun 2021,” Syntax Lit. J. Ilm. Indones., vol. 7, no. 2, 2022.

[13] A. B. N. Ilmy, T. Bagyono, Yamtana, and S. Haryanti, “Analisis Bahaya Kecelakaan Kerja Proses Produksi Mebel dengan Metode Job Safety Analysis,” Sanitasi J. Kesehat. Lingkung., vol. 12, no.

2, 2020.

[14] Andriani and A. Suwarno, “Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di Bagian Mold Maintenance PT XYZ Plant Cikarang,” J. Tek. Ind., vol. 2, no. 2, pp. 72–

78, 2022.

Referensi

Dokumen terkait

The strategy for the independent learning program implemented by students of the Miftahul Midad Tarbiyah College of Science at Madrasah Ibtidaiyah 01 Candipuro, Lumajang Regency, was