• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN SEKTOR BASIS DI KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2011-2017

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN SEKTOR BASIS DI KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2011-2017"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

Dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya Ilmu Ekonomi yang telah memberikan berbagai bentuk ilmu yang sangat berarti. Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pasti akan terasa manfaatnya. Perkembangan ekonomi yang terjadi di Kota Lubuklinggau dapat diketahui dengan melihat indikator yang dapat mencerminkan seluruh kegiatan ekonomi yang telah dilakukan melalui indikator Produk Domestik Bruto (PDRB) yang digambarkan melalui pertumbuhan PDRB dan peran sektor (BPS Kota). Lubuk Linggau).

Analisis kontribusi digunakan untuk menentukan besar kecilnya angka PDRB sebagai indikator yang menunjukkan kapasitas sumber daya yang dihasilkan suatu daerah. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah sangat erat kaitannya dengan kualitas perencanaan pembangunan daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Lubuklinggau didukung oleh adanya sektor ekonomi unggulan yang dapat dijadikan potensi daerah untuk pengembangan daerah. Untuk mengetahui sektor mana saja yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB) di Kota Lubuklinggau dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai PDRB total kota Lubuklinggau tahun 2011-2017 secara umum mengalami peningkatan secara keseluruhan di tujuh belas sektor. Apakah sektor ekonomi kota Lubuklinggau potensial dan menawarkan nilai unggul dan kompetitif untuk dikembangkan sebagai pembawa nilai ekonomi.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Menganalisis sektor-sektor ekonomi potensial dan memberikan nilai unggul dan kompetitif untuk dikembangkan sebagai pembawa nilai ekonomi. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber dan informasi untuk penelitian serupa di masa yang akan datang. Bab ini menjelaskan tinjauan literatur yang merupakan gambaran umum dari hasil penelitian sebelumnya di bidang yang sama.

Pada bab ini menguraikan dan menjelaskan kesimpulan yang telah diambil dari hasil dan pembahasan serta saran yang sesuai dari permasalahan yang terjadi.

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Kajian Pustaka

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis LQ, Shift Share, dan Model Rasio Pertumbuhan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor basis yang dimiliki Kabupaten Lamongan pada sektor pertanian. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang maju dan memiliki daya saing tertinggi di Kabupaten Lamongan.

Penelitian ini menjelaskan bahwa sektor unggulan di Kabupaten Kendal adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan. Sektor potensial yang ada di kabupaten ini adalah industri pengolahan serta sektor listrik, gas dan air minum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelas Tipologi, gabungan LQ dan DLQ, dan analisis Shift Share. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Kubu Raya memiliki sektor unggulan yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi, disusul dengan sektor lainnya yaitu sektor potensial yang akan menjadi sektor unggulan di masa mendatang yaitu sektor industri pengolahan, listrik, gas dan bidang air minum.

Putra, Putu Gede Bayu Nugraha, dan I Nengah Kartika melakukan penelitian pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Analisis Sektor Potensial Dalam Menentukan Prioritas Pembangunan di Kabupaten Badung Tahun 2001-2011”. Hasil penelitian ini menunjukkan sektor yang dominan di Kabupaten Badung antara lain sektor listrik, gas dan air, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

Landasan Teori

  • Pengertian Sektor Unggulan
  • Kriteria Penntuan Sektor Unggulan
  • Pembangunan Ekonomi Daerah
  • Pola Pengembangan Ekonomi Daerah
  • Teori Basis Ekonomi
  • Pembangunan Sektor Unggulan Dan Strategi Pembangunan
  • Arah Kebijakan Regional
  • Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis Perekenomian

Suatu daerah akan memiliki leading sector apabila daerah tersebut dapat unggul dalam persaingan di sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyanto, 2000). Sektor unggulan di suatu daerah memiliki keterkaitan yang erat dengan data PDRB daerah tersebut. Suatu kawasan dianggap sebagai ruang tempat berlangsungnya kegiatan ekonomi, dan di berbagai sudut ruang tersebut terdapat karakteristik yang sama.

Jadi wilayah di sini berdasarkan pembagian administratif suatu negara, suatu wilayah dibagi menjadi wilayah-wilayah atau sub-wilayah. Dan saat ini, pertambangan merupakan sektor terpenting dalam mendorong pembangunan suatu daerah dan menjadi penopang perekonomian. Asumsinya adalah jika suatu daerah lebih terspesialisasi dari daerah tersebut dalam memproduksi suatu barang tertentu, maka daerah tersebut dapat mengekspor barang tersebut sesuai dengan tingkat spesialisasinya dalam memproduksi barang tersebut.

Sektor ekonomi potensial di suatu daerah memiliki kemampuan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan sektor yang sama di daerah lain, sehingga produk dan jasa yang dihasilkan dari sektor ekonomi potensial tersebut dapat memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, selebihnya. produk dan jasa dapat dijual ke daerah lain di luar daerah untuk memperoleh manfaat tambahan bagi daerah tersebut. Penetapan arah kebijakan daerah terhadap suatu daerah tidak lepas dari campur tangan pemerintah, khususnya campur tangan pemerintah pusat.

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Metode pengumpulan Data

Definisi Operasional

Metode Analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Peneitian

Analisis Loqation Quaton

Analisis Shift Share

Analisis Typology Klassen

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Dari hasil perhitungan location quotient terlihat bahwa Kota Lubuklinggau memiliki 2 sektor yaitu sektor inti yaitu sektor manufaktur, listrik dan gas, air bersih, pengelolaan sampah dan daur ulang, konstruksi, grosir dan eceran. perdagangan, reparasi mobil dan sepeda motor, pengangkutan dan penyimpanan, penyediaan akomodasi dan makanan dan minuman, serta berbagai jenis sektor jasa lainnya dan sektor non inti yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan, pertambangan, informasi dan komunikasi dan bidang pertahanan penyelenggaraan negara dan jaminan sosial wajib. Dari perhitungan analisis displacement share, produk domestik regional bruto kota Lubuklinggau mengalami peningkatan kinerja perekonomian. Hal ini terlihat dari total nilai pendapatan Dija yang menunjukkan nilai positif di semua sektor ekonomi.

Sektor yang dikategorikan maju tetapi tertekan adalah sektor penyediaan air, pengelolaan limbah, dan daur ulang. Sedangkan sektor yang tergolong potensial dan berkembang adalah sektor jasa lainnya dan jasa usaha. Sektor-sektor yang tergolong relatif terbelakang adalah pengadaan listrik dan gas, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian, manufaktur, informasi dan komunikasi, administrasi publik, pertahanan dan jaminan sosial wajib. .

Berdasarkan karakteristik dan klasifikasi wilayah serta sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Lubuklinggau, kota ini dapat menyusun strategi pembangunan ekonomi yang mengarah pada “Optimalisasi pengembangan sektor jasa, perdagangan dan real estate sebagai leading sector penunjang industri ekowisata dan perdagangan bebas".

Implikasi

Penentu Sektor Unggulan Dalam Pembangunan Daerah: Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Marwa, Taufiq dan Syirod Saleh. “Potensi Relatif Sektor Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan.” Studi Ekonomi Vol 1 No 1, Tahun Universitas Sriwijaya, Palembang, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari lima perlakuan (kontrol, isolat lokal jamur Beauveria sp. dan Metarhizium sp., formulasi tepung

Menyusun strategi untuk pengendalian pencemaran udara konvensional sektor transportasi, sektor industri, dan sektor persampahan yang diterapkan di Kabupaten Batang.. 1.5