Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Analisis Proses Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Instansi Pemerintah (Studi Kasus Departemen Keuangan Sekretariat BAPPEDA)”. Proses pelaksanaan dan penyusunan anggaran berbasis kinerja seperti apa yang diterapkan di Bagian Keuangan Sekretariat BAPPEDA? Proses pelaksanaan penyusunan anggaran berbasis kinerja sebagaimana diterapkan pada Bagian Keuangan Sekretariat BAPPEDA telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan No.
Penelitian ini akan fokus pada proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ERB) di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Utara. Maksud penulis adalah memastikan proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2010 di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prinsip penganggaran berbasis kinerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai proses penyusunan anggaran berbasis kinerja di Sekretariat BAPPEDA.
Mengetahui apakah pelaksanaan penyusunan anggaran berbasis kinerja yang dilakukan oleh Sekretariat BAPPEDA telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. Menambah dan menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah tentang “Proses penerapan anggaran berbasis kinerja pada pemerintah daerah”.
Pendahuluan
- Latar Belakang
- Perumusan Masalah
- Pembatasan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Sistematika Penelitian
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penambah pengetahuan dan pemahaman serta menambah informasi sehingga dapat juga dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya.
Landasan Teori
Tinjauan Pustaka
- Organisasi Sektor Publik
Pengertian dan Karakter Organisasi Sektor Publik
Jenis-jenis Organisasi
- Anggaran Sektor Publik
Dasar Hukum yang Mengatur Sistem Penganggaran Sektor Publik
Pengertian Anggaran Sektor Publik
Fungsi Anggaran Publik
Jenis-jenis Anggaran
Prinsip-prinsip Penganggaran Publik
Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
- Anggaran Tradisional
Ciri Anggaran Tradisional.
Kelemahan Anggaran Tradisional
- Anggaran Berbasis Kinerja (performance budgeting)
Definisi Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep-konsep Pengukuran Kinerja
Prinsip-prinsip Anggaran Berbasis Kinerja
Elemen Pokok Pengukuran Kinerja
Metodologi Pengukuran Kinerja
Manfaat Pengukuran Kinerja
- Siklus Penyusunan APBD Berdasarkan PERMENDAGRI RI Nomor 25 Tahun
Kebijakan Umum APBD (KUA)
Teknis Penyusunan APBD
- Penelitian Sebelumnya
- Kerangka Pemikiran
Metodologi Penelitian
Objek Penelitian
BAPPEDA berkewajiban mendukung terselenggaranya perencanaan pengembangan keprofesian, makna yang terkandung dalam pernyataan visi profesionalisme di atas adalah sikap/tindakan setiap aparatur yang benar-benar disiplin, berdedikasi dan bertanggung jawab atas tugas yang dilaksanakannya serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Bupati dalam menjalankan tugasnya. penyelenggaraan pemerintahan di bidang perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah di kabupaten Aceh Utara. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) beralamat di Jalan Samudera no. 53 Lhokseumawe, Aceh Utara.
Metode Pengumpulan Data
- Jenis Data
- Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan observasi langsung pada bagian penyusunan anggaran melalui proses pengamatan prosedur penyusunan anggaran pada bagian tersebut dengan dokumen dan modul yang dipersyaratkan oleh peraturan yang telah ditetapkan.
Metode Analisis Data
Analisis dan Pembahasan
Gambaran Umum Objek Penelitian
- Sejarah Singkat Instansi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Koordinasi perencanaan pembangunan di bidang perekonomian, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, sosial budaya, dan sumber daya manusia. Pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan pembangunan di daerah bersumber dari APBD, APBA, dan APBN.
Visi dan Misi BAPPEDA
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Sesuai dengan permasalahan strategis tersebut, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Aceh Utara dituntut untuk berperan dalam pengembangan perencanaan pembangunan daerah yang berperan sangat aktif dalam rangka pelaksanaan pembangunan, sehingga perencanaannya matang. Hal ini diperlukan untuk mewujudkan pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah daerah dan pusat. . Makna yang terkandung dalam pernyataan Visi Profesionalisme di atas adalah sikap/tindakan setiap aparatur yang benar-benar disiplin, berdedikasi dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dijalankannya.
Setiap perangkat diharapkan mampu melaksanakan tugas pokoknya dengan kepuasan kerja yang tinggi bagi bidang pekerjaannya dan senantiasa berperilaku lebih memuaskan bagi seluruh instansi dan masyarakat. Untuk mewujudkan visi di atas sesuai dengan fungsinya, Badan Perencanaan Daerah juga melakukan perubahan atau revisi terhadap misi sebelumnya dan merumuskannya menjadi. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean goverment), meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan meningkatkan kesejahteraan aparatur.
Terwujudnya pengembangan kawasan perkotaan dan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan di wilayah barat, tengah, dan timur untuk menjaga keseimbangan pembangunan kawasan perdesaan/pedalaman dengan mengembangkan kawasan agropolitik sebagai pusat pertumbuhan perdesaan. Mewujudkan pemerataan, memperluas dan meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang dan kursus pendidikan, disertai dengan peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan, baik di sekolah negeri maupun sekolah agama (madrasah) untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, imtaq, handal, profesional dan kompetitif. Terwujudnya kerjasama bisnis, hubungan dagang dan terbukanya pasar internasional yang lebih luas dengan negara lain.
Tujuan Stratejik
- Susunan Organisasi BAPPEDA
- Analisis Pembahasan dan Hasil Penelitian
- Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
Terwujudnya kualitas sumber daya aparatur perencanaan pembangunan daerah jangka pendek dan jangka menengah secara terarah dan terpadu. Pemimpin bertugas mengambil kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah dan mengevaluasi pelaksanaannya. Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah terlebih dahulu harus menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RMDP) dengan menggunakan bahan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk jangka waktu tertentu. jangka waktu 1 tahun yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah.
Kemudian pemerintah daerah menyusun rancangan awal/rencana kerja SKPD dan membentuk forum SKPD seminggu kemudian. Tahap berikutnya, pemerintah daerah menetapkan peraturan daerah tentang RKPD sekaligus mengamanatkan pembentukan SKPD. KUAPBD dan PPAS Tahun 2010 telah dilaksanakan, pembahasan bersama antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Panitia Anggaran DPRD kemudian dituangkan dalam nota kesepahaman bersama mengenai KUAPBD dan PPAS antara pemerintah daerah dan DPRD.
Selanjutnya pemerintah daerah memberikan kewenangan kepada setiap SKPD/satuan kerja untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran (BWP) sesuai dengan program/kegiatan yang direncanakan. Setelah itu, setiap SKPD/satuan kerja menyerahkan RKA yang telah disusun kepada pemerintah daerah untuk dievaluasi yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBD. Pada tahap awal proses penyusunan APBD, Peraturan Menteri Dalam Negeri menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah harus mematuhi jadwal proses penyusunan APBD, mulai dari penyusunan KUA-PPAS dengan DPRD hingga tercapai kesepakatan mengenai penyusunan APBD. Raperda APBD antara pemerintah daerah dan DPRD.
Dalam hal ini Bappeda melaksanakannya bersama tim anggaran pemerintah daerah dengan menganalisis kebijakan pembangunan daerah untuk kesesuaian maksud dan tujuan pembangunan daerah, yang nantinya akan dipadukan dalam dokumen KUA – PPAS. Pada tahap selanjutnya, Bappeda akan melaksanakan program/kegiatan pembangunan yang disesuaikan dengan prioritas pembangunan daerah dan kemampuan keuangan daerah masing-masing sesuai dengan Permendagri No. Sehubungan dengan itu, Bappeda bersama tim anggaran pemerintah daerah belum menemui kendala berarti dalam proses pembahasan APBD dengan DPRD.
Bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Bappeda menganalisis kebijakan pembangunan daerah sebagai dasar penetapan sasaran sesuai Permendagri No. 59 Tahun 2007. Bappeda menganalisis KUAPBD – PPAS secara bersamaan dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang akan kemudian diajukan ke DPRD untuk dibahas dan disetujui. Contohnya adalah rasio Kementerian Pendidikan Nasional terhadap 14 kewajiban daerah, salah satunya adalah jumlah peserta didik dalam satu kelas minimal 32 orang, jika jumlah kelas tidak mencukupi maka pemerintah daerah wajib membangun kelas baru.
13 Bagi daerah yang melaksanakan program dan kegiatan DAC serta bantuan keuangan dari provinsi bagi kabupaten/kota yang dananya diterima setelah APBD ditetapkan, dan menunggu perubahan Peraturan Daerah tentang APBD, Pemerintah Daerah melaksanakan program dan kegiatan dimaksud sud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Pemberlakuan APBD dengan persetujuan Pimpinan DPRD. Dalam hal program dan kegiatan yang bersangkutan berlangsung setelah perubahan APBD ditetapkan, Pemerintah Daerah menyampaikannya dalam Laporan Realisasi Anggaran (WAV).
Penutup
Kesimpulan
Saran
Daerah (BAPPEDA), penulis mencoba mengajukan usulan kedepannya yang dapat dijadikan bahan pertimbangan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam menyusun anggaran berbasis hasil pada tahun mendatang. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) harus tetap menjunjung tinggi nilai integritas agar dapat terus mewujudkan pelaksanaan penyusunan anggaran secara tertib, sesuai peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab. Mewaspadai rasa keadilan dan kepatutan sehingga dapat menjadi teladan bagi bidang lain di BAPPEDA. Sosialisasi penganggaran berbasis hasil terus dilakukan dan ditingkatkan kualitasnya, terutama dengan adanya peraturan baru, sehingga lebih efisien dan efektif dalam mendukung terwujudnya perencanaan pengembangan yang profesional.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.