• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT TENTANG PERKARA KEPAILITAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PKPU

N/A
N/A
arthuria pentdragon

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT TENTANG PERKARA KEPAILITAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PKPU"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perusahaan yang berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas (PT) bangkrut, yang dinyatakan oleh pengadilan niaga karena tidak mampu membayar kewajibannya kepada kreditur akibat penurunan nilai perusahaan yang signifikan. pendapatan selama periode Covid-19. Bagi penulis : mampu menambah pengetahuan hukum Islam dan hukum positif di bidang kepailitan dan PKPU khususnya rasio decidindi yang hendaknya diterapkan oleh hakim dalam memutus kepailitan suatu perseroan terbatas pada masa pandemi Covid-19, serta sebagai perlindungan hukum atau upaya preventif yang dapat dilakukan oleh debitur yang terkena dampak pandemi Covid-19 dalam pelunasan utangnya agar terhindar dari kebangkrutan secara langsung dengan studi kasus kebangkrutan PT Cemerlang. Bagi Pengadilan/Hakim: mampu memberikan ilmu agar putusan dalam perkara kepailitan pada masa pandemi Covid-19 khususnya pada perseroan terbatas dapat diputuskan oleh hakim dengan putusan yang adil bagi kreditur dan debitur.

Pendekatan ini mengkaji perkara-perkara yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang dijadikan acuan, termasuk perkara-perkara di Pengadilan Tingkat Pertama, Banding, dan Kasasi yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.19 Kajian penting dapat ditemukan dalam Pendekatan ini adalah alasan hakim atau rasio yang menentukan, yaitu pertimbangan hukum yang dilakukan hakim sampai dengan perkara diputus.20 Dalam penelitian ini peneliti fokus untuk menyelidiki alasan dalam putusan Nomor: 16/Pdt.Sus -Pailit/2020/PN.Niaga . Jkt.Pst perihal permohonan perkara pernyataan pailit suatu perseroan terbatas yang dihentikan pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini membahas tentang proses kepailitan suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas di bidang e-commerce. Yang dapat dijadikan harta pailit/kepailitan apabila suatu badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas di bidang e-commerce mengalami kepailitan.

Hasil penelitian menyatakan bahwa: proses kepailitan suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas di bidang e-commerce sama dengan proses kepailitan perusahaan lain, yang terpenting adalah ketentuan yang disyaratkan oleh undang-undang. terpengaruh terpenuhi. Tanggung jawab direksi sebagai pengurus suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas di bidang perdagangan elektronik apabila menjadi pailit karena kesalahan/kelalaiannya menjadi tanggung jawab pribadi direksi, sesuai dengan ketentuan perseroan terbatas. UU khususnya pada Pasal 104 ayat (1), (2) dan (3).32. Bersama-sama kami telah melakukan penelitian terhadap kajian putusan-putusan mengenai permohonan pernyataan pailit bagi badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas.

Subyek penyidikan: permohonan pernyataan pailit bagi badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas Asuransi Syariah dengan analisa kaitannya dengan Hukum Ekonomi Syariah.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Pendekatan Penelitian
  • Jenis Bahan Hukum
  • Metode Pengumpulan Bahan Hukum
  • Metode Pengolahan Bahan Hukum

Penelitian Terdahulu

Sistematika Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA

Kepailitan dalam Hukum Indonesia

  • Istilah dan Pengertian Kepailitan
  • Sejarah, Landasan dan Dasar Hukum Kepailitan
  • Tujuan dan Fungsi UU Kepailitan
  • Asas dan Prinsip Kepailitan
  • Syarat Kepailitan
  • Akibat Hukum Putusan Kepailitan

37 Marthasia Kusumaningrum, “Perkembangan Pengertian Hutang dalam Hukum Kepailitan di Indonesia” (Diponegoro Semarang http://eprints.undip.ac.id/. Peraturan ini telah berlaku cukup lama yaitu sekitar 92 tahun pada masa penjajahan Jepang lahir Undang-Undang Darurat yang berkaitan dengan kepailitan, namun setelah Indonesia merdeka kembali muncul lagi produk hukum kepailitan Belanda. hukum kebangkrutan.

Pada zaman dahulu, lembaga yang mengatur peraturan perundang-undangan kepailitan adalah “Faillissements-Verordening Staatsblad 1905:217 juncto Staatsblad karena terjadi krisis keuangan di seluruh dunia yang mengakibatkan dunia usaha mengalami kesulitan yang cukup besar, sehingga peraturan tersebut diubah menjadi Perpu Nomor 1 Tahun 1998, maka disempurnakan dan diperbaiki menjadi UUK Nomor 4 Tahun 1998. Berbagai undang-undang lain juga dijadikan landasan hukum kepailitan di Indonesia selain yang disebutkan di atas, yaitu tentang Perseroan Terbatas, Fidusia, Pasar Modal, Yayasan dan Koperasi. hukum kepailitan berarti bahwa debitur membayar utang-utangnya menurut hasil penjualan seluruh harta kekayaannya, yang kemudian dibagikan secara adil dan merata kepada seluruh krediturnya, kecuali ada sebab-sebab yang menjadikan kreditor lebih diutamakan dalam pelunasan utang-utangnya. dalam hal ini agar debitur tidak dengan sukarela membayar utang-utangnya atas kemauannya).

Untuk mencegah terjadinya perampasan harta kekayaan debitur apabila kreditur sekaligus menagih tagihannya kepada debitur. Undang-undang kepailitan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia tidak hanya mempunyai tujuan, namun juga memberikan perlindungan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti kreditur, debitur atau masyarakat. 52 “Niru Anita Sinaga dan Nunuk Sulisrudatin”, “Hukum Kepailitan dan Permasalahannya di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara - Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Vol.

Mengatur tata cara pembagian hasil harta debitur yang telah dijual secara prioritas dan berurutan. Hukum kepailitan merupakan bagian dari hukum perdata dan hukum acara perdata, oleh karena itu setiap asas yang berperan aktif dalam hukum perdata dan hukum acara perdata juga harus berperan/berlaku aktif dalam hukum kepailitan. Asas integrasi, yaitu asas dalam hukum kepailitan harus didasarkan pada hukum substantif dan formil, yang termasuk dalam hukum acara perdata nasional dan hukum perdata.

Keberadaan hukum kepailitan di Indonesia tidak muncul dari kevakuman, namun didasarkan pada asas-asas tertentu. Oleh karena itu, jika Anda ingin memahami hukum kepailitan secara utuh, Anda juga harus memahami asas-asas yang terkandung di dalamnya. Asas Transparansi, yaitu asas dimana seluruh harta kekayaan debitur dijual melalui proses lelang yang berguna untuk mencegah agar tidak hilang.

Kepailitan dalam Hukum Islam

  • Istilah dan Pengertian Taflis
  • Dasar Hukum Taflis
  • Prinsip Taflis
  • Ketentuan Taflis
  • Akibat Status Taflis

Mazhab Hanafi: Istilah muflis yang digunakan oleh para peguam Mazhab Hanafi ialah 'hajr', yang bermaksud kewujudan hutang menyebabkan kebebasan pergerakan seseorang disekat. Mazhab Maliki: Istilah muflis yang terdapat dalam kitab-kitab peguam Mazhab Maliki ialah "Falas", "Iflas" dan "Taflis". Mazhab Syafi'i: Istilah muflis yang digunakan oleh peguam mazhab Syafi'i lebih mengutamakan istilah "Taflis" dan.

Ada pula yang mengartikan Taflis sebagai suatu keputusan yang diambil oleh hakim yang memuat pembatasan gerak klien agar tidak berbuat apa-apa terhadap harta bendanya dalam keadaan tertentu.66 d.Standar Akuntansi Syariah/Organisasi Akuntansi dan Audit Lembaga Keuangan Islam (AAOIFI) mendefinisikan Iflas, yaitu keadaan nasabah yang mempunyai hutang lebih banyak dari pada harta yang dimilikinya, sedangkan Taflis yaitu nasabah yang diputuskan oleh hakim untuk tidak melakukan segala macam transaksi dengan hartanya.68. Kata Taflis, Iflas atau Fals tidak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur'an, namun ada kata lain yang secara kebahasaan berkaitan dengan akibat hukum Taflis yaitu Hajr, maka ditemukan juga niatnya bagi orang yang dinyatakan. Muflis berdasarkan keputusan pengadilan membatasi geraknya di atas tanah miliknya.69 a.

Artinya: “Dalam hal ini, yakni di dalam sumpah, terdapat sumpah bagi orang yang berakal. Buku berjudul “Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim” yang ditulis oleh Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Al-Hajr adalah keputusan yang diambil oleh hakim mengenai pembatasan perbuatan hukum seseorang berupa pembatasan dalam melakukan segala perbuatan. yang berkaitan dengan hartanya karena pailit, atau pemborosan dalam penggunaan uang atau masih anak-anak atau sejenisnya.71. Dia menyimpan barang-barang milik Mu’adh bin Jabal dan dia menjualnya untuk melunasi hutang yang dibebaninya.”73.

Kisah lain juga diceritakan apabila Rasulullah mentakdirkan atau menjadikan seseorang yang bernama Mu'adz bin Jabal seorang yang dalam keadaan berhutang dan tidak mampu membayarnya. Maksudnya: "Mu'adz bin Jabal adalah seorang pemuda yang dermawan dan dia tidak menahan apa-apa di tangannya. Maka dia datang kepada Nabi SAW dan memberitahunya supaya dia menjadi perantara terhadap orang yang berhutang kepadanya.

Seorang muflis boleh berbuat semaunya terhadap hartanya dan sah secara hukum selama tidak ada perintah penahanan dari hakim. Jika utang debitur lebih besar dari hartanya, maka terdapat perbedaan pendapat para ulama mengenai kreditur yang meminta kepada hakim agar debitur diberikan haji. Sedangkan menurut Imam lainnya yaitu Maliki, Syafi'i dan Hanbali disebutkan bahwa jika kreditur meminta hakim untuk memberikan haji kepada debitur, hal ini dapat diterima dan hakim berwenang menjual harta debitur dengan paksa dan kemudian membagikan hasil penjualan hartanya kepada kreditur sesuai kebijaksanaannya.

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)

  • Pengertian PKPU
  • Tujuan PKPU
  • Asas PKPU
  • Berakhirnya PKPU

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Putusan Berdasarkan UUK-PKPU

Analisis Putusan Perspektif Hukum Islam

PENUTUP

Kesimpulan

Kecemerlangan tampaknya lebih diprioritaskan daripada keadilan dan kemanfaatan. Hal ini terbukti pada dalil jawaban tergugat pailit yang menyatakan bahwa keuangan perseroan terbatas mengalami dampak pandemi Covid-19 yaitu keadaan force majeure/overmacht, sehingga PT. Cemerlang mempunyai niat baik untuk melakukan restrukturisasi utang, namun hal tersebut tidak dipertimbangkan majelis hakim karena unsur permohonan pailit telah dipenuhi terlebih dahulu. Cemerlang, jika dilihat dari segi hukum Islam kurang tepat karena tidak memenuhi seluruh syarat dinyatakan pailit dalam hukum Islam (Taflis) jika dilakukan terlebih dahulu uji kepailitan yang hasilnya membuktikan bahwa harta/keuangan dari PT.

Sebagai entitas bangkrut yang terkena dampak pandemi Covid-19, Brilliant melakukan restrukturisasi utang karena upaya ini melibatkan pemanfaatan hadis Abu Hurairah dan QS.

Saran

Akibat hukum putusan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang berdasarkan undang-undang nomor 37 tahun 2004. Lex Crimen Jil. “Penolakan permohonan pailit PT Ramaldi Praja Sentosa pada tingkat kasasi (Studi Kasus: Putusan Mahkamah Agung nomor 196 K/PDT.SUS-PAILIT/2017).” Jurnal Hukum Peradilan Vol. Keputusan Hakim: Menuju Rasionalitas Hukum yang Reflektif dalam Penegakan Hukum.” Jurnal Hukum Justisia Vol XXII, No.

Hukum Kepailitan dan Permasalahannya di Indonesia. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara - Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Vol. Uji Insolvensi: Melindungi Perusahaan Solvent yang Bona fide dari Penyalahgunaan dalam Kebangkrutan.” Jurnal Hukum Bisnis Vol. “Balai Harta Warisan Sebagai Pengelola Kepailitan (Studi Kasus Penatausahaan Kepailitan di Balai Warisan Semarang).” Institut Agama Islam Nasional Walisongo Semarang, 2008.

“Tinjauan Kembali Penerapan Prinsip Going Concern (Kelangsungan Bisnis) Bagi Debitur Pailit Ditinjau dari Undang-Undang Kepailitan di Indonesia (Studi Kasus PT Dirgantara Indonesia).” Universitas Negeri Semarang, 2018. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Putusan Perkara Kepailitan PT Asuransi Syariah Mubarakah (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1016 K/Pdt.Sus-Pailit/2016).” Universitas Sriwijaya Indralaya, 2019.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait