• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. SURYA TOTO INDONESIA, TBK

N/A
N/A
Elianzer Purba

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. SURYA TOTO INDONESIA, TBK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. SURYA TOTO INDONESIA, TBK

1. RASIO LIKUIDITAS

a. CURRENT RASIO (RASIO LANCAR)

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Rasio

2016 1.290.208.433.386 589.149.809.544 218,99%

2017 1.316.631.634.008 573.582.902.438 229,54%

2018 1.339.048.037.127 453.374.610.070 295,35%

Tahun 2016 = 1.290 .208 .433 .386

589.149 .809 .544 =218,99 % Tahun 2017 = 1.316 .631 .634 .008

573.582.902 .438 =229,54 % Tahun 2018 = 1.339 .048 .037 .127

453.374 .610 .070 =295,35 %

Pada tahun 2016, nilai rasio lancarnya sebesar 218,99%, ini menunjukkan bahwa setiap Rp100 hutang lancarnya dijamin oleh Rp218,99 aktiva lancarnya.

Pada tahun 2017, terjadi peningkatan yaitu sebesar 229,54% sehingga setiap Rp100 hutang lancarnya dijamin oleh Rp229,54% aktiva lancarnya.

Pada tahun 2018, terjadi peningkatan lagi sebesar 295,35% ini menunjukkan bahwa setiap Rp100 hutang lancarnya dijamin oleh 295,35% aktiva lancarnya.

Peningkatan rasio lancar dikarenakan aktiva lancarnya selalu mengalami peningkatan dan hutang lancar setiap tahun selalu mengalami penurunan. Jika rata-rata industrinya adalah 200%, makan tingakat likuiditas perusahaan dari tahun 2016 sampai dengan 2018 dapat dikatakan baik karena besaran rasionya berada diatas rata-rata industrinya. PT. SURYA TOTO INDONESIA,Tbk, dapat dikatakan mampu memenuhi hutang lancarnya dari tahun 2016-2018.

b. QUICK RATIO (RASIO CEPAT)

Tahun Aktiva Lancar Persediaan+paja

k dibayar

dimuka+biaya dibayar dimuka

Hutang Lancar Quick Rasio

2016 1.290.208.433.38 6

660.607.661.286 589.149.809.544 106,86%

2017 1.316.631.634.00 8

643.920.461.203 573.582.902.438 117,28%

2018 1.339.048.037.12 7

741.222499.522 453.374.610.070 131,86%

(2)

Tahun 2016 = 1.290 .208 .433 .386−660.607 .661 .286

589.149.809 .544 =106,86 % Tahun 2017 = 1.316 .631 .634 .008−643.920 .461 .203

573.582.902 .438 =117,28%

Tahun 2018 = 1.339 .048 .037 .127−741.222499 .522

453.374 .610 .070 =131,86 %

Pada tahun 2016 nilai quick ratio adalah 109,19% artinya bahwa setiap Rp100 hutang lancarnya hanya dijamin oleh Rp109,19 aktiva sangat lancar.

Pada tahun 2017 nilai quick ratio adalah 121,03% artinya bahwa setiap Rp100 hutang lancarnya dijamin oleh Rp121,03 aktiva sangat lancar.

Pada tahun 2018 nilai quick ratio adalah 139,88% artinya bahwa setiap Rp100 hutang lancarnya dijamin oleh Rp139,88 aktiva sangat lancar .

Jika rata-rata industri untuk Quick Ratio adalah 150%, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang lancarnya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva sangat lancar adalah cenderung kurang baik karena besaran rasio untuk tahun 2016 sampai dengan 2018, masih berada dibawah rata-rata industri.

2. RASIO SOLVABILITAS a) DEBT RATIO

Tahun Total Hutang Total Asset Debt Ratio

2016 1.057.566.418.720 2.581.440.938.262 40,96%

2017 1.132.699.218.954 2.826.490.815.501 40,07%

2018 967.642.637.307 2.897.119.790.044 33,40%

Tahun 2016 = 1.057 .566 .418 .720

2.581.440 .938 .262=40,96 % Tahun 2017 = 1.132 .699 .218.954

2.826 .490 .815 .501=40,07 % Tahun 2018 = 967.642 .637 .307

2.897 .119.790 .044=33,40 %

Pada tahun 2016 nilai Debt Ratio adalah 40,96%, artinya setiap Rp100 aktiva dibiayai oleh utang sebesar Rp40,96.

(3)

Pada tahun 2017 nilai Debt Ratio adalah 40,07%, artinya setiap Rp100 aktiva dibiayai oleh utang sebesar Rp40,07.

Pada tahun 2018 nilai Debt Ratio adalah 33,40% artinya setiap Rp100 aktiva dibiayai oleh utang sebesar Rp33,40.

Nilai Debt Ratio setiap tahunnya semakin kecil, artinya setiap tahun semakin sedikit asset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Jika dibandingkan dengan standar rata-rata industri yaitu 35%, , kondisi perusahaan pada tahun 2016 dan 2017 dinilai kurang baik karena masih berada di bawah rata-rata industri. Tetapi pada tahun 2018 nilai Debt Ratio yaitu 33,40%,artinya berada diatas rata-rata industri. Semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah risiko keuangannya. Dapat dikatakan kinerja perusahaan setiap tahun selalu meningkat.

b) DEBT TO EQUITY RATIO

Tahun Total Hutang Total Ekuitas Debt to Equity Ratio

2016 1.057.566.418.720 1.523.874.519.542 69,39%

2017 1.132.699.218.954 1.693.791.596.547 66,87%

2018 967.642.637.307 1.929.477.152.737 50,15%

Tahun 2016 = 1.057 .566 .418 .720

1.523 .874 .519 .542=69,39 % Tahun 2017 = 1.132 .699 .218.954

1.693 .791 .596.547=66,87 % Tahun 2018 = 967.642 .637 .307

1.929 .477 .152.737=50,15 %

Debt to Equity Ratio pada tahun 2016 adalah 69,39% , artinya bahwa setiap Rp100 utang dijamin oleh Rp69,39 modal.

Pada tahun 2017 nilai Debt to Equity Ratio adalah 66,87%, artinya bahwa setiap Rp100 utang dijamin oleh Rp66,87 modal.

Pada tahun 2018 nilai Debt to Equity Ratio adalah 50,15%, artinya bahwa setiap Rp100 utang dijamin oleh Rp50,15 modal.

Semakin rendah rasio ini maka semakin besar jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Tetapi semakin tinggi rasio ini maka berarti semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang.

3. RASIO AKTIVITAS (ACTIVITY RATIO) a. TOTAL ASSET TURN OVER

(4)

Tahun Penjualan Total Aktiva Total Asset Turn Over 2016 2.069.017.634.710 2.581.440.938.262 0,8 x 2017 2.171.861.931.164 2.826.490.815.501 0,768 x 2018 2.228.260.379.884 2.897.119.790.044 0,769 x

Tahun 2016 = 2.069 .017 .634 .710 2.581.440 .938 .262=0,8x Tahun 2017 = 2.171.861 .931.164

2.826 .490 .815 .501=0,768x Tahun 2018 = 2.228 .260 .379 .884

2.897 .119.790.044=0,769x

Pada perhitungan total assets turn over, didapatkan perhitungan pada tahun 2016 sebesar 0,8 kali, artinya setiap Rp1 total aktiva turut berkontribusi menciptakan Rp0,8 penjualan.

Pada tahun 2017 nilai Total Assets Turn Over sebesar 0,768 kali, artinya setiap Rp1 total aktiva turut berkontribusi menciptakan Rp0,768 penjualan.

Pada tahun 2018 nilai Total Assets Turn Over sebesar 0,769 kali, artinya setiap Rp1 total aktiva turut berkontribusi menciptakan Rp0,769 penjualan.

Rasio perputaran total aset tahun 2016 lebih baik jika dibandingkan dengan rasio perputaran total aset tahun 2017 dan 2018 karena kontribusi total aset terhadap penjualan di tahun 2016 lebih besar jika dibandingkan dengan kontribusi total asset terhadap penjualan di tahun 2017 dan 2018.

Jika rata-rata industri rasio perputaran total aset adalah 2 kali, maka dapat dikatakan bahwa kontribusi total asset terhadap penjualan di tahun 2016 hingga 2018 sangat tidak baik dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya masih berada jauh di bawah rata-rata industri. Ini menandakan kurang efisiennya manajemen dalam menggunakan asetnya dan kemungkinan besar adanya masalah manajemen ataupun produksinya.

Dalam hal ini penting bagi perusahaan untuk meningkat penjualan atau mengurangi sebagian asset yang kurang produktif.

b. FIXED ASSET TURN OVER

Tahun Penjualan Aktiva Tetap Fixed Asset

Turn Over 2016 2.069.017.634.710 1.291.232.504.876 1,60 x 2017 2.171.861.931.164 1.509.859.181.493 1,438 x 2018 2.228.260.379.884 1.558.071.752.917 1,43 x

Tahun 2016 = 2.069 .017 .634 .710

1.291.232 .504 .876=1,60x

(5)

Tahun 2017 = 2.171 .861.931 .164

1.509 .859 .181.493=1,438x Tahun 2018 = 2.228 .260 .379 .884

1.558.071 .752.917=1,43x

Fixed asset turn over pada tahun 2016 sebesar 1,6 kali, artinya setiap Rp1 aktiva tetap turut berkontribusi menciptakan Rp 1,6 penjualan.

Pada tahun 2017 sebesar 1,438 kali, artinya setiap Rp1 aktiva tetap turut berkontribusi menciptakan Rp1,438 penjualan.

Pada tahun 2018 sebesar 1,43 kali, artinya setiap Rp1 aktiva tetap turut berkontribusi menciptakan Rp 1,43 penjualan.

Jika rata-rata industri untuk Rasio perputaran asset tetap adalah 3 kali, maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi asset tetap terhadap penjualan dari tahun 2016 hingga 2018 cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya masih berada dibawah rata-rata industri. Hal ini berarti perusahaan tidak dapat memanfaatkan aset-aset tetapnya dengan baik untuk menghasilkan produk-produk perusahaan dalam jumlah yang besar, sehingga berdampak pada penjualan perusahaan.

Dalam hal ini harus meninjau ulang keberadaan asset tetap yang dimilikinya , apakah terlalu kebesaran nilainya atau memang belum dimanfaatkan secara maksimal bagi peningkatan pendapatan perusahaan.

4. RASIO PROFITABILITAS (PROFITABILITY RATIO) a. NET PROFIT MARGIN

Tahun Laba Bersih Usaha Penjualan Net Profit

Margin 2016 168.564.583.718 2.069.017.634.710 8,15%

2017 278.935.804.544 2.171.861.931.164 12,84%

2018 346.692.796.102 2.228.260.379.884 15,55%

Tahun 2016 = 168.564 .583 .718

2.069 .017 .634 .710=8,15 % Tahun 2017 = 278.935.804 .544

2.171 .861.931 .164=12,84 % Tahun 2018 = 346.692.796 .102

2.228 .260 .379 .884=15,55 %

Nilai Net Profit Margin pada tahun 2016 adalah 8,15%, artinya besarnya laba bersih adalah 8,15% dari total penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp100 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp8,15 laba bersih.

(6)

Pada tahun 2017 besarnya net profit margin adalah12,84%, artinya besarnya laba bersih adalah 12,84% dari total penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp100 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp12,84 laba bersih.

Pada tahun 2018 besarnya net profit margin adalah15,55%, artinya besarnya laba bersih adalah 15,55% dari total penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp100 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp15,55 laba bersih.

Net Profit Margin setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, itu berarti telah terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Jika rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%, maka dapat dikatakan bahwa kontribusi penjualan bersih terhadap laba bersih dari tahun 2016 hingga 2018 cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya masih berada di bawah rata-rata industri.

b. GROSS PROFIT MARGIN

Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin

2016 443.592.256.361 2.069.017.634.710 21,44%

2017 544.275.402.034 2.171.861.931.164 25,06%

2018 587.713.758.528 2.228.260.379.884 26,37%

Tahun 2016 = 443.592.256 .361

2.069 .017 .634 .710=21,44 % Tahun 2017 = 544.275 .402.034

2.171 .861.931 .164=25,06 % Tahun 2018 = 587.713 .758 .528

2.228 .260 .379 .884=26,37 %

Pada tahun 2016 besarnya Gross profit margin adalah 21,44% artinya setiap Rp100 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp21,44 laba kotor.

Pada tahun 2017 besarnya Gross Profit Margin adalah 25,06% artinya setiap Rp100 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp25,06 laba kotor.

Pada tahun 2018 besarnya Gross Profit Margin adalah 26,37% artinya setiap Rp100 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp26,37 laba kotor.

Gross profit margin setiap tahun dari tahun 2016 hingga 2018 selalu mengalami peningkatan, hal ini dapat disebabkan karena tingginya harga jual atau rendahnya harga pokok penjualan.

Jika rata-rata industri untuk Gross Profit Margin adalah 28%, maka dapat dikatakan cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya masih berada dibawah rata-rata industri.

(7)

PT.SURYA TOTO INDONESIA,Tbk Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember2016,2017,2018 KETERANGA

N TAHUN COMMON SIZE

2016 2017 2018 2016 2017 2018

PENJUALAN 2.069.017.634.71 0

2.171.861.931.16 4

2.228.260.379.88 4

100% 100% 100%

HARGA POKOK PENJUALAN

1.625.425.378.34 9

1.627.586.529.13 0

1.640.546.621.35 6

78,57% 74,92% 73,62%

LABA KOTOR 443.592.256.361 544.275.402.032 587.713.758.528 21,44% 25,06% 26,37%

LABA(RUGI) SEBELUM PAJAK

251.320.891.921 377.660.867.510 451.998.563.901 12,15% 17,37% 20,28%

LABA(RUGI) BERSIH

168.564.583.718 278.935.804.544 346.692.796.102 8,14% 12,84% 15,55%

Referensi

Dokumen terkait