Analisis Risiko Bencana Kebakaran Pada Kawasan Permukiman di Kota Makassar (Studi Kasus: Permukiman Kumuh di Kelurahan Lette). Dibimbing oleh Ilham Alimuddin dan Rudi Latief). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko bencana kebakaran di permukiman kumuh Desa Lette dan mengetahui upaya mitigasi bencana kebakaran di permukiman kumuh Desa Lette. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tingkat resiko kebakaran di permukiman kumuh Desa Lette termasuk dalam tingkat resiko bencana kebakaran sedang dan tingkat resiko bencana kebakaran rendah.
Secara historis, kawasan kumuh di Kelurahan Lette Kota Makassar merupakan kawasan pemukiman yang tumbuh secara alami (desa yang tumbuh secara alami tanpa melalui proses tata kota). Seiring berjalannya waktu, kawasan kumuh di Kelurahan Lette, Kota Makassar, semakin tidak tertata. Fakta empiris menegaskan bahwa permasalahan di Desa Lette adalah perkampungan kumuh yang memiliki catatan rawan bencana kebakaran.
Berdasarkan latar belakang di atas maka judul yang diangkat adalah “Analisis Risiko Bencana Kebakaran Pada Permukiman Di Kota Makassar (Studi Kasus: Permukiman Kumuh Di Kelurahan Lette)”. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mengidentifikasi kawasan rawan bencana kebakaran di lokasi penelitian berdasarkan variabel risiko kebakaran, serta membahas pedoman perencanaan berbasis mitigasi bencana kebakaran di kawasan kumuh di Kelurahan Lette Kota Makassar.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Lingkup Penelitian
- Sistematika Penulisan
Sebagai pengembangan keilmuan perencanaan wilayah dan kota, khususnya dalam kajian analisis risiko bencana kebakaran dan upaya mitigasinya. Sebagai pertimbangan penting bagi pemerintah dalam membuat kebijakan terkait pengurangan resiko kebakaran pada kawasan kumuh di kota. Pembahasan terkait penelitian ini telah dilakukan secara sistematis untuk mempermudah dan memperjelas penyusunannya, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
Deskripsi Teori
Media pemadam: Air, pasir, kantong basah dengan alat pemadam api dan alat pemadam api (APAR) atau racun api dengan bubuk kimia kering. Disebabkan oleh : listrik Media pemadam : alat pemadam api ( APAR ) atau racun api kimia kering . Mitigasi struktural merupakan upaya untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana melalui rekayasa teknis bangunan tahan bencana.
Jika pemberitahuan kebakaran berubah dan stasiun pemadam kebakaran harus menanggapi pemberitahuan jarak atau aksesibilitas, perencanaan area penanggulangan kebakaran juga harus disesuaikan dengan perubahan ini. Peralatan waktu di tempat sampai siap untuk menyemprot, 5 menit. e) Interval waktu dari pengapian hingga diterimanya informasi oleh pemadam kebakaran tidak termasuk dalam perhitungan waktu tanggap. Ruang yang biasa digunakan sebagai wadah evakuasi darurat adalah ruang terbuka bukan hijau (RTNH).
Salah satu fungsi ruang terbuka non hijau adalah sebagai jalur evakuasi penyelamatan jika terjadi bencana. Secara definitif, ruang terbuka non hijau dapat dibagi lagi menjadi ruang terbuka perkerasan (beraspal), ruang terbuka biru (badan air) dan ruang terbuka dengan kondisi lain (Nurwulandari, 2016). A.
Penelitian Terdahulu
Analisis kualitatif yang digunakan adalah menginterpretasikan data citra Quickbird berdasarkan unsur interpretasi dan mendeskripsikan temuan kondisi lapangan. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Tambora merupakan wilayah dengan kerentanan tinggi 258 hektar, kerentanan sedang 113 hektar, dan kerentanan rendah 137 hektar. Kecamatan dengan tingkat kerawanan kebakaran tinggi adalah Kecamatan Pekajon, Angke, Krendeng, Duri Utara dan Kalianyer.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan tingkat kerentanan Kota Semarang terhadap bencana alam yang umum terjadi di Kota Semarang dengan studi spasial hingga ukuran desa menggunakan Pedoman Umum Penilaian Risiko Bencana Perka BNPB Edisi 2 Tahun 2012, serta seperti mengkaji dan menganalisis kerentanan fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap berbagai bencana di Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial pada perangkat lunak SIG dan penginderaan jauh. Penelitian berjudul Kajian Kerentanan Kawasan Permukiman Padat Terhadap Bencana Kebakaran dan Penanggulangannya (Studi Kasus: Kecamatan Tallo Kota Makassar) dilakukan oleh Fathir Haq pada tahun 2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana dan merumuskan penanggulangan bencana kebakaran di Kecamatan Tallo Kota Makassar. Metode analisis yang digunakan adalah analisis tingkat kerawanan bencana kebakaran dilanjutkan dengan analisis kajian NSPM. Penelitian berjudul Mitigasi Bencana Kebakaran di Permukiman Padat Penduduk Kecamatan Rappocini Kota Makassar oleh Dian Kurniasari pada tahun 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana kebakaran dan menentukan arah penataan ruang berbasis mitigasi bencana kebakaran di Kelurahan Banta-Bantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Hasil penelitian ini adalah arahan penataan ruang berbasis mitigasi bencana berdasarkan zonasi tingkat kerawanan bencana kebakaran di Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di suatu kawasan atau kawasan.
Penelitian yang dilakukan oleh Marianty Pane berjudul Fire Fighting System di Permukiman Padat Perkotaan, Studi Kasus Kota Tanjung Balai. Tingginya kemungkinan terjadinya kebakaran di kecamatan ini didukung oleh data dari Satuan Kebakaran Kota Tanjung Balai tahun 2010 yang menyatakan bahwa Kecamatan Tanjung Balai Utara merupakan salah satu wilayah di Kota Tanjung Balai yang rawan kebakaran. Penelitian yang dilakukan oleh Mia Ulfa Januandari, Turningtyas Ayu Rachmawati dan Heru Sufianto berjudul Analisis Risiko Bencana Kebakaran di Kawasan Seghirmpat Tunjungan Surabaya Tahun 2017.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Lokasi dan Jadwal Penelitian
Variabel Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Luas desa Lette adalah 23,70 Ha yang terbagi menjadi 5 RW, dimana luas terbesar berada di RW 05 diikuti RW 01, RW 02, RW 04 dan luas terkecil berada di RW 03 dan 27 RT. Kondisi topografi desa Lette berada pada ketinggian 0-500 meter di atas permukaan laut menurut BPS Kabupaten Mariso Dalam Angka Tahun 2021. Penggunaan lahan di desa Lette didominasi oleh pemukiman penduduk, yaitu seluas 19,21 ha di luar wilayah desa Lette yang adalah 23,70 ha.
Pembahasan Hasil Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis resiko kebakaran di Desa Lette terdapat 14 RT dengan tingkat resiko kebakaran sedang dan 14 RT dengan tingkat resiko rendah. Hal ini dikarenakan tingkat kerawanan dan kerentanannya berada pada tingkat sedang dan didukung oleh tingkat minimal kapasitas masyarakat terkait pencegahan dan kesiapsiagaan kebakaran. Pengaruh variabel kapasitas masyarakat sangat penting dalam menentukan resiko bencana kebakaran, hal ini dapat dilihat pada Tabel 22 yaitu kerentanan sosial Desa Lette menunjukkan peningkatan resiko bencana akibat rendahnya kapasitas masyarakat.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan pentingnya kesiapsiagaan dan adaptasi masyarakat dalam menghadapi bencana. Dari hasil analisis risiko bencana kebakaran diketahui bahwa salah satu faktor yang meningkatkan risiko bencana kebakaran di Desa Lette adalah karena rendahnya daya tampung masyarakat dan jalur evakuasi serta sarana dan prasarana proteksi kebakaran. Peningkatan kapasitas masyarakat merupakan salah satu upaya mitigasi bencana dengan melakukan sosialisasi terkait bencana kebakaran.
Saran
Ada kajian lebih lanjut mengenai waktu tempuh yang dibutuhkan saat terjadi kebakaran di Desa Lette. Analisis Tingkat Risiko Bencana Kebakaran Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Kerentanan Kebakaran Menggunakan Pendekatan Penginderaan Jauh dan Integratif Community Sensing di Kecamatan Tambora Jakarta Barat.
Investigasi kerentanan kawasan pemukiman padat terhadap bencana kebakaran dan penanggulangannya (Studi Kasus: Kecamatan Tallo Kota Makassar). Investigasi Pemetaan Kerentanan Multibencana Kota Semarang Berbasis Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.