• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Arya Rizky Prasetyo 5019221015 APTEKTRANSDIGI 32 Kasus Global dalam Pilar Sustainable Development Goals

N/A
N/A
Arya Rizky Prasetyo

Academic year: 2025

Membagikan "Analisis Arya Rizky Prasetyo 5019221015 APTEKTRANSDIGI 32 Kasus Global dalam Pilar Sustainable Development Goals"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

“Analisis Kasus Global dalam Pilar Sustainable Development Goals (SDGs)”

Arya Rizky Prasetyo (NRP. 5019221015) – Departemen Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS Aplikasi Teknologi & Transformasi Digital (32)

Pendahuluan

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030. SDGs terdiri dari 17 tujuan yang mencakup berbagai aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam karya tulis ini, akan dibahas beberapa contoh kasus yang mencerminkan tantangan dalam implementasi SDGs di berbagai negara.

1. Pilar Sosial

Kasus 1: Ketimpangan Gender di India (SDG 5: Kesetaraan Gender)

India masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai kesetaraan gender. Di beberapa wilayah, anak perempuan lebih sedikit mendapatkan akses ke pendidikan dibandingkan anak laki-laki. Menurut laporan UNICEF, lebih dari 10 juta anak perempuan di India terancam putus sekolah akibat pernikahan dini dan norma sosial yang membatasi peran perempuan dalam masyarakat.

Kasus 2: Kesehatan Masyarakat di Afrika Sub-Sahara (SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera)

Di Afrika Sub-Sahara, angka kematian ibu dan anak masih sangat tinggi akibat keterbatasan fasilitas kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa sekitar 200.000 perempuan meninggal setiap tahun karena komplikasi saat melahirkan. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kurangnya tenaga medis, dan infrastruktur kesehatan yang terbatas menjadi kendala utama.

2. Pilar Ekonomi

Kasus 3: Kemiskinan di Venezuela (SDG 1: Tanpa Kemiskinan)

Venezuela mengalami krisis ekonomi berkepanjangan yang menyebabkan peningkatan angka kemiskinan ekstrem. Inflasi yang sangat tinggi dan kelangkaan barang kebutuhan pokok membuat jutaan warga Venezuela mengalami kekurangan gizi dan kesulitan mendapatkan layanan dasar.

Kasus 4: Ketenagakerjaan di Bangladesh (SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)

Industri tekstil di Bangladesh menyerap jutaan tenaga kerja, namun banyak pekerja menghadapi kondisi kerja yang tidak manusiawi. Upah rendah, jam kerja panjang, serta risiko kecelakaan kerja menjadi tantangan dalam memastikan pekerjaan yang layak bagi pekerja di sektor ini.

Kasus 5: Keselamatan Pekerja Maritim di Sektor Perkapalan (SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)

Industri maritim, khususnya di sektor perkapalan, memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi akibat kondisi kerja yang keras dan kurangnya regulasi ketat di beberapa negara. Data dari International Maritime Organization (IMO) menunjukkan bahwa banyak kecelakaan di laut terjadi akibat pelanggaran standar keselamatan, kelelahan awak kapal, serta kurangnya

(2)

pelatihan yang memadai. Hal ini menjadi tantangan besar dalam memastikan kesejahteraan pekerja maritim dan meningkatkan standar kerja di sektor ini.

3. Pilar Lingkungan

Kasus 6: Deforestasi di Amazon, Brasil (SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim)

Amazon merupakan paru-paru dunia yang semakin terancam akibat aktivitas deforestasi untuk kepentingan pertanian dan peternakan. Laporan Greenpeace menyebutkan bahwa dalam satu dekade terakhir, lebih dari 1,5 juta hektar hutan Amazon telah hilang, yang berdampak pada peningkatan emisi karbon dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Kasus 7: Polusi Udara di China (SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) China menghadapi masalah polusi udara yang serius akibat pertumbuhan industri yang pesat dan penggunaan batu bara dalam skala besar. Beijing dan kota-kota besar lainnya sering kali diselimuti kabut asap tebal, menyebabkan gangguan kesehatan bagi jutaan penduduk.

Pemerintah China telah menerapkan kebijakan ketat untuk mengurangi polusi, namun tantangan masih terus berlanjut.

Kasus 8: Pencemaran Laut akibat Tumpahan Minyak di Teluk Meksiko (SDG 14:

Ekosistem Lautan)

Tumpahan minyak besar seperti kejadian Deepwater Horizon di Teluk Meksiko tahun 2010 menjadi salah satu bencana lingkungan laut terbesar dalam sejarah. Kebocoran minyak dari anjungan lepas pantai menyebabkan kerusakan ekosistem laut, kematian massal biota laut, dan dampak ekonomi besar bagi industri perikanan dan pariwisata. Insiden ini menyoroti pentingnya regulasi yang lebih ketat dan teknologi yang lebih aman dalam eksplorasi minyak dan gas di laut.

Kasus 9: Sampah Plastik di Perairan Indonesia (SDG 14: Ekosistem Lautan)

Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar di laut. Polusi plastik mengancam kehidupan laut dan berdampak pada sektor perikanan serta pariwisata.

Upaya seperti gerakan bersih pantai, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan regulasi pemerintah untuk mengurangi plastik sekali pakai menjadi langkah penting dalam mengatasi masalah ini.

Kesimpulan

Berbagai kasus di atas menunjukkan bahwa implementasi SDGs menghadapi tantangan yang kompleks di berbagai negara. Diperlukan kerja sama global antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini secara sistematis. Dengan adanya komitmen yang kuat, tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.

Referensi

Dokumen terkait