• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sampah Permukiman untuk Zero Waste di RW 5 Jambangan Surabaya

N/A
N/A
MOCH RIFKI FT

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Sampah Permukiman untuk Zero Waste di RW 5 Jambangan Surabaya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Permukiman sebagai Upaya Minimalisasi Timbulan Sampah Menuju Zero Waste di RW 5 Jambangan Surabaya

Melinda Wahyuni Maulidia a,1,*, Raden Kokoh Haryo P a,2

a Progam Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

1[email protected] *; 2 [email protected]

* Corresponding Author

Received 14 Juli 2024; revised 31 Agustus 2024; accepted 14 September 2024

A B S T R A K

Pertambahan populasi penduduk di wilayah perkotaan, khususnya Kota Surabaya, telah mengakibatkan peningkatan kuantitas limbah padat dari waktu ke waktu. Penanganan limbah yang kurang memadai berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan guna meminimalisir timbunan sampah adalah dengan mengimplementasikan konsep zero waste yang berfokus pada upaya mereduksi dan mengolah limbah organik maupun anorganik secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan dan komposisi sampah di RW 5 Jambangan, Surabaya. Dengan mengidentifikasi jenis dan jumlah sampah, diharapkan diperoleh solusi dan strategi pengelolaan sampah berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Prosedur sampling timbulan sampah menggunakan metode berat volume berdasarkan SNI 19- 3964-1994, sedangkan analisis komposisi sampah dilakukan dengan metode pemilahan.

Berdasarkan penelitian, timbulan sampah di kawasan tersebut sebesar 52,4 kg/hari dengan rata-rata 0,042 kg/jiwa/hari. Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik (59%), diikuti popok dan kertas (13%), plastik (12%), kaca (2%), dan styrofoam (1%). Densitas sampah rumah tangga adalah 145,5 kgm-3.

KATA KUNCI Jenis sampah Jumlah sampah Pengelolaan Sampah

A B S T R A C T

The increase in population in urban areas, especially the city of Surabaya, has resulted in an increase in the quantity of solid waste from time to time. Inadequate waste handling has the potential to cause environmental pollution and harm to public health. One approach that can be applied to minimize waste accumulation is to implement the zero waste concept which focuses on efforts to reduce and process organic and inorganic waste optimally. This research aims to analyze the generation and composition of waste in RW 5 Jambangan, Surabaya. By identifying the type and amount of waste, it is hoped that sustainable and environmentally friendly waste management solutions and strategies will be obtained. The waste generation sampling procedure uses the volume weight method based on SNI 19-3964-1994, while waste composition analysis is carried out using the sorting method. Based on research, waste generation in the area is 52.4 kg/day with an average of 0.042 kg/person/day. The composition of waste is dominated by organic waste (59%), followed by diapers and paper (13%), plastic (12%), glass (2%), and styrofoam (1%). The density of household waste is 145.5 kgm-3.

KEYWORDS Type of waste Amount of waste Waste management

This is an open-access article under the CC–BY-SA license

1.Pendahuluan

Kota Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, jumlah timbulan sampah di Kota Surabaya mencapai 1600 ton per hari, dengan komposisi terbesar berupa 60% sampah organik dan sisanya sampah anorganik (Pemkot 2023).

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat, pengertian sampah tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah [2]. Sampah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang serius dan memerlukan penanganan yang tepat. Pertumbuhan penduduk yang pesat, terutama di wilayah perkotaan, menyebabkan

(2)

Melinda Wahyuni Maulidia et al. (Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Permukiman...)

peningkatan jumlah timbulan sampah dari waktu ke waktu. Pengelolaan sampah yang tidak optimal dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

Upaya minimalisasi timbulan sampah menjadi sangat penting untuk dilakukan, tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan sampah adalah dengan menerapkan konsep zero waste dalam memperbaiki suatu lingkungan yang menitikberatkan pada meminimalisir dan pengolahan sampah organik maupun anorganik. Konsep ini mengedepankan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan memerlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat [3].

Dalam rangka mendukung pencapaian zero waste, diperlukan data yang akurat mengenai timbulan dan komposisi sampah, terutama di tingkat permukiman. Analisis terhadap timbulan dan komposisi sampah permukiman menjadi sangat penting untuk dilakukan, karena dapat menjadi dasar dalam perencanaan dan penerapan strategi pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan [4].

Penelitian ini fokus pada analisis timbulan dan komposisi sampah permukiman di RW 5 Jambangan, Surabaya. Wilayah ini dipilih karena memiliki potensi untuk menerapkan konsep zero waste, di mana sampah dapat diminimalisir dan dimanfaatkan secara optimal. Dengan mengidentifikasi jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan, diharapkan dapat diperoleh solusi dan strategi yang tepat untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan [3].

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya minimalisasi timbulan sampah dan pencapaian zero waste di wilayah studi. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi wilayah lain yang memiliki karakteristik serupa dalam pengelolaan sampah permukiman.

2.Metode Penelitian

2.1. Waktu, Tempat Percobaan, dan Alat Bahan

Penelitian ini dilakukan selama 8 hari berturut-turut mulai hari Senin, 18 Maret hingga hari Senin, 25 Maret 2024, dengan pengambilan sampah tiap pukul 07.30 – 10.00 WIB. Penelitian dilakukan di tiga RT yang ada di RW 5 Jambangan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah diantaranya timbangan digital, alat tulis, dan kantong plastik.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Sumber: Goggle maps (2024)

2.2. Penentuan Jumlah Sampling

Penentuan jumlah sampling yang akan diambil menggunakan metode yang terdapat pada SNI 19-3964- 1994 tentang metode pengembalian dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan [5]. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling atau dilakukan secara acak.

Penentuan jumlah sampel yang akan diambil mengikuti rumus yang tercantum dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994, dengan rincian sebagai berikut: [5]

S = Cd√Ps (2.1) S =0.5 √1248 = 17.66 jiwa ≈ 18 jiwa

Keterangan:

(3)

S = Jumlah contoh (jiwa) Ps = Populasi (jiwa) = 1248 jiwa

Cd = Koefisien perumahan termasuk dalam kota sedang dan kecil dilihat dari populasi = 0,5

Selanjutnya, jumlah kepala keluarga (KK) yang akan disampling dihitung menggunakan rumus berikut:

K = nS (2)

K = 185 = 3.6 ≈ 4 KK Keterangan:

K = Jumlah contoh (KK)

S = Jumlah contoh jiwa = 18 jiwa

n = Jumlah jiwa per keluarga (KK) = 5 jiwa

Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya merekomendasikan agar pengambilan sampel dilakukan setidaknya sebesar 5% dari total 1248 jiwa atau jumlah keseluruhan penduduk. Oleh karena itu, pengambilan sampel dilakukan terhadap 69 penduduk dengan melibatkan 15 kepala keluarga (KK) di wilayah permukiman RW 5 Jambangan.

2.3. Analisis Data

Pengukuran timbulan sampah dilakukan dengan menggunakan metode berat volume. Metode ini dilakukan dengan menimbang berat sampah yang dihasilkan dan mengukur volumenya sehingga diperoleh data timbulan dengan satuan berat kg/hari. Untuk mendapatkan satuan kg/jiwa/hari, hasil tersebut harus dibagi dengan jumlah penduduk yang menjadi sampel. Oleh karena itu, diperlukan juga data jumlah penduduk di wilayah RW 5 Jambangan, Surabaya.

Analisis komposisi sampah dilakukan dengan metode pemilahan dan penimbangan. Dalam metode ini, sampah dipisahkan berdasarkan jenisnya, yaitu sampah organik, plastik, kertas, styrofoam, kaca, dan popok. Setelah itu, masing-masing jenis sampah ditimbang untuk mengetahui persentasenya terhadap total sampah [6].

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Kondisi Eksisting Persampahan di RW 5 Jambangan Surabaya

RW 5 Jambangan merupakan salah satu wilayah permukiman padat penduduk di kecamatan Jambangan, Surabaya selatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW 5, jumlah penduduk mencapai 1248 jiwa dengan 410 kartu keluarga (KK). Kepadatan penduduk yang tinggi menjadikan pengelolaan sampah sebagai salah satu isu penting yang harus ditangani.

Pengelolaan sampah di permukiman diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 3242:2008. SNI tersebut mencakup persyaratan hukum, persyaratan kelembagaan, teknis operasional, pembiayaan, aspek peran serta masyarakat, tugas developer di lingkungan permukiman [7]. Pengelolaan sampah di RW 5 Jambangan Surabaya dimulai dari sumber sampah (tempat tinggal warga) sampai dengan TPS 3R atau pusat daur ulang Jambangan. Pengambilan sampah dilakukan setiap 3 hari sekali dengan teknik pengumpulan dari rumah ke rumah oleh petugas menggunakan gerobak.

Sistem pengelolaan sampah di RW 5 Jambangan Surabaya tergolong cukup baik. Pada setiap rumah memiliki tempat sampah terpisah antara organik dan anorganik, memudahkan pengolahan lanjutan dan meningkatkan potensi daur ulang sampah anorganik. Pengolahan sampah organik dilakukan melalui tong komposter, takakura, dan biopori sehingga mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke Pusat Daur Ulang Jambangan. Sementara sampah anorganik yang layak jual diolah melalui bank sampah Bintang Lima.

Fasilitas pengolahan sampah tersebut membantu meminimalisir timbulan sampah. Tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat yang tinggi dalam program-program pengelolaan sampah, seperti pemilahan, pengomposan, dan daur ulang berkontribusi signifikan dalam mereduksi jumlah timbulan sampah yang dibuang ke tempat pemrosesan akhir.

(4)

Melinda Wahyuni Maulidia et al. (Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Permukiman...)

3.2. Timbulan Sampah

Berdasarkan hasil penimbangan timbulan sampah di wilayah RW 5 Jambangan dengan 15 rumah selama 8 hari, diperoleh data timbulan sampah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Penimbangan Timbulan Sampah Sampah Nama KK Jumlah

Jiwa

Penimbangan Hari ke (kg):

1 2 3 4 5 6 7 8

Bapak Rudi 5 1.680 0.330 0.825 1.500 0.140 0.735 0.445 0.160 Bu

Karjiono

5 0.410 0.255 0.204 0.400 0.490 0.430 0.080 0.205 Bu Sulastri 6 0.580 0.595 0.190 0.125 0.685 0.165 1.135 0.190

Bu Musdalifah

5 1.260 2.230 2.230 1.195 0.445 2.230 1.525 1.670 Bu Putu 6 1.100 1.875 1.100 0.860 0.615 1.935 1.580 1.650 Bu Dewi 6 0.255 0.525 0.505 0.640 0.795 0.557 0.560 0.305 Bu Ningsih 3 1.175 0.960 0.475 0.285 0.335 0.755 0.585 1.968 Bu Ulum 3 1.240 0.675 0.785 1.340 1.485 0.180 0.220 1.130 Bu Ifa 8 1.970 1.135 0.925 0.795 0.675 0.650 0.585 0.430 Bu Yun 5 1.270 1.030 1.040 1.105 0.970 1.010 0.970 1.360

Bu Pardiyono

5 0.420 0.570 0.975 0.615 0.310 0.810 0.260 0.505 Bu Suliati 3 0.255 0.300 0.490 0.075 0.225 0.470 0.380 0.650 Bu Agus 5 1.800 1.360 0.405 2.775 1.170 2.630 0.500 0.365 Bu Dyah 2 0.585 0.310 0.475 0.575 0.370 0.650 0.330 0.155 Bu Henny 2 0.490 0.375 0.870 0.670 0.825 0.700 1.385 0.760

Total 69 14.5 12.5 11.5 13.0 9.5 13.9 10.5 11.5

Total hasil penimbangan sampah per hari selama 8 hari dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini.

Gambar 2. Diagram total hasil sampling penimbangan sampah

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan cenderung berfluktuasi setiap harinya dengan puncak tertinggi timbulan sampah terjadi pada sampling hari pertama

(5)

(Senin) yaitu sebesar 14,5 kg. Besarnya timbulan sampah tersebut dikarenakan oleh masyarakat yang banyak melakukan kegiatan di dapur atau memasak terlihat dari komposisi sampah terbanyak yaitu sampah organik. Fluktuasi ini dapat disebabkan oleh variasi pola aktivitas dan konsumsi masyarakat yang berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup [8]. Pada hari sabtu, aktivitas masyarakat cenderung meningkat, sehingga timbulan sampah juga lebih tinggi. Sebaliknya, pada hari kerja, aktivitas dan konsumsi masyarakat cenderung lebih rendah, sehingga timbulan sampah pun menurun.

Selanjutnya, data timbulan sampah yang diperoleh digunakan untuk menghitung rata-rata timbulan sampah per jiwa. Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung rata-rata timbulan sampah selama delapan hari dibagi dengan jumlah jiwa dalam setiap rumah. Hasil perhitungan rata-rata timbulan sampah per jiwa disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan analisis dan perbandingan antar rumah tangga.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Rata-Rata Sampah per Jiwa

Nama KK Jumlah Jiwa

Rata-Rata selama 8 Hari (Kg)

Rata-Rata per Jiwa (Kg)

Bapak Rudi 5 0727 0.145

Bu Karjiono 5 0.309 0.062

Bu Sulastri 6 0.458 0.076

Bu Musdalifah

5 1.598 0.320

Bu Putu 6 1.339 0.223

Bu Dewi 6 0.518 0.086

Bu Ningsih 3 0.817 0.272

Bu Ulum 3 0.882 0.294

Bu Ifa 8 0.896 0.112

Bu Yun 5 1.094 0.219

Bu Pardiyono 5 0.558 0.112

Bu Suliati 3 0.356 0.119

Bu Agus 5 1.376 0.275

Bu Dyah 2 0.431 0.216

Bu Henny 2 0.759 0.380

Total Rata-Rata Sampah per Jiwa (Kg) 2.911 Σ Timbulan Sampah (kg/jiwa/hari) 0.042

Dengan demikian, dapat dihitung timbulan dengan rumus (Pandebesie, 2005 dan Al’amri, 2007): [6]

Berat timbulan sampah (kg/jiwa/hari) = Berat sampah rata−rata per hari

Jumlah jiwa yang disampling (3.1) Berat timbulan sampah (kg/jiwa/hari) = 2.911 69 = 0.042 kg/jiwa/hari

Timbulan sampah total (kg/hari) = Timbulan sampah per jiwa (kg/jiwa/hari) × Jumlah penduduk satu RW (3.2)

Timbulan sampah total (kg/hari) = 0.042 kg/jiwa/hari × 1248 jiwa = 52.4 kg/hari

Jumlah timbulan sampah di RW 5 Jambangan sebesar 52,4 kg/hari dengan timbulan sampah per jiwa sebesar 0.042 kg/jiwa/hari. Angka ini masih berada di bawah standar SNI 8632:2018 tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, yaitu 0.65 – 0.70 kg/jiwa/hari untuk

(6)

Melinda Wahyuni Maulidia et al. (Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Permukiman...)

jenis sumber sampah rumah tangga. Sementara itu, menurut Standar Nasional Indonesia 19-3983- 1995, besarnya timbulan sampah dari rumah permanen adalah 2.25 – 2.50 liter/jiwa/hari dengan berat 0.35 –

0.40 kg/jiwa/hari [11]. Dengan demikian, timbulan sampah di RW 5 Jambangan masih berada dalam kisaran yang wajar sesuai standar yang berlaku.

Densitas sampah merupakan parameter penting yang terintegrasi dengan perencanaan pengelolaan sampah. Densitas sampah dapat dihitung dengan membagi berat sampah dalam satu gerobak dengan volume sampah di gerobak tersebut di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) [8]. Volume gerobak sampah yang ada di RW 5 Jambangan sebesar 1.2 m3.

Densitas sampah (kg/m3) = Massa sampah (kg)

Volume sampah (m3) (3.3) Densitas sampah (kg/m3) = 1.5 m ×0.8 m ×0.9 m 157.2 kg

Densitas sampah (kg/m3) = 145.5 kgm-3

Hasil perhitungan menunjukkan densitas sampah sebesar 145.5 kgm-3. Densitas sampah digunakan untuk mengetahui timbulan atau jumlah sampah dalam satuan volume.

3.3. Komposisi Sampah

Komposisi sampah diperoleh melalui proses pemilahan berdasarkan metode yang tercantum dalam SNI 19-3964-1994. Sampah permukiman yang dijadikan sampel dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu sampah organik (sisa makanan dan sampah kebun), kertas (kardus, duplek, koran), plastik (botol plastik, gelas plastik, plastik mika), styrofoam, kaca (botol kaca), dan popok. Jenis-jenis sampah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 hingga Gambar 6. Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya penting untuk mengetahui komposisi timbulan sampah, sehingga dapat direncanakan strategi pengelolaan dan pengolahan yang tepat untuk setiap jenis sampah, seperti program daur ulang dan pengomposan guna mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Komposisi sampah di suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti cuaca/iklim, frekuensi pengumpulan sampah, musim, tingkat sosial ekonomi masyarakat, pendapatan per kapita, serta jenis kemasan produk yang digunakan [4].

Penentuan komposisi sampah sampah rumah tangga di kawasan permukiman merupakan langkah penting dalam perencanaan pengelolaan sampah. Untuk mengetahui komposisi sampah rumah tangga, dilakukan pemilahan dan penimbangan terhadap setiap jenis sampah. Hasil pilahan sampah ditimbang sesuai dengan jenisnya, kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase (%). Persentase komposisi sampah diperoleh dengan membandingkan berat masing-masing jenis sampah terhadap berat total sampah.

Dengan mengetahui persentase komposisi sampah, dapat dianalisis kontribusi setiap jenis sampah terhadap timbulan sampah secara keseluruhan.

Gambar 3. Jenis sampah organik Gambar 4. Jenis sampah kertas

Gambar 5. Jenis sampah plastik Gambar 5. Jenis sampah kaca

(7)

Tabel 3. Hasil Perhitungan Rata-Rata Sampah per Jiwa

Hari

Berat Sampah (Kg) Komposisi

Sampah (Kg) Organik Kertas Plastik Styrofoam Kaca Popok

1 9.8 1.5 1.9 0.3 0.0 1.0 14.5

2 8.2 1.8 1.0 0.2 0.5 0.8 12.5

3 7.7 1.0 1.8 0.2 0.0 0.8 11.5

4 7.5 2.4 1.5 0.0 0.6 1.0 13.0

5 6.2 1.2 1.4 0.2 0.0 0.5 9.5

6 8.9 1.8 1.9 0.0 0.5 0.8 13.9

7 6.7 1.5 1.6 0.2 0.0 0.5 10.5

8 6.9 2.0 1.8 0.0 0.0 0.8 11.5

Total (Kg) 61.9 13.2 12.9 1.1 1.6 13.4 96.9

Rata-Rata (Kg)

7.7 1.6 1.6 0.1 0.2 1.6 12.8

Persentase 59% 13% 12% 1% 2% 13% 100%

Persentase komposisi sampah (%) = Berat rata−rata komponen sampah per hari(kg)

Total rata−rata sampah (Kg) × 100% (3.4) Persentase komposisi sampah Organik (%) = 7,7 kg

12,8 kg × 100% = 59%

Gambar 7. Persentase komposisi sampah di RW 5 Jambangan

Komposisi sampah di kawasan permukiman RW 5 Jambangan didominasi oleh sampah organik atau sampah yang dapat dikomposkan, dengan jumlah persentase mencapai 59%. Tingginya jumlah sampah organik disebabkan oleh kegiatan rumah tangga sehari-hari yang menghasilkan banyak sampah dapur, seperti sisa makanan. Sampah sisa makanan memiliki kandungan air yang cukup besar, sehingga menyebabkan sampah menjadi berat. Jenis sampah ini tergolong ke dalam sampah yang dapat terurai secara alami (biodegradable). Dengan demikian, mayoritas sampah yang dihasilkan di kawasan permukiman RW 5 Jambangan merupakan sampah organik yang berasal dari aktivitas rumah tangga sehari-hari.

(8)

Melinda Wahyuni Maulidia et al. (Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Permukiman…)

Setelah sampah organik, sampah kertas dan popok menduduki posisi kedua sebagai komposisi sampah terbanyak di kawasan permukiman RW 5 Jambangan dengan persentase sebesar 13%. Tingginya sampah popok dikarenakan banyaknya balita yang tinggal di kawasan tersebut, sehingga sampah popok masih banyak dijumpai. Sementara itu, banyaknya sampah kertas disebabkan oleh kebiasaan warga yang mengumpulkan kardus atau duplek bekas untuk dijual ke bank sampah Bintang Lima. Aktivitas tersebut menyebabkan timbulan sampah berupa kertas menjadi cukup banyak.

Sampah plastik menduduki posisi ketiga sebagai komposisi sampah terbanyak di kawasan permukiman RW 5 Jambangan. Dalam sehari, jumlah sampah plastik yang dihasilkan mencapai 1.6 kg atau setara dengan 12% dari total komposisi sampah. Besarnya jumlah sampah plastik ini disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, adanya kebiasaan warga untuk mengumpulkan botol dan gelas plastik bekas untuk dijual ke bank sampah Bintang Lima. Kedua, terdapat sampah plastik lain seperti kemasan sachet dan kantong plastik bekas yang sudah tidak dapat diolah atau menjadi residu. Meskipun sebagian sampah plastik dapat dijual ke bank sampah, namun masih terdapat sampah plastik yang terbuang dan menyumbang komposisi sampah yang cukup besar di wilayah tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan sampah plastik perlu mendapat perhatian khusus untuk meminimalisir timbulan sampah di kawasan permukiman RW 5 Jambangan.

4. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah timbulan sampah di kawasan RW 5 Jambangan adalah sebesar 52.4 kg/hari dengan rata-rata timbulan sampah per jiwa sebesar 0.042 kg/jiwa/hari. Komposisi sampah di kawasan tersebut didominasi oleh sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah kebun, yang mencapai 59% dari total sampah. Selanjutnya, komposisi sampah terbesar kedua adalah popok dan kertas (kardus, duplek, koran) dengan masing-masing persentase sebesar 13%. Kemudian, disusul oleh sampah plastik (botol plastik, gelas plastik, plastik mika) sebesar 12%, sampah kaca (botol kaca) sebesar 2%, dan styrofoam sebesar 1%. Sementara itu, densitas sampah rumah tangga di RW 5 Jambangan adalah 145.5 kgm-3. Dengan memahami komposisi sampah tersebut, diharapkan dapat diperoleh solusi dan strategi yang tepat untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam pelaksanaan serta penyelesaian penelitian ini. Terkhusus kepada masyarakat RW 5 Jambangan yang telah bersedia mengumpulkan sampah untuk kegiatan pengambilan sampel, serta pihak- pihak lain yang membantu dalam proses pengambilan dan pengukuran sampah. Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh solusi dan strategi yang tepat untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Upaya ini merupakan langkah menuju minimalisasi timbulan sampah dan tercapainya konsep Zero Waste.

(9)

References

[1] S. PemKot, “Volume Sampah Harian di Surabaya 60 Persen Didominasi Organik,” 2023.

https://www.surabaya.go.id/id/berita/74939/volume-sampah-harian-di-surabaya-60-persen-didominasi-organik [2] [2] J. Dobiki, “Analisis Ketersedian Prasarana Persampahan Di Pulau Kumo Dan Pulau Kakara Di Kabupaten

Halmahera Utara,” J. Spasial Vol., vol. 5, no. 2, pp. 220–228, 2018.

[3] [3] I. A. Abednego, E. Putri, N. Choiroti, and V. Aprilia, “Prinsip Zero Waste dalam Pengelolaan Lingkungan di Kampung Kota (Studi Kasus: Kampung Darmorejo),” Pros. Semin. Nas. Planoearth, vol. 3, pp. 64–72, 2022.

[4] [4] T. Damanhuri, E., & Padmi, “Pengelolaan Sampah,” pp. 638–639, 2010, doi: 10.1364/josaa.1.000711.

[5] [5] SNI 19-3964-1994, “Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan,”

Badan Stand. Nas., p. 16, 1994.

[6] [6] N. Citrasari, N. I. Oktavitri, and N. A. Aniwindira, “Analisis Laju Timbunan Dan Komposisi Sampah Di Permukiman Pesisir Kenjeran Surabaya,” Berk. Penelit. Hayati, vol. 18, no. 1, pp. 83–85, 2012, doi: 10.23869/bphjbr.18.1.201214.

[7] [7] SNI, “Standar Nasional Indonesia tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman,” Badan Standarisasi Nas., p.

3242, 2008.

[8] [8] D. S. A. Hapsari and W. Herumurti, “Laju Timbulan dan Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Sukolilo Surabaya,” J. Tek. ITS, vol. 6, no. 2, 2017, doi: 10.12962/j23373539.v6i2.24623.

[9] [9] E. S. Pandebesie, “Buku Ajar Teknik Pengelolaan Sampah,” ITS Surabaya, 2005.

[10] [10] E. F. Al’amri, “Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah di Kelurahan Tanah Grogot Kalimantan Timur,” Tugas Akhir, Jur. Tek. Lingkungan, FTSP, ITS. Surabaya., 2007.

[11] [11] SNI 19-3983-1995, “Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia,” Badan Stand.

Nas., 1995.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan dan pendataan dapat ditarik kesimpulan: (1) Penanggulangan sampah melalui sosialisasi zero waste secara intensif dan monitoring di kawasan

Untuk itu penulis mencoba manganalisa dan mendeskripsikan proses yang terjadi pada collaborative governance dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah sistem zero waste

Rumusan masalah dalam survei penelitian ini adalah data timbulan, komposisi, dan densitas dari sampah rumah tangga kawasan permukiman (perumahan, rumah susun, dan

PENDAHULUAN MENGHITUNG TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PERMUKIMAN MERENCANAKAN DESAIN BANGUNAN MRF YANG SESUAI MENGHITUNG ANALISIS MENGANALISIS KELAYAKAN

Data Persampahan Analisis Aspek Teknis Evaluasi berdasarkan Analisis Hasil Mengumpulkan data kondisi persampahan Kota Kediri (jenis sampah, timbulan, komposisi, metode

“Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Zero Waste: Reduce Sampah Plastik Rumah Tangga” untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Fakultas

Keunikan pada penelitian ini adalah menunjukkan bahwa penerapan zero waste management pada pola asuh batita memiliki pengaruh yang kuat dalam mengurangi sampah rumah tangga

Pengelolaan sampah berbasis Zero Waste dalam skala rumah tangga yang dilakukan secara mandiri dapat diawali dengan melakukan pemilahan sampah dan didasarkan pada kegiatan daur ulang