• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Semiotika Pesan Dakwah Film yang Terkandung Dalam Film Buya Hamka Volume I

N/A
N/A
Aryan Reza Setiardi

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Semiotika Pesan Dakwah Film yang Terkandung Dalam Film Buya Hamka Volume I"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH FILM YANG TERKANDUNG DALAM FILM BUYA HAMKA

VOLUME I

Proposal

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Oleh:

ARYAN REZA SETIARDI NIM: 50100120037

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan agama islam ke seluruh umat manusia.1 Dakwah merupakan sebuah tugas yang dipercayakan oleh Allah swt. kepada manusia yang tujuannya untuk mengajak manusia kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan dengan menggunakan metode, media, ataupun pesan yang disesuaikan dengan kondisi mad’unya (khalayak dakwah). Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka membutuhkan sebuah proses yang terencana dan terstruktur dengan baik.

Seiring dengan perkembangan zaman, dakwah yang mulanya hanya berupa ajakan secara lisan kepada orang orang terdekat seperti pada zaman Nabi Muhammad SAW. Hingga sampai pada era perkebangan teknologi sekarang setiap orang tidak harus berdakwah seperti layaknya seorang penceramah atau mubaligh, karena dakwah bisa dilakukan dimana saja yang terpenting semua dilakukan dengan tujuan utama yaitu amar ma’ruf dan nahi munkar.2

Pada era saat ini perkembangan teknologi sangat cepat dan sulit terbendung lagi, sehingga membuat aktivitas dakwah pun harus ikut menyesuaikan perkembangan yang ada. Dalam hal ini penyampaian pesan dakwah bukan lagi suatu hal yang dianggap sulit, bahkan tidak lagi melulu tentang berceramah, atau pengajian yang dilakukan secara face to face, tetapi

1Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1987),h1.

2Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2011), h. 4.

(3)

dengan adanya kemajuan teknologi maka media massa dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah.

Media dakwah merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan agama atau ajaran-ajaran keagamaan kepada masyarakat atau audiens tertentu.3 Tujuan utama dari media dakwah adalah untuk memperkenalkan, mengajarkan, dan memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai agama serta mendorong individu atau masyarakat untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Media dakwah dalam hal ini memiliki peranan yang sangat penting agar dapat mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Sehingga dalam aktivitas dakwah di mana untuk menarik perhatian objek dakwahnya dibutuhkan sebuah strategi yang baik, dan mengingat bahwa masyarakat Indonesia lebih condong kepada dunia hiburan maka dengan memanfaatkan media massa yang ada, seperti media perfilman merupakan cara yang paling efektif dalam aktivitas dakwah.

Film merupakan sebuah karya seni yang menggunakan gambar bergerak dan suara untuk menceritakan sebuah kisah. Film adalah medium audiovisual yang menggunakan gambar bergerak dan suara untuk menceritakan cerita, menyampaikan pesan, atau mengabadikan peristiwa.4 Film memiliki kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam pesan kepada penontonnya. Pesan ini dapat berupa informasi, edukasi, hiburan, atau bahkan propaganda. Film dapat digunakan untuk menyampaikan pesan tentang berbagai macam topik, seperti politik, agama, sosial, budaya, dan ekonomi. Film juga memiliki peranan yang sangat penting dalam

3Risriyanti, “Pesan Dakwah dalam Film “Assalamualaikum Beijing” (Analisis Semiotika Roland Barthes)”, Skripsi (Purwokerto: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri, 2016), h. 3.

4Sri Wahyuningsih, Film dan Dakwah: Memahami Representasi Pesan-Pesan Dakwah Dalam Film Melalui Analisis Semiotik. (Cet. I; Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019), h. 3.

(4)

memberikan pengaruh kepada masyarakat umum. Oleh karenanya, ketika film memiliki pengaruh yang cukup besar kepada masyarakat maka film yang dianggap sebagai tontonan yang menghibur bisa dijadikan peluang yang baik bagi pelaku dakwah dengan menyelipkan pesan-pesan dakwah dalam film tersebut. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa film mempunyai kekuatan memengaruhi yang sangat besar, dan sumber dari kekuatannya itu ialah pada emosi dari khalayak.5

Sebagai media representasi, film dianggap sebagai salah satu media yang efektif dalam menyampaikan sebuah pesan. Hal ini dikarenakan sifat film yang bersifat audiovisual dan mudah dicerna. Bahkan sejumlah pengamat komunikasi memasukkan medium film ini dalam katagori “hot media”. Karena sifatnya yang mudah dicerna itu, film seringkali digunakan untuk merepresentasikan sebuah realitas kehidupan maupun cerita. Film memiliki sifat “See what you imagine” dan berbeda dengan media lainnya seperti radio, novel dan surat kabar yang memiliki sifat “Imagine what you see”. Di sini ditekankan bahwa, khalayak tidak perlu mengimajinasikan seperti apa pesan yang disampaikan oleh source atau sumbernya karena film sudah bersifat audiovisual.6

Menonton film sejatinya merupakan salah satu hobi masyarakat kebanyakan. Dengan menonton film kita kan mendapat hiburan tersendiri bahkan tidak hanya itu, dari menonto film ini kita akan medapat berbagai informasi yang baru maupun motivasi yang ada didalamnya. Sudah banyak berbagai macam film yang telah diproduksi oleeh sutradara dari penjuru dunia, terlepas dari jenis atau temanya, film selalu merekam realitas yang

5Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Cet. I;Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011), h. 107.

6Indiwan Seto Wahjuwibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunkasi Edisi 3, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018), hal. 34.

(5)

tumbuh dan berkemmbang di masyarakat kemudian memproyeksikan ke atas layar.

Begitu banyak film yang sudah diproduksi dizaman globalisasi seperti saat ini, yang mana kebanyakan kurang memperhatikan akan mengandung nilai edukasi bahkan sama sekali tidak ada nilai dakwahnya. Akan tetapi semakin berkembangnya zaman, sekarang mulai banyak bermunculan film yang mengandung nilai dakwah salah satunya film yang berjudul Buya Hamka Vol. I. berdasarkan latar belakang masalah di atas maka calon peneliti merumuskan permasalah mengenai apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam film yang berjudul “Buya Hmaka Vol. I”, dengan menggunakan analisis semiotika.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Fokus penelitian dan deskripsi fokus pada penelitian ini, ditujukan untuk memudahkan calon peneliti dalam memperoleh, menjabarkan, dan mengolah data di lapangan, berikut uraiannya

1. Fokus penelitian

Penelitian ini berfokus pada makna pesan dakwah dalam film Tilik dengan menggunakan konsep semiotika Roland Bartes (makna konotasi dan denotasi). Untuk mengetahui makna pesan dakwah dengan menggunakan bahasa maupun ikonik (terkodekan dan tidak terkodekan).

2. Deskripsi fokus

Dalam upaya menghindari kesalahpahaman atau penafsiran dalam memberikan informasi pada penelitian ini, maka peneliti mendeskripsikan atau memperjelas fokus penelitian.

a. Semiotika

Semiotika adalah salah satu metode analisis yang mengkaji tentang tanda dalam kehidupan manusia.

(6)

b. Dakwah

Dakwah merupakan sebuah panggilan, ajakan dan seruan bagi seluruh umat manusia agar senantiasa berbuat yang mendekatkan diri kepada Allah swt. dan menjauhi segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah swt.

serta senantiasa untuk selalu mengikuti petunjuk Al-Qur an dan Hadis‟ dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

c. Film Buya Hamka Vol I

Film Buya Hamka adalah film yang menceritakan perjalanan hidup seorang sastrawan dan ulama bernama Abdul Malik Karim Amrullah atau Hamka. Film ini mengisahkan kehidupan Hamka dari kecil hingga dewasa, termasuk perjuangan, pendidikan, karier, dan romansa. Film ini juga menyoroti peran Hamka sebagai pengurus Muhammadiyah di Makassar dan pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat di Medan

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana klasifikasi pesan dakwah yang disampaikan dalam film Buya Hamka Volume I?

2. Apa makna pesan dakwah yang terkandung dalam film Buya Hamka Volume I? dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

D. Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu

Dalam proses penelitian ini, peneliti mengambil beberapa hasil penelitian yang ada kemiripan dan kesamaan dengan penelitian yang diteliti.

Ada pun penelitian tersebut adalah :

(7)

1. Andi Sukandis, mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Alauddin Makassar dengan judul Analisis Semiotika Pesan Dakwah Dalam Film “Titisan Suci” Pada Chanel Youtube Tarbiah Sentap. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020. Adapun rumusan masalahnya yaitu bagaimana klasifikasi pesan dakwah yang disampaikan dalam film Titisan Suci?, bagaimana pesan dakwah dalam film Titisan Suci?, bagaimana sikap dan perilaku yang mencerminkan hablum minannas dalam film Titisan Suci?. Penelitian ini menggunakan teori Semiotika Roland Barthes dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa klasifikasi pesan dakwah dalam film titisan suci yang terdiri dari 3 aspek yaitu akidah, syariah dan akhlak, makna pesan dakwah dari aspek aqidah adalah berserah diri kepada Allah, dan hanya kepada Allah manusia memohon ampunan, dari aspek syariah yaitu mendirikan sholat, dan membaca ayat suci Al-Quran sedangkan dari aspek akhlaq adalah kepada diri sendiri, sesama manusia, makhluk Allah dan kepada Allah SWT, sikap dan perilaku yang mencerminkan hablum minannas dalam film titisan suci yaitu:

Saling menyapa dan menebarkan salam, saling percaya (amanah), menjaga silaturahmi, tolong menolong dalam kebaikan, saling melindungi, saling mengenal, peduli atau berempati, meringankan beban orang lain, saling memaafkan, saling memberi hadiah, dan menghindari perdebatan yang berlebihan.7

2. Anzen Bhilla Setya, mahasiswi Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Analisis Semiotika

7Andi Sukandis, “Analisis Semiotika Pesan Dakwah Dalam Film “Titisan Suci” Pada Chanel Youtube Tarbiah Sentap”, Skripsi (Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2020).

(8)

Pesan Dakwah Dalam Video Kan Kan Challenge di Youtube The Sungkars Family. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020. Adapun rumusan masalahnya yaitu bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam video Kan Kan Challenge di Youtube The Sungkars Family?, pesan Akhlaq apa saja yang ada dalam video Kan Kan Challenge di Youtube The Sungkars Family?. Penelitian ini menggunakan teori Semiotika Roland Barthes dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa makna denotasi penelitian ini adalah video dakwah kreatif yang menarik dan inspiratif. Sedangkan konotasinya adalah menggambarkan pesan-pesan dakwah ringan dalam kehidupan sehari-hari dan mitosnya adalah mengajarkan kita untuk selalu berdakwah menyampaikan hal-hal baik sekecil apapun,. Pesan akhlak pada penelitian adalah pesan akhlak dakwah fardiyah yaiutu dakwah berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau dengan sekelompok kecil dari manusi tentang pesan tentang budi pekerti atau prilaku dan tabiat kepada Allah SWT dan semua makhluk-makhluk Allah SWT.8 3. Ani Indriani Saputri, mahasiswi Jurusan mahasiswa Jurusan

Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Alauddin Makassar dengan judul Makna Pesan Dakwah Dalam Film Tilik. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021. Adapun rumusan masalahnya yaitu apa makna pesan dakwah yang terkandung dalam film Tilik ditinjau dari dimensi syariah dan akhlak. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskripstif kualitatif. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa dalam film

8Anzen Bhilla Setya, “Analisis semiotika Pesan Dakwah Dalam Video Kan Kan Challenge di Youtube The Sungkars Family”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

(9)

“Buya Hamka Vol. I” terdapat pesan dakwah di dalamnya yakni pesan syariah dan akhlak. Pesan dakwah yang berdimensi syariah dapat diidentifikasi dalam dua bagian yaitu: Pertama, tentang larangan melakukan suap (risywah) baik itu pemberi suap, yang menerima suap ataupun perantara dari keduanya. Kedua, anjuran bersikap empati, guna untuk mempererat ukhuwah (persaudaraan) juga sebagai bentuk dukungan moral bagi orang yang dijenguknya.

Sedangkan pesan dakwah yang berdimensi akhlak dapat diidentifikasi dalam empat bagian yaitu: Pertama, larangan melakukan ghibah, perilaku ghibah ini seringkali dilakukan oleh orang-orang tanpa disadari, sedangkan perilaku ghibah diibaratkan dengan memakan daging saudaranya sendiri. Kedua, larangan menghasut sebab menghasut merupakan sebuah perbuatan yang dapat memutuskan tali persaudaraan dan merupakan salah satu dosa besar yang menjadi penyebab seseorang terhalang masuk surga. Ketiga, pentingnya melakukan tabayyun, ketika mendapat suatu berita hendaklah melakukan tabayyun atau mencari tahu terlebih dahulu mengenai kebenaran dari berita tersebut agar tidak terjadinya kesalahpahaman.

Keempat, larangan melakukan fitnah, sebuah tindakan yang mengatakan sesuatu tentang diri seseorang yang tidak sebagaimana mestinya dan merupakan suatu tindakan yang lebih kejam daripada pembunuhan.9

Dari ketiga penelitian diatas terdapat perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini, perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

9Ani Indriani Saputri, “Makna Pesan Dakwah dalam Film Tilik”, Skripsi (Makassar:

Fakulta Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2021).

(10)

Table 1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan

1 Andi Sukandis:

Analisis Semiotika

Pesan Dakwah

Dalam Film “Titisan Suci” Pada Chanel Youtube Tarbiah Sentap tahun 2020

a) Menggunakan

penelitian kualitatif deskriptif

b)Menggunakan

semiotika Roland Barthes

c) Mengkaji pesan dakwah

d) Objek penelitian film

Menggunakan film Titisan Suci

2 Anzen Bhilla Setya:

Analisis Semiotika

Pesan Dakwah

Dalam Video Kan Kan Challenge di

Youtube The

Sungkars Family tahun 2020

a) Menggunakan

penelitian kualitatif deskriptif

b) Menggunakan

semiotika Roland Barthes

c) Mengkaji pesan dakwah

Menggunakan video Kan Kan Challenge

3 Ani Indriani Saputri:

Makna Pesan

Dakwah Dalam Film Tilik.

a) Menggunakan

penelitian kualitatif deskriptif

b) Menggunakan

Menggunakan film Tilik

(11)

semiotika Roland Barthes

c) Mengkaji pesan dakwah

d) Objek penelitian film

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui makna pesan dakwah yang terkandung dalam film Buya Hamka Vol I dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tinjauan untuk lebih memahami kajian ilmu komunikasi. Kedua, diharapkan dapat memberikan sumbangsi terhadap perkembangan film yang banyak mengandung pesan dakwah di dalamnya.10

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu memberikan kontribusi bagi para direktur dan sutradara dalam pembuatan suatu karya berupa film. Selain itu, diharapkan pembaca mampu memahami secara

10Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019), hal. 283

(12)

menyeluruh apa yang terkandung di dalam film Buya Hamka Vol. I dan mengambil hikmah dan pengajaran yang bermuatan pesan dakwah

(13)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Tentang Analisis Semiotika Roland Barthes

1. Pengertian Semiotika

Secara etimologis, semiotika adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani semeion yang memiliki arti “tanda”. Tanda tersebut didefenisikan sebagai sesuatu yang atas konvensi sosial yang terbangun sebelumnya. Secara terminologi, banyak sekali devenisi yang munculkan oleh para pakar.

Namun, secara sederhana dapat dipahami bahwa semiotika adalah salah satu metode analisis yang mengkaji tentang tanda dalam kehidupan manusia.

2. Macam macam semiotika

Terdapat beberapa macam semiotika yaitu:

a. Semiotika analitik yaitu semiotika yang menganalisis sistem tanda.

Semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi sebuah ide, objek, dan makna. Ide dapat diartikan sebagai lambang, sedangkan makna yaitu beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada suatu objek.

b. Semiotika deskriptif, yakni semiotika yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dulu tetap seperti itu.

c. Semiotika Faunal Zoosemiotic, yaitu semiotik khusus yang tandanya berasal dari hewan

d. Semiotika kultural, yaitu semiotik yang khusus membahas sistem tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat tertentu.

(14)

e. Semiotika naratif, yakni semiotika yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folklore).

f. Semiotika natural, yaitu semiotik yang membahas tentang tanda yang dihasilkan oleh alam.

g. Semiotika normatif, yaitu semiotika yang membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia dalam bentuk norma-norma.

h. Semiotika sosial, yaitu semiotik yang membahas tentang tanda yang dihasilkan oleh manusia dalam bentuk lambang baik itu dalam bentuk kata ataupun kalimat.

i. Semiotika struktural, yaitu semiotika yang membahas tentang tanda dalam bentuk struktur bahasa.

3. Teori Semiotika Roland Barthes

Roland barthes lahir di Cherbourg pada tahun 1915, dibesarkan dari keliuarga kelas menegah menengah prostestan di dua kota di Prancis, yaiutu Bayonne. Barthes dikenal sebagai salah satu pemikir strukturalis yang rajin mempraktikan model linguistic dan semiologi dari Sausurrean. Roland berpendapat bahwa Bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dan waktu tertentu juga.11 Roland Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi sebagai kunci dari analisisnya.12 Roland Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi sebagai kunci dari anlisisnya. Focus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikan dua tahap (two order of

11Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.63 12Indiwan Seto Wahjuwibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunkasi Edisi 3, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018), hal. 21.

(15)

signification) yang terdiri dari first order of signification yaitu denotasi, dan second order of signification.13

Melalui istilah ini Barthes mengatakan bahwa signifikasi tahap pertama (denotasi) yaitu hubungan antara sebuah tanda terhadap sebuah kepercayaan, atau makna paling nyata dari sebuah tanda. Denotasi juga biasa disebut sebagai proses signifikasi secara tradisional yang biasanya menyesuaikan pada penggunaan bahasa yang artinya berdasarkan apa yang terucap.

Sedangkan signifikasi tahap kedua yaitu konotasi yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai kebudayaan.14 Pada signifikasi tahap kedua ini merupakan tanda yang berhubungan dengan isi, yaitu tanda yang bekerja melalui mitos (myth). Mitos merupakan sebuah lambang yang bersifat kultural (kebudayaan) yang menjelaskan beberapa aspek tentang realitas dan gejala alam serta makna yang ada pada nilai-nilai sejarah dan budaya tersebut.

B. Tinjauan Pesan Tentang Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah menurut bahasa berartikan ajakan, seruan, undangan, dan panggilan. Sedangkan menurut istilah, dakwah berarti menyeru untuk mengikuti sesuatu dengan cara dan tujuan tertentu. Sementara itu, pengertian dakwah Islam ialah menyeru ke jalan Allah yang melibatkan unsur-unsur penyeru, pesan, media, metode yang diseru, dan tujuan.

13M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi,(Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h.56

14Indriwan Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Peneliti dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 21.

(16)

Sedangkan menurut Muhammad Al-Bahiy, dakwah islam berarti merubah suatu situasi ke situasi yang lebih baik sesuai ajaran Islam.

Pengertian dakwah secara terminologi, menurut para pakar ilmu dakwah, antara lain yaitu:

a. Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah upaya membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

b. Sayyed Qutb mengatakan bahwa dakwah yaitu mengajak atau mendorong orang untuk masuk kedalam sabilillah, bukan untuk mengikuti da’i atau bukan pula untuk mengikuti sekelompok orang.

c. Menurut Toha Yahya Oemar, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan di akhirat.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah usaha menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik itu perorangan ataupu kelompok tentang pandangan dan tujuan hidup manusia sesuai Islam.

Dakwah dapat diartikan sebagai seruan, ajakan, dan panggilan dapat pula diartikan mengajak, menyeru, dan memanggil dengan lisan ataupun dengan tingkah laku atau perbuatan nyata. atau lebih tegasnya bahwa dakwah adalah proses menyampaikan ajaran Islam dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok. penyampaian ajaran tersebut dapat berupah perintah untuk melakukan kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang dibenci oleh Allah dan Rasulnya.

(17)

2. Unsur- Unsur Dakwah a. Da’I (Pelaku Dakwah)

Da’I adalah seorang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau suatu Lembaga.

b. Mad’u (penerima dakwah)

Mad’u adalah target dalam berdakwah, baik secara individu maupun sebagai kelompok

c. Maddah (materi dakwah)

Madda atau materi dakwah ialah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u yang menyangkut masalah akidah, akhlak, dan juga hukum.

d. Thariiqah (metode dakwah)

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai oleh juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam, dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh sipenerima pesan.

e. Wasilah (media dakwah)

Media dakwah adalah media yang digunakan sebagai alat mempermudah penyampaian pesan dakwah kepada mad’u.

f. Atsar (efek dakwah)

(18)

Efek dakwah adalah hasil atau dampak dari upaya penyebaran ajaran atau pesan agama kepada masyarakat. Dengan diketahuinya efek dakwah ini para dai dapat menentukan langkah- langkah dakwah berikutnya, dengan menganalisis efek dakwah ini secara cermat dan tepat para dai dapat menghindari kesalahan dalam Menyusun strategi dakwah.

3. Bentuk-bentuk Dakwah

Dakwah merupakan sebuah kebutuhan rohani bagi setiap manusia, yang mengajak kepada kebaikan dan menuntun untuk menjauhi keburukan.

Adapun beberapa bentuk-bentuk dakwah sebagai berikut:

a. Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah adalah bentuk dakwah yang menjadi kewajiban individu Muslim. Dakwah Fardiah berarti dakwah yang harus dilakukan oleh setiap Muslim dalam menjalankan agama Islam dan menyebarkan ajaran Islam kepada orang lain. Dakwah Fardiah merupakan kewajiban yang terdapat dalam agama Islam dan mengandung tujuan untuk menyebarkan agama Islam serta mengajak orang lain untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam.

b. Dakwah Ammah

Dakwah Ammah adalah dakwah yang dilakukan oleh seluruh umat Islam atau kelompok Muslim secara keseluruhan. Dakwah Ammah bertujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat luas tanpa terkecuali. Dakwah Ammah mencakup semua aspek ajaran Islam seperti ajaran akidah (keyakinan), syariat (hukum Islam), dan akhlak (moral dan etika).

c. Dakwah Bil-Lisan

(19)

Dakwah Bil-Lisan adalah dakwah yang dilakukan melalui perkatan seperti halnya ceramah, tausiah, khutbah, dan lain sebagainya.

d. Dakwah Bil-Haal

Dakwah Bil-Haal adalah dakwah yang dilakukan melalui perbuatan dan tingkah laku, yang bisa langsung dilihat dan dirasakan oleh sasaran dakwah, yang berkaitan erat dengan adab dan juga etika seorang pendakwah yang baik.

e. Dakwah Bit-Tadwin

Dakwah Bit-Tadwin adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan, seperti artikel, blogspot, buku, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan tulisan dalam penyebaran pesan dakwah.

f. Dakwah Bil-Hikmah

Dakwah Bil-Hikmah adalah cara menyampaikan dakwah secara bijaksana dan santun, dengan proses pendekatan kepada sasaran dakwah, sehingga dapat mengikuti ajakan ataupun seruan tanpa adanya paksanaan maupun tekanan di dalamnya.

C. Tinjauan Umum tentang Film sebagai Media Dakwah

1. Pengertian Film

Pengertian secara harfiah film adalah cinematographie yang berasal dari cinema + tho = phytos (cahaya) + graph (tulisan = citra). Dengan demikian, film dapat diartikan melukis gerak dengan cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera.15

15 Abdul Halik, Tradisi Semiotika Dalam Teori dan Penelitian Komunikasi, h.188.

(20)

Film juga memiliki arti yang merupakan sebuah karya seni yang memuat beberapa unsur-unsur seni di dalamnya, seperti seni rupa, seni musik, seni fotografi, seni sastra, seni teater, dan lain-lain. Dari unsur-unsur seni tersebut dapat disaksikan dalam satu waktu dan dalam satu media yaitu sebuah karya film. Berdasarkan dari pengertian film tersebut dapat disimpulkan bahwa film merupakan suatu karya seni yang bersifat audio visual yang memadukan antara unsur teknologi dan kesenian serta memiliki pesan atau nilai tersendiri berdasarkan ideologi dari film makernya.

2. Karakteristik Film

Karakteristik film yang spesifik, yaitu layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh, dan identifikasi psikologis.

a. Layar yang luas. Kelebihan media film dibandingkan dengan televisi adalah layar yang digunakan untuk pemutaran film lebih berukuran besar atau luas. Dengan layar film yang luas, telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan dalam film.

b. Pengambilan Gambar. Dengan kelebihan film, yaitu layar yang besar, maka teknik pengambilan gambarnya pun dapat dilakukan atau dapat memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan panoramic shot. Pengambilan gambar yang seperti ini dapat memunculkan kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya.

c. Konsentrasi Penuh, karena kita menoton film di bioskop, tempat yang memiliki ruangan kedap suara maka pada saat kita menonton film, kita akan fokus pada alur cerita yang ada di dalam film terebut. Tanpa adanya gangguan dari luar.

(21)

d. Identifiksi Psikologis. Konsentrasi penuh saat kita menonton di bioskop, tanpa kita sadari dapat membuat kita benar-benar menghayati apa yang ada di dalam film tersebut. Penghayatan yang dalam itu membuat kita secara tidak sadar menyamakan diri kita sebagai salah seorang pemeran dalam film tersebut.Menurut ilmu jiwa sosial, gejala seperti ini disebut sebagai identifikasi psikologis.

3. Jenis Jenis Film

Dunia perfilman di Indonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang semakin pesat. Tak heran jika dewasa ini banyak bermunculan karya-karya berupa film baik itu film fiksi atau non fiksi dengan genre-genre yang berbeda seperti drama, komedi, horor, action, fantasi, petualangan, war, bencana, dan lain-lain. Selain genre yang berbeda-beda jenis film pun terdiri atas beberapa bagian, diantaranya:

a. Film cerita (story film)

Film cerita (story film) adalah istilah yang digunakan untuk film yang berfokus pada pengembangan sebuah cerita fiksi atau non-fiksi. Ini merupakan kategori film yang paling umum dan mencakup berbagai genre dan format.

b. Film Dokumenter (Documentary Film)

Film dokumenter adalah film yang bertujuan untuk menampilkan realitas dan fakta, bukan fiksi. Film dokumenter mengamati dan merekam peristiwa atau kehidupan nyata, kemudian disusun menjadi sebuah cerita yang informatif dan menarik.

c. Film Berita (News Reel)

(22)

Film Berita (News Reel) adalah film pendek dokumenter yang berisi cuplikan berita dan peristiwa aktual. Film berita menampilkan rangkuman berita nasional dan internasional dalam durasi singkat, biasanya sekitar 10 menit atau kurang.

d. Film kartun (Cartoon Film)

Film kartun (cartoon film), seringkali disebut juga animasi (animation), adalah sejenis film yang menggunakan gambar bergerak untuk bercerita, bukan aktor dan lokasi nyata. Film kartun dibuat dengan cara menggambar atau membuat model objek yang kemudian digerakkan secara bertahap sehingga menciptakan ilusi gerakan.

4. Film Sebagai Media Dakwah

Pada dasarnya dakwah yang kita kenal adalah dakwah yang melalui media lisan seperti ceramah. Namun seiring dengan perkembangkan teknologi, film merupakan salah satu media yang memiliki peranan penting dalam fungsinya sebagai media penyebaran informasi terutama dibidang keagamaan. Menurut Sri dalam bukunya mengatakan bahwa film merupakan salah satu media komunikasi yang sangat ampuh, bukan hanya sebagai media hiburan, melainkan juga untuk penerangan serta pendidikan, termasuk dakwah.27 Film sebagai media komunikasi yang memiliki nilai-nilai keagamaan di dalamnya dikenal dengan istilah film dakwah. Film dakwah ini agar tujuannya dapat tersampaikan maka selain berisikan nilai-nilai agama juga harus memadukannya dengan unsur hiburan, ceramah tetapi memiliki cerita, atau berisikan tentang realita kehidupan agar film tersebut mampu memberikan pengaruh pada jiwa penontonnya.

(23)
(24)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian-kejadian yang ada dengan mengutamakan makna pada hasil akhirnya.

Jenis penelitian ini lebih mendasarkan diri pada suatu hal yang bersifat diskursif seperti transkrip dokumen, dokumen tertulis dan data non diskursif (seperti candi, patung, monument, arsitektur bangunan, foto, musik, video, gerakan dalam tarian, fashion, maupun hidangan-hidangan makanan yang tersaji dalam suatu food festival), lazimnya disajikan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif sebelum dianalisis, diinterpretasikan, dan kemudian disimpulkan.16

Penelitian kualitatif dilakukan karena calon peneliti ingin menggali fenomena fenomena yang ada serta mencari makna tertentu yang ada dalam objek penelitian dan menguraikannya dalam bentuk deskriptif.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis teks media dengan menggunakan semiotika Roland Barthes untuk mengetahui lebih dalam makna pesan dakwah yang terkandung dalam film “Buya Hamka Vol 1”.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui isi pesan yang tersembunyi dalam suatu film dengan menggunakan pemaknaan denotatif dan konotatif.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan di penelitian ini ada dua sumber 1. Sumber Data Primer

16 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2007), h 37.

(25)

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung untuk kepentingan penelitian yang didapatkan dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam hal ini berupa film “Buya Hamka Vol 1” yang berdurasi 1 jam 42 menit yang diterbitkan oleh Fajar Bustomi pada tahun 2023.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap dari sebuah penelitian yang didapatkan melalui beberapa sumber diantaranya yaitu berupa buku referensi, jurnal internet, artikel, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan objek penelitan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Dokumentasi

Mengumpulkan data berdasarkan pengamatan secara keseluruhan dari film “Buya Hamka Vol 1” serta mengklasifikasikannya dalam setiap adegan yang ada dalam film tersebut untuk mencari makna pesan dakwah yang ada dalam film “Buya Hamka Vol 1” serta mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthers

2. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian pustaka atau riset kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data terhadap literatur yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, di mana lebih banyak memberikan sumbangsi langsung dalam memperoleh beragam informasi. Instrumen selanjutnya yaitu pembimbing yang mengarahkan dan memberikan masukan selama proses penelitian berlangsung. Sedangkan instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa laptop, handphone,

(26)

buku, pulpen, dan alat tulis lainnya yang menunjang dalam penyelesaian penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan kualitatif dan menggunakan teori Roland Barthes yaitu dengan menganalisis data yang berupa tanda mencakup narasi dan visual dengan sistem denotasi dan konotasi. Denotasi yaitu pemahaman terhadap apa yang di dalam gambar sedangkan konotasi yaitu makna yang ada dibalik layar

Berdasarkan teori semiotika model Roland Barthes maka peneliti akan menganalisis makna denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal).17 Berdasarkan teori tersebut maka hal-hal yang akan peneliti lakukan ialah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi makna konotasi dan denotasi yang muncul dalam film yang memiliki pesan dakwah di dalamnya.

2. Memaknai secara menyeluruh pesan dakwah apa saja yang terdapat dalam film tersebut

3. Menarik kesimpulan dari hasil yang sudah diidentifikasi sebelumnya.

17Abu Tazid, Tokoh, Konsep, dan Kata Kunci Teori Postmodern (Cet. I; Yogyakarta:

Deepublish, 2017), h. 95.

(27)

KEPUSTAKAAN

Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1987).

Abdul Halik, Tradisi Semiotika Dalam Teori dan Penelitian Komunikasi.

Abu Tazid, Tokoh, Konsep, dan Kata Kunci Teori Postmodern (Cet. I; Yogyakarta:

Deepublish, 2017).

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Andi Sukandis, “Analisis Semiotika Pesan Dakwah Dalam Film “Titisan Suci” Pada Chanel Youtube Tarbiah Sentap”, Skripsi (Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2020).

Ani Indriani Saputri, “Makna Pesan Dakwah dalam Film Tilik”, Skripsi (Makassar:

Fakulta Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2021).

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Cet. I;Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011).

Anzen Bhilla Setya, “Analisis semiotika Pesan Dakwah Dalam Video Kan Kan Challenge di Youtube The Sungkars Family”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2011).

Indiwan Seto Wahjuwibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunkasi Edisi 3, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018).

Indriwan Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Peneliti dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013).

M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi,(Yogyakarta: Gitanyali, 2004).

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2007).

Risriyanti, “Pesan Dakwah dalam Film “Assalamualaikum Beijing” (Analisis Semiotika Roland Barthes)”, Skripsi (Purwokerto: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri, 2016).

Sri Wahyuningsih, Film dan Dakwah: Memahami Representasi Pesan-Pesan Dakwah Dalam Film Melalui Analisis Semiotik. (Cet. I; Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019).

Gambar

Table 1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat kandungan pesan dakwah dalam film Munafik 2 yaitu pesan dakwah kategori Aqidah berupa Iman kepada Allah SWT, pesan dakwah

dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Analisis Pesan Moral Dalam Film Nyai Ahmad Dahlan Karya Dyah Kalsitorini (Analisis Semiotika Pada Isi Pesan Moral

Pembahasan dalam skripsi ini tentang pengetahuan dan pemahaman Analisis semiotika dalam pesan dakwah sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” yang ditayangkan oleh stasiun

Dari hasil pembahasan tentang analisis ayat riba dalam Tafsir Al- Azhar karya Buya Hamka di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, setiap pembahasan ayat-ayatnya Buya Hamka membuat

Sehubung dengan keterbatasan hasil penelitian dan setelah diketahui hasilnya dari kontribusi Buya HAMKA dalam perkembangan dakwah Muhammadiyah pada tahun 1925-1981

Rujukan keempat jurnal Zayyina Afifa Mahasiswa Komunikasi dengan judul Karakteristik Slapstick Dalam Film Animasi Bisu (Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam

Persamaannya terletak pada metode pendekatan dan objek yang diteliti, perbedaannya jika jurnal ini meneliti nilai isi pesan dakwah dalam novel Ranah 3 warna menggunakan analisis isi,

vi ABSTRAK REPRESENTASI PESAN MORAL PADA FILM ANAK GARUDA Analisis Semiotika John Fiske Bagus Hendrawan, 2022, hal i-96 Skripsi S-1 Program Studi Televisi dan Film, Jurusan Seni