Analisis Balai Besar Sistem Pengawasan Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) pada peredaran obat penenang golongan G di. Salah satu cara pengendaliannya adalah pengawasan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Lampung.
Rumusan Masalah
Agar pengawasan narkoba dapat sesuai dengan harapan, khususnya di provinsi lampung, diperlukan adanya pengontrol atau alat pengawasan dari suatu lembaga yang menanganinya. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Surveilans Badan Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pada Peredaran Obat Penenang Golongan G Di Wilayah Tanggamus”.
Tujuan Penelitian
Konsep Pengawasan
Tery mendefinisikan supervisi sebagai penetapan segala kegiatan yang telah dilakukan, yaitu menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan perbaikan seperlunya agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Siagian menyatakan bahwa supervisi adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Jenis Pelaksanaan Pengawasan
- Sistem Pengawasan
- Syarat-Syarat Pengawasan
- Manfaat Pengawasan
- Proses dan Tahap-Tahap Pengawasan
- Proses pengawasan Balai Besar POM
- Obat Keras Golongan G
Sistem pengawasan yang efektif harus memenuhi beberapa prinsip pengawasan, yaitu adanya rencana khusus dan pemberian instruksi serta wewenang kepada bawahan. Setiap orang yang memantau kegiatan harus memahami dan menguasai sistem pengendalian yang dianut dalam suatu organisasi.
Definisi Obat Keras
Produk obat adalah produk obat jadi yang merupakan sediaan atau bahan penuntun, termasuk produk biologi dan kontrasepsi, yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau keadaan patologis sehubungan dengan penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan perbaikan. kesehatan. Produk obat adalah bahan atau bahan penuntun, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau kondisi patologis sehubungan dengan penegakan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, penyembuhan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan obat adalah setiap ramuan/campuran tersendiri yang digunakan oleh semua makhluk hidup untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan dan menyembuhkan penyakit. semua produk obat yang tertera pada kemasan luar produsen bahwa produk obat hanya dapat disalurkan dengan resep dokter.
Jadi, sesuai dengan keterangan di atas bahwa obat G-list termasuk golongan psikotropika, adalah obat yang harus digunakan setelah resep dokter. Pasal 12 Undang-Undang Narkotika (St. Nomor 419 tanggal 22 Desember 1949) menetapkan bahwa mereka yang melanggar ketentuan larangan, salah satunya larangan dalam Pasal 3 ayat 2, dikenakan hukuman penjara maksimal 5.000 Gulden.
Logo Obat Keras
Yang Termasuk Obat Daftar G
Daftar Obat Jenis sedatif
Kerangka Pemikiran
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya obat keras, luasnya cakupan kerja Balai Besar POM, kurangnya kerjasama antar dinas terkait, kurangnya staf BBPOM dan kemajuan teknologi penjualan obat keras secara gratis akan memudahkan terjadinya penipuan yang tidak diinginkan. Maka pengawasan sangat diperlukan dalam hal ini, pengawasan sebagai penentu segala kegiatan yang telah dilakukan, yang berarti mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan dan bila perlu melaksanakan tindakan perbaikan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (George R. .Tery dalam Zaenal Mukarom, 2015, hlm.156). Dalam pengawasan keamanan penggunaan obat, penduduk, pemerintah dan produsen bertanggung jawab untuk itu.
Dimana masyarakat sebagai konsumen yang harus berperan aktif dalam menjaga kesehatan tubuh, konsumen harus mampu memberdayakan dirinya sendiri. Sedangkan pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga keamanan obat, pemerintah memiliki peran yang baik dalam membuat kebijakan untuk meminimalisir terjadinya gangguan keamanan obat yang terjadi, bahkan yang belum terjadi, dan yang terakhir adalah produsen, dimana produsen membuat suatu produk obat. , yang harus layak untuk konsumsi publik. Untuk itu, Indonesia harus memiliki sistem pengawasan obat dan makanan yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah, dan memantau produk, termasuk untuk melindungi keselamatan, keamanan, dan kesehatan masyarakat di dalam dan luar negeri.
Penulis bergantung kepada teori penyeliaan untuk membina kerangka konsep. Menurut Kadarman dalam Zaenal Mukarom (2015, hlm. 162), terdapat 3 peringkat atau langkah yang perlu diikuti dalam pelaksanaan proses penyeliaan iaitu.
Desain Penelitian
Fokus penelitian
Subyek penelitian
Informan penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dimana daftar pertanyaan dipersiapkan secara sistematis sebelumnya. Dalam penelitian ini, data yang dapat dijadikan informasi adalah data terkait PDRB Provinsi Lampung yang melakukan pemantauan di kabupaten dan kota.
Sumber data
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung lain selain tempat penelitian, yang dapat dilihat dari literatur, serta dokumen pendukung lainnya dalam penelitian.
Teknik Analisis Data
Setelah proses pengumpulan dan penyajian data selesai, langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Verifikasi data dalam kegiatan ini bertujuan untuk meninjau catatan lapangan atau dengan kata lain menguji kebenaran data yang ada.
Teknik Keabsahan Data
Data yang dikumpulkan dan diarsipkan merupakan badan referensi yang digunakan untuk mengecek kebenaran analisis atau kesimpulan yang diambil. Dalam penelitian ini, untuk memastikan keandalan data yang dikumpulkan, dilakukan tinjauan terhadap berbagai data, kategori analisis, interpretasi dan kesimpulan yang diperoleh di lokasi penelitian. Pengecekan ini dilakukan secara rutin dan tidak selalu secara formal, tetapi juga secara informal, agar makna dan data yang muncul di lokasi pencarian dapat ditangkap secara objektif.
Selain itu untuk menghindari bias dalam pendataan yang tidak berkepentingan dalam proses monitoring di Kabupaten Tanggamus. Dalam penelitian adiksi kualitatif dilakukan dengan menelaah seluruh proses penelitian, untuk mengecek, mengetahui dan memastikan bahwa hasil penelitian ini benar atau salah, peneliti membahasnya secara bertahap dengan dosen pembimbing. Menguji kepastian berarti menguji hasil penelitian yang dilakukan dengan proses penelitian yang ada, jadi prosesnya tidak ada, tetapi hasilnya ada karena dalam penelitian kualitatif proses penelitian lebih penting.
Gelar ini dapat dicapai melalui pemeriksaan yang cermat terhadap semua komponen dan proses penelitian serta hasil penelitian.
Lokasi penelitian
Gambaran Umum Balai Besar POM
- Visi, Misi, dan Tujuan BBPOM di Bandar Lampung
- Budaya Organisasi
- Tugas Pokok dan Fungsi
- Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
- Sumber Daya Manusia
Proses penjaminan pengawasan obat dan makanan harus melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara bertanggung jawab dan ditujukan untuk penyelesaian masalah kesehatan yang lebih baik. Melindungi kemandirian pelaku usaha dalam penyediaan jaminan keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan. Meningkatkan daya saing obat dan makanan di pasar lokal dan global dengan memastikan kualitas dan mendukung inovasi.
Meningkatkan jaminan obat dan makanan yang aman, bermanfaat dan bermutu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan indikator yang ada. 14 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Balai POM Kota Bandar Lampung termasuk klasifikasi Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan tipe B, bertugas melaksanakan kebijakan di daerah. pengawasan obat dan makanan yang meliputi pengawasan produk terapeutik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, obat tradisional, kosmetika, produk pelengkap, serta pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya. Melaksanakan tugas lain yang ditentukan oleh Kepala Balai Besar Veteriner dan Pangan Denmark sesuai bidang tugasnya.
Seksi Penyidikan bertugas melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus pelanggaran hukum di bidang produk terapi, narkotika, obat tradisional, kosmetika dan produk pelengkap, makanan dan bahan berbahaya. Jumlah SDM yang dimiliki untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan obat dan makanan sampai tahun 2016 sebanyak 100 orang, termasuk Kepala Balai POM, sesuai grafik 1.1. Dari laporan tahunan Balai POM dapat dilihat bahwa 49% pegawai Balai POM di Bandar Lampung adalah non sarjana.
Analisis Sistem Pengawasan Obat dan Makanan oleh BBPOM di Bandar Lampung
Analisis Sistem Pengawasan Tahap 1: Penetapan Standar
Analisis Sistem Pengawasan tahap 2 : Mengevaluasi Kinerja
Berikut jumlah pegawai di Balai Besar POM Provinsi Lampung menurut pendidikan dan satuan kerja. Selain itu, Balai Besar POM sebelumnya memiliki rencana jadwal untuk melakukan pengawasan langsung terhadap sarana distribusi dan proposal produksi. Dimana Badan POM Pusat melakukan kontrol setahun sekali, triwulanan, mingguan hingga harian.
Namun pada kenyataannya jadwal yang telah ditetapkan oleh Balai Besar POM belum sepenuhnya berjalan, terutama pada saat merencanakan pemeriksaan apotek atau apotik di wilayah Tanggamus. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, terlihat bahwa penertiban yang dilakukan oleh Balai Besar POM dalam prakteknya tidak memenuhi kriteria waktu yang ditetapkan oleh Balai Besar POM sesuai dengan rencana. Pelaksanaan penertiban yang tidak dilakukan Balai Besar POM sesuai dengan rencana dapat menimbulkan kecurangan yang dapat merugikan seluruh lapisan masyarakat.
Ditanyakan oleh peneliti tentang informan “Pemeriksaan seperti apa yang dilakukan oleh Badan POM Balai Besar saat melakukan pemeriksaan di sarana distribusi yang saudara miliki”. Dalam hal ini, pengawasan yang dilakukan oleh Balai POM dapat dikatakan kurang optimal, karena tidak mencapai tujuan pengawasan.
Analisis Sistem Pengawasan Tahap 3: Memperbaiki penyimpangan
- Aspek- aspek Penghambat Balai Besar POM dalam peredaran Obat- obatan obatan
- Kesimpulan
- Saran
Dari wawancara tersebut terlihat bahwa sebagian masyarakat belum merasakan manfaat dari unit kontak yang diberikan oleh Balai POM, dan sebagian masyarakat belum memahami apa itu obat keras serta tidak mengetahui penyuluhan yang diberikan oleh Balai POM Lampung. Provinsi. Pengawasan obat yang dilakukan oleh Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kabupaten Tanggamus dilakukan setiap minggu dan tidak ada hari pasti untuk pengawasan, artinya pengawasan dilakukan secara acak. Pengawasan toko obat yang dilakukan oleh Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Pengawasan Obat dan Makanan Provinsi Lampung selama tahun 2014 memiliki 132 sarana farmasi sasaran yang akan dipantau.
Di bidang pengawasan obat, Balai POM telah menyusun standar untuk menangani penyimpangan yang akan terjadi. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa apabila ada pelanggaran atau penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku usaha maka Badan POM Provinsi Lampung Tengah akan segera memberikan sanksi. Berdasarkan wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa Balai Besar POM dan Polres bekerjasama dalam memberikan tindakan korektif untuk memberikan efek jera kepada pelaku usaha yang tidak dapat memenuhi standar Balai Besar POM.
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan, kesimpulan akhir mengenai sistem pemantauan yang dilakukan Balai Besar POM terhadap peredaran obat penenang golongan G di Kabupaten Tanggamus cukup baik, namun belum efektif. Berdasarkan kesimpulan tersebut, saran peneliti agar pengawasan yang dilakukan oleh Balai Besar POM lebih efektif dan sejalan dengan rencana yang disusun antara lain: pendekatan langsung kepada konsumen melalui sosialisasi ke kota dan lingkungan.