• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pengelolaan Zakat Produktif Pada Modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM): Studikasus LAZ Sefa Pati - IAIN Kudus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Sistem Pengelolaan Zakat Produktif Pada Modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM): Studikasus LAZ Sefa Pati - IAIN Kudus Repository"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Dalam program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi keluarga miskin ini, LAZ SEFA memperkenalkan program pemberdayaan ekonomi melalui pembagian modal usaha. Pemberian zakat produktif pada Program Bagi Hasil Usaha (BMU) berupa bantuan modal usaha terbarukan. Program ini disalurkan kepada mustahik yang kurang mampu dan kemudian diperiksa oleh lembaga sebelum memberikan bantuan pembiayaan modal usaha.

LAZ SEFA Kabupaten Pati memberikan bantuan modal usaha UMKM secara berkelanjutan kepada ratusan masyarakat sebesar satu juta rupiah per orang. Penerima manfaat sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga yang kekurangan modal usaha atau ingin memulai usaha mikro namun terkendala modal. Saya berlari dan tertarik untuk mendapatkan bantuan modal usaha dari UMKM, kemudian saya mengundang beberapa tetangga dan memenuhi persyaratan yang diberikan oleh LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati.

Saya diajak Ibu Nurlinda Djamil untuk mengajukan bantuan modal usaha UMKM bergulir dari LAZ Senyum Dhuafa pada tanggal 5 April 2018. Beberapa hari kemudian, keluarlah bantuan modal usaha UMKM bergulir setara Rp. “Lembaga kemudian mempertimbangkan kembali hasil usulan tersebut sebelum memberikan bantuan modal usaha kepada mustahik atau calon penerima manfaat.” 13. Pemberian bantuan modal kerja bergulir kepada UMKM. Setelah persyaratan terpenuhi dan diterima oleh lembaga, tahap selanjutnya adalah pemberian bantuan modal usaha bergulir oleh LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati.

Yang dimaksud dengan periodik adalah kami tidak memberikan bantuan modal usaha kepada kelompok yang mengajukan setiap bulan, namun hanya beberapa kali dalam setahun.

Faktor Pendukung dan Penghambat Optimalisasi Pengelolaan Zakat Produktif Dalam Meningkatkan

25.000 dengan jangka waktu sepuluh bulan dan setiap pembayaran akhir pekan wajib membayar infaq sebesar Rp. 24.000.000, maka dari uang tersebut kita bisa menambah jumlah anggota atau membantu masyarakat yang paling kekurangan modal dan ini bisa terus berlanjut.” 16. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengelolaan yang dirancang untuk mengelola dana zakat produktif tanpa ada perselisihan dari pimpinan lembaga.

Menurut Pak Hartoyo selaku staf LAZ Smile Dhuafa Kabupaten Pati, sistem pengelolaan yang diciptakan untuk pengelolaan dana zakat produktif sangat diperlukan karena dalam pengelolaan tersebut harus ada struktur pengelolaan yang baik agar dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. ." 19. Yang terpenting adalah kekompakan tim yang memungkinkan program zakat produktif ini dapat berkembang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan mustahik. "Menurut Pak. Hartoyo selaku staf LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati, kekompakan tim merupakan faktor pendukung yang sangat penting yang tidak lain adalah kerjasama tim.

“Jika kerja tim dilakukan tanpa kekompakan maka akan menjadi kurang efektif dan terkadang terjadi kejadian yang melebihi ekspektasi kita.” 20. Harus ada struktur tata kelola dalam kelompok sehingga ada yang bertanggung jawab atas sumber daya yang disediakan LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati. "Setelah mengaku, Tuan. Hartoya, faktor pendukung keberlangsungan optimalisasi dan pengelolaan harta produktif zakat tidak hanya ada pada lembaga tetapi juga pada penerimanya.

Pasalnya, jika penerima bantuan tidak dapat mengelola dan mengembalikan dana yang dipinjamkan tanpa bunga, maka ia bukan lagi anggota kelompok tersebut dan tidak dapat berguna bagi penerima bantuan lainnya. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi lembaga dan dapat berdampak pada optimalisasi yang dilaksanakan.” 21. “Menurut Pak Hartoyo, memang benar di LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati kekurangan pegawai, hal ini dikarenakan beberapa pengurus di sini ada ASN dan hanya ada tiga orang yang tinggal di lembaga tersebut, sehingga kita kesulitan untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat produktif.”22.

Menurut Pak. Hartoyo, pengelolaan dana yang diberikan kepada mustahik salah satunya adalah kurangnya pengawasan yang dilakukan lembaga terhadap penerimanya, kurangnya pengawasan ini terhambat karena kurangnya sumber daya manusia bahkan dalam pembinaan dan pengawasan. , tidak ada yang berdedikasi untuk mengelolanya. “Hal ini akan berdampak pada memudarnya kekompakan warga penerima bantuan dan menyebabkan gagalnya program yang digarapnya karena penerima bantuan tidak dapat berkembang dan tidak adanya pengawasan rutin terhadap LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati. "23.

Analisis Data Penelitian

Analisis Pengelolaan Zakat Produktif Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq Melalui

Pengelolaan zakat produktif di LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati, apabila ingin mencapai sesuatu yang diinginkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan para mustahik di Kabupaten Pati melalui program yang dilakukan maka LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati hendaknya menganalisis terlebih dahulu pengelolaan yang dilakukan. keluar, seperti EG seperti mengatur segala sesuatu yang ada di dalam program agar dapat berjalan dengan baik dan dapat dikembangkan lebih lanjut kedepannya. Padahal, potensi pengelolaan zakat produktif yang sangat besar memberikan dampak positif bagi warga Kabupaten Pati, khususnya program Bagi Hasil Usaha yang diperuntukkan bagi UMKM sehingga dapat meningkatkan perekonomiannya. Kabupaten Pati mengembangkan program yang tidak hanya membantu mereka dalam hal materi saja, namun juga mempunyai tujuan tersendiri, seperti agar mereka bisa membuat kelompok rutin dan di kelompok tersebut ada masyarakat yang memberikan ceramah seperti pengajian sehingga meningkatkan taraf hidup mereka. pengetahuan agama dan meningkatkan keimanannya.

Dengan dilaksanakannya program ekonomi produktif di LAZ Smile Dhuafa Kabupaten Pati, maka seluruh pihak yang ingin mengajukan bantuan modal usaha harus membentuk kelompok terlebih dahulu. Dari hasil analisa penulis dapat menyimpulkan bahwa ketika kita ingin mengajukan bantuan modal usaha pada suatu lembaga khususnya LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati maka kita harus membentuk kelompok terlebih dahulu. Survei dilakukan agar LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati benar-benar mengetahui kondisi pemohon bantuan modal usaha apakah layak menerimanya atau tidak, dan survei ini dapat dijadikan bahan perbandingan dalam menentukan penerima bantuan siapa yang oleh Lembaga .

Selanjutnya tahap penelitian dari LAZ Senyum Dhuaf kepada penerima manfaat seperti yang disampaikan oleh Ibu Siti Hariani. Peneliti kemudian mengambil kesimpulan bahwa usulan yang dijadikan syarat di LAZ Senyum Dhufa Kabupaten Pati hanya digunakan untuk menunjukkan keseriusan permohonan bantuan tersebut dan untuk dipertimbangkan oleh pihak lembaga. Pemberian Bantuan Modal Usaha Terbarukan Bagi Usaha Kecil dan Menengah Berikut ini adalah pemberian bantuan modal usaha terbarukan oleh LAZ Smile Dhuafa Kabupaten Pati.

LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati untuk tahap selanjutnya adalah melaksanakan sosialisasi sesuai rangkaian prosedur yang ada. Sosialisasi ini dilakukan dan mengundang penerima bantuan yang dilaksanakan di kantor LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati untuk mendapatkan motivasi atau bimbingan serta sharing dari para motivator atau narasumber yang khusus memberdayakan UMKM. Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati dalam melaksanakan sosialisasi ini sudah cukup baik.

Mengenai pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati dapat dikatakan kurang maksimal, hal ini terlihat dari berbagai permasalahan khususnya dalam pengelolaan zakat produktif. Pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati hanya dilakukan pada tahap awal saja dan tidak lagi dilakukan secara berkala, hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga yang ada pada lembaga tersebut. Kesimpulan yang peneliti peroleh mengenai pengawasan yang dilakukan oleh LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati sudah benar mengenai pengawasan dan.

Menurut penulis, program zakat produktif yang diberikan oleh LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati telah tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran serta kepada masyarakat yang membutuhkan. Bantuan biaya tersebut dihitung sesuai perusahaan yang tertulis dalam lampiran permohonan modal usaha di LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati.

Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Optimalisasi Pengelolaan Zakat Produktif Dalam

Bantuan program ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkembang sehingga banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Selain itu, berdasarkan hasil observasi penulis, penerima bantuan modal usaha yang dilakukan di Desa Runting sudah sesuai dengan kriteria dari Lembaga. Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, pengurus di LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati merupakan salah satu faktor pendukung dalam pengelolaan dana zakat produktif, dan di LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati dapat dipercaya dalam pengalokasian zakatnya, khususnya zakat produktif untuk kemaslahatan masyarakat di Kabupaten Pati.

Faktor terpenting adalah kekompakan tim yang menjadikan program zakat produktif ini berkembang sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan para mustahik. “Jika kerja tim dilakukan tanpa kekompakan, maka akan menjadi kurang efektif dan terkadang terjadi kejadian yang melebihi ekspektasi kita.” 33. Faktor penghambat yang dihadapi LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati disebabkan oleh beberapa faktor dan kedepannya dapat dihilangkan jika pengaturan keanggotaan dan sistem yang digunakan dalam pengelolaan zakat produktif telah selesai.

Menurut Pak. Hartoyo benarkah di LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati kekurangan sumber daya manusia, hal ini dikarenakan sebagian pengurus disini adalah ASN dan yang tinggal di lembaga tersebut hanya ada tiga orang sehingga kita kesulitan mengelolanya secara optimal. zakat produktif. “Diharapkan kedepannya dapat menambah pegawai dan dapat fokus pada program pengelolaan dana zakat produktif sehingga program ini dapat berkembang lebih baik lagi kedepannya.”34. “Jika faktor sumber daya manusia teratasi dan untungnya ada relawan yang mau membantu kita mengelola dan mengembangkan, maka program ini akan berjalan sesuai harapan kita.”35.

Untuk pengelolaan zakat produktif di LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati dapat dikatakan lebih baik dilihat dari hasil yang dicapai. Sedangkan faktor penghambat yang menjadi kendala dalam program yang dijalankan sebenarnya dapat diatasi dengan solusi apabila LAZ Senyum Dhuafa Kabupaten Pati mempunyai rencana untuk menambah lagi kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

xvii Fajariah, Ayi Puspita, Sudana Sudana, and Aam Rusydiana, ‘Wakaf Uang Untuk Optimalisasi Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Melalui Koperasi Syariah Di Indonesia’,