• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Benih Kelapa Sawit di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Benih Kelapa Sawit di Indonesia"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN

TONY LIWANG. Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Benih Kelapa Sawit di Indonesia. Dibimbing oleh ARIEF DARYANTO, ENDANG GUMBIRA SAID, dan NUNUNG NURYARTONO.

Pertumbuhan industri kelapa sawit di Indonesia secara pesat, khususnya pada dua dekade terakhir ini, telah menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Pertumbuhan yang cepat tersebut di atas disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit. Untuk memenuhi tingginya permintaan minyak kelapa sawit tersebut maka dilakukan penambahan luas lahan ditanam dan peningkatan produktivitas, yang mana keduanya menyebabkan peningkatan permintaan benih kelapa sawit. Tingginya permintaan benih tersebut tidak dapat diimbangi dengan jumlah benih yang diproduksi dalam negeri sehingga dilakukan import benih dan terjadinya penggunaan benih ilegal yang bermutu rendah yang sangat merugikan industri perkebunan kelapa sawit.

Kurangnya pasokan benih kelapa sawit yang terjadi hingga tahun 2009 telah memicu pertumbuhan industri benih kelapa sawit di Indonesia dengan bertambahnya jumlah produsen benih dari semula tiga produsen pada tahun 2003 menjadi delapan produsen pada tahun 2009 sehingga jumlah benih kelapa sawit yang diproduksi telah mampu melampaui jumlah permintaan benih kelapa sawit. Perubahan kondisi pasar dari jumlah permintaan melebihi jumlah penawaran (over-supply) menjadi jumlah penawaran melebihi jumlah permintaan (over-demand) tersebut merupakan bahan kajian utama dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis dinamika pasar benih kelapa sawit di Indonesia dan korelasi antara faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap permintaan benih kelapa sawit di Indonesia, (2) menganalisis perilaku konsumen dan pemasaran benih kelapa sawit di Indonesia, yang keduanya digunakan selanjutnya untuk (3) menganalisis faktor-faktor utama dalam menyusun strategi peningkatan daya saing industri benih kelapa sawit di masa mendatang.

Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli hingga Desember 2009, dan dilakukan pada beberapa lokasi baik dalam maupun luar negeri. Pengumpulan dan analisis data primer diambil dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap konsumen benih kelapa sawit untuk menganalisis perilaku konsumen dan pemasaran benih kelapa sawit. Sedangkan data hasil wawancara terhadap beberapa pakar dalam industri benih kelapa sawit di Indonesia digunakan untuk menganalisis daya saing industri benih kelapa sawit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis korelasi Pearson, dan analisis Hirschman Herfindahl Index untuk menganalisis korelasi antara faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap permintaan benih kelapa sawit. Untuk menganalisis perilaku konsumen dan pemasaran benih kelapa sawit digunakan analisis diagonal split, analisis regresi logistik ordinal, dan analisis Thurstone. Sedangkan untuk analisis daya saing industri kelapa sawit, data dianalisis secara kualitatif, Non-Parametrik, Non-Bayesian, dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP), yang dilengkapi dengan peranti lunak Super Decisions.

(2)

Akibat dari kondisi over-demand benih kelapa sawit sebelum tahun 2009 telah memicu pembangunan kebun benih kelapa sawit oleh beberapa perusahaan kelapa sawit swasta nasional. Pertambahan jumlah produsen benih kelapa sawit tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan benih bersertifikat, penurunan jumlah benih impor, penurunan nilai konsentrasi pasar, dan peningkatan persaingan di antara sesama produsen benih kelapa sawit. Hal-hal tersebut berdampak positif terhadap penghematan devisa negara di satu sisi, namun di sisi lain peningkatan persaingan di antara produsen benih tersebut menuntut para produsen untuk memilih strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing mereka masing-masing agar tetap dapat mempertahankan pangsa pasar mereka

Peningkatan harga minyak sawit berkorelasi terhadap peningkatan permintaan benih kelapa sawit pada tahun yang sama dan peningkatan luas lahan baru pada satu kemudian. Namun, ketersediaan lahan yang sesuai untuk penanaman kelapa sawit semakin terbatas sehingga peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan, salah satunya dengan menggunakan benih bersertifikat yang terjamin mutunya, merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh para pekebun kelapa sawit di Indonesia.

Jumlah permintaan benih dipengaruhi oleh faktor demografi konsumen benih, yaitu adalah:

jenis kelamin, latar belakang pendidikan, kegiatan dan posisi jabatan konsumen benih, sedangkan usia konsumen tidak berpengaruh. Selain itu, tujuan pembelian dan frekuensi pembelian benih kelapa sawit berkorelasi negatif terhadap jumlah permintaan benih. Mutu benih sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan jumlah permintaan benih.

Produsen dituntut untuk memenuhi preferensi konsumen benih, yaitu: kemudahan perijinan, dan layanan purna jual yang lebih baik.

Analisis daya saing industri benih kelapa sawit di Indonesia dikaji terhadap tiga aspek utama dalam kerangka ANP yang digunakan, yaitu: produksi, konsumsi, dan pemasaran. Pemilihan strategi dikelompokkan ke dalam lima faktor, yaitu: pemanfaatan dan pengembangan teknologi benih, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan pasar benih, ketersediaan jasa keuangan, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan industri benih kelapa sawit secara berkelanjutan. Berdasarkan analisis atas ke lima faktor tersebut maka pembenahan dan harmonisasi peraturan dan perundangan serta kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perbenihan menjadi prioritas utama dalam upaya peningkatan daya saing industri benih di Indonesia. Sedangkan berdasarkan analisis BOCR, aspek peluang (opportunity) merupakan prioritas utama dalam alternatif strategi peningkatan daya saing industri benih kelapa sawit di Indonesia, khususnya pada peningkatan teknologi benih. Secara keseluruhan, baik analisis ANP maupun analisis BOCR menunjukkan bahwa pembenahan dan harmonisasi peraturan dan perundangan serta kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perbenihan merupakan prioritas utama dalam upaya peningkatan daya saing industri benih kelapa sawit di Indonesia di masa mendatang.

Walaupun Indonesia merupakan produsen sekaligus konsumen benih kelapa sawit terbesar di Indonesia namun peningkatan daya saing industri benih kelapa sawit di Indonesia tetap harus dilakukan agar industri kelapa sawit di Indonesia dapat tetap bertumbuh secara berkelanjutan.

Kata kunci : kelapa sawit, benih, daya saing, strategi, analytic network process.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sektor pertanian yang menyediakan kebutuhan pangan dalam hal ini salah satunya adalah beras tidak akan mampu menyediakan kebutuhan bagi masyarakat Kota