• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TATANIAGA PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS TATANIAGA PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala. Salah satu kendala yang penting diselesaikan adalah menyangkut masalah produktivitas pertanian. Hal ini terjadi karena sistem pertanian yang dikerjakan oleh petani di beberapa daerah lebih memilih menggunakan tenaga manusia dalam mengolah kesuburan tanah secara alamiah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya peningkatan produktivitas lahan dan pemberdayaan petani. Upaya tersebut antara lain adalah mengembangkan teknik pemupukan dengan dosis sesuai standar operation prosedur (SOP).

Meski demikian, perlu disadari bahwa di pihak lain harga pupuk membuat petani terkadang memilih jalan untuk tidak mempergunakan secara intensif.

Padahal pupuk salah satu faktor produksi yang sangat mempengaruhi jumlah produksi. Hasil produksi maksimal jika pemupukan dilaksanakan secara tepat. Untuk itu, sebagai tindak lanjut penanggulangan dalam menyikapi permasalahan tersebut maka pemerintah perlu menempuh kebijakan bantuan pupuk bersubsidi (Watiha, 2012).

Menurut Watiha (2012), pupuk bersubsidi merupakan pupuk yang pengadaan dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan petani. Dasar hukum pelaksanaan program pupuk bersubsidi oleh pemerintah adalah SK Menperindag Nomor 306/MPP/Kep/4/2003. Pupuk

(2)

yang mendapat subsidi dari pemerintah tidak diberikan secara gratis tapi dapat dibeli dengan harga yang terjangkau. Pupuk yang disubsidikan oleh pemerintah adalah jenis pupuk Urea, SP-36, ZA, Phonska dan pupuk organik.

Dalam rangka mencapai kelancaran distribusi pupuk bersubsidi sebagai tindak lanjut SK. Menperindag No.17/M-DAG/PER/6/2011, pola pendistribusian pupuk bersubsidi yang berawal dari PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dan PT Petrokimia Gresik selaku produsen pupuk bersubsidi menentukan wilayah tanggungjawab pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi kepada distributor yang ditunjuknya (Watiha, 2012). Distributor memiliki tanggung jawab menyalurkan pupuk bersubsidi dari produsen ke penyalur resmi kemudian pihak pengecer melakukan pendistribusian pupuk bersubsidi langsung kepada petani atau kelompok tani yang dibantu oleh pengecer binaan.

Sesuai kebijakan pemerintah Propinsi Jawa Tengah, pada Tahun 2015 telah ditetapkan besaran jumlah alokasi pupuk bersubsidi untuk kabupaten/kota. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Tengah Nomor 73 Tahun 2014 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian di Propinsi Jawa Tengah tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut, pada tahun 2015 Kabupaten Purbalingga mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi total sejumlah 33. 351 ton (Anonimous, 2015a).

Pupuk bersubsidi yang alokasinya terbanyak adalah pupuk urea sebesar 16. 200 ton. Alokasi pupuk ZA 650 ton, SP36 400 ton, Phonska 6.800 ton,

(3)

dan pupuk organik 5.301 ton. Penggunaan alokasi pupuk subsidi meliputi pupuk untuk sektor partanian dengan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan. Dari jumlah tersebut, alokasi pupuk bersubsidi dirinci menurut kebutuhan kecamatan, jenis, jumlah, sub sektor dan sebaran bulanan yang yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati (Perbup) yang diterbitkan paling awal bulan Desember 2014. Harga eceran tertinggi sudah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur. Untuk harga HET pupuk urea Rp 1.800,- perkilogram, SP-36 Rp 2.000,- perkilogram, ZA Rp 1.400,- perkilogram, phonska Rp 2.300,- perkilogram dan pupuk organik Rp 500,- perkilogram (Anonimous, 2015a).

Untuk distribusi produsen pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga, ada dua produsen yaitu pupuk Sriwijaya dan PT Petrokimia Gresik. PT Sriwijaya (Pusri) ada empat distributor yaitu CV Sinar Tani, CV Mega Eltra, CV Rahayu dan CV Sarana Agro Makmur. PT Petrokimia Gresik ada dua distributor yaitu CV Rizky Abadi dan CV GJS .

Pupuk merupakan produk yang banyak digunakan pada tanaman. Selain itu pupuk juga merupakan salah satu zat hara buatan yang diperlukan untuk tanaman yang dibudidayakan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penyaluran pupuk bersubsidi untuk penggunaan pupuk bersubsidi sesuai jumlah kebutuhan di Kecamatan Kutasari dan Kecamatan Purbalingga pada Tabel 1.

(4)

Tabel 1. Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Kecamatan Purbalingga dan Kecamatan Kutasari Bulan Juni 2015

No Penyaluran Kecamatan Kutasari (Ton)

Kecamatan Purbalingga (Ton)

1. Urea 107 49

2. SP-36 2 -

3. ZA 10 2

4. Phonska 13 33,5

5. Organik - 14,5

Jumlah 132 99

Sumber : Data BPPPK Kutasari dan BPPPK Purbalingga 2015

Pada Tabel 1 diketahui penggunaan pupuk bersubsidi di Kecamatan Kutasari dan Kecamatan Purbalingga yang tertinggi ialah pupuk urea sebanyak 107 ton dan 49 ton, terlihat pupuk urea yang paling laris dipasaran, pupuk ini sangat digemari oleh petani karena unsur hara nitrogen yang tinggi pada pupuk urea sangat mudah untuk digunakan pada tanaman. Dosis penggunaan pupuk urea sangatlah variatif antara daerah satu dengan daerah lain, antara petani satu dengan petani lain dan antara musim. Waktu pemupukan pada tanaman juga sangat bervariasi, menurut Maspray (2011) penggunaan pupuk urea adalah 100 kilogram per hektar.

Proses tataniaga cukup transparan dan sederhana, akan tetapi dalam kenyataanya masih banyak ditemui berbagai permasalahan terkait dengan tataniaga pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga, seperti petani yang mengalami kelangkaan pupuk, fenomena ini ditandai oleh melonjaknya harga pupuk ditingkat petani di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu peneliti tertarik mengkaji tataniaga pupuk bersubsidi, margin tataniaga pupuk bersubsi dan efisiensi tataniaga pupuk

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses tataniaga pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga sampai ke petani padi ?

2. Berapa besar margin tataniaga di setiap penyalur yang terlibat dalam tataniaga pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga ?

3. Bagaimana tingkat efisiensi tataniaga pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses tataniaga pupuk bersubsidi dari distributor sampai ke petani padi di Kabupaten Purbalingga.

2. Untuk mengetahui besar margin tataniaga yang diterima oleh masing- masing penyalur pupuk bersubsidi.

3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi tataniaga pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

2. Bagi pemerintah atau instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan landasan dalam menentukan kebijakan terkait dengan penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga.

(6)

3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis.

E. Pembatasan Masalah

Dari rumusan masalah yang diuraikan di atas perlu ditetapkan batasan permasalahan penelitian. Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan maka peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya mengkaji tentang tataniaga pupuk bersubsidi di Kabupaten Purbalingga.

2. Data yang dibutuhkan adalah data tentang tataniaga pupuk bersubsidi selama satu musim tanam yaitu pada penyaluran pupuk bersubsidi bulan Januari 2016 – Febuari 2016.

3. Tataniaga pupuk bersubsidi yang dianalisis untuk tanaman padi monokultur.

Referensi

Dokumen terkait

The ICJ’s Provisional Mea- sures Order in Ukraine v Russia,” Birmingham Law School Research Blog, 24 March 2022, https://blog.bham.ac.. Wolfrum, “Interventions in Proceedings Before