• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI REDUKSI TIMBULAN LIMBAH PADAT DI KELURAHAN TENGAH, KRAMAT JATI: STUDI KASUS TPS RW 5

N/A
N/A
Rodrick Enrico Waruwu

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI REDUKSI TIMBULAN LIMBAH PADAT DI KELURAHAN TENGAH, KRAMAT JATI: STUDI KASUS TPS RW 5"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

Analisis Timbulan, Komposisi dan Potensi Pengurangan Timbulan Sampah di Kecamatan Tengah Kramat Jati: Studi Kasus TPS RW 5. Judul : Analisis Timbulan, Komposisi dan Potensi Pengurangan Timbulan Sampah di Kecamatan Tengah Kramat Jati : studi kasus TPS RW 5. Analisis potensi pengurangan timbulan sampah di TPS RW 5 Kecamatan Tengah berdasarkan timbulan dan komposisinya.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
    • Manfaat Bagi Akademisi
    • Manfaat Bagi Masyarakat
    • Manfaat Bagi Pemerintah Daerah Setempat
  • Batasan Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Memberikan informasi mengenai timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di TPS RW 5 Kecamatan Tengah. Pengambilan sampel untuk pengukuran komposisi dibatasi pada sampah yang masuk ke TPS RW 5 dalam jangka waktu WIB. Pengukuran volume dan berat timbulan serta komposisi sampah digunakan dalam perhitungan potensi pengurangan timbulan.

STUDI PUSTAKA

Terminologi Limbah Padat

Sampah adalah segala sisa hasil kegiatan manusia, baik padat, cair, gas, atau lumpur, yang tidak dimanfaatkan lagi sehingga dibuang begitu saja. Merujuk pada undang-undang ini, sampah yang dikelola meliputi sampah rumah tangga, sampah domestik, dan sampah spesifik. Sedangkan sampah spesifik adalah sampah yang mempunyai ciri-ciri seperti sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, sampah hasil bencana, sampah pembongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah dengan teknologi yang ada dan/atau sampah yang tidak dapat diproduksi secara berkala. . (Pemerintah Pusat Republik Indonesia, 2008).

Aspek Operasional Limbah Padat

Dari keenam aspek teknis operasional tersebut, kegiatan pemilahan dan daur ulang pada sumbernya diprioritaskan untuk meminimalkan jumlah sampah yang masuk ke TPA. Pengumpulan adalah proses pengumpulan sampah dari sumber manapun untuk diangkut ke tempat penyimpanan sementara (TPS), pengelolaan sampah dalam skala regional atau langsung ke TPA. TPS adalah suatu tempat berupa wadah atau truk sampah untuk menampung sampah sebelum dibuang ke TPA.

Tabel 2.1 Alternatif Teknologi Penanganan Sampah  Jenis
Tabel 2.1 Alternatif Teknologi Penanganan Sampah Jenis

Jenis Limbah Padat

Limbah padat pertanian dapat mencakup limbah padat pertanian dan peternakan yang dihasilkan dari kegiatan penanaman dan pemanenan pertanian serta penyembelihan hewan (Tchobanoglous et al, 1993). Sebaran komponen sampah dari kawasan pemukiman berjumlah 50 – 75% dari sampah rumah tangga dan komersial, tidak termasuk sampah B3. Sebaran komponen sampah di kawasan pemukiman untuk jenis sampah selain sampah perumahan disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Distribusi Komponen Limbah Padat Kawasan Permukiman  Jenis Limbah
Tabel 2.2 Distribusi Komponen Limbah Padat Kawasan Permukiman Jenis Limbah

Komposisi Limbah Padat

Sebuah penelitian yang dilakukan di Padang, Sumatera Barat menganalisis timbulan sampah dari sumber rumah tangga sebelum dan sesudah pandemi. Penelitian yang dilakukan di Kota Banjarmasin menunjukkan bahwa komposisi sampah didominasi oleh sampah organik sebesar 55,89% seperti terlihat pada gambar 2.1 di bawah ini. Pengumpulan sampah dari aktivitas rumah tangga juga dilakukan di Kota Medan Labuhan dan Medan Tuntungan.

Gambar 2.1 Komposisi Sampah Rumah Tangga Kota Banjarmasin  Sumber: (Sabrina et al, 2021)
Gambar 2.1 Komposisi Sampah Rumah Tangga Kota Banjarmasin Sumber: (Sabrina et al, 2021)

Karakteristik Limbah Padat

  • Karakteristik Fisik
  • Karakteristik Kimia
  • Karakteristik Biologi

Data berat jenis ini digunakan untuk menentukan total massa dan volume sampah yang akan ditangani. Jenis Limbah Padat Berat Jenis (lb/yd3) Kadar Air (% berat) Luas Biasa Luas Pemukiman (tidak dipadatkan). Jenis limbah padat Berat jenis (lb/yd3) Kadar air (% berat) Kisaran tipikal Kisaran tipikal sampah taman perumahan.

Tabel 2.4 Data Berat Jenis dan Kadar Air Tipikal Perumahan,  Komersial, Industri, dan Agrikultur
Tabel 2.4 Data Berat Jenis dan Kadar Air Tipikal Perumahan, Komersial, Industri, dan Agrikultur

Perhitungan Kuantitas Timbulan Limbah Padat

Metode perhitungan ini dilakukan terhadap sampah yang dihasilkan oleh perorangan dalam kurun waktu tertentu, dengan menggunakan data jumlah sumber timbulan, lama pengamatan, berat jenis sampah, berat total dan jumlah kendaraan pengangkut beserta muatannya. volume. Metode ini merupakan suatu metode dimana aliran sampah mulai dari input, proses hingga output dapat digambarkan secara detail. Berat sampah yang dihasilkan dihitung berdasarkan produksi menuju pengolahan akhir, sampah yang diolah, hasil sampah yang diolah dan berat perolehan kembali.

Tempat Penampungan Sementara (TPS)

TPS merupakan tempat pemindahan sampah dengan luas ±10 – 50 m2 yang dilengkapi dengan ruang pemilahan, gudang dan tempat penampung untuk memindahkan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut. TPS merupakan tempat pemindahan sampah dengan luas ±60 – 200 m2 yang dilengkapi dengan ruang pemilahan seluas 10 m2, ruang pengomposan seluas 200 m2, gudang seluas 50 m2 dan tempat pemindahan sampah dengan alas container seluas 60 m2. . TPS sebagai tempat pemindahan sampah dilengkapi dengan ruang pemilahan seluas 30 m2, ruang pengomposan seluas 800 m2, gudang seluas 100 m2 dan tempat pemindahan sampah berbasis container seluas 60 m2 serta mempunyai luas total > 200m2.

Penanganan Untuk Reduksi Timbulan Limbah Padat

  • Pengomposan
  • Daur Ulang

Swadaya masyarakat mengelola sampah yang dihasilkan mulai dari sumber hingga tempat pengumpulan dan dilaksanakan oleh RT/RW. Sedangkan pemerintah daerah mengelola sampah dengan cara mengangkut sampah dari TPS ke TPA yang biasa dilakukan oleh RT/RW pemukiman, pemerintah kota, dan beberapa lembaga yang mengangkut sampah dari TPS ke TPA. Dalam pengelolaan sampah, pengelola informal karena adanya kebutuhan ekonomi melibatkan pelanggan informal seperti pemulung, pemulung, pedagang, industri daur ulang, dengan kegiatan yang meliputi pengumpulan, pemilahan dan penjualan sampah yang masih mempunyai nilai jual (Damanhuri & Padmi, 2011) . .

Ciri-ciri pengelolaan sampah di tingkat daerah adalah sampah yang dihasilkan bersifat heterogen karena berasal dari sumber yang berbeda-beda, banyak pihak yang terlibat, keberhasilan pengelolaannya tergantung pada kesadaran pengambil kebijakan di daerah seperti RT, RW, dan kelurahan. -Pemerintah daerah, partisipasi masyarakat sulit dibangun sehingga memerlukan peran aktif pengelola kawasan (Damanhuri & Padmi, 2011). Mulai dari pengelolaan sampah yang harus mampu meningkatkan minimalisasi beban yang ditimbulkan di tingkat kota, disediakan layanan ekstensif yang khususnya dapat melayani masyarakat di wilayah layanan yang ditentukan, lokasi TPS yang mudah dijangkau dan dioperasikan, serta pemilahan. Sampah yang dikomposkan harus memiliki kandungan organik yang tinggi, karena jika banyak mengandung lignin atau kayu maka proses penguraiannya menjadi lebih sulit.

Jenis sampah yang dapat dikomposkan dengan metode Takakura antara lain sampah sayuran, sampah beras, sisa makanan sampingan seperti ikan, ayam, cangkang telur, sampah buah yang bertekstur lunak dan daun-daunan (Widikusyanto, 2015). Reduce merupakan proses pengurangan sampah yang dapat dilakukan sebelum sampah dihasilkan dan perilaku konsumen berubah. Proses daur ulang ini dapat mengurangi sampah dengan menghitung persentase tingkat daur ulang, yaitu dengan membandingkan komponen sampah yang dapat didaur ulang, termasuk bahan-bahan yang ditolak pada saat pengolahan, dengan jumlah sampah yang masuk ke TPS (United States Environmental Protection Agency, 1994).

Dalam proses pengurangan sampah, nilai tingkat daur ulang dan tingkat pengomposan dapat digunakan untuk menghitung nilai tingkat daur ulang, yaitu dengan membandingkan jumlah sampah yang didaur ulang dan dikomposkan dengan jumlah sampah yang dihasilkan (Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat Badan, 1994).

Tabel 2.5 Potensi Reduksi Sampah Rumah Tangga  Jenis Sampah  Persentase Reduksi (%)
Tabel 2.5 Potensi Reduksi Sampah Rumah Tangga Jenis Sampah Persentase Reduksi (%)

Penelitian Terdahulu

Timbulan sampah di TPS RW 1 sebanyak 9 ton/hari dengan sampah berasal dari 3 RW. Pengolahan sampah yang dilakukan di TPS RW 5 meliputi pemilahan sampah plastik, sampah anorganik, dan sampah organik. Budidaya lambung yang dilakukan di TPS RW 5 bertujuan untuk mengurangi timbulan sampah yang dibuang di TPA Bantar Gebang.

Berdasarkan pengukuran sampel, rata-rata timbulan sampah yang masuk ke TPS RW 5 adalah sebesar 1.355,62 kg/hari.

GAMBARAN OBJEK STUDI

Geografis

Secara geografis Kecamatan Tengah mempunyai luas wilayah sebesar 1,98 km2 atau 15,23% dari luas wilayah Kecamatan Kramat Jati pada tahun 2019 (Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Timur, 2020). Desa Tengah berbatasan langsung dengan Desa Batu Ampar di utara, Desa Dukuh di timur, Desa Bale Kambang di barat, dan Kecamatan Ciracas di selatan seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Demografis

Pada bulan September 2021, jumlah penduduk di Kecamatan Tengah sebanyak 50.857 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 25.691 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 25.166 jiwa, sehingga perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan adalah 1:1 (Pemda Pusat, 2021).

Sosial dan Ekonomi

Berdasarkan jenjang pendidikan, berikut tabel jumlah penduduk tiap jenjang pendidikan, baik yang tamat, tidak tamat, maupun putus sekolah.

Tabel 3.3 Susunan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kelurahan  Tengah
Tabel 3.3 Susunan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kelurahan Tengah

Fasilitas dan Prasarana

Kondisi Penanganan Limbah Padat Eksisting di Kelurahan Tengah

TPS RW 6 melakukan pengangkutan menuju TPA Bantar Gebang setiap 2 hari sekali sehingga timbulan terukur sebanyak 5 ton per 2 hari atau sekitar 2,5 ton/hari. Akomodasi yang digunakan dari masing-masing sumber perumahan di Kecamatan Tengah berbeda-beda dan menjadi tanggung jawab masing-masing individu. Kontainer yang ada di TPS RW 7 berupa kontainer dan tangki beton untuk masing-masing TPS RT 1 dan TPS RT 2.

Ada pengecualian di TPS RW 5 yang mengolah sampah organik menjadi makanan pemeliharaan larva atau Black Soldier Fly. Alur pengelolaan sampah di Kecamatan Pusat untuk setiap jenis sampah yang digolongkan dapat dibedakan menjadi alur pengelolaan sampah sampah plastik, sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3. Bank Sampah warga selanjutnya dapat menyalurkan sampah plastik tersebut ke Bank Sampah di TPS RW 5 untuk kemudian dijual ke Bank Sampah Induk seperti terlihat pada Gambar 3.4 di bawah ini.

Alur pengelolaan sampah organik yang dilakukan di Kecamatan Tengah seperti terlihat pada Gambar 3.5 di bawah ini. Sampah organik dari seluruh TPS kecuali TPS RW 5 diolah menjadi kompos oleh Kecamatan Pusat dengan alur yang ditunjukkan oleh tanda panah hijau sedangkan tanda panah adalah. TPS ada yang menyalurkan sampah anorganik ke pihak ketiga atau pengepul, ada pula yang menyalurkan ke bank sampah warga, dan ada pula TPS yang menyalurkan sampah anorganik ke bank sampah TPS RW 5.

Hasil pemilahan sampah B3 dari masing-masing TPS selanjutnya dikumpulkan di TPS RW 5 dan akan diangkut ke TPS B3 Batu Kinyang, Kramat Jati seperti terlihat pada Gambar 3.7 di bawah, dengan aliran sampah ditandai dengan panah berwarna merah.

Gambar 3.3 TPS RW 6, Kelurahan Tengah  Sumber: (Dokumentasi Penulis, 2022)
Gambar 3.3 TPS RW 6, Kelurahan Tengah Sumber: (Dokumentasi Penulis, 2022)

Penanganan Limbah Padat Eksisting di TPS RW 5

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Variabel Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

Kerangka Penelitian

Metode Pelaksanaan Penelitian

Instrumen Penelitian

Sumber dan Jenis Data Penelitian

Pengolahan Data Penelitian

Operasional Penelitian

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan Penanganan Sampah

Hasil Pengukuran Timbulan Sampah

Hasil Identifikasi Komposisi Sampah

Hasil Perhitungan Potensi Reduksi Timbulan Sampah

  • Hasil Perhitungan Persentase Reduksi Eksisting
  • Hasil Perhitungan Persentase Potensi Reduksi
  • Rekomendasi Penanganan untuk Reduksi Timbulan Sampah

PENUTUP

Kesimpulan

Pengolahan sampah yang dilakukan di TPS RW 5 meliputi pengolahan daur ulang sampah anorganik melalui Bank Sampah TPS RW 5 dan penjualan kepada pihak ketiga serta pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan metode BSF. Namun pengolahan sampah yang dilakukan masih belum optimal dalam mengurangi sampah, karena diperoleh tingkat daur ulang sebesar 14,345% dan tingkat pengomposan sebesar 26,760%. Dengan demikian, nilai recovery rate yang ada saat ini masih sebesar 41,105% sehingga perlu dilakukan peningkatan upaya pengolahan sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang tertimbun di TPA Bantar Gebang.

Jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPS RW 5 Kecamatan Tengah rata-rata 1.355,62 kg/hari dengan volume rata-rata 13,3 m3/hari dan timbulan sampah 0,17 kg/orang/hari atau 1,63 L/orang/hari. Berdasarkan identifikasi komposisi sampah yang diperoleh, sampah makanan dan kayu/ranting/daun merupakan jenis sampah dengan timbulan terbesar yaitu mencapai 68,29%, sedangkan jenis sampah dengan jumlah paling sedikit adalah sampah logam dengan persentase ' sebesar 0,22%. Nilai potensi daur ulang dan pengomposan di TPS RW 5 diperoleh sebesar 24,676% untuk laju daur ulang dan 50% untuk laju pengomposan.

Peningkatan recovery rate dapat dicapai hingga 74,67% dengan memaksimalkan recovery daur ulang untuk semua jenis sampah yang dapat didaur ulang dan lebih banyak menggunakan sampah organik dalam pengomposan menggunakan metode BSF atau metode alternatif lain seperti pengomposan outdoor atau Takakura. Komentar [RAS149]: Ibu Lucy: Nilai potensi daur ulang dan pengomposan di TPS RW 5 tercapai sebesar 24,676%. Potensi peningkatan tingkat pemulihan hingga 74,67% dapat dicapai dengan memaksimalkan pemulihan daur ulang untuk semua jenis sampah yang dapat didaur ulang dan menggunakan lebih banyak sampah organik dalam pengomposan BSF dan menggunakan metode tersebut.

Saran

Optimalisasi pengelolaan sampah berdasarkan timbulan dan karakteristik sampah di Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. Diambil dari https://lib.ui.ac.id/detail?id=20411942&location=lokal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta. Diperoleh 14 Januari 2022, dari Sistem Informasi Nasional Pengelolaan Sampah (SIPSN): https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/home/.

Diambil dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/article/download Pusat Pemerintah Daerah Kabupaten. Diambil dari https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/technoscientia/article/view/3613 Ruslinda, Y., Aziz, R., & Putri, F. Catatan: Jenis sampah yang diberi tanda warna kuning adalah sampah yang telah didaur ulang oleh bank sampah TPS RW 5 dan dihitung “total ada”.

Lampiran 2. Tabel Timbulan Sampah TPS RW 5
Lampiran 2. Tabel Timbulan Sampah TPS RW 5

Gambar

Tabel 2.2 Distribusi Komponen Limbah Padat Kawasan Permukiman  Jenis Limbah
Gambar 2.1 Komposisi Sampah Rumah Tangga Kota Banjarmasin  Sumber: (Sabrina et al, 2021)
Tabel 2.4 Data Berat Jenis dan Kadar Air Tipikal Perumahan,  Komersial, Industri, dan Agrikultur
Gambar 3.1 Wilayah Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur  Sumber: (Hasil Olahan Penulis, 2022)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari penelitian ini adalah mendapatkan data timbulan, komposisi, berat jenis, karakteristik dan potensi daur ulang sampah domestik Kabupaten Tanah Datar,