Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tindak tutur komisi yang digunakan pedagang dalam jual beli di pasar tradisional Melati Flamboyan Raya. Subyek penelitian ini adalah tindak tutur komisi yang digunakan pedagang dalam transaksi jual beli. Hasil penelitian ini menunjukkan empat jenis tindak tutur komisi yang digunakan pedagang dalam transaksi jual beli, yaitu berjanji, nazar, menawarkan dan bersumpah.
Penggunaan tindak tutur komisif jenis penawaran lebih dominan digunakan oleh pedagang pada saat transaksi jual beli berlangsung. Data hasil penelitian ini juga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X dengan materi teks negosiasi. Skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada program Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Syamsuyurnita, M.Pd., Wakil Dekan I, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. MS. Aisiyah Aztry, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Seperti yang terjadi di pasar tradisional Melati Flamboyan Raya antara penjual dan pembeli. Penggunaan tindak tutur komisif yang dilakukan para pedagang di pasar tradisional Melati Flamboyan Raya dalam proses transaksi jual beli sangat bervariasi. Namun masih ditemukan percakapan antara penjual dan pembeli tidak menggunakan asas kesantunan dalam tuturannya.
Jasmine Market memiliki banyak kios yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat mulai dari baju baru dan monza, makanan dan perlengkapan rumah tangga. Pasar melati tradisional Flamboyan Raya dijadikan sebagai lokasi penelitian karena pasar tersebut mempunyai pedagang yang beragam, sehingga penulis ingin meneliti bagaimana jenis-jenis tuturan rendah hati yang digunakan oleh masing-masing pedagang pada saat transaksi jual beli terjadi. Tidak hanya itu saja, tempat ini sangat terjangkau dan dekat sekali dengan tempat tinggal penulis. Oleh karena itu, penulis mencoba memecahkan masalah tersebut yang dirumuskan dalam judul “Analisis tindak tutur imperatif pedagang dalam transaksi jual beli di pasar tradisional Melati Flamboyan Raya dan penerapannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Hakikat
- Hakikat Tindak Tutur
- Jenis-jenis Tindak Tutur Komisif
Tindak tutur representasi merupakan jenis tindak tutur yang menunjukkan apa yang dipikirkan penutur mengenai suatu hal atau tidak. Tindak tutur representatif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk menentukan atau menjelaskan sesuatu apa adanya. Putrayasa menunjukkan tindak tutur tersebut seperti menyatakan, melaporkan, memberitahukan, menjelaskan, membela, menolak dan sebagainya.
Tindak tutur direktif ialah sejenis tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Tindak tutur komisif ialah sejenis tindak tutur yang difahami oleh penutur untuk mengikat dirinya dengan tindakan pada masa hadapan. Tindak tutur perlokusi ialah tindak tutur yang mempunyai pengaruh atau kesan kepada penutur atau orang yang mendengar ucapan.
Tindak tutur komisif adalah tindakan penutur dalam memberikan persetujuan sebagai bukti kemampuannya dalam melakukan suatu tindakan orang lain. Tindak tutur ini mengancam untuk mewajibkan penuturnya melakukan tindakan berupa memberikan akibat terhadap ketidaktaatan lawan bicara atau ketidaktaatan yang berfungsi menimbulkan rasa takut.
Kerangka Konseptual
Pernyataan Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Sumber Data dan Data Penelitian 1. Sumber Data Penelitian
Metode Penelitian
Menurut Gay (dalam Hikmat 2011), metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang melibatkan pengumpulan data dengan tujuan menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan objek penelitian saat ini. Travels, dalam Hikmat 2011) menyatakan bahwa tujuan utama penggunaan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat atau keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan untuk mengkaji penyebab suatu gejala tertentu.
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Instrumen Penelitian
Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (dalam Agustinova 2015), langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik dan memverifikasi kesimpulan. Pembuatan kesimpulan/verifikasi adalah proses merumuskan makna hasil penelitian yang diungkapkan dalam kalimat singkat, padat dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara mengkaji secara berulang-ulang kebenaran kesimpulan, terutama berkaitan dengan relevansi dan kesesuaiannya dengan judul, tujuan dan rumusan masalah yang ada.
Deskripsi Hasil Penelitian
Kalau maunya dua ratus lima puluh keliling, jadi kalau punya, atau ambil sebanyak itu, terlalu mahal, bawa pulang. Saudaraku, kamu mendengar bahwa ketika kamu mendapatkan seratus lima puluh di sana, kamu tahu, saudaraku, seratus delapan puluh tidak akan terasa enak lagi. Pembeli : Baiklah saya ambil yang ini pak. . memuat jenis tindak tutur komisif yang terdapat pada tuturan lima.
Berdasarkan uraian tabel di atas, terlihat ada lima jenis penggunaan tindak tutur imperatif, yaitu: 1) tindak tutur imperatif berjenis janji, mempunyai ungkapan, 2) tindak tutur imperatif berjenis janji, mempunyai dua tuturan, 3) tindak tutur imperatif mengumpat, berjumlah tiga tuturan, 4) jenis tindak tutur menawarkan sebelas tuturan, dan 5) jenis tindak tutur imperatif yang bertujuan untuk mempunyai suatu tuturan. Jadi total jenis tindak tutur imperatif yang digunakan pedagang dalam transaksi jual beli ada delapan belas.
Analisis Data Penelitian
Tindak tutur menjanjikan berupa tindakan penutur yang memberikan persetujuan sebagai bukti kemampuannya dalam melakukan perbuatan yang diberikan orang lain. Tindak tutur komisif penawaran merupakan tindak tutur yang mewajibkan penutur untuk membuktikan kebenaran perkataannya mengenai tawaran yang disampaikan dan berfungsi untuk mempengaruhi serta membuat orang lain mempercayai tawarannya. Dalam dialog tersebut terdapat tindak tutur komisif penawaran yaitu pada tuturan 2 dan 8 untuk meyakinkan pembeli yang diwujudkan dalam tuturan komisif.
Namun tuturan 2 kembali ditolak sehingga tindak tutur komisif penawaran yang digunakan masih belum mampu meyakinkan lawan bicaranya. Secara pragmatis, tindak tutur komisif penawaran merupakan tindak tutur yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain dan membuat mereka percaya terhadap tawaran tersebut. Secara kontekstual, pernyataan “Kamu cantik, warnanya juga cocok dengan kulitmu” belum menunjukkan jenis tindak tutur komisif dalam menawarkan, karena tindakan tersebut belum dapat mempengaruhi pembeli.
Secara pragmatis, tindak tutur komisif adalah menawarkan suatu bentuk tindakan yang meyakinkan dan mempengaruhi orang lain agar mempercayai tawarannya. Tuturan ini terjadi sebagai respon yang diberikan pedagang terhadap tuturan pembeli yang juga berusaha membujuk pedagang agar menurunkan harga melalui tindak tutur komisif penawaran. “Karena sudah habis lebaran, harga jual saja kalau belum,” dapat menunjukkan jenis tindak tutur komisif yang ditawarkan.
Secara pragmatis, tujuan dari perintah berkorban adalah untuk mempengaruhi orang lain dan membuat mereka percaya pada apa yang kita katakan. Secara pragmatis, perintah kurban merupakan suatu tindakan yang meyakinkan dan mempengaruhi orang lain untuk mempercayai tawarannya. Secara kontekstual, pernyataan “Baiklah, saya ambil seratus dua puluh ya?” menunjukkan jenis komisi penawaran.
Secara pragmatik, tindak tutur suruhan bersuara adalah tindak tutur yang dapat meyakinkan lawan bicara bahawa penutur bertindak seperti yang dikatakannya. Tindak tutur suruhanjaya yang disengajakan ialah perbuatan yang boleh mengikat penutur untuk melaksanakan apa yang diperkatakan dalam niatnya, yang terzahir dalam tindakan nyata. Secara kontekstual, ucapan “Baiklah, kak enam lima, kita jadi langganan bila kakak balik sini lagi kan? Saya akan memberi anda diskaun' sudah menunjukkan tindakan ucapan suruhanjaya yang disengajakan kerana ia memberikan penceramah kepada tindakan pada masa hadapan. .
Adhedhasar analisis data ing nginggil, saged dipunpendhet dudutan bilih saperangan jinis tindak tutur ingkang saged dipunwaos saged mangaribawani mitra tutur. Jinising tindak tutur imperatif menika wonten sekawan tuturan ingkang boten saged mangaribawani penutur saha pitung tembung ingkang saged mangaribawani penutur sanesipun.
Jawaban Pertanyaan Peneliti
Diskusi Hasil Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Simpulan
Saran