• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis yuridis pasal 13a ayat 2 perpres no 14 tahun 2021

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis yuridis pasal 13a ayat 2 perpres no 14 tahun 2021"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Pada awal Januari 2020, virus SARS-CoV-2 atau yang dikenal dengan Covid-19 mulai menyerang Indonesia. Pemerintah meluncurkan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Rabu 13 Januari 2021 pagi di Istana Negara. Bersamaan dengan itu, sejumlah pejabat, tokoh agama, organisasi profesi, dan perwakilan masyarakat turut berpartisipasi dalam vaksinasi tersebut, kemudian menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Corona Virus Disease Dalam Perspektif Pandemi Virus Corona-9. dan berlakunya pengenaan sanksi administratif terhadap masyarakat yang menolak melakukan vaksinasi.

In early January 2020, the SARS-CoV-2 virus or known as Covid-19 started entering Indonesia. The spread of the Covid-19 virus from the beginning of March 2020 showed a very drastic increase in the number of positive COVID-19 cases. The government started the COVID-19 vaccination program at the State Palace in Indonesia on Wednesday, January 13, 2021.

Selanjutnya, seiring berjalannya waktu, ditemukan vaksin virus Covid-19 yang disebut CoronaVac, yaitu vaksin yang mengandung virus SARS-CoV-2 yang telah dinonaktifkan. Sebagai bagian dari tahap awal pelaksanaan vaksinasi, Kemenkes kembali mengirimkan SMS blast pendaftaran kepada 500 ribu kelompok prioritas penerima vaksinasi COVID-19 di 91 kabupaten/kota. 6 P2P Kementerian Kesehatan RI, diakses dari http://p2p.kemkes.go.id/program-vacaksinasi-covid-19-start-dido-presiden-orang Pertama-penerima-suntikan-vaksin-covid-19/ pada pukul 13.22 WIB.

Vaksinasi terhadap COVID-19.” 7 Pasal ini jelas memerintahkan bahwa seseorang wajib memiliki vaksin wajib, yang jika ada yang menolak sampel vaksin, Anggota Komisi IX DPR RI, Ribka Tjiptaning, pasti menolak untuk divaksinasi Covid-19.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Orisinalitas Penelitian

HARI SUTRA DISEMADI, TOMI SUHENDRA PARDEDE

Ini pelanggaran yang jelas karena Indonesia adalah negara hukum, negara hukum harus melindungi hak asasi manusia, Pasal 4 hak atas kebebasan pribadi, sehingga setiap warga negara berhak untuk memilih secara bebas. 10 Tahun 2004, yang menyatakan bahwa “Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum nasional”. Selain itu, Pasal 3(1) juga menyebutkan. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu sistem hukum harus berdasarkan Pancasila yang menjadi dasar atau pedoman pembentukannya.

Tujuan kajian adalah bagaimana problematika penjatuhan denda bagi yang menolak vaksinasi, sedangkan tujuan penulis berkenaan dengan peraturan presiden dalam pasal ini adalah bahwa vaksinasi diwajibkan jika masyarakat Indonesia menolak divaksinasi. Kontribusi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan dari perspektif hak asasi manusia ketika mengenakan denda untuk menolak vaksinasi. Topik yang dikaji berkaitan dengan keppres dalam pasal ini adalah apakah perlu vaksinasi dan kemudian apakah masyarakat Indonesia menolak untuk divaksinasi.

Metode Penelitian

Karena dalam penelitian hukum yang memberikan sudut pandang analisis untuk memecahkan masalah dalam perlindungan hukum terhadap orang yang menolak vaksinasi dan untuk menjatuhkan sanksi administratif terhadap orang yang menolak vaksinasi dalam penelitian hukum, dari aspek konsep hukum yang melatarbelakanginya, atau bahkan dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam norma-norma. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari ketentuan perundang-undangan penelitian ini yaitu Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 99 Tahun 2O2O tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Kekhawatiran Corona-19 Tahun 2019 Kekhawatiran Corona-19 dan 9-Covid-19 Tahun 2019. hak asasi Manusia. Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku pelajaran yang membahas suatu masalah hukum dan tulisan-tulisan para ahli hukum.

Bahan hukum tersier yang digunakan penulis dalam hasil penelitian ini antara lain: Kamus hukum dan media internet 13. Dalam teknik pengumpulan bahan hukum ini digunakan penelitian kepustakaan yaitu karya ilmiah yang berbasis kepustakaan atau kepustakaan, yaitu penelitian yang menitikberatkan pada gagasan yang terkandung dalam teori, karena bahan yang dipelajari adalah berbagai literatur hukum agama dan literatur umum, baik berupa buku, jurnal, majalah atau dokumen. Teknik analisis bahan hukum menggunakan teknik interpretasi gramatikal Menurut Achmad Ali, interpretasi gramatikal adalah menafsirkan kata-kata dalam undang-undang menurut kaidah bahasa dan kaidah hukum tata bahasa.

Sistematika Penulisan

Bab ini membahas beberapa sub bab yang berkaitan dengan Tinjauan Hukum Indonesia, Tinjauan Negara Hukum, Tinjauan Hak Asasi Manusia, Tinjauan Virus Corona (Covid-19) dan Vaksinasi Virus Corona (Covid-19).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kesimpulan

Selain itu, negara Indonesia adalah negara hukum yang salah satu cirinya adalah pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia yang meliputi persamaan di bidang politik, sosial, ekonomi, hukum dan budaya. Legalitas pengenaan sanksi administratif adalah orang yang menolak divaksinasi tidak semuanya sama dalam satu hal, misalnya orang fobia atau trauma jarum atau bahkan penyakit dalam.

Saran

Undang-undang nomor 15 tahun 2019 tentang perubahan atas undang-undang nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus (Covid-19) Tahun 2019. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Tahun 2019 (Covid-19).

-UU No. 4 Tahun 1984 tentang Peraturan Menular Penyakit Menular Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PERDA) tentang. 2011, Kriminalisasi dan Hukuman Dalam Rangka Fungsionalisasi Perda dan Retribusi, Program Doktor Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang. 2008, Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta; Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII).

1999, “Human Rights and Supremacy”, Pro Justitia Law Magazine År XVII nomor 4, (Bandung: FH Unpar Bandung. 1994, Political Development, Global Situation, and Human Rights in Indonesia: Kumpulan Esai Menghormati Prof. abaya; Juridisk fakultet, Universitas Airlangga.

Sri Nur Hari Susanto, Karakter Hukum Sanksi Hukum Administrasi: Pendekatan Komparatif, Fakultas Hukum Universitas Diponegor, Volume 2, Edisi 1, Maret 2019. Sofyan Hadi & Tomy Michael, Asas Legalitas (rechmatigheid) dalam Penetapan Keputusan Tata Usaha Negara, Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 19 45 Surabaya, Volume 5, No. 2 Desember 2017. Wicipto Setiadi, Sanksi Administratif Sebagai Salah Satu Instrumen Penegakan Hukum Dalam Perundang-undangan, Vol.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak lama berselang yaitu pada 21 Mei 2021, dikeluarkan kembali Permenpan RB Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi pada Instansi Pemerintah untuk