PENDAHULUAN
Fokus kajian
Bagaimana UU Nomor 2 Tahun 2014 tentang Kedudukan Notaris mengatur sanksi bagi notaris yang menghapus akta protokoler? Bagaimana konsep sanksi terhadap Notaris yang menghilangkan berita acara berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 dan Hukum Islam.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Dapat memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas mengenai sanksi terhadap notaris yang menghapus akta-akta kecil ditinjau dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Kedudukan Notaris dan menurut perspektif hukum Islam. Dapat menjadi salah satu referensi yang memberikan kontribusi bagi kajian akademis terkait sanksi bagi Notaris yang menghilangkan berita acara aktanya dalam perspektif undang-undang nomor 2 tahun 2014 dan menurut perspektif hukum Islam.
Definisi Istilah
Notaris adalah pegawai negeri sipil yang menjalankan tugas pada pemerintahan.12 Dalam hal ini notaris mempunyai peranan untuk melaksanakan sejumlah tugas negara di bidang hukum perdata, dan notaris dikualifikasikan sebagai pegawai negeri sipil. yang mempunyai wewenang untuk membuat akta otentik, dan akta tersebut merupakan rumusan keinginan atau keinginan para pihak yang bersangkutan, dicatat dalam suatu akta notaris, dibuat di hadapan atau oleh notaris.13. Berita acara akta tersebut merupakan akta notaris yang asli. Yang dimaksud dengan berita acara dalam hal ini adalah akta asli yang ditandatangani oleh para penyampai, saksi-saksi dan Notaris, yang disimpan sebagai bagian dari berita acara notaris.14 dan bukti-bukti pendukung akta itu dimuat dalam berita acara akta yang ditempelkan. .15.
Sistematika pembahasan
Pengaturan sanksi bagi Notaris yang menghilangkan pencatatan akta dalam Undang-undang No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Analisis konsep sanksi bagi Notaris yang membatalkan pencatatan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris dan Hukum Islam.
KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan Kepustakaan
- Tinjauan tentang Notaris
- Tinjauan tentang Akta
- TinjauanTentang Sanksi Notaris
- Tinjauan hukum Islam terhadap Notaris
- Tinjauan teori keberlakuan undang-undang
Pelanggaran terhadap kewajiban Notaris diatur dalam Pasal 16 UUJN ayat (1) sampai dengan ayat (10) dimana sanksi atas pelanggaran tersebut diatur dalam ketentuan Pasal 16 ayat (11) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. . yaitu berupa sanksi administratif: Sesuai dengan sanksi dalam undang-undang no. 2 Tahun 2014 untuk jabatan Notaris, tidak lepas dari adanya teori sistem. Jadi, aturan sanksi yang diatur dalam UU Notaris harus berdasarkan pada sistem hukum yang ada.68.
Padahal Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Kedudukan Notaris merupakan pengganti Reglement op Het Notarisch Ambt Staatsblad 1860 No. Analisis sanksi bagi Notaris yang menghilangkan berita acara dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Kedudukan Notaris Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Kedudukan Notaris. Pembukuan akta merupakan salah satu tugas Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
Hakikat undang-undang tersebut memberikan pemahaman mengenai sanksi bagi Notaris yang menghapus berita acara dengan sanksi yang terdapat dalam Undang-undang mengenai jabatan Notaris karena hakikat undang-undang tersebut tidak dimaksudkan hanya sekedarnya saja. Setelah perubahan undang-undang no. 2 Tahun 2014 tentang Kedudukan Notaris, terdapat pasal 16 ayat (11) yang pada pokoknya mengatakan bahwa Notaris adalah.
METODELOGI PENELITIAN
Pendekatan penelitian
Pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan mengkaji seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan. Pendekatan konseptual merupakan pendekatan konseptual yang berbeda dengan pandangan dan doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan dan doktrin ilmu hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan permasalahan hukum yang dihadapi.56.
Diharapkan dengan kedua jenis pendekatan tersebut akan diperoleh hasil analisis dalam menyikapi permasalahan hukum (illegal issue) dalam penelitian ini mengenai analisis sanksi terhadap Notaris yang meninggalkan berita acara menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan. notaris dan hukum Islam, sehingga diketahui bagaimana seharusnya penegakannya.
Sumber bahan hukum
Kami berharap dengan kedua pendekatan tersebut diperoleh hasil analisis sebagai jawaban atas pertanyaan hukum (illegal question) dalam penelitian ini mengenai analisis sanksi terhadap Notaris yang meninggalkan akta sesuai dengan undang-undang no. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris dan Hukum Islam untuk mengetahui cara penegakannya. A. Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku hukum dan notaris, hasil penelitian terdahulu atau pendapat para ahli hukum. Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia.57.
Prosedur pengumpulan bahan hukum
Kajian ini dilakukan dengan cara menelaah, menganalisis dan merevisi karya ilmiah, buku literatur termasuk buku teks, kamus hukum dan jurnal hukum, baik hukum positif maupun hukum Islam.
Analisis bahan hukum
Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan akta notaris, termasuk namun tidak terbatas pada syarat-syarat pengangkatan notaris, pembuatan akta, hal-hal yang dapat mengurangi kekuatan pembuktian akta notaris dan Dewan Pengawas Notaris sebagai pihak yang berwenang mengawasi Notaris, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Kedudukan Notaris, hendaknya diselaraskan dan disempurnakan. Polemik penerapan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Kedudukan Notaris sebagaimana diuraikan di atas, harus diselesaikan dan ditegaskan agar tidak lagi terjadi multitafsir dalam penerapannya.
Oleh karena itu, revisi UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris merupakan sesuatu yang mendesak, yang harus menyelesaikan kontroversi yang timbul di masyarakat atau dengan klien dan instansi yang berkaitan dengan jabatan Notaris. Tujuan dari ketentuan sanksi adalah untuk memastikan bahwa ketentuan dalam rancangan undang-undang ini mengikat Notaris untuk dilaksanakan.73. Pasal Akademik Undang-Undang Kedudukan Notaris Tahun 2014 (RUU) tentang Kedudukan Notaris Tahun 2004 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang No. 2 Tanun Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
HASIL PENELITIAN
Pengaturan Sanksi Bagi Notaris yang
Sanksi merupakan suatu hal yang wajib dimuat dalam suatu peraturan yang memuat perintah atau larangan agar suatu peraturan tetap dapat ditaati oleh seluruh masyarakat sebagai badan hukum. Hal ini tidak lepas dari adanya sanksi. Hal ini juga berlaku bagi seorang pejabat. yang menjalankan wewenangnya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila Notaris melaksanakan tugasnya, maka segala sesuatu yang dilakukannya harus menurut peraturan perundang-undangan. Berikut sanksi dalam UUJN bagi Notaris yang tidak memenuhi kewajibannya. Terdapat ancaman sanksi yang dapat dikenakan kepada Notaris berupa sanksi perdata apabila akta yang dibuat oleh Notaris tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, yang dalam hal ini menyebabkan akta tersebut hanya mempunyai nilai pembuktian saja. akta di bawah tangan, yang mengakibatkan kerugian bagi klien yang membutuhkan akta notaris 58. Oleh karena itu Notaris harus menjamin bahwa akta yang dibuatnya telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, sehingga kepentingan yang bersangkutan terlindungi oleh akta tersebut.
Pasal 1365 menyatakan bahwa setiap perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain, menyebabkan orang yang bersalah menyebabkan kerugian itu mengganti kerugian itu. Akibat hukum adalah akibat yang diberikan berupa sanksi hukum atas suatu perbuatan suatu badan hukum. Sistem hukum nasional seharusnya dapat berfungsi sebagai pedoman berperilaku dalam masyarakat, namun pada kenyataannya selalu terlihat kesenjangan antara substansi hukum positif yang dirumuskan (the rule of law) dengan apa yang dipikirkan dan dilakukan masyarakat (social behavior). tidak efektif di tengah lemahnya proses penegakan hukum dan rendahnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum nasional.65.
Ratiolegis Sanksi Dalam Undang-undangNo 2
Sanksi administratif tertuang dalam berbagai pasal, antara lain pasal 16 ayat (11) yang dapat dikenakan kepada Notaris yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang. Alasan pengenaan sanksi pada pasal 16 ayat (11) merupakan upaya agar setiap tindakan Notaris dapat dilaksanakan. Agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang membutuhkan jasanya, perlu diketahui ketentuan sanksi tersebut. dalam Pasal 16 ayat (11) merupakan muatan baru yang sebelumnya dimuat dalam Undang-Undang. Selain itu, jika melihat dasar penerapan sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 16 ayat (11) Undang-Undang nomor 2 Tahun 2014 yaitu berupa sanksi administratif, sebelumnya juga terdapat ketentuan dalam Pasal 30 Tahun 2004. yang mengatur mengenai sanksi administratif yaitu pada Bab mengenai sanksi sebagai berikut: “Sanksi hukum yang terdapat dalam rancangan undang-undang ini dikenakan kepada Notaris yang melanggar ketentuan rancangan undang-undang ini mengenai jabatan Notaris.”
Dalam hal Notaris tidak melaksanakan dengan baik kewajiban yang dibebankan kepadanya sebagai Notaris berdasarkan undang-undang. 82 Baik dalam perbuatan maupun cara melakukannya, jika memenuhi unsur pelanggaran hukum, maka penegakan hukum dapat dilakukan. dilaksanakan oleh dewan pengawas notaris berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang mengatur kewenangannya dalam menerapkan sanksi kepada notaris dalam melaksanakan tugas kedinasannya. Berdasarkan Undang-Undang tentang Jabatan Notaris dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, pelaksanaan sanksi dilakukan melalui pengawasan yang ditetapkan melalui UUJN dan peraturan menteri terhitung sejak pemeriksaan Daerah tahap pertama. Dewan Pengawas. , banding Dewan Pengawas Daerah sampai dengan keputusan akhir Dewan Pengawas Pusat. Pada dasarnya pemeliharaan risalah merupakan kewajiban Notaris, namun apa sanksinya apabila Notaris meninggalkan risalah akta tersebut, maka berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kedudukan Notaris, tidak ada pasal yang mengatur tentang sanksi bagi suatu akta. Notaris yang menerbitkan akta dan sanksinya tidak dijelaskan secara tegas dalam Undang-undang.
Dalam Naskah Akademis RUU tersebut, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia memberikan informasi mengenai sanksi dalam UUJN, dalam pembahasan yang membahas tentang isi UUJN dalam RUU tersebut disebutkan: Sanksi hukum dalam RUU ini dikenakan kepada Notaris yang melanggar ketentuan RUU 106 Sanksi tersebut dapat berupa sanksi: a. Dalam hal ini Menteri atau Dewan Notaris mengeluarkan peraturan atau surat edaran tentang Notaris yang tidak boleh menghilangkan berita acara akta yang dibuatnya dan apabila terbukti menghilangkan berita acara akta tersebut maka akan dikenakan sanksi pidana. dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai ketentuan.
Konsepsi Penegakan Sanksi Notaris
Analisis Penelitian
- Analisis sanksi notaris yang menghilangkan
- Analisis ratio legis sanksi Undang-Undang No 2