• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analsis Total Aset Terhadap Keikutsertaan Amnesti Pajak

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analsis Total Aset Terhadap Keikutsertaan Amnesti Pajak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analsis Total Aset Terhadap Keikutsertaan Amnesti Pajak

Zainal Arifin 1 STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]

Abstrak

Penelitian bermaksud membuktikan apakah total aset mempengaruhi wajib pajak dalam mengikuti amneti pajak. Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada 144 wajib pajak inkopsyah dengan menggunakan tehnik regresi logistik dikarenakan fokus penelitian dipengaruhi oleh variabel dalam bentuk dummy. Hasil penelitian menunjukkan variabel total aset terbukti mempengaruhi keikutsertaan amnesti pajak. Implikasinya adalah koperasi syari’ah diharapkan setiap penyampaian SPT Tahunan supaya melampirkan laporan keuangan dan informasinya sesuai kenyataanya supaya terhindar dari sanksi pajak.

Kata Kunci : Total Aset, Amnesti Pajak

Abstract

This study intends to prove whether the of size affect the participation of tax amnesty. The of quantitative research study with sample of 144 taxpayers in Cooperative Shari'ah, using logistic regression because the dependent variable categories or dummy. Results showed that variable of size influence to participation tax amnesty. The implication is Shari'ah cooperatives are expected to submit annual tax their financial statement and informastion in to avoid penalties tax.

Keywords : Size, Tax Amnesty

PENDAHULUAN

Amnesti pajak pada saat ini menjadi isue di Indonesia baik di media massa seperti majalah, surat kabar maupun di media sosial. Amnesti pajak diberikan pemerintah kepada semua wajib pajak baik individu maupun wajib pajak badan untuk mendapatkan pengampunan sanksi pajak yang seharusnya dibayar. Pemerintah dalam hal ini dirjen pajak terus berupaya mencari terobosan untuk meningkatkan penerimaan negara yang bersumber dari pajak salah satunya dengan memberlakukan program amnesti pajak, dengan tujuan untuk memberikan kesadaran sukarela terhadap wajib pajak di masa yang akan datang. Tujuan diadakannya amnesti pajak antara lain: untuk mendorong pendapatan negara dari sektor pajak dalam waktu dekat, dan supaya wajib pajak menginvestasikan asetnya yang berada diluar negeri dipindahkan kedalam negeri, sebagai proses perubahan sistem modernisasi perpajakan (Chomsatu, 2016).

Manfaat wajib pajak dalam keikutsertaan program amnesti pajak yaitu wajib pajak tidak diharuskan untuk membayar pajak yang masih terhutang, dibebaskan dari segala denda keterlambatan pelaporan dan pelanggaran hukum dibidang perpajakan, dibebaskan dari pemeriksaan pajak dan dihapusnya pajak bersifat final atas pengalihan aset dalam bentuk tanah atau bangunan serta pajak atas pembagian keuntungan dari pemegang saham (Kumalasari, 2017). Tujuan lain dari program tax amnesty adalah untuk mencukupi keperluan negara yang selalu mengalami peningkatan, memperluas basis data wajib pajak, menggali potensi penerimaan pajak dari tiga sumber yaitu ekonomi domestik yang belum terlaporkan (ekonomi bawah tanah), pelarian modal keluar negeri, potensial pembayaran pajak yang belum disetorkan (Yustiari, 2016)

Kegiatan amnesti pajak juga berlaku bagi wajib pajak badan, salah satunya adalah koperasi yang masuk di dalam keanggotaan induk Koperasi Syari’ah (Inkopsyah). Koperasi syari’ah merupakan salah satu lembaga yang menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dalam menyalurkan dana kepada orang pribadi atau badan yang membutuhkan dana dengan berdasarkan prinsip keislaman serta norma – norma agama. Latar belakang penelitian terkait koperasi syariah terletak pada image syari’ah yang dimiliki koperasi apakah akan membuat lembaga tersebut

(2)

menghormati dan mentaati terhadap prinsip islam dan aturan perpajakan khususnya peraturan Tahun 2016 nomor 11 tentang amnesti pajak.

Kondisi target penerimaan pajak yang tiap tahun selalu mengalami peningkatan dan pesatnya perkembangan koperasi syari’ah merupakan suatu potensi penerimaan yang dapat digali, dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan salah satunya melalui program amnesti pajak.

Amnesti pajak adalah suatu pengampunan diberikan kepada setiap warga negara yang bernpwp atau tidak, serta badan tanpa terkecuali yang mempertimbangkan dalam dua hal yaitu ampunan terhadap tunggakan pajak yaitu pemberian pengurangan tarif pajak dari yang seharusnya atas kurang dibayar atau nihil dan dibebaskan dari tuntutan pidana dibidang perpajakan (Tambunan, 2015). Amnesti pajak adalah peraturan dibidang perpajakan yang di desain untuk memberikan stimulus berupa penghapusan pajak penghasilan yang seharusnya dibayar untuk tahun pajak 2015 dan sebelumnya (Ragimun, 2013).

Tingkah laku wajib pajak dalam hal akan memenuhi kewajiban administrasi perpajakan dapat diprediksi salah satunya menggunakan dari komponen besaran total aset . Koperasi dengan tingkat laba yang besar dan total aset yang besar dianggap mempunyai tingkat kepentingan yang besar pula terhadap negaranya (Mardiasmo, 2016). Total aset juga bisa dijadikan suatu komponen yang bisa memperlihatkan sehatnya perusahaan dari sisi keuangan. Keikutsertaan amnesti pajak bagi koperasi yang tergabung dalam Inkopsyah juga dapat dilihat dari jumlah total aset karena aset juga elemen penting yang harus dinyatakan melalui surat kepada kantor pajak jika ingin mendapatkan amnesti pajak (Putri, 2017). Total aset merupakan elemen penting dalam keikutsertaan amnesti pajak. Salah satu faktor yang memicu wajib pajak dalam mengikuti amnesti pajak adalah wajib pajak menginginkan aset yang dimiliki menjadi aman dan kegiatan usahapun menjadi lancar (Setyaningsih & Okfitasari, 2016).

Kebaruan dari riset yang dilakukan ini adalah variabel penelitian menggunakan nilai total aset yang terdapat di laporan keuangan induk koperasi syariah untuk di uji dengan tujuan mengetahui keikutsertaan amnesti pajak dari masing – masing koperasi. Masih sedikit penelitian sejenis yang dilakukan didalam negeri melalui variabel nilai total aset terhadap keikutsertaan amnesti pajak.

Sehingga menjadi menarik untuk diteliti dan dibuktikan pada wajib pajak badan khususnya Koperasi Syari’ah terkait total aset terhadap keikutsertaan wajib pajak terhadap amnesti pajak. Berdasarkan dari uraian pemikiran diatas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa ide masalah yang ada didalam riset ini adalah mungkinkah total aset akan memegaruhi perilaku wajib pajak terhadap keikutsertaan program amnesti pajak.

KAJIAN PUSTAKA Teori Kepentingan

Teori kepentingan adalah Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, maka semakin tinggi pajak yang harus dibayar (Mardiasmo, 2016). Para penganut teori ini mengatakan, bahwa negara berhak memungut pajak dari penduduknya, karena penduduk negara tersebut mempunyai kepentingan kepada negara. semakin besar total aset yang dimiliki akan dianggap semakin besar kepentingan kepada negara, maka makin besar pula pajak yang harus dibayar.

Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Menurut H.C Kelman dalam (Wijaya & Arisman, 2015) menjelaskan bahwa compliance theory diartikan sebagai suatu kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindari diri dari hukuman yang mungkin dijatuhkan. Hukuman tersebut berupa sanksi karena ketidakpatuhan. Dengan demikian, teori kepatuhan ini dapat menjadi suatu tolak ukur dalam bidang perpajakan. Tolak ukur ini dapat digunakan terutama dalam hal pelaporan dan pembayaran dalam memenuhi kewajiban administrasi perpajakan.

Perilaku Menyimpang

Kecurangan akuntansi (fraud) juga bisa disebut perilaku menyimpang, diantaranya : (1) Salah saji yang timbul dari kecurngan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan. (2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (Puspasari, 2012).

Watt and Zimmerman dalam (Sri & Dwi, 2009) Semakin tinggi ukuran perusahaan dianggap sangat sensitif terhadap perilaku menyimpang dalam melaporkan laba.

(3)

Tax Amnesty

Tax amnesty adalah suatu pengampunan, pengampunan yang diberikan mencakup 2 (dua) aspek yaitu pengampunan terhadap pokok pajak yaitu berupa pemberian keringanan tarif pajak yang jauh lebih rendah dari tarif yang sebenarnya atas pajak yang tidak/kurang dibayar dan pembebasan Wajib Pajak dari tuntutan pidana pajak (Tambunan, 2016).

Tax Amnesty adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan satu kali penawaran terhadap wajib pajak untuk melunasi utang pajak yang luar biasa besar dengan jumlah yang kurang dari utang yang seharusnya (Nar, 2015)

Tax Amnesty adalah suatu kesempatan waktu yang terbatas pada kelompok pembayar pajak tertentu untuk membayar sejumlah tertentu dan dalam waktu tertentu berupa pengampunan kewajiban pajak yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut hukuman pidana (Ragimun, 2013)

Menurut Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terhutang tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, mengungkap semua harta dan membayar uang tebusan dengan cara mengalikan tarif berdasarkan nilai total aset dikurangi dengan nilai utang.

Total Aset Terhadap Keikutsertaan Amnesti Pajak

Tolak ukur besar kecilnya ukuran perusahaan bisa dilihat dari total aset yang dimiliki, dengan melihat total aset sudah bisa menggambarkan apakah perusahaan tersebut besar atau tidak. Dengan memiliki ukuran perusahaan yang besar wajib pajak akan lebih memilih mengikuti amnesti pajak dibanding dengan perusahaan kecil, perusahaan yang memiliki aset yang besar mereka cenderung berfikir bagaimana cara untuk mengamankan asetnya, maka kemudian langkah yang akan diambil adalah dengan cara mengikuti amnesti pajak (Setyaningsih dan Okfitasari, 2017). Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang pengampunan pajak sudah jelas menyebutkan pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang tidak dikenai sanksi administrasi dan sanksi pidana dengan cara mengungkap seluruh harta dan membayar uang tebusan.

H1 : Total Aset berpengaruh terhadap Keikutsertaan Amnesti Pajak

METODE PENELITIAN

Populasi obyek seluruh koperasi di Indonesia yang tergabung dan aktif di keanggotaan Koperasi Syariah (Inkopsyah) sebanyak 491 koperasi syari’ah yang tersebar diseluruh Indonesia. Tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh gambaran tentang amnesti pajak adalah data sekunder berasal dari data keuangan berupa nilai total aset untuk periode akhir tahun pajak 2015.

Data yang digunakan untuk diteliti diperoleh dari salah satu pegawai yang menjabat sebagai pengawas pada Induk Koperasi Syari’ah pusat sesuai dengan surat keputusan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Tanggal 17 Mei 2016 dengan Nomor Surat 626/W.05/2016 periode 2016 – 2020. Periode tahun 2015 diambil dikarenakan lampiran yang wajib disertakan pada surat pernyataan harta (SPH) tax amnesty adalah laporan keuangan akhir periode tahun pajak 2015 (Republik Indonesia, 2016).

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif yaitu suatu riset dengan berdasarkan angka untuk menganalisis data berdasarkan statistik. Bentuk telaah didalam artikel ini menggunakan riset asosiatif kausal yang fokus risetnya mengacu pada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent (Sembiring, 2015). Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu total aset, sedangkan variabel dependen yaitu keikutsertaan amnesti pajak. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik nonprobablility sampling dengan metode peneliti menentukan sendiri sampel yang akan diambil sepanjang menuhi kriteria : koperasi yang tergabung pada induk koperasi syari’ah, koperasi yang masih aktif pada induk koperasi syari’ah, koperasi yang melakukan RAT di tahun 2015, koperasi yang bersedia memberikan data laporan keuangan sampai dengan akhir periode tahun 2015.

Tehnik analisis data adalah akan menerapkan model logit, untuk membuktikan kemungkinan yang akan terjadi pada variabel terikat diproyeksikan dengan menggunakan variabel bebas. Dalam analisis model logit sudah tidak lagi menggunakan tes normalitas data serta melakukan tes apakah model tersebut menjadi valid sebagai alat penduga atau tidak pada objek penelitian independenya, Selain itu model logit tidak lagi memakai heteroscedasticity (Alichia, 2013). Alasan kenapa pada riset ini menggunakan model logit dikarenakan model variabel terikat termasuk dalam kategori dikotomi variable dan dugaan pada distribusi normal tak bisa dilakukan disebabkan yang menjadi fokus penelitian pada variabel bebasnya dalam bentuk metrik dan non metrik (Ghozali, 2016).

(4)

Gambar 1. Model Penelitian

Tolak ukur besar kecilnya suatu usaha bisa dilihat dari dari total aset yang dimiliki oleh koperasii itu sendiri, dengan melihat total aset sudah bisa menggambarkan apakah koperasi tersebut besar atau tidak. Dengan memiliki total aset yang besar wajib pajak akan lebih memilih mengikuti program amnesti pajak dibanding dengan wajib pajak yang memiliki total aset yang lebih kecil, wajib pajak atau koperasi yang memiliki total aset yang besar mereka cenderung berfikir bagaimana cara untuk mengamankan asetnya dari sanksi pajak, maka kemudian langkah yang akan diambil adalah dengan cara mengikuti program amnesti pajak (Setyaningsih & Okfitasari, 2016). Peraturan terkait amnesti pajak sudah jelas menyebutkan ampunan pajak yang dimaksud adalah penghilangan sanksi pajak yang semestinya harus dibaya tidak lagi dikenakan sanksi tata laksana dan sanksi pengadilan dibidang perpajakan melalui upaya melaporkan seluruh aset yang dimiliki dan menyetor tebusan berupa uang (Republik Indonesia, 2016).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan jumlah sampel yang telah dipilih sebanyak 491 dan koperasi yang bersedia memberikan data laporan keuangan adalah sebanyak 144 terdiri dari 90 koperasi yang mengikuti program tax amnesty dan 54 koperasi tidak mengikuti program tax amnesty. Data diperoleh nilai total aset yang dinyatakan dalam bentuk rupiah, karena jumlah digit dan nilai terlalu besar maka peneliti melakukan konversi kedalam bentuk logaritma natural hal ini dilakukan dengan tujuan agar besaran laba, besaran utang dan total aset dapat terdistribusi normal.

Hasil Uji Kesesuaian Model

Keakuratan suatu model logit diukur berdasarkan dari hasil uji yang ada pada tabel hosmer and lemeshow goodness of fit (uji keakuratan model) dilakukan agar dapat dibuktikan bahwa data penelitian yang sudah didapat telah sejalan dengan model penelitian yang diinginkan (tiada perbedaan diantara model dan data), barulah model bisa dikatakan sesuai atau penelitian bisa dilanjutkan ketahap berikutnya. Model yang dihasilkan dianggap fit apabila kemungkinan angka yang terdapat pada tingkat signifikasi lebih besar dari 5%.

Tabel Hasil Uji Kesesuaian Model

Sumber : Hasil Analisis SPSS 24, 2017

Berdasarkan hasil uji pada tabel uji kesesuaian model diketahui bahwa nilai sig 0,333 lebih besar dari tingkat signifikasi 0,05% sehingga menerima bahwa memang varibel independen dalam hal ini basaran laba, besaran utang dan total aset memengaruhi wajib pajak untuk mengikuti program tax amnesty. Dengan asumsi keakuratan sebesar 95% terbukti bahwasanya model logit yang digunakan terkait variabel independen yakni besaran laba, utang dan total aset berpengaruh terhadap variabel dependen telah mampu menjelaskan model penelitian sesuai data empiris yang digunakan atau goodness of fit test.

Hasil Uji Keseluruan Model

Hasil uji keseluruhan model adalah pengujian yang dilakukan dalam menilai suatu model yang terdapat pada rumusan masalah apakah data dengan model penelitian telah fit atau tidak. Uji ini digunakan dengan membandingkan antara kedua nilai -2 Log likelihood. Jika terdapat pengurangan

Tahap Uji Komparatif Degree of

freedom Signifikasi

1 16,769 8 ,333

(5)

nilai antara -2LL awal dengan nilai -2LL akhir bahwa model penelitian menunjukkan terbukti fit sesuai data. Gambar berikut akan memperlihatkan dari hasil olah data. Model Overall Fit Test ala output SPSS 24, sebagai berikut:

Tabel Model Overall Fit Test Langkah -2LL Koefisien

Const Total Aset Tahap

1

1 157,640 -16,846 1,158

2 153,808 -24,355 1,670

3 153,648 -26,246 1,814

4 153,647 -26,345 1,823

5 153,647 -26,345 1,823

a. Initial -2 Log Likelihood: 190,530 Sumber : Hasil Analisis SPSS 24, 2017

Pada tabel Iteration history diatas telah menunjukkan bahwa pada saat variabel bebas dimasukkan dengan jumlah sebesar N = 144. Degree of Fredoom (derajat kebebasan) adalah jumlah yang benar-benar bisa diambil sebagai sampel = N - banyaknya variabel bebas – 1 = 144 – 1 – 1 = 142. Chi-Square adalah uji dimana data dari ketiga variabel dalam bentuk nominal, (X1) Tabel pada Degree of Fredoom 142 pada probabilitas 0.05 = 168,613. Terdapat -2LL sebesar (153,647) lebih kecil dari pada X1 tabel (168,613) artinya apabila ada pengurangan nilai 2LL membuktikan bahwa metode analisis statistik diduga menerima asumsi, bahwa kerangka berfikir yang dibuat sambil memasukkan variabel independen adalah fit dengan data

Tabel Uji Sebelum Variabel Independen Dimasukkan Iteration Historya,b,c

Langkah -2Loglikelihood Koefisien

Konstanta

Tahap 0 1 190,534 ,500

2 190,530 ,511

3 190,530 ,511

a. Nilai -2LogLikelihood: 190,530 Sumber : Hasil Analisis SPSS 24, 2017

Berdasarkan hasil penelitian sebelum variabel bebas dimasukkan ke dalam tabel uji, maka tidak terjadi kesesuaian dengan data yang dihasilkan. Tabel Iteration History diatas merupakan proses dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan cluster yang tepat, pada saat variabel bebas tidak dimasukkan dalam suatu model N = 144 mendapatkan Nilai -2 Log Likelihood sebesar 190,530.

Degree of Freedom (DF) atau jumlah yang benar – benar bisa dijadikan sampel sebanyak = N – 1 = 144 – 1 = 143. Chi-Square (X3) tabel pada DF 143 dengan probabilitas 0,05 = 171,907. Nilai yang terdapat pada -2 Log Likelihood sebesar 190,530 lebih besar dibanding nilai pada X1 tabel sebesar 171,907 sehingga menolak dugaan yang menyatakan tidak adanya pengaruh, tabel diatas membuktikan pada saat sebelum model memasukkan variabel bebas adalah tidak sesuai atau tidak fit sama data.

Hasil Uji Ketepatan Model (Classification Plot)

Uji ketepatan model atau classification plot digunakan untuk melihat kelayakan model, dengan melihat seberapa besar nilai persentase pada Classification Table. Misalnya jika nilai persentase menunjukkan nilai 85% berarti model layak digunakan dan mampu menebak dengan benar 85%

kondisi yang terjadi

Tabel Uji Ketepatan Model Classification Tablea

Observed

Predicted

KeikutsertaanTA Perce tage Correct

Tidak Ikut

Step 1 Keikutsertaan TA

Tidak 35 19 64,8

Ikut 13 77 85,6

Percentage 77,8

Sumber : Hasil Analisis SPSS 24, 2017

(6)

Berdasarkan tabel uji ketepatan model di atas, diketahui bahwa jumlah sampel yang tidak mengikuti program tax amnesty 35 + 19 = 54 koperasi. Yang benar-benar tidak mengikuti amnesti pajak sebanyak 35 koperasi dan yang seharusnya tidak mengikuti namun mengikuti amnesti pajak, sebanyak 19 koperasi. Jumlah sampel yang mengikuti program tax amnesty 13 + 77 = 90 koperasi.

Yang benar-benar mengikuti amnesti pajak sebanyak 13 koperasi dan yang seharusnya tidak mengikuti namun mengikuti amnesti pajak, sebanyak 77 koperasi. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat membuktikan bahwa hasil penelitian memberikan gambaran model regresi logistik menggunakan kriteria klasifikasi ini, memberikan hasil yang cukup baik, karena mampu mengintepretasikan secara tepat dengan tingkat prosentase sebesar 77,8% kondisi yang terjadi.

Hasil Uji Wald

Hasil uji menggunakan Wald Statistic digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien regresi dengan nilai kemungkinan peluang (Sig) lebih kecil dari 0,05 (α) itu artinya variabel bebas yakni nilai total aset mempengaruhi terhadap keikutsertaan amnesti pajak. pada tabel uji koefisien regresi logitik berikut akan dibuktikan apakah masing – masing variabel akan saling memengaruhi terhadap variabel dependen.

Tabel Uji Wald

Sumber : Hasil Analisis SPSS 24, 2017

Dari tabel diatas variabel total aset yang memiliki nilai p value (Sig) kurang dari 0,05, hal ini berarti variabel total aset mempunyai pengaruh terhadap tingkat keyakinan wajib pajak untuk mengikuti amnesti pajak di dalam model.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Besaran Total Aset Terhadap Keikutsertaan Program Tax Amnesty

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel total aset memiliki nilai koefisien regresii sebesar 1,823 pada tingkat keyakinan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α 0,05. Nilai peluang dalam suatu kejadian atau biasa disebut dengan odds ratio yang diperoleh variabel ini sebesar 6,188 yang berarti bahwa setiap lembaga koperasi syariah yang mempunyai total aset besar, cenderung akan mengikuti program tax amnesty sebesar 6,188 kali dibanding dengan wajib pajak badan koperasi syariah yang mempunyai total aset yang lebih kecil. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari (Setyaningsih & Okfitasari, 2016) dan tujuan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan wajib pajak untuk mengikuti amnesti pajak adalah wajib pajak menginginkan aset yang dia miliki menjadi lebih aman dan mendorong repatriasi aset atau deklarasi aset.

Hal ini menunjukkan bahwa lembaga koperasi dengan memiliki total aset yang besar lebih mempunyaii peluang yang besar dalam keikutsertaan amnesti pajak, karena dengan memiliki total aset yang besar dianggap lembaga koperasi tersebut memiliki tingkat kepentingan dan kepatuhan yang besar pula terhadap negaranya, sehingga dengan total aset yang besar akan lebih mendorong dan menentukan wajib pajak dalam meningkatkan kepatuhan administrasi perpajakannya (Yustiari, 2016). Semakin tinggi total aset yang dimiliki dianggap akan sangat sensitif terhadap prilaku menyimpang dalam membuat laporan keuangan maupun dalam melaporkan administrasi perpajakannya, jadi pada saat tax amnesty berlaku peluang yang sangat besar akan diikuti oleh wajib pajak dalam kategori ini (Sri & Dwi, 2009) Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mengamankan usahanya dari pemeriksaan pajak yang mungkin saja akan dialaminya, menghindari sanksi pajak, alasan lain tingkat kekhawatiran terhadap periksaan pajak pada koprasi dengan total aset yang kecil akan tidak sama dibanding dengan lembaga koperasi yang mempunyai total aset yang kecil.

B SE Wald Df Sig Exp

95%

Low Up Step 1a Size 1,823 ,482 14,305 1 ,000 6,188 2,406 15,911

Constan

t -26,345 5,466 23,231 1 ,000 ,000

Size 1,823 ,482 14,305 1 ,000 6,188 2,406 15,911

(7)

KESIMPULAN

Hasil riset pada atikel ini menunjukkan variabel total aset memang terbukti mempengaruhi keikutsertaan amnesti pajak, ini dilihat dari hasil analisis nilai koefisien regresi sebesar 1,823 pada tingkat keyakinan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α 0,05. Tekhnik analisa data yang digunakan untuk mengetahui keikutsertaan wajib pajak dalam program amnesti pajak dengan menggunakan model regresi logistik mampu memberikan keyakinan yang lebih besar terhadap kondisi sebenarnya yang terjadi, hall semacam ini sekaligus dapat menjadi tolak ukur terkait tingkat keberhasilan program amnesti pajak yang dijalankan oleh pemerintah serta seberapa besar tingkat keikutsertaan wajib pajak untuk program tersebut.

Keterbatasan penelitian ini masih jarang dilakukan oleh peneliti lain, sehingga variabel yang serupa terkait penelitian total aset terhadap keikutsertaan program tax amnesty sulit dicari sebagai bahan rujukan oleh peneliti, peneliti menganggap masih banyak kekurangan dari hasil penelitian ini, sedangkan pada obyek yang dijadikan penelitian masih kurang dari 50% atau tidak semuanya lembaga koprasi bersedia memberikan data keuangannya dari 491 lembaga hanya 144 yang bersedia memberikan data keuangannya, peneliti berharap akan banyak yang dijadikan objek penelitian selanjutnya agar penelitian yang dihasilkan lebih akurat dan terpercaya, dan untuk riset selanjutnya bisa menggunakan nilai aset yang dilaporkan dalam amnesti pajak. Menjadi menarik untuk diteliti secara lebih mendalam untuk peneliti selanjutnya terutama pada wajib pajak badan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terkait pengaruh total aset terhadap keikutsertaan wajib pajak terhadap amnesti pajak, diharapkan banyak kritikan dan saran oleh peneliti selanjutnya yang sifatnya membangun demi untuk memperbaiki dan menyempurnakan hasil riset ini.

Model penelitian serupa yang dapat dikembangkan dengan diaplikasikan pada industri lain selain lembaga induk koperasi syariah, dengan melakukan metode observasi atau pengamatan secara mendalam diharapkan akan mampu menemukan variabel baru lainnya yang bisa menjadi alternatif tolak ukur dalam keberhasilan program amnesti pajak yang dijalankan misalnya dengan mencari variabel lain yang relevan untuk program amnesti pajak, atau mengubah variabel yang tidak terdapat pengaruh dengan menggunakan variabel lain. Variabel yang diteliti seperti besaran laba, besaran utang, dan ukuran perusahaan terhadap keikutsertaan amnesti pajak masih jarang dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya di Indonesia, sehingga perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang sama atau bisa menambah dengan variabel lain dengan tujuan memberikan kritik atau masukan yang sifatnya membangun terhadap penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Alichia, Y. P. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan , Pertumbuhan Perusahaan , Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Univ. Negeri Padang, 1–17.

Bayer, R. C., Oberhofer, H., & Winner, H. (2015). The occurrence of tax amnesties: Theory and

evidence. Journal of Public Economics, 125, 70–82.

https://doi.org/10.1016/j.jpubeco.2015.02.006

Chomsatu, A. (2016). Pengaruh Prinsip Keadilan dan Struktur Tarif pajak Terhadap Keikutsertaan Program Amnesti Pajak. Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta, (September), 412–422.

Darmayasa, I. N., Sudarma, I. M., Achsin, M., & Mulawarman, A. D. (2016). Deconstruction of equitable tax amnesty. International Journal of Applied Business and Economic Research, 14(11), 8167–8179.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete (Edisi 8). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hermuningsih, S. (2013). Pengaruh Profitabilitas , Growth Opportunity , Sruktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 127–148.

Ibrahim, M. A., Myrna, R., Irawati, I., & Kristiadi, J. B. (2017). A Systematic Literature Review on Tax Amnesty in 9 Asian Countries. International Journal of Economics and Financial Issues, 7(3), 220–225.

Jumiati, F., Made, N., & Ratnadi, D. (2014). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia, 2, 91–101.

Kumalasari, W. (2017). Menuju Berakhirnya Program Tax Amnesty. Peta, 2(1), 64–78.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan (Edisi Terb). Penerbit ANDI Yogyakarta.

Puspasari, S. (2012). Pengaruh Moralitas Individu Dan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Eksperimen Pada Konteks Pemerintahan Daerah.

Simposium Nasional Akuntansi, 1–30.

Putri, W. (2017). Tax Amnesty and Aset Repatriation in Indonesia. Erasmus Universiteit Rotterdam.

Ragimun. (2013). Analisis Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) Di Indonesia. Analisis

(8)

Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) Di Indonesia, 27(Analisis Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) Di Indonesia), 27.

Republik Indonesia. (1984). Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1984 Tentang Pengampunan Pajak.

Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.

Saputra, A. (2016). Analisis Pengaruh Earnings Management Dan Kinerja Operasional Perusahaaan Terhadap Return Saham Setelah Pengumuman Tax Amnesty Oleh. STKIP PGRI Ngawi, XVIII(2), 1–19.

Sembiring. (2015). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Master’s thesis), 7(1), 17–38.

Ser, P. C. (2013). Determinants of Tax Non-Compliance in Malaysia (Doctoral Dissertation), (December), 123. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Setyaningsih, T., & Okfitasari, A. (2016). Mengapa Wajib Pajak Mengikuti Tax Amnesty (Studi Kasus Di Solo). Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 20(4), 415–433.

Sri, R. R., & Dwi, A. (2009). Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. JBA, 11(1), 33–56.

Tambunan, R. (2015). Mengupas Sunset Policy & Tax Amnesty , Senjata Kejar Target Pajak.

Violetta, S., & Khairani, S. (2016). Persepsi Wajib Pajak Tentang Tax Amnesty Terhadap Keinginan Mengikuti Tax Amnesty ( Studi Empiris Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP MadyaKota Palembang ), (x), 1–13.

Wijaya, S., & Arisman, A. (2015). Pengaruh Pengetahuan Pajak , Sanksi Pajak , dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kemauan Membayar Pajak Sebagai Intervening ( Studi Kasus KPP Pratama Ilir Barat di Kota Palembang ), 1–17.

Yustiari, S. H. (2016). Tax Amnesty dalam Perspektif Good Governance, 2(3), 19–27.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh Kebijakan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Profesi Dokter yang melakukan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wonosari mengenai Persepsi Wajib Pajak Tentang Kebijakan Tax Amnesty , dan Motivasi

Surat paksa merupakan surat yang dikeluarkan oleh pihak fiskus dalam melakukan tagihan pajak kepada wajib pajak yang yang tidak melunasi utang pajaknya dan telah

Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) menurut Rahayu (2013:327) yaitu, “Pengampunan pajak atau yang sering disebut Tax Amnesty merupakan kebijakan pemerintah di bidang

Judul Skripsi : Pengaruh Tax Amnesty, Sanksi Pajak dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Apakah tax amnesty berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangka.. Apakah sanksi pajak berpengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tax amnesty , kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Ketentuan gijzeling tersebut kemudian diterapkan juga dalam hukum pajak sebagai upaya penagihan pajak terhadap wajib pajak yang beri’tikad tidak baik untuk melunasi utang pajaknya yang