• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTAR PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANTAR PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANGKAT "

Copied!
105
0
0

Teks penuh

Komunikasi antarbudaya memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan komunikasi yang harmonis antara orang-orang yang berbeda latar belakang. Interaksi dan pergaulan dengan orang-orang yang berbeda budaya akan membantu dalam memahami berbagai jenis perbedaan budaya yang ada.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Proses Komunikasi Antarbudaya

Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol-simbol sebagai medianya. Simbol sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, gerak tubuh, gerak tubuh, warna dan lain-lain yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. oleh satu orang ke orang lain dengan menggunakan suatu alat atau media sebagai media kedua setelah menggunakan simbol sebagai media pertama.

Intensitas Komunikasi

Maka dari berbagai tingkat komunikasi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa intensitas komunikasi dapat terjadi pada tingkat hubungan puncak yang ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan rasa saling percaya antara kedua pihak. Sebagaimana dikemukakan Devito (dalam Indrawan, 2013: 6) bahwa “Intensitas komunikasi adalah tingkat kedalaman dan keluasan pesan yang terjadi pada saat berkomunikasi dengan orang.

Dimensi-dimensi Komunikasi Antarbudaya

Saluran komunikasi yang dilalui pesan komunikasi antar budaya. Saluran komunikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah saluran interpersonal dan saluran media massa. Jika komunikasi antarbudaya melibatkan dua individu atau kelompok kecil, maka saluran yang dilalui pesan tersebut adalah saluran interpersonal (komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok kecil).

Persepsi Budaya

Pandangan Dunia

Oleh karena itu, pandangan dunia membentuk budaya dan bertindak untuk membedakan budaya yang satu dengan budaya yang lain (Mulyana dan Rakhmat dalam Lubis, 2016: 64). Pandangan dunia sangat mempengaruhi komunikasi antar budaya dengan cara yang tidak terlihat dan tidak nyata.

Sistem Lambang

Bahasa berfungsi sebagai mekanisme berkomunikasi sekaligus sebagai pedoman dalam memandang realitas sosial yang tidak dapat ditransfer secara sempurna ke dalam bahasa lain. Gudykunst dan Kim (dalam Lubis) sepakat bahwa kegagalan utama dalam komunikasi adalah ketidakpastian dalam menyampaikan isi secara hati-hati.

Organisasi Sosial

Gaya Komunikasi Antarbudaya

Gaya Komunikasi Konteks Tinggi dan Komunikasi Konteks Rendah Gaya komunikasi ada di dalam setiap jenis atau bentuk komunikasi. Gaya

Balai yaitu komunikasi konteks tinggi (High Culture Context/HCC) dan komunikasi konteks rendah (Low Culture Context/LCC). Orang-orang dalam budaya konteks tinggi mengharapkan orang lain memahami suasana hati yang tidak terucapkan (Lubis.

Tabel 2.1: Perbandingan Persepsi Budaya pada HCC dan LCC  High culture context (HCC)  Low culture Context (LCC)  Prosedur  pengalihan  informasi  lebih
Tabel 2.1: Perbandingan Persepsi Budaya pada HCC dan LCC High culture context (HCC) Low culture Context (LCC) Prosedur pengalihan informasi lebih

Paralinguistik

Dalam budaya konteks rendah, misalnya Amerika, masyarakatnya menggunakan pola pikir linier, sehingga mereka juga berbicara secara linier. Gaya bicara ini bercirikan ciri-ciri yang lugas, tidak rumit, dan eksplisit. Sedangkan orang-orang dalam budaya konteks tinggi misalnya Jepang berbicara secara non-linier, tidak langsung, dan banyak basa-basi.

Komunikasi Efektif Untuk Keharmonisan Dalam Organisasi Kajian tentang komunikasi organisasi merupakan hal yang tidak lepas dari

  • Fungsi Informatif
  • Fungsi Regulatif
  • Fungsi Persuasif
  • Fungsi Integratif

Artinya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap menerima informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang diperoleh memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih akurat.Informasi tersebut pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap orang yang mempunyai kedudukan berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Bahasa Verbal dan NonVerbal Dalam Proses Komunikasi Antarbudaya Bahasa verbal maupun non-verbal sebagai bentuk pesan yang digunakan

Simbol

Simbol menghasilkan tingkat ketidakpastian karena banyaknya makna pada penerimanya dan dengan demikian menghilangkan kemungkinan prediktabilitas dalam respons terhadapnya. Oleh karena itu, pembedaan antara sinyal dan simbol harus didasarkan pada respons fungsional, bukan pada elemen dan sifat intrinsik yang dikandungnya.

Proses-proses Verbal

Proses-proses Non-verbal

Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, kita mengirim dan menerima pesan non-verbal. Pesan atau perilaku non-verbal memberi tahu kita bagaimana menafsirkan pesan lain yang terkandung di dalamnya.

Kompetensi Komunikasi Antarbudaya

Sehingga ada yang mengatakan bahwa bahasa verbal itu penting, namun bahasa nonverbal juga tidak kalah pentingnya, bahkan mungkin lebih penting dalam peristiwa komunikasi. Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah proses non-verbal yang terjadi di setiap negara di dunia dan antar kelompok berbeda di setiap negara.

Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Yeasy Agustina Sari (2018) dengan judul Dinamika Komunikasi Antarbudaya Dalam Harmonisasi Santri di Pondok Pesantren Darul A'mal Metro. Penulis menyimpulkan bahwa proses dinamika komunikasi antarbudaya di Pondok Pesantren Darul A'mal mencakup beberapa aspek, salah satunya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang mudah dipahami.

Kerangka Konsep

Kategorisasi Penelitian

Metode Penelitian

Creswell dalam Gunawan (2013:82) penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif konstruktif (misalnya makna yang timbul dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan membangun teori atau pola pengetahuan tertentu). atau berdasarkan perspektif partisipatif. Penelitian kualitatif tidak menguji teori sebagai tolak ukur, namun teori digunakan untuk membantu menjelaskan hasil. Berdasarkan asumsi di atas maka benang merahnya adalah penelitian kualitatif menganalisis temuan dan menjelaskannya dengan kata-kata.

Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian adalah suatu tujuan ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu dan penerapan tentang sesuatu yang obyektif, sahih, dan dapat dipercaya mengenai suatu hal variabel tertentu (Sugiyono, 2014:41). Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai komunikasi antar budaya dalam koordinasi hubungan serta mengetahui interaksi antar pegawai dalam pelaksanaan komunikasi antar budaya di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.

Informan Penelitian

Informan adalah pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN). Salah satu informan yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat pada bidang sumber daya kesehatan, mempunyai suku bata Karo.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara

Bentuk wawancara langkah demi langkah yang kedua ini agak lebih formal dan sistematis dibandingkan wawancara mendalam, namun masih kurang formal dan tidak sistematis dibandingkan wawancara sistematis. Ciri utama wawancara ini adalah dilakukan secara bertahap dan pewawancara tidak perlu terlibat dalam kehidupan sosial informan.

Observasi

Wawancara terfokus dilakukan dari topik yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Yang akan diamati dalam hal ini adalah proses komunikasi antar budaya yang dilakukan oleh pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.

Studi Dokumentasi

Metode Penelusuran Data Online

Teknik Analisis Data

Menurut Patton (Moleong), analisis data adalah “proses menyusun urutan data, mengorganisasikannya ke dalam pola, kategori, dan deskripsi dasar.” Definisi tersebut memberikan gambaran betapa pentingnya posisi analisis data ditinjau dari tujuan penelitian. .

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan/verifikasi

Teknik Keabsahan Data

Uji kredibilitas atau validitas internal merupakan uji keyakinan terhadap data penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara memperluas observasi, meningkatkan ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi dengan rekan sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Uji konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji objektivitas penelitian. Penelitian disebut objektif apabila hasil penelitiannya disetujui oleh banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas sama dengan uji reliabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

  • Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
  • Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat 1. Visi

Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Langkat di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang manajer pelayanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Manajer Wilayah melalui Sekretaris Daerah Bidang Kesehatan dan melaksanakan tugas pembantuan menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerapan sistem informasi kesehatan ( SIK), antara lain dengan terus mengaktifkan sistem pelaporan berkala bulanan, triwulanan, dan tahunan. Salah satu bentuk hasil dari upaya tersebut pada bulan Januari hingga Desember 2019 adalah terbitnya Profil Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2019 yang disusun secara rutin setiap tahunnya.

Misi

Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat

Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mempersiapkan dan menghadapi permasalahan kedaruratan kesehatan. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan strategi pemberdayaan/mobilisasi masyarakat yang didukung dengan atmosfer building dan advokasi.

Komunikasi Antarbudaya Dalam Harmonisasi Hubungan Antar Pegawai

Wawancara dilakukan pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2019 di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat di Ruang Pelayanan Kesehatan. Peneliti melakukan wawancara terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Tata Usaha Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.

Proses Komunikasi Antarbudaya

Pemilihan bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten. Dalam hal ini komunikasi yang dibangun oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dilakukan secara rutin dan terlihat pegawai terlihat antusias dalam berkomunikasi dengan rekan-rekan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.

Intensitas Komunikasi

Bagaimana gaya komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi, seperti yang diungkapkan oleh Bapak. Rudi Hartono S., jelas S.T. Setiap gaya komunikasi merupakan suatu perilaku komunikasi yang digunakan untuk memperoleh tanggapan atau respons dari orang lain.

Persepsi

Sikap dan respon yang baik dari pegawai dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan rekan kerja dinilai akan membantu terciptanya komunikasi yang baik dan memperlancar kerjasama antar pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. Menurut saya tidak ada yang perlu dikeluhkan ya dari perbedaan budaya, justru perbedaan tersebut harus disikapi secara positif agar memberikan dampak positif bagi komunikasi dan hubungan yang terjalin antar pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. .

Kompetensi Komunikasi Antarbudaya

Saya memahami bahwa terdapat perbedaan budaya antar pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut.” Efek positif dari komunikasi yang dijalin oleh pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat memerlukan kesadaran dari para pegawai untuk dapat menunjukkan sikap saling menghargai perbedaan budaya. ditemukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.

Harmonisasi Hubungan

Terjalinnya hubungan yang harmonis antar pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat merupakan cita-cita dan keinginan setiap pegawai yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. Terciptanya hubungan yang harmonis antar pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat diperlukan upaya dan tindakan yang dianggap dapat membantu terciptanya hubungan yang harmonis tersebut.

Pembahasan

  • Komunikasi Antarbudaya Dalam Harmonisasi Hubungan Antar Pegawai Di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
  • Proses Komunikasi Antarbudaya
  • Intensitas Komunikasi
  • Gaya Komunikasi Antarbudaya
  • Persepsi
  • Kompetensi Komunikasi Antarbudaya
  • Harmonisasi Hubungan

Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat saling berinteraksi dan berkomunikasi meskipun berbeda latar belakang budaya. Komunikasi antar budaya sendiri dilakukan untuk memberikan dampak positif guna mempererat hubungan antar pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.

Simpulan

Pegawai harus tanggap dan mempunyai sikap yang baik terhadap komunikasi pegawai di Dinas Kesehatan. Komunikasi merupakan salah satu upaya pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat untuk mempererat hubungan antar pegawai.

Saran

Selama ini komunikasi antar budaya yang dilakukan oleh para pegawai memberikan dampak positif dalam terjalinnya hubungan yang harmonis diantara para pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, karena para pegawai sudah terbiasa hidup dalam perbedaan budaya dan berusaha untuk saling menghargai budaya yang alamiah. kepada karyawan Langkat. Dinas Kesehatan Kabupaten.. Dampak komunikasi antar budaya dan harmonisasi hubungan pegawai pada Dinas Pendidikan dan Pengajaran di Kabupaten Langkat.

Gambar

Tabel 2.1: Perbandingan Persepsi Budaya pada HCC dan LCC  High culture context (HCC)  Low culture Context (LCC)  Prosedur  pengalihan  informasi  lebih
Gambar 2.1. Kerangka konsep  Komunikasi Antarbudaya antar pegawai di  KantorDinas Kesehatan Kabupaten Langkat
Tabel 2.2 Kategorisasi penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma dan metode sequential Search yang digunakan sangat cocok digunakan dalam aplikasi kamus bahasa Indonesia Karo karena dapat menerjemahkan kata yang dicari dengan cepat, apabila