• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus

N/A
N/A
lyn

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

JUDUL : Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus L) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Karya tulis ilmiah ini diujikan pada saat sidang ujian akhir Program Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun nangka dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) yang mempunyai efek penghambatan yang efektif terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. yang sama dengan efek tetrasiklin sebagai pembanding.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) mempunyai efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan belum ada konsentrasi ekstrak daun nangka yang mempunyai sifat antibakteri yang sama dengan ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L). tetrasiklin. antibiotik. Uji efek antibakteri ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun nangka yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yang sejenis. dibandingkan dengan efek tetrasiklin.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) mempunyai efek antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, dan tidak ada konsentrasi ekstrak daun nangka yang sama dengan antibakteri antibiotik tetrasiklin. Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkannya sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dan melakukan penelitian hingga selesainya karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol”. daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) terhadap pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.”

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perumusan Masalah

Berapa konsentrasi ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) yang mempunyai efek penghambatan efektif terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, yang sebagai perbandingan sama dengan efek tetrasiklin.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tumbuhan

  • Deskripsi Tumbuhan
  • Nama Daerah Tumbuhan 1. Anane (Ambon)
  • Sistematika Tumbuhan Divisio : Magnoliophyta
  • Faktor Pertumbuhan Bakteri
  • Bentuk Bakteri
  • Staphylococcus aureus
    • Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus
    • Penyakit yang Ditimbulkan Staphylococcus aureus
  • Antibakteri
  • Uji Antibakteri
  • Ekstrak
  • Tetrasiklin HCl
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis

Daun nangka mengandung magnesium, nutrisi penting dalam penyerapan kalsium, dan bekerja sama dengan kalsium untuk memperkuat tulang dan mencegah penyakit tulang lainnya seperti osteoporosis. Daun nangka mengandung zat besi yang mencegah anemia dan membantu melancarkan peredaran darah dalam tubuh kita. 7 Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak dapat mentoleransi alkohol selama pewarnaan Gram sehingga menyebabkan warna pewarna pertama hilang.

Bakteri gram positif merupakan bakteri yang resisten terhadap alkohol pada pewarnaan Gram, sehingga masih berikatan dengan pewarna pertama dan tidak berikatan dengan pewarna kontras yang berarti bakteri tersebut tetap berwarna ungu. Suhu Setiap bakteri mempunyai suhu optimal untuk tumbuh dan batas suhu untuk tumbuh. Bakteri anaerob fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan baik pada atmosfer dengan atau tanpa oksigen.

Bakteri yang memerlukan kadar garam tinggi disebut halofil, sedangkan bakteri yang memerlukan tekanan osmotik tinggi disebut osmofil. Jenis bakteri spiral sangat sedikit. Kelompok ini merupakan kelompok terkecil dibandingkan dengan basil dan kokus. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat (coccus) dan setiap selnya mempunyai diameter kurang lebih 0,5 – 1µm.

Staphylococcus tidak bergerak dan tidak membentuk spora.Untuk membedakan Staphylococcus aureus dengan spesies Staphylococcus lainnya digunakan uji koagulase. Staphylococcus aureus juga bisa berasal dari kontaminasi langsung pada luka, misalnya infeksi Staphylococcus pasca operasi atau infeksi penyerta trauma. Jika infeksi disebabkan oleh Staphylococcus aureus, yang tidak menghasilkan β-laktamase, penisilin G adalah obat pilihan, namun hanya sebagian kecil strain Staphylococcus aureus yang sensitif terhadap penisilin G.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen terpenting pada manusia yang berpotensi menginfeksi setiap jaringan tubuh manusia dan menyebabkan infeksi kulit. Kegunaan metode pengenceran ini adalah untuk mencari MIC (Minimum Inhibitory Level), yaitu kadar obat terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Seperti metode Kirby Bauer, setelah bakteri dimasukkan ke dalam media agar, dibuat lubang dengan diameter tertentu dan ditambahkan larutan antibakteri ke dalam lubang tersebut dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 18 - 24 jam.

Pindahkan ke wadah tertutup, diamkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari, lalu tuang atau saring. Ekstrak Etanol Daun Nangka merupakan ekstrak kental Daun Nangka yang dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 20%, 30% dan 40%.

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Pengambilan Sampel
  • Cara Pengumpulan Data
  • Alat dan Bahan 1 Alat
    • Bahan 1. Aquadest
  • Prosedur Kerja
    • Pembuatan Ekstrak Daun Nangka
    • Perhitungan Cairan Penyari
    • Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Daun Nangka 1. Konsentrasi 20%
    • Pengenceran Tetrasiklin HCl
    • Pembuatan Media Manitol Salt Agar (MSA) Komposisi
    • Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Komposisi
    • Pembuatan Media Muller Hinton Agar (MHA) Komposisi
    • Pembuatan Larutan NaCl 0,9%
    • Pembuatan Suspensi Standard Mc.Farland Komposisi
    • Pembiakan Bakteri
    • Pengecetan Gram
    • Pengenceran Bakteri Staphylococcus aureus Cara pembuatan
    • Uji Efek Antibakteri Ekstrak Daun Nangka

Timbang 200 g daun nangka (yang telah dikeringkan dan dipotong halus setebal 0,3 cm) ke dalam wadah dan tambahkan 1697 ml etanol 70%, lalu tutup. Tiriskan, peras, cuci sisa dengan sisa 566 ml cairan penyaring, pindahkan ke wadah tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Evaporasi hasil maserat menggunakan rotary evaporator pada suhu tidak melebihi 40˚C hingga diperoleh ekstrak kental.

Campurkan kedua larutan dalam tabung reaksi dan kocok hingga merata.Jika kekeruhan suspensi bakteri uji sama dengan kekeruhan suspensi standar Mc.Farland, maka konsentrasi suspensi bakteri adalah koloni/ml. Hasil yang diperoleh berupa koloni berwarna kuning keemasan dimana terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning, kemudian dilakukan pewarnaan gram untuk melihat apakah kultur bakteri tersebut merupakan bakteri Staphylococcus aureus. Koloni spesifik Staphylococcus aureus, didaur ulang kemudian ditempelkan pada media nutrien agar (NA) miring, diinkubasi dalam inkubator bersuhu 37˚C selama 24 jam.

Tambahkan larutan Lugol, biarkan selama 45 - 60 detik, lalu bilas dengan alkohol 96%, biarkan selama 30 detik, lalu bilas dengan air suling. Tambahkan larutan fuchsin dan diamkan selama 1 - 2 menit, bilas dengan aquades lalu tiriskan kaca objek, serap airnya dengan kertas penyerap. Jika bakterinya adalah bakteri Staphylococcus aureus, maka hasil yang didapat di bawah mikroskop adalah bakteri berbentuk bulat, bergerombol tidak beraturan seperti buah anggur dan berwarna ungu.

Ambil satu lilitan kawat steril bakteri Staphylococcus aureus berumur 24 jam dari kultur pada media NA miring. Lakukan pengenceran dengan memipet 1 ml kultur bakteri (koloni/ml), masukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 9 ml larutan NaCl 0,9% sambil dikocok hingga homogen, hingga diperoleh suspensi bakteri dengan konsentrasi koloni/ml. . Lakukan pengenceran kembali dengan memipet 1 ml kultur bakteri (koloni/ml), masukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 9 ml larutan NaCl 0,9%, kocok hingga homogen kemudian diperoleh suspensi bakteri dengan konsentrasi koloni/ml.

Pipet 0,1 ml suspensi bakteri dengan konsentrasi koloni/ml, masukkan ke dalam 100 ml media MHA lalu kocok hingga homogen, kemudian tuangkan ke dalam masing-masing cawan petri dan biarkan hingga memadat. Celupkan paper disc ke dalam Ekstrak Daun Nangka yang dibuat dengan berbagai konsentrasi, larutan pembanding (kontrol positif) dan etanol 70%. Angkat perlahan dengan pinset, letakkan paper disc secara aseptik ke dalam cawan petri yang berisi MHA dan suspensi bakteri sesuai tanda yang dibuat terlebih dahulu.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek antibakteri yang terkandung dalam ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) pada konsentrasi tertentu dengan cara mengukur diameter penghalang di sekeliling kertas cakram. Menurut Jurnal Permata Indonesia, zona hambat kurang dari 14 dikatakan kelompok resisten antibakteri, zona hambat 15 – 18 dikatakan kelompok antibakteri intermediet, zona hambat lebih dari 19 dikatakan kelompok antibakteri intermediet, zona hambat lebih dari 19 dikatakan kelompok antibakteri sedang. kelompok sensitif antibiotik. Ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L) diuji pada konsentrasi 20%, 30% dan 40% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Pada konsentrasi 20% rata-rata zona hambat Ekstrak Etanol Daun Nangka adalah 12 mm, konsentrasi tersebut belum dapat dikatakan efektif sebagai antibakteri, namun mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi 30% rata-rata zona hambat Ekstrak Etanol Daun Nangka adalah 13,6 mm Konsentrasi ini belum dapat dikatakan efektif sebagai antibakteri, namun mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi 40% rata-rata zona hambat Ekstrak Etanol Daun Nangka sebesar 14,6 mm, konsentrasi tersebut dapat dikatakan sebagai antibakteri yang efektif.

Rata - Rata Zona Hambat (mm)

Kontrol antibiotik digunakan untuk melihat perbandingan dan mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak etanol daun sukun mempunyai daya hambat yang sama terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Zona hambat yang diperoleh dengan antibiotik tetrasiklin adalah 17,8 mm dan zona hambat ini tidak setara dengan konsentrasi ekstrak etanol daun sukun.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Saran

Jogjakarta Chintia, S., 2014 Menguji daya hambat pemberian infusa daun nangka (Artocarpus. heterophyllus) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri ekstrak pelepah pisang ambon (Musa.paradisiaca) terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada luka bakar kelinci jantan. Wiga, S.S., 2012 Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L) terhadap Staphylococcus aureus yang rentan dan multidrug-resisten.

Gambar 5. Ekstrak kental Daun Nangka
Gambar 5. Ekstrak kental Daun Nangka

Referensi

Dokumen terkait