• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of APPLICATION OF INTERNET-BASED AUTOMATIC FEED TOOLS AND UTILIZATION OF MAGGOT AS AN ALTERNATIVE FEED FOR FISHERY GROUPS IN PANGKALAN VILLAGE ACEH TAMIANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of APPLICATION OF INTERNET-BASED AUTOMATIC FEED TOOLS AND UTILIZATION OF MAGGOT AS AN ALTERNATIVE FEED FOR FISHERY GROUPS IN PANGKALAN VILLAGE ACEH TAMIANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

34

Jurnal Mardika, Masyarakat Berdikari dan Berkarya

https://ejurnalunsam.id/index.php/mardika Volume 2 | Nomor 1 | Maret |2024

e-ISSN: 3032-3053, dan

DOI: doi.org/10.55377/mardika.v2i1.9733

Penerapan Alat Pakan Otomatis Berbasis Internet Dan Pemanfaatan Maggot Sebagai Pakan Alternatif Pada Kelompok Perikanan Di Desa Pangkalan Aceh Tamiang

Beni Al Fajar1), Liza Fitria2), Sara Gustia Wibowo1), Fitriani1), Khairul Muttaqin2) 1 Prodi MIPA Biologi, Fakultas Teknik Universitas Samudra

2 Prodi Informatika, Fakultas Teknik Universitas Samudra

Kata Kunci:

Kelompok Pangkal Ikan Hermetia illucens Clarias gariepinus Alat Otomatis

Corespondensi Author

Prodi MIPA Biologi, Fakultas Teknik Universitas Samudra

Alamat Penulis

Email: [email protected]

History Artikel

Received: 02-02-2024;

Reviewed: 10-02-2024 Revis ed: 18-02-2024 Accepted: 24-02-2024 Published: 30-03-2024

Abstrak. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mencari pakan alternatif pengganti pakan komersil dengan memanfaatkan maggot dari lalat tentara hitam (Hermetia illucens) atau Black Soldier Fly (BSF) yang tinggi protein dan penggunaan alat pemberian pakan otomatis berbasis Internet of Things (IOT) guna mengurangi biaya pakan, waktu pemberian dan meningkatkan hasil produksi lele. Pengabdian ini dilakukan selama 6 bulan dengan beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, sosialisasi program PKM, Budidaya lalat BSF hingga pemanenan maggot, pembuatan alat pemberian pakan otomatis berbasis IOT, tahap pelatihan penerapan teknologi, tahap pendampingan operasional, tahap monitoring evaluasi.

Berdasarkan hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan pelatihan anggota kelompok belum mengerti bagaimana teknik dalam budidaya lalat BSF. Akan tetapi setelah diberikan pelatihan semua anggota kelompok dapat memahaminya dengan baik. Selanjutnya dalam kegiatan penerapan alat pemberian pakan otomatis, kelompok pangkal ikan dilibatkan langsung secara penuh agar dapat mengoperasikan alat secara mandiri nantinya. Dapat disimpulkan pelaksanaan program mampu memberikan pemahaman mengenai budidaya lalat BSF dan penerapan alat pemberian pakan otomatis berbasis IOT. Pelaksanaan program memberikan dampak yang positif khususnya bagi kelompok Pangkal Ikan sehingga mampu mengurangi biaya pakan dan dapat mengontrol pemberian pakan secara tepat sehingga lebih efektif dan efisien mempercepat proses produksi.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

(2)

Pendahuluan

Desa Pangkalan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang. Luas wilayah Desa ini ± 650 hektar, terdiri dari 374 hektar wilayah perkebunan, 150 hektar wilayah persawahan dan 126 hektar sisanya berupa area pemukiman penduduk (Sari, 2022). Berdasarkan data yang diperoleh dari data desa, Desa Pangkalan memiliki jumlah penduduk ±164 KK dengan mayoritas masyarakatnya yaitu buruh harian lepas, petani dan peternak. Oleh karena itu, di Desa Pangkalan memiliki kelompok ternak yang bergerak khusus di bidang peternakan yaitu kelompok ternak Pangkal Ikan. Kelompok ternak ini telah berdiri sejak tahun 2017 dan fokus pada proses pembenihan, pemeliharan dan penggemukan ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus).

Berdasarkan hasil survey dari kelompok ternak Pangkal Ikan yang diwakilkan oleh Bapak Sulaiman selaku ketua, beliau mengatakan bahwa kenaikan harga pakan menjadi salah satu masalah paling urgen yang dapat menghambat keberlangsungan budidaya lele. Pakan buatan pabrik cenderung mahal dan selalu naik sedangkan harga ikan di pasaran tidak mengalami kenaikan. Selain itu penentuan jenis pakan dan jumlah pemberian pakan yang sesuai sangat diperlukan agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Biasanya kelompok ini menggunakan pakan komersil PF 500 untuk benih ikan dan PF 782 untuk pembesaran dengan kandungan protein tinggi dan pakan tambahan dari jeroan ayam yang didapatkan dari pasar di Kualasimpang, Aceh Tamiang.

Penumpukan pakan komersil di dasar perairan dapat meningkatkan kadar Amonia (NH3) yang bersifat toksik bagi ikan (Gunadi et al., 2013) sedangkan pemberian jeroan ayam berlebihan dapat menyebabkan penyakit kuning (Jaundice) yang dapat mengganggu kesehatan ikan karna banyaknya kandungan mikroba didalamnya (Chang et al., 2008). Selain itu daging pada ikan juga menjadi lebih amis sehingga mempengaruhi minat konsumen. Oleh karena itu diperlukan pakan alternatif yang memiliki nilai gizi tinggi, yaitu berupa maggot dari lalat tentara hitam (Hermetia illucens).

H.illucens dikenal juga sebagai lalat BSF (Black Soldier Fly) atau lalat tentara hitam yang tidak membawa patogen sumber penyakit. Selain menghasilkan maggot sebagai pakan lele, larva dari lalat BSF juga dapat membantu proses pengomposan aerob dan memproses lebih cepat dalam mengurai sampah organik sehingga dapat mengurangi limbah organik di tempat pembuangan akhir (TPA). Berdasarkan hasil analisis gizi, maggot BSF mengandung senyawa mikro dan makro molekul yang tinggi seperti protein, karbohidrat, lemak, magnesium, zat besi, kalsium, vitamin A, D dan E (Shumo et al., 2019; Zozo et al., 2022). Kandungan protein yang tinggi (56,11%) sangat cocok untuk dijadikan bahan pengganti dan tambahan pakan komersil (Shumo et al., 2019). Memiliki kemampuan dalam mengolah maggot BSF sebagai pakan utama dan tambahan pakan komersil dalam budidaya lele adalah wujud nyata dari program kelompok ternak Pangkal Ikan Desa Pangkalan. Oleh karena itu untuk mewujudkannya perlu dilakukan praktek langsung dalam membudidayakan lalat BSF hingga menghasilakan maggot dan siap dijadikan sebagai pakan lele.

Selanjutnya Bapak Sulaiman juga menambahkan bahwa selain harga pakan yang cenderung terus mengalami kenaikan, teknik pemberian pakan yang masih secara konvensional dengan metode hand feeding juga dirasa kurang efektif dan efisien. Pemberian pakan biasanya diberikan pada pagi hari pukul 08.00, sore hari pukul 15.30 dan malam hari pukul 20.30 mengingat ikan lele merupakan hewan nokturnal yang aktif dimalam hari. Akan tetapi terkadang pemberian pakan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pemberian pakan yang tidak teratur dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi terlambat. Selanjutnya metode hand feeding juga menyebabkan sebaran pakan tidak merata dan nilai porsi pakan yang tidak tercatat sehingga berdampak pada pembengkakan biaya produksi. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya alat yang mampu secara otomatis dapat mengeluarkan pakan sesuai dengan waktu pemberian pakan dan porsi pakan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IOT). Saat ini teknik pemberian pakan secara otomatis berbasis internet sangat

(3)

Jurnal Mardika, Masyarakat Berdikari dan Berkarya Vol 2 No 1, Maret 2023

membantu dalam budidaya ternak lele. Dengan menggunakan alat ini dapat dilakukan pemberian pakan kepada ikan budidaya secara otomatis.

Berdasarkan pelatihan yang pernah diikuti dalam menarik lalat BSF dewasa sampai menghasilkan maggot dan pengalaman dilapangan mengenai dampak penggunaan maggot BSF sebagai pakan ternak khususnya unggas dan ikan membuat saya tertarik untuk mempraktekkan kembali teknologi ini kepada kelompok Pangkal Ikan. Oleh karena itu, pemberdayaan kelompok ternak Pangkal Ikan Desa Pangkalan melalui pelatihan dan pendampingan budidaya lalat BSF sebagai pakan dan pendampingan penggunaan alat otomatis pemberian pakan berbasis IOT diharapakan dapat mengurangi biaya pakan dan dapat mengontrol pemberian pakan secara tepat sehingga lebih efektif dan efisien

Metode

Adapun metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu dibagi menjadi beberapa tahap yang diuraikan sebagai berikut

a. Persiapan : agar pelaksanaan kegiatan PKM berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, maka seluruh tim PKM Universitas Samudra melakukan beberapa persiapan diantaranya pengarahan dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat proses budidaya lalat BSF dan pembuatan alat pemberian pakan otomatis dengan teknologi IOT serta kegiatan sosialisasi

b. Sosialisasi Program PKM : mitra telah bersedia sebelumnya bekerja sama dalam tim PKM, akan tetapi sosialisasi dirasa perlu untuk dilakukan mengingat kelompok ternak lele ini melibatkan banyak pihak. Sosialisasi dilakukan di rumah mitra

c. Budidaya lalat BSF: Budidaya akan dilakukan di lingkungan kolam ternak lele milik mitra.

Alat pemberian pakan otomatis dengan teknologi IOT: pembuatan alat dilakukan di Laboratorium Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Samudra. Peran mitra pada kegiatan ini menyiapkan tempat/lokasi yang akan dijadikan tempat untuk lokasi budidaya lalat BSF dan tempat untuk peletakan alat pemberian pakan secara otomatis.

d. Penerapan Teknologi : Tim PKM menyerahkan alat dan bahan yang digunakan dalam budidaya lalat BSF dan alat pemberian pakan otomatis dengan teknologi IOT. Tahap ini dibagi menjadi dua tahap, pertama dilakukan penjelesan tentang teori–teori terkait proses budidaya lalat BSF hingga menghasilkan maggot serta kendala–kedala yang mungkin muncul saat pemeliharaan dan pemanenan maggot BSF. Tahap kedua dilakukan pemaparan tentang alat pemberian pakan otomatis dengan teknologi IOT sekaligus pelatihan cara pengoperasian alat yang akan digunakan oleh mitra. Pada tahap ini seluruh anggota kelompok mitra dilibatkan langsung. Hal ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mitra terhadap proses dan alat yang digunakan nantinya. Tempat penerapan teknologi dilakukan di lokasi kolam milik kelompok ternak Pangkal Ikan.

e. Pendampingan operasional : pada tahap ini tim melakukan pendampingan proses budidaya lalat BSF dan penggunaan alat pemberian pakan otomatis dengan teknologi IOT yang dilakukan oleh mitra selama 2 bulan. Hal ini untuk mengawasi dan mengatasi kendala mitra dalam budidaya dan penggunaan alat.

f. Monitoring dan Evaluasi : pada tahap ini tim melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin berdasarkan perkembangan berlangsungnya program.

Hasil Dan Pembahasan

Berdasarkan hasil diskusi dengan Mitra menunjukkan bahwa ada beberapa masalah yang dihadapi oleh Mitra, diantaranya harga pakan yang cenderung terus mengalami kenaikan sehingga dibutuhkan pakan alternatif dan metode pemberian pakan yang masih secara konvensional dengan teknik hand feeding yang kurang efektif dan efisien. Beberapa masalah tersebut berdampak pada tingginya pengeluaran biaya untuk pemeliharaan. Pelaksanaan pelatihan dilakukan pada tanggal 06 Agustus 2022 yang dihadiri oleh anggota kelompok Pangkal Ikan yang berjumlah 20 peserta. Sebelum kegiatan dimulai peserta diberikan buku petunjuk

(4)

budidaya Maggot BSF agar memudahkan saat pelatihan dan saat anggota kelompok menerapkan kembali hasil pelatihan yang telah didapat.

Gambar 1. Pemberian pelatihan budidaya lalat BSF

Sebelum pelaksanaan pelatihan anggota kelompok belum mengerti bagaimana teknik dalam budidaya lalat BSF. Akan tetapi setelah diberikan pelatihan semua anggota kelompok dapat memahaminya dengan baik. Selanjutnya dalam kegiatan penerapan alat pemberian pakan otomatis, kelompok pangkal ikan dilibatkan langsung secara penuh agar dapat mengoperasikan alat secara mandiri nantinya.

Gambar 2. Keterlibatan langsung kelompok dalam penerapan alat

Setelah dilakukan pelatihan budidaya lalat BSF dan penerapan alat pemberian pakan otomatis, selanjutnya Tim PKM juga melakukan pendampingan untuk mengatasi kendala yang mungkin dialami kelompok pangkal ikan. Berdasarkan wawancara langsung dengan Sekretaris kelompok pangkal ikan, Bapak Rudi. Beliau menyatakan bahwa setelah 2 minggu pemeliharaan dan penggunaan alat, kelompok kami belum mengalami kendala yang berarti. Selanjutnya pada kegiatan monitoring dan evaluasi terlihat bahwa kelompok pangkal ikan telah berhasil melakukan budidaya lalat BSF hingga menghasilkan telur kembali. Hal ini dapat terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

(5)

Jurnal Mardika, Masyarakat Berdikari dan Berkarya Vol 2 No 1, Maret 2023

Dari gambar 3 terlihat jumlah tempat yang digunakan semakin banyak dan maggot yang dihasilkan juga semakin banyak hingga telah dapat diberikan kepada lele sebagai pakan alternatif. Dengan demikian dengan adanya program PKM pada mitra tentang budidaya lalat BSF dan Penerapan alat pemberian pakan otomatis berbasis IOT dapat membantu mengurangi biaya pakan dan dapat mengontrol pemberian pakan secara tepat sehingga lebih efektif dan efisien

Kesimpulan

Kesimpulan dari program pengabdian ini yaitu :

1. Pelaksanaan program mampu memberikan pemahaman mengenai budidaya lalat BSF dan penerapan alat pemberian pakan otomatis berbasis Internet of Things (IOT)

2. Pelaksanaanprogram memberikan dampak yang positif khususnya bagi kelompok Pangkal Ikan sehingga mampu mengurangi biaya pakan dan dapat mengontrol pemberian pakan secara tepat sehingga lebih efektif dan efisien mempercepat proses produksi.

Ucapan Terima Kasih

Penulis berterima kasih kepada Bapak Rektor, Pimpinan LPPM dan PM Universitas Samudra untuk program PKM DIPA UNSAM tahun 2022. Penulis juga berterima kasih kepada Datok Penghulu dan kelompok ternak Pangkal Ikan Desa Pangkalan, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang. Selain itu, terima kasih kepada Tim PKM dan Mahasiswa serta semua pihak yang membantu suksesnya kegiatan PKM ini.

Daftar Pustaka

Chang et al., “Jaundice in cultured hybrid catfish, Clarias betrachus x Clarias fuscusi,” J. Vet.

Clin. Sci. , vol. 1, no. 2, pp. 47–51, 2008, [Online]. Available:

https://www.researchgate.net/publication/242188150.

Gunadi, E. Harris, E. Supriyono, and T. Budiardi, “Ketercernaan protein dan ekskresi amonia pada pemeliharaan ikan lele Clarias gariepinus Protein digestibility and ammonia excretion in catfish Clarias gariepinus culture,” vol. 12, no. 1, pp. 62–69, 2013.

M. Shumo et al., “The nutritive value of black soldier fly larvae reared on common organic waste streams in Kenya,” Sci. Rep., vol. 9, no. 1, pp. 1–13, 2019, doi: 10.1038/s41598-019-46603-z.

Sari, “Data Penduduk Desa Pangkalan,Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang,”

Wawancara Pribadi.11 Maret 2022

Zozo, M. M. Wicht, V. V. Mshayisa, and J. van Wyk, “The Nutritional Quality and Structural Analysis of Black Soldier Fly Larvae Flour before and after Defatting,” Insects, vol. 13, no. 2, pp.

1–10, 2022, doi: 10.3390/insects13020168.

Referensi

Dokumen terkait