1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah memiliki peran penting terhadap keberadaan suatu negara. Di artikan secara luas pemerintah ialah sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh negara dalam menjalankan kesejahteraan rakyatnya dan negaranya sendiri, Menurut U. Rosenthal (Muhadam & Teguh, 2015) bahwasanya pemerintah dapat diartikan secara umum dengan suatu proses serta juga struktur keseluruhan, yang mana terlibat dalam berbagai keputusan dan juga kebijaksanaannya yang sifatnya mengikat untuk kehidupan secara bersama.
Hadirnya pemerintah pada suatu negara berisikan aturan atau penjaminan kesejahteraan serta manfaatnya ke masyarakat dimana semuanya telah di atur pada Undang-Undang. Pemerintah di posisikan sebagai solusi bagi rakyat.
Pandangan tersebut demikian memiliki nilai positif terhadap hadirnya pemerintah.
Bagi negara sosialis sudah pasti peran dan fungs pemerintah sangat besar sekali dalam menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, pensiunan, pertumbuhan ekonomi pembangunan sosial , hingga menjamin ketertiban dan keamanan (Taufik, 2019) Dengan kata lain, banyaknya tugas dan fungsi pemerintah ini tak bisa di gantikan oleh intitusi manapun.
Secara umum terdapat 4 fungsi pemerintah yakni fungsi pelayanan (service), fungsi pengaturan (regulating), fungsi pembangunan (development), dan fungsi pemberdayaan (empowerment)yaitu:
a. Fungsi Pemberdayaan
Menurut Totok dan Poerwoko dalam (Windasari et al., 2021), pemberdayaan ialah segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu, kelompok serta juga masyarakat umum dalam melaksanakan pilihan serta juga dapat mengontrol lingkunnga masing-masing supaya dapat memenuhi keinginan mereka berupa adanya akses dalam sumber daya yang berkaitan dengan pekerjaan dan aktivitas masyarakat.
b. Fungsi Pelayanan
Fungsi utama pemerintah adalah memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat disemua sektor. Masyarakat tak akan dapat berdiri sendiri memenuhi kebutuhan tanpa adanya pemerintah yang memberikan pelayanan. Inimerupakan fungsi yang bersifat umum dan dilakukan oleh seluruh negara di dunia.(Hikma Dian Sari, 2022)
c. Fungsi Pengaturan
Pemerintah memiliki fungsi regulating (pengaturan) ialah pemerintah mengatur seluruh sektor dalam masyarakat dengan kebijakan-kebijakan dalam bentuk perundang-undangan entah berupa peraturan pemerintah, ataukah peraturan-peraturan yang lain. Sebagian maksud dari fungsi ini ialah agar stabilitas negara terjaga, dan pertumbuhan negara sesuai yang diinginkan.
d. Fungsi Pembangunan
Dalam fungsi pembanguan bertujuan sebagi pemacu pembangunan suatu daerah yang mencangkup seluruh aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan
yang di maksud ialah pembangunan yang memberi manfaat baik itu dari ekonomi, kesehatan, infrastruktur dan sebagainya.(Robist Hidayat, 2018)
Sampah kota didefinisikan sebagai sampah yang dibuang begitu saja oleh warga kota. Masalah sampah perkotaan adalah volume sampah yang signifikan dan melampaui kapasitas daya tampung tempat pembuangan akhir (TPA). Adapun factor-faktor antara lain ialah tempat pembuangan sampah semakin sempit, faktor jarak menyebabkan lebih sedikit pengangkutan sampah, teknologi pengolahan sampah belum optimal, tempat penampungan sampah sementara (TPS) terbatas, kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah dalam pengelolaan sampah, kurangnya pendidikan dan pengaturan diri tentang pengelolaan sampah, dan pengelolaan sampah yang tidak efisien. Banyak artikel yang menyatakan bahwa Indonesia dan juga masyarakat dunia mengalami permasalahan sampah, bahkan sudah sampai pada taraf krisis sampah. Dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian plastik kini telah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. Data pada tahun 2018 saja sudah diproduksi sebanyak 380 juta ton plastik. Sejak tahun 1950an sampai 2018 telah diproduksi plastik sebanyak6,3 milyar ton di seluruh dunia..(Gistituati, N., & Ningrum, 2019)
Dalam permasalahan tersebut pemerintah tentu harus ikut terlibat dalam kegiatan akan operasinal sampah, meliputi dari tahap pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir, dan pemanfaatan sampah. Kemudian terdapat beberapa factor dalam mempengaruhi pengelolaan sampah salah satunya dalam aspek sosial politik. Institusi pemerintah yang berhubungan dengan pengelolaan sampah tersebut baik pada tingkat pusat maupun daerah anatar lain Kementrian
Lingkungan Hidup, Kementrian Pekerjaan Umum, Unit Pelaksana Teknisi Dinas, Dinsa Kebersihan dan Pertamanan, Perusahaan Daerah Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Pengelola Lingkungan Hidup. Selain pada Institusi pemerintah yang merupakan peran dalam mendukung keberhasilan akan pelaksanaan program serta kegiatan penanganan sampah di perkotaan, juga tergantung pada ketersediaan sarana dan prasarana sampah yang dimiliki oleh pemerintahan (Prokomsetda, 2017).
Lingkungan hidup yang baik serta sehat ialah hak asasi tiap masyarakat negara Indonesia, sebagaimana di sebutkan dalam pasal 28H ayat( 1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan kalau“ Tiap orang berhak sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik serta sehat dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan” berdasarkan pada Pasal 28H ayat( 1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hingga pemerintah membentuk Undang- Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlidungan serta Pengelolaan Lingkungan hidup, yang mengatur mengenai larangan dalam perlindungan serta pengolahan lingkungan hidup untuk menghindari terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (DPR RI, 2017)
Hukum lingkungan ialah hukum fungsional, sebab bertujuan unuk mengatasi pencemaran, pengurusan, dan perusakan lingkungan sehingga terbentuk. lingkungan yang baik, sehat, indah, dan nyaman bagi seluruh rakyat.
Salah satu Kota di Provinsi Kepulauan Riau ialah Tanjungpinang yang masih juga terdapat masalah didalamnya serta dengan banyak tumpukan sampah yang ada
dan terletak dipinggir-pinggir jalan, serta di tempat sampah lainnya. Tumpukan sampah berserakan di beberapa titik, termasuk salah satunya (lokasi sesuai dengan pencarian, jangan asal-asalan). Situasi sampah yang menumpuk di pinggir jalan tentunya akan membuat frustasi para pejalan kaki dan masyarakat sekitar.
Tumpukan sampah akan sangat mengganggu jika hujan turun dan dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan, karena bau busuk dan lalat masih beterbangan di seluruh area pemukiman (Franklin Michael Hutasoit, 2019).
Berdasarkan pada hasil observasi penulis menemukan bahwa di Tanjungpinang adalah posisi yang strategis dimana banyak sekali tempat-tempat wisata yang mana masyarakat tertarik untuk berjualan dan juga mengenyam pendidikan karena terdapat kampus, sekolah dan PT/industri, namun seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk mengakibatkan produksi sampah meningkat sehingga menyebabkan peningkatan volume sampah yang dapat menimbulkan dampak negatif. dampak negatif jika tidak dibuang dengan benar.
Masyarakat terus bertambah dengan banyaknya rumah yang dibangun di Kota Tanjungpinang. Penulis menemukan masih ada masyarakat yang masih kurang berminat membuang sampah pada tempatnya, jumlah TPA di kota Tanjungpinang relatif sedikit, hal ini menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan akibat tumpukan sampah yang dibuang. di persimpangan dan pinggir jalan.
Banyaknya jumlah penduduk di Kota Tanjungpinag menimbulkan banyak permasalahan di masyarakat. Salah satunya adalah masalah sampah yang mencakup berbagai kategori seperti sampah kering dan sampah basah. Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi sampah di Kota Tanjungpinang cukup besar
mengingat pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Seperti data table di bawah ini dapat di lihat ada peningkatan produksi sampah dari tahun ke tahun.
Tabel.1.1 Data Sampah Terangkut Ke UPTD TPA Kota TanjungPinang
No Tahun Produksi Rata-Rata M3 Rata-Rata Berat Ton
1 2017 115,301.68 28,825.42
2 2018 122.601.08 30,650.27
3 2019 133,123.88 33,280.97
4 2020 133,366.20 33,341.55
5 2021 31,758,550.00 31,758.55
Jumlah 32,262,942.84 157,856.76
Sumber: Data Olahan TPA Kota TanjungPinang, 2022
Oleh karena itu dalam hal ini pemerintah menerapkan kebijakan pemungutan retribusi sampah yang dilakukan oleh Kementerian Perumahan Rakyat, Kawasan dan Perkotaan. Biaya itu sendiri dipungut dengan SKRD (Surat Ketetapan Retribusi Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan itu.
Pemungutan royalty, ini cukup efektif dalam meningkatkan kebersihan lingkungan dan menunjang pendapatan daerah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tanjungpinang Rionodi, Kepri, Minggu (9/1/2022), menyampaikan bahwasanya target tersebut jauh lebih besar daripada hasil kesepakatan tim penganggaran yang hanya mencapai Rp 1,5 Miliar. Namun dalam target tersebut akan berpotensi terjadi realisasi bila Perda Nomor 5 Tahun 2012 tentang retribusi pengelolaan sampah tersebut dapat berjalan secara maskimal. Efektivitas akan peyelenggaraan Perda tersebut baru tahun ini dikarenakan sebelumnya tagihan akan jasa pembersihan sampah dulunya dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertamanan selama hampir sembilan tahun terbit Perda tersebut, dan menurut beliau pada
masa-masa tersebut penarikan retribusi sampah tidak berjalan maksimal dan tidak sesuai dengan Perda yang ada. (Fuji Pratiwi, 2022)
Adapun yang di atur dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, yang titik beratnya berada pada Kabupaten/Kota, memberikan kwenangan kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri, maka perlu ditunjang oleh sumber pembiayaan yang sah, salah satunya berasal dari pendapatan asli daerah berupa retribusi daerah yang mana terdiri dari:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil
d. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum e. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadaman Kebakaran f. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
g. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan kakus h. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang dan
i. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Dapat di lihat besaran tarif Retribusi Persampahan/Kebersihan di Kota Tanjungpinang pada table di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 1.2 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
NO OBJEK RETRIBUSI BESARNYA
1 Perumahan
a. Rumah tempat tinggal di pinggir jalan raya Rp.20.000/bulan b. Rumah tempat tinggal tidak di pinggir jalan raya Rp.10.000/bulan c. Rumah kos:
Jumlah 1 kamar sampai dengan 5 kamar Rp.20.000/bulan
Jumlah 6 kamar sampai dengan 10 kamar Rp.30.000/bulan
Jumlah 11 kamar sampai dengan 25 kamar Rp.40.000/bulan
Jumlah di atas 25 kamar Rp.50.000/bulan 2 Perdagangan
a. Pedagang kaki lima (per-hari) Rp.1.000/bulan b. Toko kecil/kios (per-pintu) Rp.50.000/bulan c. Toko besar/ruko (per-pintu) Rp.120.000/bulan d. Toko Swalayan (perunit) Rp.200.000/bulan
e. Mall/Plaza Rp.400.000/bulan
3 Hotel/Penginapan
a. Hotel berbintang 4 ke atas Rp.500.000/bulan
b. Hotel berbintang 1-3 Rp.400.000/bulan
c. Hotel Melati Rp.300.000/bulan
d. Losmen/pondok wisata:
Jumlah kamar 1-10 Rp.60.000/bulan
Jumlah kamar 10-20 Rp.80.000/bulan
Jumlah kamar 20-30 Rp.120.000/bulan
Jumlah kamar diatas 30 setiap 1 kamar
ditambah Rp.10.000/bulan
4 Restoran/ Rumah Makan Dan Sejenisnya
a. Jumlah 1-5 meja Rp.60.000/bulan
b. Jumlah 5-10 meja Rp.80.000/bulan
c. Jumlah 10-15 meja Rp.120.000/bulan
d. Diatas 15 meja, setiap meja ditambah RP.100.000/bulan 5 Perusahaan/ Pabrik/Industri dan Sejenisnya
a. Luas 0 s/d 50m Rp.100.000/bulan
b. Luas 51 s/d 100 m2 Rp.200.000/bulan
c. Luas diatas 100 m2 setiap kelebihan dari 100m2
tiap m2 Rp.10.000/bulan
6 Usaha Liburan/ Rekreasi dan Tempat-Tempat Umum
a. Bioskop Rp.100.000/bulan
b. Billyard Rp.60.000/bulan
c. Salon kecantikan Rp.30.000/bulan
d. Tempat Rekreasi Rp.100.000/bulan
e. Terminal/ Pelabuhan Rp.80.000/bulan
f. Olahraga Rp.100.000/bulan
7 Tempat Usaha Lainya
a. Bengkel mobil/ Show room Rp.200.000/bula
b. Bengkel sepeda motor Rp.125.000/bulan
c. Gudang Rp.400.000/bulan
d. Garasi/ Parkir alat berat, bus truck Rp.300.000/bulan e. Garasi kendaraan lainnya Rp.100.000/bulan 8 Perkantoran
a. Pemerintah Rp.100.000/bulan
b. Non Pemerintah/ Swasta Rp.100.000/bulan
c. Rumah sakit Rp.200.000/bulan
d. Puskesmas Rp.100.000/bulan
e. Sekolah/ Lembaga pendidikan Rp.50 000/bulan 9 Khusus
a. Membuang sampah ke TPA langsung selain dari Transfer Depo TPS dan pasar (per-m3)
Rp.5.000/bulan b. Membuang sampah tinja ke instalasi pengolahan
lumpur tinja/ IPLT (per-hari)
Rp.50.000/bulan c. Jasa sewa mobil toilet (per-hari)
Rp.500.000/bulan Sumber Data olahan: Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan dan Permukiman, 2022
Yang menjadi indikasi masalah penelitian dalam retribusi sampah ini yaitu, masih banyak masyarakat Kota Tanjungpinang yang tidak mengetahui tentang peraturan daerah retribusi persampahan sehingga pelaksanaannya tidak efektif, serta masyarakat merasa pelayanan yang dilakukan oleh pihak yang bertugas tidak memuaskan sehingga kemauan untuk membayar tidak ada. Dengan adanya permasalahan ini tentu membawa pengaruh kepada peningkatan akan
retribusi persampahan di Kota Tanjungpinang. Maka pemerintah harus memikirikan hal tersebut dengan serius dan bijaksana juga berusaha melakukan upaya pengoptimalan dalam peningkatan penerimaan retribusi sampah, sehingga akan berdampak dalam kontribusi yang maksimal pada peningkatan APBD.
Contohnya, pemilik ruko seharusnya membayar Rp 120.000/bulan, tapi selama sembilan tahun terakhir hanya membayar Rp 25.000/bulan. Pada 2021 baru diserahkan urusan penagihan itu kepada Dinas lingkungan hidup. Sementara kepala Dinas lingkungan hidup baru menjabat sebagai kepala dinas pada pertengahan 2021. Karena itu, setelah sosialisasi, petugas baru mulai menarik retribusi dengan maksimal pada tahun ini.
Data pada tabel di bawah ini membahas tentang penerimaan Retribusi persampahan sejak tahun 2016 sampai dengan 2019 yang belum berjalan secara maksimal.
Tabel 1.3 Realisasi Penerimaan Retribusi Persampahan / Kebersihan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan dan Perumukiman Kota Tanjungpinang Tahun Target Jumlah Realisasi
Penerimaan
Persentase 2016 Rp. 875.000.000 Rp916.430.000,00 104,73%
2017 Rp. 875.000.000 Rp941.354.000 107,58%
2018 Rp.1.075.000.000 Rp965.187.200 89,81%
2019 Rp 1.050.000.000 Rp917.483.000 87,37%
2020 Rp.1,050,000,000 Rp. 784,686,000 74,73%
2021 Rp.1000.000.000 RP.336.009.200 33,60%
Sumber Data olahan: Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan dan Permukiman, 2022 Ini masalah dalam pendapatan Retribusi, terlihat jelas dari tabel di atas, bahwa dari tahun 2016 hingga 2021 baru tercapai 2 tahun, dan pencapaiannya tidak terlalu besar. Sebagaimana dijelaskan di atas, salah satu sumber pendapatan utama daerah adalah retribusi sampah. Untuk itu perlu adanya perhatian dari
semua pihak baik pemerintah maupun pelaku masyarakat sebagai kewajiban retribusi untuk menyikapi bagaimana mengelola retribusi sampah yang ada sehingga benar-benar berkontribusi terhadap pertumbuhan sampah menjadi suatu pendapatan awal bagi daerah. Karena pengelolaan sampah tidak dapat dipisahkan dari fungsi pengelolaan, maka harus didukung dengan pengelolaan yang optimal, karena pengelolaan diperlukan bagi organisasi untuk mencapai tujuan-nya. Oleh karena hal itu peneliti memiliki keinginan melakukan dan melaksanakan penelitian dengan judul: Evaluasi pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan di Kota Tanjungpinang Tahun 2021
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil dari pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 pada pasal 11 di Kota Tanjungpinang?
1.3 Tujuan Penelitian
Pada penjabaran mengenai rumusan masalah yang ada di atas, diharapkan adanya sebuah kejelasan yang akan dijadikan tujuan untuk penulis dalam skripsi terkait. Tujuan yang kemudian ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan ini ialah. Untuk mendapatkan dan mengetahui hasil dari Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 di Kota Tanjungpinang.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan menjadi manfaat baik itu secara teoritis maupun praktis, yaitu:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk
1. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai jurnal dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan peraturan daerah tentang Retribusi persampahan dan kebersihan.
2. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan pembaca dalam memberikan pengetahuan tentang retribusi persampahan dan kebersihan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tehadap dampak yang dihasilkan dari evaluasi retribusi sampah oleh peraturan daerah nomor 5 tahun 2012 TanjungPinang, serta diharapkan berguna terhadap penelitian selanjutnya terkait dengan evaluasi Peraturan daerah nomor 5 tahun 2012 tentang penarikan retribusi sampah di TanjungPinang. Dari hasil penelitian ini diharpakan menjadi manfaat bagi pihak yang terkait dalam proses penarikan retribusi sampah di kota Tanjungpinang serta memberikan gambaran kepada masyarakat terhadap perautan retribusi sampah di kota Tanjungpinang.